ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data rata-rata
kadar logam Pb pada Ikan Nila setelah perendaman dengan filtrat buah jeruk siam
pada berbagai konsentrasi dan lama waktu. Data yang diperoleh disajikan pada
Tabel 4.1 dan Lampiran 1.
Tabel 4.1 Data Kadar Logam Berat (mg/l) Pb pada Ikan Nila Setelah Perendaman
dengan Filtrat Buah Jeruk Siam pada Berbagai Konsentrasi dan
Lama Waktu
Perlakua
n
K
30’50%
K
30’75%
K
30’
100%
K
K
60’50%
K
60’75%
K
60’100%
K
Rerata
(mg/kg)
0.189 0.174 0.163 0.21
5
0.194 0.181 0.162 0.236
Baku
Mutu
(mg/kg)
0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Keterangan :
K : Kontrol
K 30’ 50% : Konsentrasi 50% pada perendaman 30 menit
K 30’ 75% : Konsentrasi 75% pada perendaman 30 menit
K 30’ 100% : Konsentrasi 100% pada perendaman 30 menit
K 60’ 50% : Konsentrasi 50% pada perendaman 60 menit
K 60’ 50% : Konsentrasi 75% pada perendaman 60 menit
K 60’ 50% : Konsentrasi 100% pada perendaman 60 menit
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, rata-rata logam berat Pb pada perlakuan
kontrol deteksi waktu 30 menit dan 60 menit masing-masing berturut-turut adalah
0,215 mg/kg dan 0,236 mg/kg. Sementara ambang batas maksimum pencemaran
48
49
logam berat Pb dalam pangan yang telah ditetapkan Badan Standar Nasional
Indonesia (2009) yaitu tidak boleh lebih dari 0,3 mg/kg. Walaupun nilai rata-rata
kontrol baik deteksi waktu 30 menit maupun 60 menit masih berada di bawah
ambang batas adalah tetap sifat logam berat Pb yang akumulatif dalam tubuh
organisme sehingga apabila terakumulasi terus menerus dalam jangka waktu
panjang dapat membuat tubuh tidak mampu mentolerir keberadaan logam berat
Pb tersebut sehingga menimbulkan dampak negatif pada kesehatan (Sitorus,
2004).
Tabel 4.1 juga menunjukkan bahwa perendaman daging Ikan Nila dengan
berbagai konsentrasi dan lama perendaman mengalami penurunan logam berat Pb.
Penurunan yang paling tinggi adalah perlakuan perendaman dengan konsentrasi
100% pada lama perendaman 60 menit yaitu terjadi penurunan sebesar 0,074
mg/kg. Selanjutnya persentase penurunan kadar logam berat Pb pada Ikan Nila
disajikan pada Tabel 4.2 dan Lampiran 2.
Tabel 4.2 Penurunan Kadar Logam Berat (mg/l) Pb pada Ikan Nila setelah
Perendaman dengan Filtrat Buah Jeruk Siam pada Berbagai
Konsentrasi dan Waktu
Perlakuan
Kadar
sebelum
Perendaman
(mg/kg)
Rata-Rata Kadar
setelah
Perendaman
(mg/kg)
Penurunan
Kadar Pb
(mg/kg)
Persentase
Penurunan
K 30’ 50%
0.215
0.189 0.026 12.02 %
K 30’ 75% 0.174 0.041 19.06%
K 30’ 100% 0.163 0.052 24.18%
K 60’ 50%
0.236
0.194 0.042 17.79%
K 60’ 75% 0.181 0.055 23.30%
K 60’ 100% 0.162 0.074 31.35%
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui nilai penurunan kadar logam berat Pb
pada setiap perlakuan menggunakan berbagai konsentrasi (50%, 75%, dan 100%)
50
serta waktu (30 menit dan 60 menit) diperoleh nilai yang paling tinggi yaitu pada
perlakuan menggunakan konsentrasi 100% dan waktu 60 menit yaitu terjadi
penurunan sebesar 31,35 %.
Tabel 4.3 Hasil Uji Anava Dua Arah mengenai Kadar Logam Pb pada Ikan Nila
Setelah Perendaman dengan Filtrat Buah Jeruk Siam pada Berbagai
Konsentrasi dan Waktu
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Pb
Source
Type III Sum
of Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model .014a
7 .002 18.567 .000
Intercept .860 1 .860 8087.715 .000
Waktu .000 1 .000 3.610 .076
Konsentrasi .013 3 .004 40.881 .000
Waktu *
Konsentrasi
.000 3 .000 1.239 .328
Error .002 16 .000
Total .876 24
Corrected Total .016 23
Data kadar logam Pb pada Ikan Nila yang telah diberi perlakuan berbagai
konsentrasi dan waktu perendaman, setelah dianalisis dengan menggunakan uji
statistik Anava Dua Arah pada Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai Fhitung pada
perlakuan waktu dan konsentrasi masing-masing berturut-turut sebesar 3.610 dan
40.881 dimana nilai signifikasinya masing-masing berturut-turut sebesar 0.076
dan 0.00. Nilai signifikansi 0.076 pada konsentrasi lebih besar dari 0,05 maka
dinyatakan tidak ada perbedaan hal serupa sama dengan interaksi antara waktu
51
dan konsentrasi dengan nilai signifikansi 0.328 yang berarti menunjukkan bahwa
tidak ada perbedaan antara waktu dan konsentrasi terhadap penurunan kadar
logam Pb dalam Ikan Nila. Sedangkan terdapat perbedaan nilai signifikansi pada
waktu dengan nilai 0.00 dimana nilai ini kurang dari 0,05.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan
perlakuan pada konsentrasi 75%, 50% , dan 100% namun tidak ada perbedaan
pada lama waktu perendaman 30 menit dan 60 menit terhadap penurunan logam
Pb pada daging Ikan Nila. Pada nilai signifikansi interaksi antara waktu
perendaman dengan konsentrasi yang telah dipaparkan pada table 4.3 menjelaskan
bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan dalam menurunkan kadar Pb Ikan
Nila. Akan tetapi secara deskriptif, telah terbukti bahwa perbedaan konsentrasi
dan lama waktu perendaman dapat menurunkan kadar Pb jika dibandingkan
dengan perlakuan kontrol. Hal ini berarti senyawa organik yang terdapat pada
buah jeruk siam dapat menyebabkan pengikatan logam Pb pada daging Ikan Nila.
Penurunan kadar Pb dalam Ikan Nila disebabkan oleh larutan asam sitrat
yang terdapat dalam buah jeruk siam. Laily (2002) menyatakan bahwa semakin
tinggi konsentrasi asam, maka semakin banyak jumlah hidrogen yang
berkompetisi dengan ion logam sehingga kekuatan ion logam dalam protein
semakin berkurang dan mudah lepas. Hal ini terbukti pada hasil penelitian ini
yang menunjukkan bahwa pada perlakuan konsentrasi 100% dapat menurunkan
logam paling tinggi dibandingkan konsentrasi 75%, 50% yaitu 0,074 mg/kg
52
dengan persentase penurunan 31,35%. Selain itu dibuktikan dalam penelitian
Setiawan (2012) dan Ulfah (2014). Hasil Setiawan menyatakan terdapat
perbedaan konsentrasi jeruk lemon dan jeruk nipis yang kaya akan asam sitrat
dapat menurunkan logam berat pada udang sebesar 0,27 mg/kg (dengan
prosentase penurunan sebesar 40,30%) untuk perendaman jeruk nipis 50%, 0,32
mg/kg (47,76 %) untuk perendaman jeruk nipis 100%, 0,25 mg/kg (37,31%)
untuk perendaman jeruk lemon 50%, dan 0,33mg/kg (49,25%) untuk perendaman
jeruk lemon 100%. Sedangkan hasil penelitian Ulfah menyatakan terdapat
persentase penurunan logam Pb menggunakan kulit nenas yang paling tinggi
terdapat pada perendaman dengan konsentrasi 100% dengan lama waktu 60 menit
yaitu sebesar 2,37 mg/l (dengan prosentase penurunan sebesar 76,55%) sedangkan
pada perendaman 100% dengan lama waktu 30 menit sebesar 2,002 mg/l
(64,66%).
Selain itu, lama perendaman juga mempengaruhi penurunan logam Pb. Izza
(2014) menyatakan bahwa waktu perendaman larutan asam yang dibutuhkan
untuk mengkhelat Pb adalah 30 menit sampai dengan 180 menit. Hal ini berarti
semakin lama perendaman maka semakin banyak ikatan logam dengan protein
yang putus sehingga semakin tinggi pula penurunan logam Pb pada Ikan Nila. Hal
ini terbukti pada hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa secara deskriptif
perbedaan lama waktu perendaman sampel memberikan pengaruh yang berbeda
terhadap penurunan logam Pb yaitu perendaman 60 menit terjadi penurunan yang
lebih tinggi daripada 30 menit. Selain itu dibuktikan dalam penelitian Armanda
(2009) bahwa setelah perendaman 30 menit, terjadi penurunan kadar logam Pb
53
sebesar 48,40% dan setelah perendaman 60 menit terjadi penurunan sebesar
64,46%. Ikan Nila merupakan ikan dengan kandungan protein yang cukup tinggi
yaitu sebesar 17,5 % (Khairuman dan Amri dalam Apriliza, 2012). Dengan
kandungan protein yang cukup tinggi tersebut, maka perendaman dalam perlakuan
asam sitrat yaitu filtrat buah jeruk siam akan turut menurunkan logam Pb pada
tubuh Ikan Nila.
Keasaman asam sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat
melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion
sitrat. Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk mengendalikan
pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak ion logam membentuk garam
sitrat (Nurdiani, 2013). Palar (2004) menyatakan bahwa logam pada umumnya
dapat membentuk ikatan dengan bahan organik alam maupun bahan organik
buatan. Proses pembentukan ikatan tersebut dapat terjadi melalui pembentukan
garam organik dengan gugus karboksil seperti misalnya asam sitrat, tartrat, dan
lain-lain. Di samping itu, logam dapat berikatan dengan atom-atom yang
mempunyai elektron bebas dalam senyawa organik sehingga terbentuk kompleks
(Nurdiani, 2013).
Ahmad (2001) menyatakan sumber masuknya logam berat Pb di perairan
yang paling utama berasal dari limbah buangan industri serta dari logam berat Pb
di udara yang terbawa oleh angin dan hujan (Anonim, 2012). Pb yang masuk ke
perairan akan masuk ke tubuh biota perairan sehingga berikatan dengan beberapa
protein yang terdapat dalam tubuhnya biota. Pb memiliki sifat afinitas yang kuat
terhadap gugus sulfuhidril dari sistein, gugus amino dari lisin, gugus karboksil
54
dari asam aspartat dan glutamat, dan gugus hidroksil dari tirosin. Ion logam yang
terdapat dalam tubuh organisme hampir semuanya berikatan dengan protein. Pb
juga dapat berikatan dan memodifikasi struktur tersier protein dengan demikian
menginaktifkan properti enzimatik, terlebih lagi enzim-enzim yang kaya akan
gugus -SH. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa setiap atom Pb dapat
menginduksi kerusakan biokimia tubuh (Suprihatin dan Indrasti 2015).
Hasil penurunan logam Pb pada berbagai konsentrasi filtrat buah jeruk siam
menunjukkan adanya perbedaan perlakuan namun menunjukkan selisih yang
sangat kecil. Signifikansi yang sangat kecil ini dikarenakan antara konsentrasi
100%, 75%, 50%, memiliki tingkat keasaman yang hampir sama yaitu antara 2 –
3. Meskipun tidak berbeda secara nyata, namun penurunan terbesar logam Pb
terdapat pada konsentrasi filtrat jeruk siam 100%. Hal ini dikarenakan pada
konsentrasi 100% tidak ada penambahan akuades sehingga mempunyai nilai pH
yang paling rendah (± 2,4) dan kandungan asam sitratnya lebih banyak (Setiawan,
2012). Suprihatin dan Indrasti (2015) menyatakan bahwa asam sitrat yang
mempunyai gugus karboksil dikenal sebagai sekuestran (pengkhelat) pada logam
yang nantinya bertindak sebagai ligan. Hal ini dapat terjadi karena logam berat
dapat berikatan dengan atom yang memiliki ion bebas, sedangkan asam sitrat
memiliki empat elektron bebas pada kompleks (pengikat logam) yaitu pada gugus
karboksil yang dapat diberikan pada ion logam sehingga menyebabkan
terbentuknya ion kompleks yang dengan mudah larut dalam air. Terjadinya reaksi
antara zat pengikat logam dengan ion logam melalui ikatan koordinasi
menyebabkan ion logam kehilangan sifat ionnya dan mengakibatkan logam berat
55
tersebut kehilangan sebagian besar toksisitasnya. Asam sitrat sendiri mampu
mengikat logam-logam berat misalnya yang bervalensi 2 (bivalen). pH
mempunyai peran yang penting dalam penyerapan logam. Hal ini dikarenakan pH
dapat mempengaruhi kelarutan ion logam dalam larutan, kemampuan ion logam
lain untuk mengikat pada permukaan biomassa, dan mempengaruhi muatan pada
permukaan biomassa selama reaksi berlangsung. Pada pH asam, reaksi hidrolitik
dapat mengakibatkan berubahnya komponen dan keadaan permukaan aktif sel.
Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan penyerapan yang dilakukan sorben
terhadap logam. Pada pH basa, permukaan sel perlahan bermuatan negatif
sehingga kemampuan untuk mengikat ion-ion Pb menjadi berkurang dan
kemampuan menyerap logam juga semakin kecil (Rahayu dan Purnavita, 2007;
Ramadhan dan Handajani, 2010).

More Related Content

What's hot (6)

(37).en.id
(37).en.id(37).en.id
(37).en.id
Mustikaa aisyah
Ìý
Artikel manfaat daun nanas
Artikel manfaat daun nanasArtikel manfaat daun nanas
Artikel manfaat daun nanas
Jho Baday
Ìý
STUDI PENGARUH PERBANDINGAN REAKTAN LIGNIN NaHSO DAN pH TERHADAP NATRIUM LIGN...
STUDI PENGARUH PERBANDINGAN REAKTAN LIGNIN NaHSO DAN pH TERHADAP NATRIUM LIGN...STUDI PENGARUH PERBANDINGAN REAKTAN LIGNIN NaHSO DAN pH TERHADAP NATRIUM LIGN...
STUDI PENGARUH PERBANDINGAN REAKTAN LIGNIN NaHSO DAN pH TERHADAP NATRIUM LIGN...
Repository Ipb
Ìý
147084-ID-analisis-iodat-dalam-bumbu-dapur-dengan.pdf
147084-ID-analisis-iodat-dalam-bumbu-dapur-dengan.pdf147084-ID-analisis-iodat-dalam-bumbu-dapur-dengan.pdf
147084-ID-analisis-iodat-dalam-bumbu-dapur-dengan.pdf
ladyMonn
Ìý
Bahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h airBahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h air
rramdan383
Ìý
Tugas anstru
Tugas anstruTugas anstru
Tugas anstru
Sirod Judin
Ìý
Artikel manfaat daun nanas
Artikel manfaat daun nanasArtikel manfaat daun nanas
Artikel manfaat daun nanas
Jho Baday
Ìý
STUDI PENGARUH PERBANDINGAN REAKTAN LIGNIN NaHSO DAN pH TERHADAP NATRIUM LIGN...
STUDI PENGARUH PERBANDINGAN REAKTAN LIGNIN NaHSO DAN pH TERHADAP NATRIUM LIGN...STUDI PENGARUH PERBANDINGAN REAKTAN LIGNIN NaHSO DAN pH TERHADAP NATRIUM LIGN...
STUDI PENGARUH PERBANDINGAN REAKTAN LIGNIN NaHSO DAN pH TERHADAP NATRIUM LIGN...
Repository Ipb
Ìý
147084-ID-analisis-iodat-dalam-bumbu-dapur-dengan.pdf
147084-ID-analisis-iodat-dalam-bumbu-dapur-dengan.pdf147084-ID-analisis-iodat-dalam-bumbu-dapur-dengan.pdf
147084-ID-analisis-iodat-dalam-bumbu-dapur-dengan.pdf
ladyMonn
Ìý
Bahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h airBahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h air
rramdan383
Ìý
Tugas anstru
Tugas anstruTugas anstru
Tugas anstru
Sirod Judin
Ìý

Similar to Kadar logam pb (11)

Andrew hidayat 146706-id-studi-pengaruh-proses-pencucian-garam-te
 Andrew hidayat   146706-id-studi-pengaruh-proses-pencucian-garam-te Andrew hidayat   146706-id-studi-pengaruh-proses-pencucian-garam-te
Andrew hidayat 146706-id-studi-pengaruh-proses-pencucian-garam-te
Andrew Hidayat
Ìý
Seminar Hasil SELLY untuk lulus skripsi 2024
Seminar Hasil SELLY untuk lulus skripsi 2024Seminar Hasil SELLY untuk lulus skripsi 2024
Seminar Hasil SELLY untuk lulus skripsi 2024
ErwinMySquad
Ìý
Sintesis polieugenil oksiasetat sebagai pengemban untuk pemisahan ion
Sintesis polieugenil oksiasetat sebagai pengemban untuk pemisahan ionSintesis polieugenil oksiasetat sebagai pengemban untuk pemisahan ion
Sintesis polieugenil oksiasetat sebagai pengemban untuk pemisahan ion
Lutfia Nur Izzati
Ìý
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Mina Audina
Ìý
1 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-171 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-17
Hotma Purba
Ìý
Redoks
RedoksRedoks
Redoks
Tillapia
Ìý
bimbingan.pptx
bimbingan.pptxbimbingan.pptx
bimbingan.pptx
fauzanbirran2
Ìý
Tugas anorganik
Tugas anorganikTugas anorganik
Tugas anorganik
Anisah Lubis
Ìý
10. JURNAL
10. JURNAL10. JURNAL
10. JURNAL
Guntur Althair
Ìý
PROPOSAL KE BALITBANG PROVINSI
PROPOSAL KE BALITBANG PROVINSIPROPOSAL KE BALITBANG PROVINSI
PROPOSAL KE BALITBANG PROVINSI
UD. Berkah Jaya Komputer
Ìý
Uji Biuret
Uji BiuretUji Biuret
Uji Biuret
Ernalia Rosita
Ìý
Andrew hidayat 146706-id-studi-pengaruh-proses-pencucian-garam-te
 Andrew hidayat   146706-id-studi-pengaruh-proses-pencucian-garam-te Andrew hidayat   146706-id-studi-pengaruh-proses-pencucian-garam-te
Andrew hidayat 146706-id-studi-pengaruh-proses-pencucian-garam-te
Andrew Hidayat
Ìý
Seminar Hasil SELLY untuk lulus skripsi 2024
Seminar Hasil SELLY untuk lulus skripsi 2024Seminar Hasil SELLY untuk lulus skripsi 2024
Seminar Hasil SELLY untuk lulus skripsi 2024
ErwinMySquad
Ìý
Sintesis polieugenil oksiasetat sebagai pengemban untuk pemisahan ion
Sintesis polieugenil oksiasetat sebagai pengemban untuk pemisahan ionSintesis polieugenil oksiasetat sebagai pengemban untuk pemisahan ion
Sintesis polieugenil oksiasetat sebagai pengemban untuk pemisahan ion
Lutfia Nur Izzati
Ìý
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Mina Audina
Ìý
1 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-171 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-17
Hotma Purba
Ìý
Redoks
RedoksRedoks
Redoks
Tillapia
Ìý
bimbingan.pptx
bimbingan.pptxbimbingan.pptx
bimbingan.pptx
fauzanbirran2
Ìý
Tugas anorganik
Tugas anorganikTugas anorganik
Tugas anorganik
Anisah Lubis
Ìý

Recently uploaded (7)

Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Ìý
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.pptpelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
rhamset
Ìý
Tugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptx
Tugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptxTugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptx
Tugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptx
iqbalhadad517
Ìý
Mekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.ppt
Mekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.pptMekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.ppt
Mekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.ppt
iwankawank
Ìý
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
rhamset
Ìý
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
rhamset
Ìý
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptxPengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
gintingdesiana
Ìý
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.pptpelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
rhamset
Ìý
Tugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptx
Tugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptxTugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptx
Tugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptx
iqbalhadad517
Ìý
Mekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.ppt
Mekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.pptMekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.ppt
Mekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.ppt
iwankawank
Ìý
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
rhamset
Ìý
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
rhamset
Ìý
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptxPengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
gintingdesiana
Ìý

Kadar logam pb

  • 1. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data rata-rata kadar logam Pb pada Ikan Nila setelah perendaman dengan filtrat buah jeruk siam pada berbagai konsentrasi dan lama waktu. Data yang diperoleh disajikan pada Tabel 4.1 dan Lampiran 1. Tabel 4.1 Data Kadar Logam Berat (mg/l) Pb pada Ikan Nila Setelah Perendaman dengan Filtrat Buah Jeruk Siam pada Berbagai Konsentrasi dan Lama Waktu Perlakua n K 30’50% K 30’75% K 30’ 100% K K 60’50% K 60’75% K 60’100% K Rerata (mg/kg) 0.189 0.174 0.163 0.21 5 0.194 0.181 0.162 0.236 Baku Mutu (mg/kg) 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 Keterangan : K : Kontrol K 30’ 50% : Konsentrasi 50% pada perendaman 30 menit K 30’ 75% : Konsentrasi 75% pada perendaman 30 menit K 30’ 100% : Konsentrasi 100% pada perendaman 30 menit K 60’ 50% : Konsentrasi 50% pada perendaman 60 menit K 60’ 50% : Konsentrasi 75% pada perendaman 60 menit K 60’ 50% : Konsentrasi 100% pada perendaman 60 menit Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, rata-rata logam berat Pb pada perlakuan kontrol deteksi waktu 30 menit dan 60 menit masing-masing berturut-turut adalah 0,215 mg/kg dan 0,236 mg/kg. Sementara ambang batas maksimum pencemaran 48
  • 2. 49 logam berat Pb dalam pangan yang telah ditetapkan Badan Standar Nasional Indonesia (2009) yaitu tidak boleh lebih dari 0,3 mg/kg. Walaupun nilai rata-rata kontrol baik deteksi waktu 30 menit maupun 60 menit masih berada di bawah ambang batas adalah tetap sifat logam berat Pb yang akumulatif dalam tubuh organisme sehingga apabila terakumulasi terus menerus dalam jangka waktu panjang dapat membuat tubuh tidak mampu mentolerir keberadaan logam berat Pb tersebut sehingga menimbulkan dampak negatif pada kesehatan (Sitorus, 2004). Tabel 4.1 juga menunjukkan bahwa perendaman daging Ikan Nila dengan berbagai konsentrasi dan lama perendaman mengalami penurunan logam berat Pb. Penurunan yang paling tinggi adalah perlakuan perendaman dengan konsentrasi 100% pada lama perendaman 60 menit yaitu terjadi penurunan sebesar 0,074 mg/kg. Selanjutnya persentase penurunan kadar logam berat Pb pada Ikan Nila disajikan pada Tabel 4.2 dan Lampiran 2. Tabel 4.2 Penurunan Kadar Logam Berat (mg/l) Pb pada Ikan Nila setelah Perendaman dengan Filtrat Buah Jeruk Siam pada Berbagai Konsentrasi dan Waktu Perlakuan Kadar sebelum Perendaman (mg/kg) Rata-Rata Kadar setelah Perendaman (mg/kg) Penurunan Kadar Pb (mg/kg) Persentase Penurunan K 30’ 50% 0.215 0.189 0.026 12.02 % K 30’ 75% 0.174 0.041 19.06% K 30’ 100% 0.163 0.052 24.18% K 60’ 50% 0.236 0.194 0.042 17.79% K 60’ 75% 0.181 0.055 23.30% K 60’ 100% 0.162 0.074 31.35% Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui nilai penurunan kadar logam berat Pb pada setiap perlakuan menggunakan berbagai konsentrasi (50%, 75%, dan 100%)
  • 3. 50 serta waktu (30 menit dan 60 menit) diperoleh nilai yang paling tinggi yaitu pada perlakuan menggunakan konsentrasi 100% dan waktu 60 menit yaitu terjadi penurunan sebesar 31,35 %. Tabel 4.3 Hasil Uji Anava Dua Arah mengenai Kadar Logam Pb pada Ikan Nila Setelah Perendaman dengan Filtrat Buah Jeruk Siam pada Berbagai Konsentrasi dan Waktu Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Pb Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model .014a 7 .002 18.567 .000 Intercept .860 1 .860 8087.715 .000 Waktu .000 1 .000 3.610 .076 Konsentrasi .013 3 .004 40.881 .000 Waktu * Konsentrasi .000 3 .000 1.239 .328 Error .002 16 .000 Total .876 24 Corrected Total .016 23 Data kadar logam Pb pada Ikan Nila yang telah diberi perlakuan berbagai konsentrasi dan waktu perendaman, setelah dianalisis dengan menggunakan uji statistik Anava Dua Arah pada Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai Fhitung pada perlakuan waktu dan konsentrasi masing-masing berturut-turut sebesar 3.610 dan 40.881 dimana nilai signifikasinya masing-masing berturut-turut sebesar 0.076 dan 0.00. Nilai signifikansi 0.076 pada konsentrasi lebih besar dari 0,05 maka dinyatakan tidak ada perbedaan hal serupa sama dengan interaksi antara waktu
  • 4. 51 dan konsentrasi dengan nilai signifikansi 0.328 yang berarti menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara waktu dan konsentrasi terhadap penurunan kadar logam Pb dalam Ikan Nila. Sedangkan terdapat perbedaan nilai signifikansi pada waktu dengan nilai 0.00 dimana nilai ini kurang dari 0,05. B. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan perlakuan pada konsentrasi 75%, 50% , dan 100% namun tidak ada perbedaan pada lama waktu perendaman 30 menit dan 60 menit terhadap penurunan logam Pb pada daging Ikan Nila. Pada nilai signifikansi interaksi antara waktu perendaman dengan konsentrasi yang telah dipaparkan pada table 4.3 menjelaskan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan dalam menurunkan kadar Pb Ikan Nila. Akan tetapi secara deskriptif, telah terbukti bahwa perbedaan konsentrasi dan lama waktu perendaman dapat menurunkan kadar Pb jika dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Hal ini berarti senyawa organik yang terdapat pada buah jeruk siam dapat menyebabkan pengikatan logam Pb pada daging Ikan Nila. Penurunan kadar Pb dalam Ikan Nila disebabkan oleh larutan asam sitrat yang terdapat dalam buah jeruk siam. Laily (2002) menyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi asam, maka semakin banyak jumlah hidrogen yang berkompetisi dengan ion logam sehingga kekuatan ion logam dalam protein semakin berkurang dan mudah lepas. Hal ini terbukti pada hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa pada perlakuan konsentrasi 100% dapat menurunkan logam paling tinggi dibandingkan konsentrasi 75%, 50% yaitu 0,074 mg/kg
  • 5. 52 dengan persentase penurunan 31,35%. Selain itu dibuktikan dalam penelitian Setiawan (2012) dan Ulfah (2014). Hasil Setiawan menyatakan terdapat perbedaan konsentrasi jeruk lemon dan jeruk nipis yang kaya akan asam sitrat dapat menurunkan logam berat pada udang sebesar 0,27 mg/kg (dengan prosentase penurunan sebesar 40,30%) untuk perendaman jeruk nipis 50%, 0,32 mg/kg (47,76 %) untuk perendaman jeruk nipis 100%, 0,25 mg/kg (37,31%) untuk perendaman jeruk lemon 50%, dan 0,33mg/kg (49,25%) untuk perendaman jeruk lemon 100%. Sedangkan hasil penelitian Ulfah menyatakan terdapat persentase penurunan logam Pb menggunakan kulit nenas yang paling tinggi terdapat pada perendaman dengan konsentrasi 100% dengan lama waktu 60 menit yaitu sebesar 2,37 mg/l (dengan prosentase penurunan sebesar 76,55%) sedangkan pada perendaman 100% dengan lama waktu 30 menit sebesar 2,002 mg/l (64,66%). Selain itu, lama perendaman juga mempengaruhi penurunan logam Pb. Izza (2014) menyatakan bahwa waktu perendaman larutan asam yang dibutuhkan untuk mengkhelat Pb adalah 30 menit sampai dengan 180 menit. Hal ini berarti semakin lama perendaman maka semakin banyak ikatan logam dengan protein yang putus sehingga semakin tinggi pula penurunan logam Pb pada Ikan Nila. Hal ini terbukti pada hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa secara deskriptif perbedaan lama waktu perendaman sampel memberikan pengaruh yang berbeda terhadap penurunan logam Pb yaitu perendaman 60 menit terjadi penurunan yang lebih tinggi daripada 30 menit. Selain itu dibuktikan dalam penelitian Armanda (2009) bahwa setelah perendaman 30 menit, terjadi penurunan kadar logam Pb
  • 6. 53 sebesar 48,40% dan setelah perendaman 60 menit terjadi penurunan sebesar 64,46%. Ikan Nila merupakan ikan dengan kandungan protein yang cukup tinggi yaitu sebesar 17,5 % (Khairuman dan Amri dalam Apriliza, 2012). Dengan kandungan protein yang cukup tinggi tersebut, maka perendaman dalam perlakuan asam sitrat yaitu filtrat buah jeruk siam akan turut menurunkan logam Pb pada tubuh Ikan Nila. Keasaman asam sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion sitrat. Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk mengendalikan pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak ion logam membentuk garam sitrat (Nurdiani, 2013). Palar (2004) menyatakan bahwa logam pada umumnya dapat membentuk ikatan dengan bahan organik alam maupun bahan organik buatan. Proses pembentukan ikatan tersebut dapat terjadi melalui pembentukan garam organik dengan gugus karboksil seperti misalnya asam sitrat, tartrat, dan lain-lain. Di samping itu, logam dapat berikatan dengan atom-atom yang mempunyai elektron bebas dalam senyawa organik sehingga terbentuk kompleks (Nurdiani, 2013). Ahmad (2001) menyatakan sumber masuknya logam berat Pb di perairan yang paling utama berasal dari limbah buangan industri serta dari logam berat Pb di udara yang terbawa oleh angin dan hujan (Anonim, 2012). Pb yang masuk ke perairan akan masuk ke tubuh biota perairan sehingga berikatan dengan beberapa protein yang terdapat dalam tubuhnya biota. Pb memiliki sifat afinitas yang kuat terhadap gugus sulfuhidril dari sistein, gugus amino dari lisin, gugus karboksil
  • 7. 54 dari asam aspartat dan glutamat, dan gugus hidroksil dari tirosin. Ion logam yang terdapat dalam tubuh organisme hampir semuanya berikatan dengan protein. Pb juga dapat berikatan dan memodifikasi struktur tersier protein dengan demikian menginaktifkan properti enzimatik, terlebih lagi enzim-enzim yang kaya akan gugus -SH. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa setiap atom Pb dapat menginduksi kerusakan biokimia tubuh (Suprihatin dan Indrasti 2015). Hasil penurunan logam Pb pada berbagai konsentrasi filtrat buah jeruk siam menunjukkan adanya perbedaan perlakuan namun menunjukkan selisih yang sangat kecil. Signifikansi yang sangat kecil ini dikarenakan antara konsentrasi 100%, 75%, 50%, memiliki tingkat keasaman yang hampir sama yaitu antara 2 – 3. Meskipun tidak berbeda secara nyata, namun penurunan terbesar logam Pb terdapat pada konsentrasi filtrat jeruk siam 100%. Hal ini dikarenakan pada konsentrasi 100% tidak ada penambahan akuades sehingga mempunyai nilai pH yang paling rendah (± 2,4) dan kandungan asam sitratnya lebih banyak (Setiawan, 2012). Suprihatin dan Indrasti (2015) menyatakan bahwa asam sitrat yang mempunyai gugus karboksil dikenal sebagai sekuestran (pengkhelat) pada logam yang nantinya bertindak sebagai ligan. Hal ini dapat terjadi karena logam berat dapat berikatan dengan atom yang memiliki ion bebas, sedangkan asam sitrat memiliki empat elektron bebas pada kompleks (pengikat logam) yaitu pada gugus karboksil yang dapat diberikan pada ion logam sehingga menyebabkan terbentuknya ion kompleks yang dengan mudah larut dalam air. Terjadinya reaksi antara zat pengikat logam dengan ion logam melalui ikatan koordinasi menyebabkan ion logam kehilangan sifat ionnya dan mengakibatkan logam berat
  • 8. 55 tersebut kehilangan sebagian besar toksisitasnya. Asam sitrat sendiri mampu mengikat logam-logam berat misalnya yang bervalensi 2 (bivalen). pH mempunyai peran yang penting dalam penyerapan logam. Hal ini dikarenakan pH dapat mempengaruhi kelarutan ion logam dalam larutan, kemampuan ion logam lain untuk mengikat pada permukaan biomassa, dan mempengaruhi muatan pada permukaan biomassa selama reaksi berlangsung. Pada pH asam, reaksi hidrolitik dapat mengakibatkan berubahnya komponen dan keadaan permukaan aktif sel. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan penyerapan yang dilakukan sorben terhadap logam. Pada pH basa, permukaan sel perlahan bermuatan negatif sehingga kemampuan untuk mengikat ion-ion Pb menjadi berkurang dan kemampuan menyerap logam juga semakin kecil (Rahayu dan Purnavita, 2007; Ramadhan dan Handajani, 2010).