Dokumen ini membahas tentang implementasi manajemen bandwidth di SMA Negeri Sariwangi dengan menggunakan router Mikrotik untuk membagi bandwidth internet secara merata ke seluruh pengguna. Topologi jaringan dirancang dengan menghubungkan modem internet ke router Mikrotik lalu ke switch, dan dari sana ke komputer-komputer pengguna. Teknik queue tree pada Mikrotik digunakan untuk membatasi kecepatan download setiap pengguna sesuai porsi bandwidth yang dialokasikan
1 of 7
More Related Content
Jurnal manajemen bandwidth internet dengan router mikrotik di sma negeri sariwangi tasikmalaya
1. 1
MANAJEMEN BANDWIDTH INTERNET DENGAN ROUTER MIKROTIK DI SMA NEGERI SARIWANGI TASIKMALAYA
Rudi Hendrawan (432007067120137)
D-3 Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan STMIK Tasikmalaya
Email : kantorpusat@stmik-tasikmalaya.ac.id
ABSTRAK
Sebuah jaringan baru pada umumnya belum menerapkan manajemen bandwidth untuk penggunanya. Sama halnya dengan jaringan di SMA Negeri Sariwangi, setelah mengamati kecepatan akses internet, koneksinya menjadi tidak stabil ketika ada client yang memakai internet akselelator. Tujuan dari manajemen Bandwidth adalah penggunaan Router Mikrotik untuk memanajemen bandwidth agar dapat digunakan dengan maksimal dan diterima oleh setiap client secara adil. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian bersifat uji coba dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan studi kepustakaan dan observasi lapangan yang dilakukan di SMA Negeri Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya. Permasalahan dalam jaringan di SMA Negeri Sariwangi yaitu tidak adanya manajemen bandwidth. Sebagai langkah perbaikan dengan memanfaatkan metode queue tree pada mikrotik dengan tujuan agar bandwidth dapat terbagi secara dinamis dan merata kepada semua client. Saran yang diberikan penyusun yaitu SMA Negeri Sariwangi agar menambahkan beberapa wireless access point agar client mengakses internet melalui jaringan wireless dan tempat khusus untuk menyimpan peralatan jaringan.
Kata kunci : Manajemen Bandwidth, Mikrotik, Queue Tree
ABSTRACT
A new network generally not implement bandwidth management for users. Such as internet network in SMA Sariwangi, after observing internet speed access, the connection becomes unstable when there are clients who use the internet akselelator. The goal of the bandwidth management using Mikrotik Router for bandwidth managing that can be used its with full potential and received by each client fairly. The research method using testing method with a quantitative approach. Data collection techniques use literature study and observation at Sariwangi Senior High State School in Tasikmalaya District. Networking problem at Sariwangi Senior High State School isnt using bandwidth management. As improvements by utilizing the queue tree method on Mikrotik with the objective that bandwidth can be dynamically shared and equally for all client. For advice in order to adding some wireless access points so clients can accesses the Internet with a wireless network and a special place for storing the network equipments
Keywords: Bandwidth Management, Mikrotik, Queue Tree
PENDAHULUAN
Latar Belakang
SMA Negeri Sariwangi merupakan SMA yang berlokasi di Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya menggunakan jasa PT.Telkom dengan ISP TelkomSpeedy sebagai penyedia layanan internet berlangganan dengan kecepatan 1 Mbps untuk akses internet secara keseluruhan, baik untuk guru, karyawan dan siswa. Masalah yang timbul adalah pembagian bandwidth yang tidak stabil ketika semua menggunakan akses internet, sebagai contoh ketika salah satu client melakukan download terutama menggunakan download accelelator/ download manager yang sangat mungkin bisa menghabiskan bandwidth, karena bandwidth akan tersedot pada client tersebut, sehingga client yang lain akan merasakan koneksi yang lambat.
Untuk menjaga kelancaran pemakaian internet dan mengatur besaran bandwidth maka manajemen bandwidth yang baik diperlukan untuk menjamin para pengguna jaringan mendapatkan bandwidth yang adil dan memuaskan, menjaga lalu lintas data dalam jaringan agar tidak terjadi kemacetan akibat dari permintaan akses yang
2. 2
berlebihan. Mikrotik adalah salah satu vendor baik hardware dan software yang menyediakan fasilitas untuk manajemen bandwidth. Salah satu sistem operasi yang dapat digunakan untuk manajemen bandwidth adalah MikroTik RouterOS. Dengan MikroTik RouterOS dapat diterapkan berbagai teknik manajemen bandwidth. Diantara beberapa teknik manajemen bandwidth yang ditawarkan adalah bandwidth kontrol jenis Queue Tree.
Pembatasan Masalah / Rumusan Masalah
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas Dalam Laporan Tugas Akhir Ini akan dibahas tentang :
1. Bagaimana cara pembagian bandwidth yang sesuai dengan keadaan di SMA Negeri Sariwangi.
2. Bagaimana cara mengkonfigurasi bandwidth controler dengan router Mikrotik agar memaksimalkan penggunaan internet kepada setiap pengguna di SMA Negeri Sariwangi.
Identifikasi Masalah
1. Bagaimana perancangan sistem jaringan manajemen bandwidth di SMA Negeri Sariwangi?
2. Bagaimana cara memanajemen bandwidth di SMA Negeri Sariwangi?
Maksud dan Tujuan
1. Maksud
a. Manajemen bandwidth internet bagi pengguna jaringan dengan menggunakan MikroTik OS.
b. Mengembangkan kemampuan di bidang rekayasa software.
2. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk menjaga kelancaran pemakaian internet dan mengatur besaran bandwidth kepada para penggunanya memakai kontrol bandwidth dengan Mikrotik. Sehingga setiap pengguna mendapatkan bandwidth yang adil dan memuaskan, menjaga lalu lintas data dalam jaringan agar tidak terjadi kemacetan akibat dari permintaan akses yang berlebihan pada pemakaian internet di SMA Negeri Sariwangi.
Kegunaan
Dengan dilakukannya Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi SMAN Sariwangi yang antara lain diantaranya sebagai berikut :
1. Memaksimalkan penggunaan internet di SMAN Sariwangi.
2. Pembagian bandwidth internet yang adil dan merata kepada masing-masing pengguna.
TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen Bandwidth
Manajemen Bandwidth adalah pengalokasian yang tepat dari suatu bandwidth untuk mendukung kebutuhan atau keperluan aplikasi atau suatu layanan jaringan. Pengalokasian bandwidth yang tepat dapat menjadi salah satu metode dalam memberikan jaminan kualitas suatu layanan jaringan QOS (Quality Of Services).
Manajemen Bandwidth adalah proses mengukur dan mengontrol komunikasi (lalu lintas, paket) pada link jaringan, untuk menghindari mengisi link untuk kapasitas atau overfilling link.
Maksud dari manajemen bandwidth ini adalah bagaimana kita menerapkan pengalokasian atau pengaturan bandwidth dengan menggunakan sebuah PC Router Mikrotik. Manajemen bandwidth memberikan kemampuan untuk mengatur Bandwidth jaringan dan memberikan level layanan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas sesuai dengan permintaan pelanggan.
3. 3
Routing
Pada Router terdapat proses seleksi atau routing, dilakukan pada network layer dari arsitektur komputer. Artinya proses seleksi bukan pada Ethernet address, tetapi pada lapisan yang lebih tinggi yaitu pada Internet Protocol Address. Jadi fungsi Router secara mudah dapat dikatakan, menghubungkan dua buah jaringan yang berbeda, tepatnya mengarahkan rute yang terbaik untuk mencapai network yang diharapkan. Rute-rute yang terbentuk inilah yang kemudian dikenal dengan istilah routing.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MASALAH
Metode yang Digunakan
Observasi lapangan langsung (testcase/ teknis) dengan melakukan observasi kelapangan dalam hal ini pengelola jaringan Local Area Network (LAN) SMA Negeri Sariwangi yang di kelola oleh Laboran Laboratorium Komputer SMA Negeri Sariwangi.
Penerapan topologi jaringan dengan merancang topologi dan melakukan sejumlah pengujian topologi jaringan. Mengimplementasikan topologi dan melihat hasilnya melalui sejumlah pengujian.
Sumber Data
1. Data primer adalah diperoleh dari hasil observasi lapangan mengenai jaringan internet di SMA Negeri Sariwangi.
2. Data sekunder adalah data objek penelitian, profil dan struktur organisasi SMA Negeri Sariwangi.
Teknik Pengumpulan Data
Penyusun memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini dengan 2 teknik pengumpulan data, yaitu dengan teknik observasi lapangan dan kepustakaan.
Teknik Analisa Data
Dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini, data-data dan informasi yang diperoleh dari hasil penelitian disusun kembali sesuai dengan kebutuhan Tugas Akhir secara sistematis. Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan di analisis menggunakan metode kuantitatif deskriptif yaitu analisa data yang diambil berdasarkan pada hasil uji coba yang telah penyusun lakukan yaitu mengenai kecepatan dan penggunaan bandwidth internet di SMA Negeri Sariwangi
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
Perancangan Topologi
Berikut ini adalah perancangan jaringan komputer yang akan digunakan sebagai sistem jaringan baru di SMA Negeri Sariwangi dengan menambahkan router mikrotik sebagai manajemen bandwidth.
Gambar 1 Rancangan Topologi jaringan di SMAN Sariwangi
Dalam perancangan disini hanya memperbaiki struktur sistem jaringan yang sudah ada sebelumnya di SMA Negeri Sariwangi untuk dapat memperoleh sistem jaringan yang lebih baik.
Pada sistem jaringan baru ini, koneksi internet dari modem ISP dihubungkan ke Router Mikrotik, kemudian dari Router ini, dihubungkan ke
Switch
Hub
Komputer Kepsek
Komputer TU
Komputer Lab
Internet
Modem
Router Mikrotik
4. 4
switch D-Link. Dari switch kemudian dihubungkan ke komputer-komputer lain yang digunakan di SMA Negeri Sariwangi. Dengan menggunakan sistem jaringan yang baru ini, seharusnya bandwidth internet yang di terima oleh komputer client akan terbagi secara merata. Meskipun ada komputer yang menggunakan download manajer atau akselelator lainnya.
Karena keterbatasan penyusun, untuk kelancaran penyusunan penelitian ini, penyusun melakukan simulasi pada jaringan yang telah dirancang, dengan jaringan yang diperkecil dengan hanya menggunakan 4 komputer client.
Gambar 2 Topologi jaringan simulasi
Spesifikasi Perangkat keras
1. Komputer
Spesifikasi dari komputer tersebut adalah:
a. Prosesor : Intel Dual Core @E2200
b. Mainboard : dual core
c. Memori : 2GB DDR2
d. Harddisk : IDE 500 GB SATA
e. Display : LCD 14
2. Mikrotik RB 750
a. 5 port ethernet 10/100
b. CPU AR7241 400MHz
c. OS 5.2 dengan lisensi level 4
3. Switch D-Link DES-1008A
Switch D-Link yang digunakan pada simulasi jaringan ini memiliki 8-port 10/100 Mbps.
4. Kabel UTP Cat 5
5. Konektor RJ-45
6. Tang crimping
7. Modem ADSL Speedy
Instalasi Perangkat Keras
Hal pertama yang perlu dilakukan pada instalasi perangkat keras jaringan adalah penyusunan perangkat jaringan sesuai dengan topologi yang telah dirancang. Koneksi internet dari modem yang telah diatur pada mode bridge di hubungkan dengan Routerboard, kemudian dari Router dihubungkan ke switch. Switch kemudian di hubungkan ke PC client menggunakan kabel UTP.
Spesifikasi Perangkat Lunak
1. Mikrotik Router OS
Menggunakan versi OS 5.2 dengan lisensi level 4 sudah terdapat dalam routerboard RB750.
2. Winbox
Winbox digunakan untuk melakukan konfigurasi dari komputer yang terhubung dengan Router Mikrotik . Dapat digunakan untuk melakukan pengaturan Mikrotik pada PC Router maupun RouterBoard secara remote.
3. Windows XP dan Windows 7
Windows XP dan Windows 7 digunakan sebagai sistem operasi pada PC client pada simulasi jaringan SMA Negeri Sariwangi.
Manajemen Bandwidth Menggunakan Queues
Setelah konfigurasi Mikrotik selesai dilakukan dan client berhasil dalam mengakses data, langkah selanjutnya yaitu mengkonfigurasi mikrotik sebagai management bandwidth. Dengan melakukan konfigurasi management bandwidth pada mikrotik, bandwidth yang ada dapat teralokasikan dengan tepat sesuai kebutuhan masing-masing client, sehingga tidak akan terjadi
Switch
Internet
Modem
Router Mikrotik
PC1
PC2
PC3
PC4
5. 5
overload pada jaringan yang berakibat lambat atau putusnya koneksi Internet
Queue Tree adalah jenis Queue yang dapat digunakan untuk membagi atau membatasi traffic untuk multi-users secara dinamis sesuai dengan banyaknya client yang aktif menggunakan internet. Pada uji coba manajemen bandwidth internet pada jaringan di SMA Negeri Sariwangi dengan menngunakan 4 client..
Bandwidth total yang dimiliki oleh SMA Negeri Sariwangi adalah 1024 Kbps atau sama dengan 賊 128 KBps yang didapatkan dari ISP. Jumlah client yang tersambung ada 4 client. Jadi bandwidth minimal yang diterima client adalah 1024 Kbps/ 4 client = 256 Kbps (128 KBps/ 4 client = 32 KBps)
Pengujian Manajeman Bandwidth
Pada bagian ini penyusun menguji kinerja dari router mikrotik yang telah dikonfigurasi sebagai manajemen bandwidth dengan menggunakan sistem antrian Queue Tree.
Ada beberapa kemungkinan yang terjadi dalam jaringan dimana beberapa client mungkin saja melakukan aktivitas yang sama yaitu download atau upload serta mungkin juga melakukan aktivitas yang berbeda dimana beberapa client melakukan aktivitas upload sedangkan client yang lain melakukan download.
Pengujian dilakukan menggunakan 4 PC sebagai client dan berikut adalah gambaran- gambaran yang terjadi:
Gambar 3 Hasil download setelah penerapan manajemen bandwidth oleh 4 client secara bersamaan
Nama PC
Kecepatan (KBps) / Jam percobaan
Kecepatan Rata- rata
Keterangan
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
PC 1
32
32
32
31
32
32
download manajer
PC 2
31
32
32
32
31
32
download manajer
PC 3
32
32
31
32
32
32
tanpa download manajer
PC 4
31
32
31
32
32
32
tanpa download manajer
Tabel 1 Kecepatan download hasil percobaan menggunakan manajemen bandwidth
Gambar 4 Diagram kecepatan download hasil percobaan menggunakan manajemen bandwidth
0
5
10
15
20
25
30
35
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
PC 1
PC 2
PC 3
PC 4
6. 6
Keterangan :
Alokasi bandwidth yang didistribusikan ke PC client adalah sebesar 1Mbps (128 KBps), dan download maksimum yang dialokasikan adalah sebesar 32 KBps, pada gambar diatas keempat client melakukan aktivitas download secara bersamaan file avg_free_x86_all_2014.exe sebesar 145 MB dari alamat http://free.avg.com/id- id/download-free-all-product. Dari tabel dan grafik hasil uji coba tersebut dapat disimpulkan bahwa distribusi bandwidth ke semua PC client bisa terdistribusi secara merata meskipun salah satu client menggunakan download manager, bandwidth yang diterima semua client tetap sama rata.
Dengan berjalannya sistem manajemen bandwidth pada uji coba ini, sistem ini dapat digunakan untuk jumlah client yang lebih banyak pada jaringan yang sesungguhnya yaitu jaringan internet di SMA Negeri Sariwangi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Jaringan internet di SMA Negeri Sariwangi yang menggunakan Mikrotik RouterBoard RB- 750 sebagai pengatur bandwidth pada jaringan.
2. Keuntungan menggunakan manajemen bandwidth Queue Tree adalah dapat mengatur besar kecilnya bandwidth yang dibutuhkan oleh client secara dinamis sehingga pembagian bandwidth kepada client menjadi teratur, adil
dan dapat memaksimalkan bandwidth yang tersedia.
3. Cara mengonfigurasi Queue Tree pada Mikrotik RouterBoard RB-750 adalah dengan membuat mangle pada firewall yang terdiri dari pembuatan Mark Connection dan Mark Packet, kemudian membuat Queue Type Upload dan Download, setelah itu membuat konfigurasi client tab Queue Tree. Konfigurasi client Queue Tree dapat dilihat pada tabel Queue List.
4. Manajemen bandwith Queue Tree pada jaringan LAN di SMA Negeri Sariwangi tidak beraku lagi jika bandwidth dari ISP Telkom Speedy tidak stabil atau sedang dalam keadaan buruk. Ini disebabkan aturan-aturan mangle yang dibuat tidak memenuhi syarat.
Saran
Adapun saran mengenai penyelesaian dalam pelaksanaan Tugas Akhir antara lain:
1. Perlu ditambahkannya wireless access point bagi pengguna internet yang memakai laptop atau ponsel pintar.
2. Sebaiknya disediakan tempat khusus untuk penyimpanan router Mikrotik sehingga mudah dalam hal perawatan dan pengontrolan jaringan.
3. Perlu buatnya suatu sistem keamanan jaringan untuk melindungi sistem jaringan yang ada dari pihak yang tidak bertanggungjawab.
DAFTAR PUSAKA
1. Adrian, Akmal. 2011. Konfigurasi dan Analisis Manajemen Bandwidth pada PC Router Menggunakan Metode HTB (Hierarchy Token Bucket) dan CBQ (Class Based Queue) Studi Kasus Kantor Badan Pertanahan Nasional Bukittinggi. Politeknik Telkom Bandung.
2. Afdhal, Taufiq A. Gani dan Haimi Ardiansyah. 2010. Pengaturan Pemakaian Bandwidth Menggunakan Mikrotik Bridge. Vol. 9, No. 2. Jurnal Rekayasa Elektrika.
7. 7
3. Arman, Said. 2011. Perancangan Software Transmiter Wifi, Cara Memperluas Jarak Radius Pancar Gelombang Radio Access Point. Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.
4. Faridl, Abdullah Miftah. 07.11.1427. Analisis dan Perancangan Manajemen Bandwidth Menggunakan Mikrotik Di Telecenter Kertonegoro Ngawi. Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta
5. Farrokhi, Babak. 2008. Network Administration with FreeBSD 7. Packt Publishing Ltd: Birmingham, UK.
6. Handriyanto, Dwi Febrian. 2009. Kajian Penggunaan Mikrotik Router Os Sebagai Router Pada Jaringan Komputer. Universitas Sriwijaya.
7. Ikhsan, Muhammad dan Syahfitri, Yunita. 2009. Memahami Jaringan Komputer Untuk Membangun Local Area Network (LAN). Vol. 7/ No. 2/ Agustus 2009. Jurnal SAINTIKOM.
8. Micro, Andi. 2012. Dasar Dasar Jaringan Komputer, Edisi Revisi 2012, www.andimicro.com.
9. Putra, Ilham Eka. 2013. Perancangan Jaringan Hotspot Berbasis Mikrotik Router OS 3.3.0. Jurnal TEKNOIF, Vol 1, No. 1, Edisi April 2013 STMIK Indonesia Padang.
10. Ramadhan, Fajar., Dkk. 2011. Alat Penguji Kabel LAN Berbasis Mikrokontroler. HAELKA.
11. Riadi, Imam. 2010. Optimasi Bandwidth Menggunakan Traffic Shapping, Vol 4, No. 1, Januari 2010. JURNAL INFORMATIKA.
12. Riadi, Imam. 2011. Optimalisasi Keamanan Jaringan Menggunakan Pemfilteran Aplikasi Berbasis Mikrotik. Vol. 1, No. 1 Februari 2011. JUSI.
13. Rohaya, Siti. 2008. Internet : Pengertian, Sejarah, Fasilitas Dan Koneksinya. Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
14. Towidjojo, Rendra. 2012. Konsep dan Implementasi Routing dengan Router MikroTik 100% connected. Jasakom.