Journal Reading Orthodontic - Orthodontic Removable Appliance with Posterior Bite Plane Use is not Associated with Developing Sleep-Disordered Breathing Symptoms in Healthy Children
Journal Credit :
Orthodontic Removable Appliance with Posterior Bite Plane Use is not Associated with Developing Sleep-Disordered Breathing Symptoms in Healthy Children
Chidsanu Changsiripun, DDS, PhD1
Nicha Tokavanich, DDS2
Fernanda R. Almeida, DDS, MSc, PhD3
Faculty of Dentistry, Chulalongkorn University, Thailand
1 of 33
More Related Content
Journal Reading Orthodontic - Orthodontic Removable Appliance with Posterior Bite Plane Use is not Associated with Developing Sleep-Disordered Breathing Symptoms in Healthy Children
2. 2
JOURNALREADING-ORTHODONTIA
03
02
01
Penyakit ini mayoritas disebabkan kondisi
pernafasan ; pola pernafasan yang tidak
normal atau ventilasi yang tidak
memadai saat tidur
7,3% dari pasien ortodontik muda di
Amerika Serikat memiliki resiko tinggi
terhadap penyakit gangguan
pernafasan saat tidur.
Beberapa metode ortodontik merubah
morfologi dentofasial, yang berisiko
pada posisi lidah dan dimensi faringeal.
3. 3
JOURNALREADING-ORTHODONTIA
06
05
04
Peneliti melaporkan bahwa
pembukaan/peningkatan dimensi
vertikal mengakibatkan gangguan
sistem pernapasan bagian atas pada
enam pasien sehat
Piranti mandibular advancement tanpa
perbaikan protrusi memperburuk gejala
pada beberapa pasien OSA
Obstructive sleep apnea (OSA) atau
Apnea Tidur adalah penyakit gangguan
pernafasan saat tidur yang paling
banyak terjadi
4. 4
JOURNALREADING-ORTHODONTIA
08
07
Selain itu, tidak ada laporan yang
menyelidiki hubungan ini pada pasien
yang diobati dengan piranti ortodontik
yang memperbaiki gigitan, yang
diindikasikan sebagai perawatan
interseptif untuk crossbite anterior pada
geligi campuran
Oleh karena itu, masih belum
terselesaikan apakah peningkatan
dimensi vertikal berhubungan dengan
risiko gangguan pernafasan atau tidak.
6. JOURNALREADING-ORTHODONTIA
6
Anak dengan fase geligi campuran tanpa
riwayat perawatan ortodontik dijadikan
pasien dari institusi departemen ortodontik.
Anak memiliki pola skeletal kelas I dihitung
dari sefalogram lateral menggunakan analisis
Sassouni arc dan didiagnosis crossbite anterior.
Rencana perawatan mereka termasuk
penggunaan piranti lepasan rahang atas
dengan bite plane posterior, tanpa sekrup
ekspansi.
7. Indeks masa tubuh/ body
mass index (BMI) kurang
dari 95th persentil
Tidak terdapat kondisi kesehatan yang melibatkan mid-facial
hypoplasia, makroglosia, rhinitis, influenza, atau kelainan
neuromuskular dan gejala penyakit gangguan pernafasan saat tidur
Kriteria terakhir yaitu memiliki skor pre-insersi
kurang dari 60 di OSA-18 dan skor kurang dari
7 di PSQ (The Pediatric Sleep Questionnaire).
JOURNALREADING-ORTHODONTIA
7
1 2 3
8. JOURNALREADING-ORTHODONTIA
8
21
Pasien yang tidak menggunakan
piranti dengan baik
Pasien yang orangtuanya tidak bisa
mengamati kebiasaan tidur anaknya
pasien dengan
kuisioner yang
diselesaikan dengan
pengasuh yang
berbeda..
9. ABOUTTHEPRODUCT
9
1. Plat akrilik dengan cakupan oklusal bilateral gigi
posterior
2. Klamer retensi pada molar pertama permanen dan
antara molar desidui
3. Pegas protrusi untuk setiap gigi seri pada posisi crossbite,
dan busur labial yang dapat dilihat pada gambar
4. Ketebalan bite plane posterior dirancang secara
individual untuk meninggikan gigitan dan mencapai
jarak inter insisal 2 mm untuk setiap pasien
5. Para pasien diinstruksikan untuk melepas alat hanya
selama makan atau ketika membersihkan mulut. Tiga
poin skala Likert digunakan untuk menilai kepatuhan
pasien
1
2
3
10. JOURNALREADING-ORTHODONTIA
10
Less than 16 hr
per day
More than 16
hr per day
As suggested
by the clinician
How long your
kids use the
appliance?
Less than 16 hr per day : Kepatuhan yang buruk
More than 16 hr per day : Kepatuhan menengah
As suggested by the clinician : Kepatuhan yang baik
11. JOURNALREADING-ORTHODONTIA
11
Bagian kedua terdiri
dari OSA-18 dan PSQ.
OSA-18 terdiri dari 18
item, dibagi menjadi 5
subskala
Bagian pertama berisi
pertanyaan demografis,
termasuk usia pasien dan BMI
serta ketebalan bite plane
posterior
Gangguan tidur
Gejala fisik
Pendapat pengasuh
01
02
05
Tekanan emosional
Keluhan siang hari
03
04
OSA-18 dinilai dengan
tujuh poin. Skor total
adalah jumlah 18 item,
mulai dari 18 (tidak ada
dampak pada kualitas
hidup) hingga 126 (18x7)
(dampak negatif utama)
13. JOURNALREADING-ORTHODONTIA
13
PSQ berisi 22 item ya atau tidak dibagi menjadi tiga domain: (1) skala kantuk; (2)
skala dengkuran; dan (3) skala perhatian / hiperaktif. Skor berkisar dari 0 hingga
22. Skor PSQ > 7 atau skor OSA-18 > 60 dianggap abnormal dalam penelitian
sebelumnya.
Kuisioner diisi oleh orang tua
dari pasien. Data dikumpukan
dalam tiga tahap:
1 bulan pre-insersi;
1 hari post-insersi;
1 bulan post-insersi
Untuk mengevaluasi intra-subject
reliability, tes ulang dilakukan secara
acak sebelum insersi piranti pada hari
insersi dilakukan ke 30% pasien
15. JOURNALREADING-ORTHODONTIA
15
Skor tes ulang dibandingkan dengan skor pra-insersi satu bulan
menggunakan intraclass correlation coefficient (ICC). Nilai ICC:
< 0,5 : reliabilitas yang buruk
0,5 - 0,75 : reliabilitas sedang
0,75 - 0,9 : reliabilitas yang baik
> 0,9 : reliabilitas yang sangat baik
16. JOURNALREADING-ORTHODONTIA
16
Data dianalisis menggunakan perangkat lunak
Statistical Package for the Social Sciences 22.0
(SPSS,IBM Corp.,Chicago, Ill., USA).
Semua hasil ditunjukkan melalui standard deviasi rata-rata.
Analisis pengukuran berulang dari variasi (ANOVA) : membandingkan skor dari
kedua kuisioner 1 bulan pre-insersi, 1 hari post-insersi dan 1 bulan post-insersi.
Kolerasi Pearson : mengetahui korelasi antara ketebalan bite plane posterior dan
bertambah parahnya gejala penyakit gangguan pernafasan saat tidur.
Hasil statistik signifikan ketika P<0,05.
17. Pada awalnya, terdapat
18 anak yang dijadikan
pasien dalam penelitian
ini.
1 pasien dikeluarkan
karena, kuisionernya
diselesaikan oleh pengasuh
yang berbeda.
JOURNALREADING-ORTHODONTIA
17
Namun, 1 pasien
dikeluarkan karena
orang tua tidak dapat
mengamati kebiasaan
tidur pasien
18. Semua orang tua melaporkan anak
mereka menggunakan piranti dengan
baik pada pagi dan malam sesuai instruksi,
kecuali saat makan dan membersihkan
rongga mulut.
Mean dari peninggian gigitan di
penelitian ini adalah 3,50賊1,51 mm.
Mean dari umur 16 pasien (8 laki-laki dan
8 perempuan) adalah 10,03 賊 1,13 tahun
dengan BMI 17,25 賊 2,33kg/m2
JOURNALREADING-ORTHODONTIA
18
Crossbite anterior telah sukses
dikoreksi di semua pasien.
Mean dari durasi perawatan
adalah 1,56賊0,73 bulan
(rentang antara 1-3 bulan)
.
.
20. JOURNALREADING-ORTHODONTIA
20
Intraclass correlation coefficient (ICC) untuk skor OSA-18
dan PSQ adalah 0,87 dan 0,96 yang menunjukkan keterkaitan
hubungan yang sangat baik.
Pengukuran ANOVA menunjukkan tidak adanya perbedaan
yang signifikan antara skor OSA-18 dan PSQ 1 bulan pre-insersi,
1 hari post-insersi atau 1 bulan post-insersi (Tabel).
22. JOURNALREADING-ORTHODONTIA
22
Korelasi Pearson: tidak adanya korelasi signifikan antara
ketebalan bite plane posterior dan perbedaan skor :
OSA-18 pre-insersi dan 1 hari post-insersi (r= -0,307 . P=0,248)
OSA-18 pre-insersi dan 1 bulan post-insersi (r=0,132 , P=0,627).
.
Tidak ada hubungan signifikan antara ketebalan
bite plane posterior dengan skor PSQ pre-insersi dan post-
insersi dalam 1 hari (r= - 0,084, P=0,758) atau 1 bulan
(r=0,089 , P=0,744).
23. Bertambahnya dimensi vertikal
memungkinkan efek kurang baik pada kondisi
jalan nafas bagian atas yang terbuka. Hal ini
dikarenakan lidah dan tulang hyoid terletak
lebih posterior ketika rahang dalam posisi
terbuka.
Anak-anak mungkin tidak bisa menutup
mulutnya karena besarnya pembukaan
gigitan oleh piranti, yang mengakibatkan
bernafas melalui mulut. Hal ini berkaitan erat
dengan gejala terjadinya penyakit gangguan
pernafasan saat tidur.
Bagaimanapun juga, hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa
tidak adanya hal yang signifikan
dari gejala penyakit gangguan
pernafasan saat tidur di anak-anak
yang menggunakan piranti
lepasan ortodontik.
JOURNALREADING-ORTHODONTIA
23
24. 24
JOURNALREADING-ORTHODONTIA
Hanya satu anak memiliki perkembangan penyakit gangguan pernafasan saat
tidur berdasarkan skor PSQ-nya yang meningkat dari 5 ke 9.
Muncul persepsi: penyakit gangguan pernafasan saat tidur berkembang
karena penggunaan piranti ortodontik.
Namun, ini tidak mengimplikasikan bahwa skor pre-insersi yang lebih
tinggi mengindikasikan lebih tingginya peluang berkembangnya gejala
abnormal setelah pemakaian piranti karena tidak adanya gejala penyakit
gangguan pernafasan saat tidur di dua anak lainnya dengan skor PSQ pre-
insersi yang sama, yaitu 5.
25. Hasil penelitian konsisten dengan Pitsis et al.,: perubahan parameter tidur
yang membaik dari pasien dengan OSA (Oral Sleep Aphnea) yang
menggunakan mandibular advancement splint yang tidak berkaitan
dengan jumlah pelebaran dimensi vertikal
JOURNALREADING-ORTHODONTIA
25
Kontras dengan Nikolopoulou et al. : gejala OSA berkembang dari
penggunakan piranti ortodontik di rahang bawah.
Bagaimanapun juga, berkembangnya gejala dari OSA hanya muncul di
beberapa pasien. Perbedaan yang utama antara penelitian tersebut dengan
penelitian ini adalah pasien mereka adalah pasien OSA, dan pasien
penelitian ini adalah pasien sehat.
26. 26
JOURNALREADING-ORTHODONTIA
Hasil ini mengindikasikan, peninggian gigit tidak hanya faktor yang
mengakibatkan munculnya gejala pada anak ini, karena tidak ada gejala abnormal
di anak lain yang menggunakan piranti dengan bite plane posterior yang lebih tebal
darinya.
Kemungkinan lain, jumlah penambahan dimensi vertikal di penelitian ini tidak
begitu besar untuk mengakibatkan perilaku bernafas melalui mulut.
Piranti tidak mengakibatkan munculnya gejala abnormal di hampir
semua pasien.
27. Dalam penelitian ini, durasi perawatan bervariasi dari 1 -3 bulan, dan gigi diposisikan
dengan benar pada akhir periode pada semua pasien.
Hasil menguntungkan ini dapat dikaitkan dengan tingkat kepatuhan tinggi terhadap
piranti lepasan di pasien penelitian ini.
Penelitian ini memiliki keterbatasan. Orang bisa berpendapat secara subjektif dari
penilaian kepatuhan pada kuisioner, seperti yang dilaporkan oleh orang tua pasien,
mungkin tidak dapat diandalkan.
Selanjutnya, risiko efek Hawthorne dan bias keinginan sosial harus diakui. Anak-anak
mungkin menunjukkan kerjasama yang lebih baik daripada yang bisa diharapkan
secara klinis karena mereka sadar akan dievaluasi dalam penelitian.
JOURNALREADING-ORTHODONTIA
27
28. JOURNALREADING-ORTHODONTIA
28
Meningkatnya dimensi vertikal menunjukkan hasil dari piranti yang mungkin
tidak memengaruhi berkembangnya gejala penyakit gangguan pernafasan saat
tidur di anak yang sehat tapi mungkin pada pasien OSA. (Penelitian lebih lanjut
diperlukan untuk mengevaluasi hipotesis ini.)
Tidak seperti penelitian sebelumnya, penelitian ini menggunakan anak-anak
sebagai subjek, bukan remaja atau dewasa.
Jalur nafas atas dari anak sehat lebih resistan dibandingkan dengan orang dewasa
karena respon aktivasi reflek syaraf motorik atas yang lebih besar terhadap tekanan
asing.
Anak-anak lebih rentan untuk perkembangan penyakit gangguan pernafasan
saat tidur. Ini harus digarisbawahi bahwa piranti yang digunakan dalam
penelitian sebelumnya keduanya meninggikan dan memperbaiki gigitan,
sedangkan dalam penelitian ini, gigitan ditinggikan namun tidak diperbaiki
seluruhnya.
29. JOURNALREADING-ORTHODONTIA
29
Keterbatasan dari penelitian ini
adalah alat ukur yang
digunakan, standard emas dari
diagnosis penyakit gangguan
pernafasan saat tidur adalah
polysomnography.
(+)
menunjukkan diagnosis yang tepat
memberikan informasi seperti posisitidur
dan level oksigen dalam darah
(-)
Namun polysomnography terlalu mahal
dan tidak mudah untuk diakses.
30. JOURNALREADING-ORTHODONTIA
30
Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini tidak untuk mendiagnosis pasien tetapi
untuk mengetahui apakah piranti memengaruhi gejala abnormal pada pasien.
PSQ dan OSA-18 karena dua hal ini valid dan tepat untuk populasi anak-anak.
Ukuran sampel yang lebih besar dibutuhkan untuk mengurangi kemungkinan
error tipe II.
Follow-up dalam waktu yang lebih lama diperlukan untuk mengamati dampak
jangka panjang dari piranti. Bagaimanapun juga, piranti lepasan ortodoktik
dengan bite plane posterior hanya digunakan untuk jangka pendek untuk
mengoreksi maloklusi minor. Ketika crossbite anterior terkoreksi, bite plane posterior
dihilangkan dari piranti.
31. Perawatan jangka pendek menggunakan piranti
lepasan ortodontik dengan bite plane posterior tidak
menginisiasi adanya gejala penyakit gangguan
pernafasan saat tidur
JOURNALREADING-ORTHODONTIA
31
Jumlah pelebaran dimensi vertikal tidak
menyebabkan efek buruk pada anak
yang sehat.
ke sim pu lan
32. JOURNALREADING-ORTHODONTIA
32
Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengetahui
faktor lain yang mungkin memberikan efek
terhadap hubungan antara dimensi vertikal dan
penyakit gangguan pernafasan saat tidur.
Hasil dari penelitian ini mungkin menunjukkan hasil yang
berbeda bila sampel/ pasien yang digunakan merupakan
pasien obesitas, dikarenakan faktor resiko terjadinya
penyakit gangguan pernafasaan saat tidur
NARAS