Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Penelitian menunjukkan bahwa perendaman ikan nila dengan filtrat jeruk siam dapat menurunkan kadar logam timbal (Pb), dengan penurunan tertinggi dicapai pada konsentrasi 100% selama 60 menit.
2) Penurunan kadar Pb disebabkan oleh asam sitrat dalam jeruk siam yang dapat mengikat logam tersebut dan membentuk kompleks yang larut.
3) Semakin tinggi konsent
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini menguji penurunan angka peroksida dan asam lemak bebas pada proses pemurnian minyak goreng bekas menggunakan karbon aktif dari polong buah kelor dengan aktivasi NaCl dan variasi suhu.
2. Hasil menunjukkan penurunan angka peroksida terbesar terjadi pada proses bleaching dengan karbon aktif yang diaktivasi NaCl 30% pada suhu 650°C, sedangkan
In this study, impressed
current cathodic protection using MMO-Ti conductive concrete anode was conducted in the new reinforced bar
(rebar) concrete submerged in the seawater on the various protecting current. The aim of this study was to
investigate performance of protecting current to reduce aggressive environment in the interface of new rebar
cocncrete and also to evaluate new rebar concrete after application of protecting current. This technique was
conducted on the various protecting current of 100, 150 and 200 mA/m² by surface area of rebar. NACE SP0290
was used as standard criteria of cathodic protection. Examinations were arried to observe the influent of
to record corrosion potential, polarisation resistant, corrosion rate at initial and after application of protecting
current. Cyclic polarisation test was performed to know susceptibility of pitting corrosion on the rebar concrete.
The result showed that this technique have been successfully applied and have been meet standard criteria of
NACE SP02090. Their corrosion potential of rebar concrete obtaine lower as well
as corrosion rate compared to sample without protecting current (PPC 1) during 30 days submerged in the
seawater. Pitting corrosion not found in the all of samples.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Penelitian ini menguji kemampuan penyerapan karbon aktif yang dibuat dari batubara Tanjung Tabalong, Kalimantan Selatan terhadap limbah industri yang mengandung COD. Batubara dikarbonisasi pada 600°C dan diaktivasi pada 700°C untuk menghasilkan karbon aktif. Hasil uji menunjukkan penyerapan COD oleh karbon aktif sebesar 6,9-100% tergantung j
Annisa fillaeli studi kandungan pb dalam ...nilammelati
Ìý
Penelitian ini menganalisis kandungan timbal (Pb) pada gorengan yang dijual di pinggir jalan di kawasan Malioboro Yogyakarta menggunakan Spektroskopi Serapan Atom. Hasilnya menunjukkan 61,9% sampel mengandung Pb dengan kisaran 0,003-0,531 ppm, sedangkan 38,1% tidak terdeteksi mengandung Pb. Semua sampel yang positif mengandung Pb tidak melebihi batas maksimum residu P
1. Penelitian ini menganalisis presipitasi senyawa kalsium fosfat dengan variasi suhu dan pH larutan.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa massa presipitasi meningkat dengan kenaikan suhu dan pH larutan.
3. Analisis inframerah mengungkapkan bahwa semua sampel mengandung kristal apatit, dan jumlahnya meningkat dengan kenaikan pH larutan.
Sintesis polieugenil oksiasetat sebagai pengemban untuk pemisahan ionLutfia Nur Izzati
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang sintesis polieugenol oksiasetat dan aplikasinya untuk memisahkan ion logam seperti besi, krom, nikel, timbal, kobalt dan tembaga melalui ekstraksi pelarut. Polieugenol oksiasetat disintesis dari polieugenol dan asam kloroasetat dengan merefluks selama 30 jam, kemudian dikarakterisasi dan diaplikasikan untuk memisahkan ion logam tersebut berdasarkan parameter seperti pH, kon
Praktikum ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh temperatur terhadap kelarutan asam benzoat dan asam borat. Kelarutan kedua zat diukur pada suhu kamar, 450C, dan 600C. Hasilnya menunjukkan bahwa kelarutan asam benzoat dan asam borat meningkat dengan peningkatan suhu.
Studi menunjukkan kadar logam berat timbal (Pb) di perairan Bontang, Kalimantan Timur. Kadar Pb ditemukan tinggi di sedimen daripada air laut, lamun, dan ikan baronang. Kadar tertinggi ditemukan di Muara Kanal.
Dokumen tersebut membahas mengenai bimbingan leaching perak menggunakan thiosulfat dari berbagai sampel bijih dan konsentrat. Beberapa hasil kunci adalah thiosulfat dapat merecovery perak hingga 91% dengan penambahan Na2S dan pretreatment menggunakan NaOH dan Na2S dapat meningkatkan perolehan leaching hingga 100%. EDTA dan CMC dapat mengurangi konsumsi thiosulfat.
Polimer hasil sintesis digunakan sebagai senyawa pembawa dalam pemisahan logam berat Cu2+, Cd2+, dan Cr3+ dari limbah dengan teknik membran cair ruah (BLM). Pemisahan dilakukan dengan variasi pH larutan umpan 5 dan 7, dan menghasilkan urutan transportasi logam yang berbeda untuk setiap pH.
Eksperimen menunjukkan bahwa Azolla microphylla mampu menyerap timbal (Pb) dari air dan mengakumulasikannya dalam biomassa. Faktor biokonsentrasi untuk Azolla microphylla pada konsentrasi 1 ppm timbal adalah 2,1419 dan pada konsentrasi 5 ppm timbal adalah 2,7565. Walaupun demikian, pertumbuhan biomassa Azolla microphylla menurun dengan peningkatan konsentrasi timbal di air. Hasil ini menunjukkan potens
Uji Biuret digunakan untuk mendeteksi keberadaan ikatan peptida pada protein. Reaksi antara protein dengan larutan CuSO4 dan NaOH akan menghasilkan warna ungu bila terdapat ikatan peptida. Hasil pengamatan menunjukkan sampel taoge dan kecap seharusnya memberikan warna positif karena mengandung protein, namun hasil yang didapat berbeda dengan laboratorium sebelumnya.
Mata kuliah matemaika pada Prodi Rekayasa Sipil tingkat lanjut yang membahas mengenai Matriks, Determinan, Invers, Metode Sarrus dan Kofaktor dan Metode Gauss Jordan
1. Penelitian ini menganalisis presipitasi senyawa kalsium fosfat dengan variasi suhu dan pH larutan.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa massa presipitasi meningkat dengan kenaikan suhu dan pH larutan.
3. Analisis inframerah mengungkapkan bahwa semua sampel mengandung kristal apatit, dan jumlahnya meningkat dengan kenaikan pH larutan.
Sintesis polieugenil oksiasetat sebagai pengemban untuk pemisahan ionLutfia Nur Izzati
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang sintesis polieugenol oksiasetat dan aplikasinya untuk memisahkan ion logam seperti besi, krom, nikel, timbal, kobalt dan tembaga melalui ekstraksi pelarut. Polieugenol oksiasetat disintesis dari polieugenol dan asam kloroasetat dengan merefluks selama 30 jam, kemudian dikarakterisasi dan diaplikasikan untuk memisahkan ion logam tersebut berdasarkan parameter seperti pH, kon
Praktikum ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh temperatur terhadap kelarutan asam benzoat dan asam borat. Kelarutan kedua zat diukur pada suhu kamar, 450C, dan 600C. Hasilnya menunjukkan bahwa kelarutan asam benzoat dan asam borat meningkat dengan peningkatan suhu.
Studi menunjukkan kadar logam berat timbal (Pb) di perairan Bontang, Kalimantan Timur. Kadar Pb ditemukan tinggi di sedimen daripada air laut, lamun, dan ikan baronang. Kadar tertinggi ditemukan di Muara Kanal.
Dokumen tersebut membahas mengenai bimbingan leaching perak menggunakan thiosulfat dari berbagai sampel bijih dan konsentrat. Beberapa hasil kunci adalah thiosulfat dapat merecovery perak hingga 91% dengan penambahan Na2S dan pretreatment menggunakan NaOH dan Na2S dapat meningkatkan perolehan leaching hingga 100%. EDTA dan CMC dapat mengurangi konsumsi thiosulfat.
Polimer hasil sintesis digunakan sebagai senyawa pembawa dalam pemisahan logam berat Cu2+, Cd2+, dan Cr3+ dari limbah dengan teknik membran cair ruah (BLM). Pemisahan dilakukan dengan variasi pH larutan umpan 5 dan 7, dan menghasilkan urutan transportasi logam yang berbeda untuk setiap pH.
Eksperimen menunjukkan bahwa Azolla microphylla mampu menyerap timbal (Pb) dari air dan mengakumulasikannya dalam biomassa. Faktor biokonsentrasi untuk Azolla microphylla pada konsentrasi 1 ppm timbal adalah 2,1419 dan pada konsentrasi 5 ppm timbal adalah 2,7565. Walaupun demikian, pertumbuhan biomassa Azolla microphylla menurun dengan peningkatan konsentrasi timbal di air. Hasil ini menunjukkan potens
Uji Biuret digunakan untuk mendeteksi keberadaan ikatan peptida pada protein. Reaksi antara protein dengan larutan CuSO4 dan NaOH akan menghasilkan warna ungu bila terdapat ikatan peptida. Hasil pengamatan menunjukkan sampel taoge dan kecap seharusnya memberikan warna positif karena mengandung protein, namun hasil yang didapat berbeda dengan laboratorium sebelumnya.
Mata kuliah matemaika pada Prodi Rekayasa Sipil tingkat lanjut yang membahas mengenai Matriks, Determinan, Invers, Metode Sarrus dan Kofaktor dan Metode Gauss Jordan
Presentasi ini merupakan materi pertemuan pertama untuk mata kuliah Pengukuran dan Instrumentasi. Materi ini mencakup:
✅ Konsep dasar pengukuran dan instrumentasi
✅ Jenis-jenis pengukuran (langsung & tidak langsung)
✅ Sistem satuan internasional (SI) dalam teknik elektro
✅ Kesalahan dalam pengukuran dan cara meminimalkannya
✅ Karakteristik alat ukur (akurasi, presisi, resolusi, sensitivitas)
✅ Contoh alat ukur dalam teknik elektro seperti multimeter, osiloskop, clamp meter, function generator, dan signal analyzer
Presentasi ini dilengkapi dengan ilustrasi dan diagram yang membantu pemahaman konsep secara visual.
Sangat cocok untuk mahasiswa teknik elektro dan telekomunikasi yang ingin memahami dasar-dasar pengukuran dalam bidang ini.
📌 Jangan lupa untuk like, share, dan follow untuk materi lebih lanjut!
#Pengukuran #Instrumentasi #TeknikElektro #Telekomunikasi #Praktikum #PengukurandanInstrumentasi #PBL #PengukuranBesaranListrik
1. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data rata-rata
kadar logam Pb pada Ikan Nila setelah perendaman dengan filtrat buah jeruk siam
pada berbagai konsentrasi dan lama waktu. Data yang diperoleh disajikan pada
Tabel 4.1 dan Lampiran 1.
Tabel 4.1 Data Kadar Logam Berat (mg/l) Pb pada Ikan Nila Setelah Perendaman
dengan Filtrat Buah Jeruk Siam pada Berbagai Konsentrasi dan
Lama Waktu
Perlakua
n
K
30’50%
K
30’75%
K
30’
100%
K
K
60’50%
K
60’75%
K
60’100%
K
Rerata
(mg/kg)
0.189 0.174 0.163 0.21
5
0.194 0.181 0.162 0.236
Baku
Mutu
(mg/kg)
0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Keterangan :
K : Kontrol
K 30’ 50% : Konsentrasi 50% pada perendaman 30 menit
K 30’ 75% : Konsentrasi 75% pada perendaman 30 menit
K 30’ 100% : Konsentrasi 100% pada perendaman 30 menit
K 60’ 50% : Konsentrasi 50% pada perendaman 60 menit
K 60’ 50% : Konsentrasi 75% pada perendaman 60 menit
K 60’ 50% : Konsentrasi 100% pada perendaman 60 menit
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, rata-rata logam berat Pb pada perlakuan
kontrol deteksi waktu 30 menit dan 60 menit masing-masing berturut-turut adalah
0,215 mg/kg dan 0,236 mg/kg. Sementara ambang batas maksimum pencemaran
48
2. 49
logam berat Pb dalam pangan yang telah ditetapkan Badan Standar Nasional
Indonesia (2009) yaitu tidak boleh lebih dari 0,3 mg/kg. Walaupun nilai rata-rata
kontrol baik deteksi waktu 30 menit maupun 60 menit masih berada di bawah
ambang batas adalah tetap sifat logam berat Pb yang akumulatif dalam tubuh
organisme sehingga apabila terakumulasi terus menerus dalam jangka waktu
panjang dapat membuat tubuh tidak mampu mentolerir keberadaan logam berat
Pb tersebut sehingga menimbulkan dampak negatif pada kesehatan (Sitorus,
2004).
Tabel 4.1 juga menunjukkan bahwa perendaman daging Ikan Nila dengan
berbagai konsentrasi dan lama perendaman mengalami penurunan logam berat Pb.
Penurunan yang paling tinggi adalah perlakuan perendaman dengan konsentrasi
100% pada lama perendaman 60 menit yaitu terjadi penurunan sebesar 0,074
mg/kg. Selanjutnya persentase penurunan kadar logam berat Pb pada Ikan Nila
disajikan pada Tabel 4.2 dan Lampiran 2.
Tabel 4.2 Penurunan Kadar Logam Berat (mg/l) Pb pada Ikan Nila setelah
Perendaman dengan Filtrat Buah Jeruk Siam pada Berbagai
Konsentrasi dan Waktu
Perlakuan
Kadar
sebelum
Perendaman
(mg/kg)
Rata-Rata Kadar
setelah
Perendaman
(mg/kg)
Penurunan
Kadar Pb
(mg/kg)
Persentase
Penurunan
K 30’ 50%
0.215
0.189 0.026 12.02 %
K 30’ 75% 0.174 0.041 19.06%
K 30’ 100% 0.163 0.052 24.18%
K 60’ 50%
0.236
0.194 0.042 17.79%
K 60’ 75% 0.181 0.055 23.30%
K 60’ 100% 0.162 0.074 31.35%
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui nilai penurunan kadar logam berat Pb
pada setiap perlakuan menggunakan berbagai konsentrasi (50%, 75%, dan 100%)
3. 50
serta waktu (30 menit dan 60 menit) diperoleh nilai yang paling tinggi yaitu pada
perlakuan menggunakan konsentrasi 100% dan waktu 60 menit yaitu terjadi
penurunan sebesar 31,35 %.
Tabel 4.3 Hasil Uji Anava Dua Arah mengenai Kadar Logam Pb pada Ikan Nila
Setelah Perendaman dengan Filtrat Buah Jeruk Siam pada Berbagai
Konsentrasi dan Waktu
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Pb
Source
Type III Sum
of Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model .014a
7 .002 18.567 .000
Intercept .860 1 .860 8087.715 .000
Waktu .000 1 .000 3.610 .076
Konsentrasi .013 3 .004 40.881 .000
Waktu *
Konsentrasi
.000 3 .000 1.239 .328
Error .002 16 .000
Total .876 24
Corrected Total .016 23
Data kadar logam Pb pada Ikan Nila yang telah diberi perlakuan berbagai
konsentrasi dan waktu perendaman, setelah dianalisis dengan menggunakan uji
statistik Anava Dua Arah pada Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai Fhitung pada
perlakuan waktu dan konsentrasi masing-masing berturut-turut sebesar 3.610 dan
40.881 dimana nilai signifikasinya masing-masing berturut-turut sebesar 0.076
dan 0.00. Nilai signifikansi 0.076 pada konsentrasi lebih besar dari 0,05 maka
dinyatakan tidak ada perbedaan hal serupa sama dengan interaksi antara waktu
4. 51
dan konsentrasi dengan nilai signifikansi 0.328 yang berarti menunjukkan bahwa
tidak ada perbedaan antara waktu dan konsentrasi terhadap penurunan kadar
logam Pb dalam Ikan Nila. Sedangkan terdapat perbedaan nilai signifikansi pada
waktu dengan nilai 0.00 dimana nilai ini kurang dari 0,05.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan
perlakuan pada konsentrasi 75%, 50% , dan 100% namun tidak ada perbedaan
pada lama waktu perendaman 30 menit dan 60 menit terhadap penurunan logam
Pb pada daging Ikan Nila. Pada nilai signifikansi interaksi antara waktu
perendaman dengan konsentrasi yang telah dipaparkan pada table 4.3 menjelaskan
bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan dalam menurunkan kadar Pb Ikan
Nila. Akan tetapi secara deskriptif, telah terbukti bahwa perbedaan konsentrasi
dan lama waktu perendaman dapat menurunkan kadar Pb jika dibandingkan
dengan perlakuan kontrol. Hal ini berarti senyawa organik yang terdapat pada
buah jeruk siam dapat menyebabkan pengikatan logam Pb pada daging Ikan Nila.
Penurunan kadar Pb dalam Ikan Nila disebabkan oleh larutan asam sitrat
yang terdapat dalam buah jeruk siam. Laily (2002) menyatakan bahwa semakin
tinggi konsentrasi asam, maka semakin banyak jumlah hidrogen yang
berkompetisi dengan ion logam sehingga kekuatan ion logam dalam protein
semakin berkurang dan mudah lepas. Hal ini terbukti pada hasil penelitian ini
yang menunjukkan bahwa pada perlakuan konsentrasi 100% dapat menurunkan
logam paling tinggi dibandingkan konsentrasi 75%, 50% yaitu 0,074 mg/kg
5. 52
dengan persentase penurunan 31,35%. Selain itu dibuktikan dalam penelitian
Setiawan (2012) dan Ulfah (2014). Hasil Setiawan menyatakan terdapat
perbedaan konsentrasi jeruk lemon dan jeruk nipis yang kaya akan asam sitrat
dapat menurunkan logam berat pada udang sebesar 0,27 mg/kg (dengan
prosentase penurunan sebesar 40,30%) untuk perendaman jeruk nipis 50%, 0,32
mg/kg (47,76 %) untuk perendaman jeruk nipis 100%, 0,25 mg/kg (37,31%)
untuk perendaman jeruk lemon 50%, dan 0,33mg/kg (49,25%) untuk perendaman
jeruk lemon 100%. Sedangkan hasil penelitian Ulfah menyatakan terdapat
persentase penurunan logam Pb menggunakan kulit nenas yang paling tinggi
terdapat pada perendaman dengan konsentrasi 100% dengan lama waktu 60 menit
yaitu sebesar 2,37 mg/l (dengan prosentase penurunan sebesar 76,55%) sedangkan
pada perendaman 100% dengan lama waktu 30 menit sebesar 2,002 mg/l
(64,66%).
Selain itu, lama perendaman juga mempengaruhi penurunan logam Pb. Izza
(2014) menyatakan bahwa waktu perendaman larutan asam yang dibutuhkan
untuk mengkhelat Pb adalah 30 menit sampai dengan 180 menit. Hal ini berarti
semakin lama perendaman maka semakin banyak ikatan logam dengan protein
yang putus sehingga semakin tinggi pula penurunan logam Pb pada Ikan Nila. Hal
ini terbukti pada hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa secara deskriptif
perbedaan lama waktu perendaman sampel memberikan pengaruh yang berbeda
terhadap penurunan logam Pb yaitu perendaman 60 menit terjadi penurunan yang
lebih tinggi daripada 30 menit. Selain itu dibuktikan dalam penelitian Armanda
(2009) bahwa setelah perendaman 30 menit, terjadi penurunan kadar logam Pb
6. 53
sebesar 48,40% dan setelah perendaman 60 menit terjadi penurunan sebesar
64,46%. Ikan Nila merupakan ikan dengan kandungan protein yang cukup tinggi
yaitu sebesar 17,5 % (Khairuman dan Amri dalam Apriliza, 2012). Dengan
kandungan protein yang cukup tinggi tersebut, maka perendaman dalam perlakuan
asam sitrat yaitu filtrat buah jeruk siam akan turut menurunkan logam Pb pada
tubuh Ikan Nila.
Keasaman asam sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat
melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion
sitrat. Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk mengendalikan
pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak ion logam membentuk garam
sitrat (Nurdiani, 2013). Palar (2004) menyatakan bahwa logam pada umumnya
dapat membentuk ikatan dengan bahan organik alam maupun bahan organik
buatan. Proses pembentukan ikatan tersebut dapat terjadi melalui pembentukan
garam organik dengan gugus karboksil seperti misalnya asam sitrat, tartrat, dan
lain-lain. Di samping itu, logam dapat berikatan dengan atom-atom yang
mempunyai elektron bebas dalam senyawa organik sehingga terbentuk kompleks
(Nurdiani, 2013).
Ahmad (2001) menyatakan sumber masuknya logam berat Pb di perairan
yang paling utama berasal dari limbah buangan industri serta dari logam berat Pb
di udara yang terbawa oleh angin dan hujan (Anonim, 2012). Pb yang masuk ke
perairan akan masuk ke tubuh biota perairan sehingga berikatan dengan beberapa
protein yang terdapat dalam tubuhnya biota. Pb memiliki sifat afinitas yang kuat
terhadap gugus sulfuhidril dari sistein, gugus amino dari lisin, gugus karboksil
7. 54
dari asam aspartat dan glutamat, dan gugus hidroksil dari tirosin. Ion logam yang
terdapat dalam tubuh organisme hampir semuanya berikatan dengan protein. Pb
juga dapat berikatan dan memodifikasi struktur tersier protein dengan demikian
menginaktifkan properti enzimatik, terlebih lagi enzim-enzim yang kaya akan
gugus -SH. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa setiap atom Pb dapat
menginduksi kerusakan biokimia tubuh (Suprihatin dan Indrasti 2015).
Hasil penurunan logam Pb pada berbagai konsentrasi filtrat buah jeruk siam
menunjukkan adanya perbedaan perlakuan namun menunjukkan selisih yang
sangat kecil. Signifikansi yang sangat kecil ini dikarenakan antara konsentrasi
100%, 75%, 50%, memiliki tingkat keasaman yang hampir sama yaitu antara 2 –
3. Meskipun tidak berbeda secara nyata, namun penurunan terbesar logam Pb
terdapat pada konsentrasi filtrat jeruk siam 100%. Hal ini dikarenakan pada
konsentrasi 100% tidak ada penambahan akuades sehingga mempunyai nilai pH
yang paling rendah (± 2,4) dan kandungan asam sitratnya lebih banyak (Setiawan,
2012). Suprihatin dan Indrasti (2015) menyatakan bahwa asam sitrat yang
mempunyai gugus karboksil dikenal sebagai sekuestran (pengkhelat) pada logam
yang nantinya bertindak sebagai ligan. Hal ini dapat terjadi karena logam berat
dapat berikatan dengan atom yang memiliki ion bebas, sedangkan asam sitrat
memiliki empat elektron bebas pada kompleks (pengikat logam) yaitu pada gugus
karboksil yang dapat diberikan pada ion logam sehingga menyebabkan
terbentuknya ion kompleks yang dengan mudah larut dalam air. Terjadinya reaksi
antara zat pengikat logam dengan ion logam melalui ikatan koordinasi
menyebabkan ion logam kehilangan sifat ionnya dan mengakibatkan logam berat
8. 55
tersebut kehilangan sebagian besar toksisitasnya. Asam sitrat sendiri mampu
mengikat logam-logam berat misalnya yang bervalensi 2 (bivalen). pH
mempunyai peran yang penting dalam penyerapan logam. Hal ini dikarenakan pH
dapat mempengaruhi kelarutan ion logam dalam larutan, kemampuan ion logam
lain untuk mengikat pada permukaan biomassa, dan mempengaruhi muatan pada
permukaan biomassa selama reaksi berlangsung. Pada pH asam, reaksi hidrolitik
dapat mengakibatkan berubahnya komponen dan keadaan permukaan aktif sel.
Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan penyerapan yang dilakukan sorben
terhadap logam. Pada pH basa, permukaan sel perlahan bermuatan negatif
sehingga kemampuan untuk mengikat ion-ion Pb menjadi berkurang dan
kemampuan menyerap logam juga semakin kecil (Rahayu dan Purnavita, 2007;
Ramadhan dan Handajani, 2010).