Cerpen dari temen saya :)
ingin berbagi saja. Agar karya dia dikenal banyak orang :)
1 of 4
Download to read offline
More Related Content
Kado terakhir untuk bunda
1. Kado terakhir untuk bunda
Yayuk Sulistiyani
Aku selalu dimanja oleh bunda, lantaran karna aku adalah anak tunggal.
Kepergian ayah membuat kami merasa lebih mandiri. Kami hanya tinggal bertiga
bunda, aku, dan mba ijah..
Kini bunda hanya mencari nafkah sendiri demi memenuhi kebutuhan hidupku
dan kebutuhan sehari-hari. Bunda adalah seorang pekerja keras.
pagi sayang.. sambut bunda saat aku menuju meja makan dan duduk
didekatnya.
pagi bun, bun.. hari ini aku pulang agak telat ya..
memangnya ada apa.? Tanya bunda sambil memberiku sepiring nasi goreng
buatannya.
hari ini aku mau ke toko buku, ada novel edisi baru bun, dan itu limited. Boleh
ya bun.. pintaku dengan sangat memohon.
oke, nanti bunda suruh mang ujang yang mengantar..
Jawaban bunda selalu saja begitu, sejak aku masuk sekolah sampai usiaku 17
tahun, masih saja antar jemput kemanapun dan kapanpun. Alasannya, karna bunda
tidak ingin terjadi apa-apa denganku. Pernah aku menyangkal, namun bunda
memberiku dua pilihan, mau diantar jemput atau tidak mendapatkan apa yang aku
inginkan.
Jadi, mau tidak mau aku harus diantar jemput walau kadang memang sangat
memalukan. Hanya saja demi mendapatkan barang yang aku inginkan.
2. Siang itu, sepulang sekolah aku menunggu kedatangan mang ujang supir bunda
itu, namun kedatangannya tak kunjung datang. Aku hanya bisa duduk menatap ujung
jalan sekolahku.
gak pulang nay.? Sapaan dinda teman sebangkuku.
lagi nunggu dijemput nih.. jawabku dengan panik.
masih aja dijemput.! Lo itu udah gede. hahaha
rese lo.. udah sana duluan aja.! Aku mendorongnya dengan muka kesal.
iya iya, hati-hati ya nayya sayang. Daaaaahh
Setelah lama menunggu, akhirnya mang ujang datang.
kemana aja sih mang, lama bener. Liat tuh sekolah, udah sepi. Bete deh.!
Aku menunjukkan kekesalanku terhadap mang ujang, dan setibanya di toko
buku, aku lekas mencari buku yang ingin aku beli itu.
Dalam waktu sehari aku mampu untuk membaca novel itu dengan selesai.
Lumayan tebal, dan waw..ceritanya sungguh menarik. Hingga aku terinspirasi dari
novel tersebut, seorang gadis yang banyak kemaunnya seperti aku. Aku segera
menghampiri bunda yang tengah menonton tv.
bun.. bunda sayang kan sama aku.? Aku mendekati bunda dan setengah
memeluknya.
pasti dong sayang, kok kamu tiba-tiba nanya gitu.? Ada apa.? Tanya bunda
dengan menatap serius.
kalau bunda sayang, bolehkan awal bulan ini aku minta dibeliin hape baru.?
tapi kan hape nayya belum lama bunda beliin juga.! Jawab bunda seakan akan
tidak ingin mengabulkan.
yaah, bun, udah ketinggalan nih, aku bosan. Ayo dong bun.. aku meminta
dengan memaksa dan merengek kecil agar bunda tidak tega.
3. Tak lama kemudian bundapun menjawab. ya.. begitulah bunda, selalu saja
menuruti keinginanku.
Hape baru sudah ku dapatkan, dan begitulah seterusnya, aku selalu minta
dibelikan barang apapun itu diawal bulan.
Malam hari setelah aku dan bunda selesai makan malam, bunda mengajakku untuk
berbicara serius.
nay, bunda akan di tugaskan ke malang dalam minggu-minggu ini.!
hah.? Serius bun.? Tanyaku tak percaya..
bunda sudah berusaha menolak, tapi itu adalah kesempatan bunda untuk bisa
menjadi pegawai terbaik. Menurut kamu gimana nay.?
hmmp, nayya gak papa kok bun, bunda berangkat aja. Kan sayang bun, kalau
gak dimanfaatin. Jawabku dengan santai..
kamu jaga diri baik-baik ya nay, bunda sayang banget sama nayya. Bunda
tersenyum.
Hati ini bersorak kegirangan. Karna itu adalah saat-saat yang aku tunggu,
bebas dari aturan-aturan bunda, bebas dari antar-jemput, bebas untuk
segalanya..horeeee..
Hari ini keberangkatan bunda, aku pergi kesekolah dengan biasa. Tapi, tanpa
diantar mang ujang. Tak lagi ku diejek oleh teman. Pulang selalu telat, dan bermain
sepuasnya bersama teman, dan aku sangat menikmati ini. Begitulah beberapa hari
belakangan ini.
Tanggal 25 Agustus, adalah hari kelahiran bunda, aku teringat saat bangun
pagi dan segera berangkat ke sekolah. Aku berniat membelikan sesuatu untuk
bunda, dan aku akan berikan nanti malam ketika bunda sampai dirumah, karna pagi
ini bunda terbang ke Jakarta.
4. Setelah usai pelajaran di sekolah, aku lekas pergi ke butik langganan bunda
itu, aku melihat-lihat dan memilah-milih, tapi tak satupun ku dapatkan untuk bunda.
Aku melamun sejenak, dan tertuju kearah gaun hitam itu. Entah mengapa aku jadi
menyukainya, dan aku berniat membelinya sebagai hadiah untuk bunda.
sepanjang perjalanan pulang, aku hanya bisa terpaku oleh jalanan. Aku terfikir oleh
bunda, rindu dengan dia. Aku merasakannya seperti tidak biasanya. Kali ini aku
sangat sangat rindu dengan bunda. Aku terus berjalan, sampai rumahku terlihat.
Ramai.. dipenuhi dengan orang-orang disekitar rumahku.. bunda pulang.! Ya,
bunda sudah sampai. Senangnya, banyak orang yang datang untuk menyambut bunda
dan mungkin sekalian merayakan ulang tahun bunda..
Namun, kesenangan itu berakhir saat aku melihat beberapa karangan bunga,
aku diam terpaku dan pandanganku hilang sekejap..
bundaaaaaaaa!!!!!!!!!
Aku tak sadarkan diri, ketika terbangun, aku melihat ada mba ijah yang
menemaniku, orang yang sangat berjasa dirumah. Mba ijah menceritakan kejadian
pastinya, saat diperjalanan menuju rumah, taxi yang ditumpangi bunda dari airport
itu mengalami kecelakaan, dan itu bertepatan disaat aku berada dibutik.
Aku menangis, aku seperti orang tak sadar,
Aku melihat bunda terbujur dengan ditutupi kain putih, bunda cantik, sangat
cantik. Aku tak bisa berhenti menangis, menangisi kepergian bunda, kuciumi bunda,
aku menyesal.! Sungguh sangat menyesal telah menjadi anak yang egois, tidak bisa
memberikan kebahagiaan untuk bunda. Bahkan ingin memberi sebuah hadiah
untuknyapun tak bisa kuberikan. Gaun hitam itu adalah petanda, bahwa bunda akan
meninggalkan aku untuk selamanya. Selamat jalan bunda.