Kabupaten Wonosobo terletak di Jawa Tengah dengan ibu kota Wonosobo. Mengandung informasi tentang lokasi, luas wilayah, jumlah penduduk, pemerintahan, geografi, sejarah, pembagian administratif, etimologi, pariwisata, kuliner, kerajinan dan seni lokal.
2. Provinsi : Jawa Tengah
Dasar Hukum : UU No. 13/1950
Ibu kota : Wonosobo
Bupati : Kholiq Arif
DAU : Rp.486.041.166
Luas : 984,68 km2
Jumlah penduduk : 810.000 jiwa
Kepadatan 822,6 jiwa/km2
Kode area telepon : 0286
Jumlah kecamatan : 15 Koordinat 7属21 LS 109属53 BT
Jumlah kelurahan : 265
Situs web :
http://www.wonosobokab.go.id
3. GEOGRAFI
Sebagian besar wilayah Kabupaten Wonosobo adalah
daerah pegunungan. Bagian timur (perbatasan
dengan Kabupaten Temanggung) terdapat dua gunung
berapi: Gunung Sindoro (3.136 meter) dan Gunung
Sumbing (3.371 meter). Daerah utara merupakan
bagian dari Dataran Tinggi Dieng, dengan
puncaknya Gunung Prahu (2.565 meter). Di sebelah
selatan, terdapat Waduk Wadaslintang.
Ibukota Kabupaten Wonosobo berada di tengah-tengah
wilayah Kabupaten, yang merupakan daerah hulu Kali
Serayu. Wonosobo dilintasi jalan provinsi yang
menghubungkan Semarang-Purwokerto.
4. SEJARAH
Bedasarkan cerita rakyat , pada sekitar awal abad 17 tersebutlah tiga orang pengelana masing-masing
bernama Kyai Kolodete, Kyai Karim dan Kyai Walik , mulai merintis suatu permukiman di daerah
Wonosobo. Selanjutnya Kyai Kolodete berada di dataran tinggi Dieng, Kyai Karim berada di daerah
Kalibeber dan Kyai Walik berada di dekitar kota Wonosobo sekarang ini.
DI kemudian hari dikenal beberapa tokoh penguasa daerah Wonosobo seperti Tumenggung Kartowaseso
sebagai penguasa daerah Wonosobo yang pusat kekuasaannya si Selomanik. Dikenal pula tokoh bernama
Tumenggung Wiroduta sebagai penguasa Wonosobo yang pusat kekuasaannya di Pecekelan - Kalilusi, yang
selanjutnya dipindahkan ke Ledok - Wonosobo atau Plobangan sekarang ini.
Salah seorang cucu Kyai Karim juga disebut sebagai salah seorang penguasa Wonosobo. Cucu Kyai Karim
tersebut dikenal sebagai Ki Singowedono yang telah mendapat hadiah satu tempat di Selomerto dari
Keraton Mataram serta diangkat menjadi penguasa daerah ini namanya berganti menjadi Tumenggung
Jogonegoro. Pada masa ini Pusat kekuasaan dipindahkan ke Selomerto. Setelah meninggal dunia
Tumenggung Jogonegoro dimakamkan di desa Pakuncen.
Selanjutnya pada masa perang Diponegoro ( 1825 - 1930 ) , Wonosobo merupakan salah satu basis
pertahanan pasukan pendukung Diponegoro. Beberapa tokoh penting yang mendukung perjuangan
Diponegoro adalah Imam Misbach atau kemudian dikenal dengan nama Tumenggung Kertosinuwun, Mas
Lurah atau Tumenggung Mangkunegaran, Gajah Permodo dan Kyai Muhamad Ngarpah.
Kyai Muhamad Ngarpah berhasil memperoleh kemenangan yang pertama. Atas keberhasilan itu Pangeran
Diponegoro memberi nama kepada Kyai Muhamad Ngarpah dengan sebutan Tumenggung SETJONEGORO.
Selanjutnya Tumenggung SETJONEGORO diangkat sebagai penguasa Ledok dengan gelar TUMENGGUNG
SETJONEGORO.
Eksistensi kekuasaan SETJONEGORO di daerah Ledok ini dapat dilihat lebih jauh dari berbagai sumber
termasuk laporan Belanda yang dibuat setelah perang Diponegoro selesai. Disebutkan pula bahwa
SETJONEGORO adalah Bupati yang memindahkan pusat kekuasaan dari Selomerto ke kawasan kota
Wonosobo sekarang ini.
Dari hasil seminar Hari Jadi Wonosobo tanggal 28 April 1994, yang dihadiri oleh Tim Peneliti dari Fakultas
Sastra UGM, Muspida, Sesepuh dan Pinisepuh Wonosobo termasuk yang ada di
Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Pimpinan DPRD dan Pimpinan Komisi serta Instansi Pemerintah Wonosobo
yang telah menyepakati bahwa Hari Jadi Wonosobo jatuh pada tanggal 24 Juli 1825.
5. PEMBAGIAN ADMINISTRATIF
Kabupaten Wonosobo terdiri atas 15 kecamatan, yang dibagi lagi atas
sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan berada diKecamatan Wonosobo.
6. ETIMOLOGI
Kata Wonosobo berasal dari bahasa Jawa: Wanasaba, yang
secara harafiah berarti: "tempat berkumpul di hutan". Bahasa
Jawa sendiri mengambilnya dari bahasa
Sanskerta: vanasabh yang artinya kurang lebih sama. Kedua
kata ini juga dikenal sebagai dua buku dariMahabharata:
"Sabhaparwa" dan "Wanaparwa".
7. PARIWISATA Dieng
Gunungapi Dieng memang berupa
kompleks gunung api yang memiliki
banyak kawah. Diantaranya nama
kawahnya adalah :
Timbang, Sikidang, Upas, Sileri, Condr
odimuko, Sibanteng dan Telogo Terus
Terdapat berbagai kawah yang
sebagian nya berpotensi gas beracun
dan juga beberapa puncak gunung dan
yang paling tinggi adalah Gunung
Prabu.
Adapun beebagai telaga di Dieng yang
sangat indah dan yang paing dikenal
adalah Telaga Warna .
8. ARGOWISATA
TAMBI
Perkebunan Tambi dibangun pada tahun
1865, letaknya 16 km sebelah utara kota
Wonosobo dengan ketinggian 1.350 meter di atas
permukaan laut dan suhu rata-rata 16 -28 属 C
Suatu lokasi perkebunan yang terletak di lereng
sebelah barat gunung Sindoro dengan keunggulan
:
Lokasi wisata yang terkenal dengan
pemandangan alam yang segar, bebas polusi
sehingga cocok untuk acara berlibur di akhir
pekan
Tambi berlokasi di lereng sebelah barat gunung
Sindoro dekat dengan Dataran Tinggi Dieng yang
sudah terkenal .
Hanya 20 menit dari kota Wonosobo dengan
menggunakan kendaraan pribadi maupun umum.
PerjAlanan dengan pemandangan indah di jalur
utama menuju Dataran Tinggi Dieng.
Makanan khas Wonosobo dan paket hiburan
menarik dapat dipesan.
Obyek wisata lainnya yang terdekat dengan
Agrowisata Tambi.
Telaga menjer, Dataran Tinggi Dieng, Bumi
Perkemahan Jumprit serta wahana arung jeram di
sungai Serayu.
9. KOMPLEK
CANDI ARJUNA
Kompleks candi-candi Hindu yang dibangun
pada abad ke-7, antara lain: Candi Gatotkaca, Candi
Bima, Candi Arjuna, Candi Semar, Candi
Sembadra,Candi Srikandi, Candi Setyaki, Gangsiran
Aswatama, dan Candi Dwarawati.
Di kompleks candi ini terdapat 19 candi namun hanya
8 yang masih berdiri. Bangunan-bangunan candi ini
saat ini dalam kondisi yang memprihatinkan. Batu-
batu candi ada yang telah rontok, sementara di
beberapa bagian bangunan ini terlihat retakan yang
memanjang selebar 5 cm. Selain itu, bangunan ini
sudah mulai miring ke arah barat. Fondasi timurnya
telah amblas sekitar 15 hingga 20 cm.
Masing-masing candi memiliki ciri khas dan keindahan
tersendiri, dan dibangun tidak bersamaan dengan
tujuan untuk bermeditasi.
10. KALIANGET
Taman Rekreasi Kalianget merupakan
salah satu objek wisata yang
dimilki Kabupaten Wonosobo . Taman
rekreasi ini hanya berjarak 3 km dari
pusat kota, tepatnya terletak di Jalan
Dieng kilometer 3 atau sebelah utara
kota Wonosobo.
Taman Rekreasi Kalianget
menyediakan pemandian Air Panas
alami, dimana air tersebut
mengandung Asam Sulfat yang cukup
tinggi sehingga berkhasiat untuk
menyembuhkan berbagai penyakit
kulit. Tidak hanya itu, Taman Rekreasi
Kalianget juga menyediakan sarana
olah raga seperti menyediakan fasilitas
lapangan tennis, stadion
Sepakbola, kolam renang, taman
bermain dan kolam pemancingan.
11. MIE ONGKLOK
KULINER
Mi ongklok (bakmi ongklok) adalah makanan
khas Kabupaten Wonosobo berupa mi rebus
yang dibuat dengan racikan khusus
menggunakan kol, daun kucai, dan kuah yang
disebut loh. Paling pas disajikan hangat
bersama sate sapi, tempe kemul, serta keripik
tahu.
Beberapa pedagang mi ongklok yang terkenal
adalah Mi Ongklok Longkrang, Mi Ongklok Pak
Muhadi.
12. TEMPE KEMUL
Tempe Kemul adalah makanan
ringan yang terbuat dari tempe yang
digoreng dengan dibalut gandum.
Kemul dalam bahasa
Jawa berarti selimut. Makanan ini
umumnya disuguhkan dalam keadaan
panas. Di beberapa daerah, tempe
kemul dikenal dengan istilah
tempe mendoan, hanya saja
kalau mendoan umumnya dimasak
dalam keadaan setengah matang.
Di Wonosobo, tempe kemul banyak
dijual di kaki lima, seperti
misalnya bakso atau mi ongklok tetapi
kadang-kadang juga dijual tersendiri.
Makanan ini sangat digemari
masyarakat Wonosobo termasuk juga
turis,baik mancanegara atau domestik.
Tempe kemul juga termasuk makanan
favorit bagi bangsa Indonesia.
13. OPAK SINGKONG
Opak Singkong adalah makanan
cemilan dari Wonosobo. Pada awalnya
yang membuat opak singkong dari
desa Kalibeber kec. Mojotengah dan
sekarang sudah banyak Desa yang
membuat opak tersebut.Opak
Singkong rasanya gurih, terbuat dari
singkong (ubi kayu)kukus, garam dan
daun kucai. Cara membuat : singkong
kukus dan garam ditumbuk hingga
halus kemudian ditempatkan dalam
wadah. ambil satu jumput (sebesar
bola kelereng) campur daun kucai lalu
dipipihkan kemudian dijemur. setelah
kering digoreng dengan minyak yang
cukup. selamat menikmati.
14. MANISAN CARICA
Buah ini dapat
dijadikan sirup, jus, manisan, dan selai.
Buah ini cocok dimakan oleh orang yang
memiliki perut lemah terhadap buah-
buahan karena mempunyai sifat
memperbaiki pencernaan [2]. Daging
buahnya juga dapat dimakan segar.
Di Jawa, buah ini dijual
kepada wisatawan, digunakan untuk
konsumsi setempat, dan dikalengkan. Di
Amerika Selatan, buah ini dijadikan
minuman ringan non alkohol dan
dijadikan selai [3]. Buah yang masih muda
biasanya dikeringkan untuk dijadikan
serbuk bahan pembuatan obat penyakit
kulit atau kosmetik. Daunnya dapat
digunakan sebagai pelunak daging karena
mengandung zat papain. Selain itu, zat
papain digunakan dalam berbagai industri
makanan dan farmasi. Di
daerah Dieng buah pepaya gunung
masuh merupakan konsumsi lokal dan
dibuat minuman awetan dalam kaleng
namun masih dalam jumlah terbatas.
15. Kerajinan Bambu Cendani
Diminati Luar Negeri
SALAH satu potensi kota dingin Wonosobo adalah kerajinan bambu
cendani. Keberadaannya kini makin diminati baik pasar lokal maupun luar
negeri. Hal itu dirasakan perajin bambu cendani, Wakijo (41) asal Dusun
Rejosari, Desa Tambi, Kecamatan Kejajar.
Karya kerajinanya berupa kursi, sketsel, kerai, dan rak buku makin diminati
pasar lokal dan bahkan sudah beredar di Arab Saudi, Jepang dan Amerika.
Kerajinan bambu cendani itu makin diminati karena alasan unikan, model
menarik yang ditawarkan, awet serta memiliki harga yang cukup
terjangkau.
Meski pun tampilannya sederhana, namun mampu menampilkan kesan
elegan. Untuk pasar nasional saat ini Wakijo mampu menjangkau wilayah
Jakarta, Solo, Magelang, dan Bali. Tidak hanya menjual barang jadi, dia juga
melayani bahan setengah jadi dan bahan mentah sehingga pembeli bisa
menentukan motif kerajinan yang diinginkannya.
Dia menyebutkan, ekspor dilakukan dengan mekanisme kongsi yakni
Wakijo menjual barang jadi dan setengah jadi kepada salah satu
pengusaha di Jakarta. Untuk barang setengah jadi itu kemudian diolah
kembali oleh pihak kedua menjadi barang jadi kemudian distorkan ke luar
negeri.
16. BOTOL LUKIS
Dengan memanfaatkan limbah botol bekas yang tidak
terpakai lagi, seorang pelukis asal Wonosobo, Jawa
Tengah, Tries Ponowadi mampu menyulapnya menjadi
barang berharga. Warga Kelurahan Sambek, Kabupaten
Wonosobo merupakan satu-satunya pelukis botol yang
mengeluti bidang tersebut sejak tahun 1990. Tries
merangkak menjadi pelukis pertama kali pada tahun
1985, pria beranak 4 itu membuat lukisan dengan media
botol bekas.
Tries selalu diikutsertakan dalam pameran disejumlah
kota di Indonesia dan luar negri. Hasil karyanya tersebut
akhirnya mewakili Kabupaten Wonosobo dalam
Indonesia World Paint di Madrid, Spanyol. Sejak itu
banyak kolektor mencarinya dan memesan lukisannya.
Lukisan Tries banyak memakai motif ikan, tanaman dan
tulisan arab.
Satu lukisan botol dikerjakan dalam sepekan, tergantung
tingkat kesulitan gambar dan besar kecilnya botol. Satu
botol berukuran kecil dapat dikerjakan tiga
hari, sedangkan botol besar bisa mencapai empat atau
lima hari.
17. Jelang Penilaian Adipura, Bupati Pantau Kebersihan
dan Ketertiban Pasar induk Wonosobo
Setelah meraih Penghargan Adipura selama lima tahun berturut-
turut, Kabupaten Wonosobo menargetkan meraih Adipura Kencana untuk tahun
penilaian 2012. Tekad tersebut diwujudkan oleh Bupati Wonosobo dengan
memantau kebersihan dan ketertiban umum di Pasar Induk Wonosobo, Rabu 13
Maret 2012, bersama Sekretaris Daerah, Kepala Dpu, Kepala Bappeda, Kepala
Disperindag, Kepala Blh, Kepala Dishubkominfo, Camat Wonosobo, Staf Ahli
Bupati, dan beberapa perwakilan dari SKPD yang bersangkutan.
Dalam pantauannya bupati berharap, parkir sepeda motor yang berada di
sebelah barat pasar, harus bisa dikondisikan supaya tidak berada di lokasi
angkot, karena akan menambah kepadatan lokasi tersebut. Selain itu, penempatan
PKL agar ditempatkan dengan teratur dan baik, supaya tidak menganggu pejalan
kaki dan pengguna kendaraan bermotor. Bupati juga meminta, agar bongkar muat
barang masuk ke dalam area parkir dalam pasar. Serta untuk penjual ikan supaya
pindah ke Pasar Ikan Sumberan, karena disana sudah dibuatkan tempat yang layak
dan baik.
18. KEHUTAHAN
Dengan kekayaan alam yang dimiliki, Kabupaten
Wonosobo masih kaya akan unsur hutan yang
terdiri dari kawasan hutan Negara seluas
19.692,36 ha (hutan lindung 3.953,60 ha, hutan
suaka alam dan wisata 43,70 ha, hutan produksi
tetap 11.148,98 ha dan hutan produksi terbatas
4.546,08 ha) serta hutan rakyat seluas
18.98158 ha. Secara ekologis, Wonosobo dan
wilayah hutannya memiliki posisi yang sangat
strategis bagi Jawa Tengah khususnya bagian
selatan, mengingat Wonosobo adalah daerah
hulu 3 DAS besar yang terdiri dari Serayu, Luk
Ulo dan Bogowonto yang mengaliri 6 wilayah
kabupaten. Dihalaman ini dijelaskan secara
singkat mengenai potensi dari produk hutan
Wonosobo yang berupa Tanaman Albasia, Kayu
Bulat, Kayu Gergajian dan Kayu Olahan.
19. PERKEBUNAN
Tidak kalah dengan potensi di bidang pertanian, bidang perkebunan di Kabupaten
Wonosobo juga memiliki potensi yang cukup besar. Salah satunya adalah
perkebunan Kopi, teh, kelapa dan Tembakau. Melalui halaman ini akan
digambarkan secara singkat mengenai gambaran potensi Kabupaten Wonosobo
jika ingin berinvestasi dari jenis usaha tersebut.