Dokumen tersebut membandingkan biaya lisensi standar kompresi MPEG2 dan MPEG4 AVC untuk siaran TV digital. Lisensi MPEG4 AVC lebih rumit dan mahal dibanding MPEG2 karena tergantung pada jumlah produksi, jumlah pelanggan, dan jumlah rumah tangga pemirsa; sehingga total biaya investasi migrasi ke standar MPEG4 AVC akan lebih besar.
1 of 5
More Related Content
KAJIAN BIAYA PENGGUNAAN STANDAR KOMPRESI MPEG2 DAN MPEG4 AVC UNTUK SIARAN TV DIGITAL TERESTRIAL
1. KAJIAN BIAYA PENGGUNAAN STANDAR KOMPRESI MPEG2 DAN
MPEG4 AVC UNTUK SIARAN TV DIGITAL TERESTRIAL
Isu atau permasalahan yang menjadi pertimbangan pemilihan standar
kompresi antara MPEG2 atau MPEG4 AVC adalah isu ekonomi, terutama adalah
biaya lisensi yang harus dikeluarkan oleh broadcaster dan manufaktur.
Sesuai dengan informasi yang didapat dari MPEG License Authority biaya
lisensi MPEG2 dan MPEG4 AVC adalah sebagai berikut:
1. MPEG2
Untuk Dekoder MPEG2 biaya lisensi sebesar US $ 2,50 dimulai dari 1
Januari 2002 (US $ 4,00 per unit sebelum 1 Januari 2002), dan akan menjadi
US $ 2,00 setelah 1 Januari 2010.
Untuk Enkoder MPEG2 biaya lisensi sebesar US $ 2,50 dimulai dari 1
Januari 2002 (US $ 4,00 per unit sebelum 1 Januari 2002), dan akan menjadi
US $ 2,00 setelah 1 Januari 2010.
2. MPEG4 AVC
Ketentuan biaya lisensi untuk MPEG4 AVC lebih rumit dari pada MPEG2.
Lisensi MPEG4 AVC dibagi dalam 2 (dua) bagian seperti terlihat pada Gambar 2,
yaitu:
a. Sub-lisensi untuk manufaktur enkoder dan dekoder yang diberikan hak
untuk membuat dan menjual serta hak terbatas hanya untuk penggunaan
pribadi oleh atau antara end user (gambar diagram sebelah kiri).
b. Sub-lisensi untuk konten video atau service provider yang diberikan hak
untuk menggunakan dekoder atau enkoder yang menggunakan MPEG4
AVC (gambar diagram sebelah kanan).
2. Jadi dari skema lisensi MPEG4 AVC tersebut biaya lisensi dikeluarkan oleh 2
(dua) pihak, yaitu perusahaan manufaktur sebagai pembuat dekoder dan enkoder
serta oleh pihak broadcaster yang dalam hal ini sebagai service provider yang
menggunakan dekoder atau enkoder MPEG4 AVC.
Gambar 2. Skema Lisensi MPEG4 AVC
Lebih jauh lagi, untuk sub-lisensi a, masih dibagi lagi sebagai berikut:
i. Sub-lisensi untuk produk enkoder dan dekoder bermerk (branded) yang
dijual ke end user atau sebagai OEM yang menjadi satu dengan Personal
Computer tetapi tidak menjadi bagian dari sistem operasi komputer.
ii. Sub-lisensi untuk produk enkoder dan dekoder bermerk (branded) yang
dijual sebagai OEM yang menjadi satu dengan Personal Computer dan
menjadi bagian dari sistem operasi komputer.
Untuk sub-lisensi b dibagi lagi sebagai berikut:
3. i. End user membayar langsung untuk menikmati layanan video (misalnya
layanan berlangganan).
ii. Remunerasi didapatkan dari sumber lain (misalnya untuk siaran TV free-to-
air).
Jumlah atau besaran biaya lisensi (royalti) yang harus dibayarkan adalah sebagai
berikut:
Untuk Perusahaan Manufaktur Enkoder dan Dekoder
Kategori a.i, biaya lisensi (royalti) dimulai sejak 1 Januari 2005 per entitas
badan usaha adalah sebagai berikut:
-足 0 100.000 unit per tahun = no royalty
-足 Setelah 100.000 unit pertama per tahun = US $ 0,20 per unit
-足 Di atas 5 juta unit per tahun = US $ 0,10 per unit
-足 Royalti maksimum per tahun = US $ 3,5 juta (2005-2006) ; US $ 4,25
juta (2007-2008) ; US $ 5 juta (2009-2010)
Kategori a.ii, biaya lisensi (royalti) dimulai sejak 1 Januari 2005 yang
dibayarkan oleh suatu badan usaha untuk pelanggannya adalah sebagai
berikut:
-足 0 100.000 unit per tahun = no royalty
-足 Setelah 100.000 unit pertama per tahun = US $ 0,20 per unit
-足 Di atas 5 juta unit per tahun = US $ 0,10 per unit
-足 Royalti maksimum per tahun = US $ 3,5 juta (2005-2006) ; US $ 4,25
juta (2007-2008) ; US $ 5 juta (2009-2010)
Untuk Konten Video atau Service Provider (Broadcaster)
Kategori b.i, biaya lisensi (royalti) dimulai sejak 1 Januari 2006 adalah
sebagai berikut:
-足 Untuk title-by-title basis (misalnya VoD, PPV, atau Electronic
Download) biaya lisensi untuk video dengan durasi lebih dari 12 menit
4. adalah sebesar 2% dari harga atau biaya yang dibayarkan oleh
pelanggan atau minimal US $ 0,20 per judul.
-足 Untuk subscribtion basis (berlangganan) jumlah royalti per tahun yang
harus dibayarkan adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Biaya Royalti Sub-lisensi Kategori b.i untuk Subscription Basis
Jumlah Pelanggan Biaya Royalti (US $)
Sampai dengan 100.000 No royalty
100.001 s.d 250.000 25.000
250.001 s.d 500.000 50.000
500.001 s.d 1.000.000 75.000
Lebih dari 1.000.000 100.000
-足 Royalti maksimum per tahun = US $ 3,5 juta (2005-2006) ; US $ 4,25
juta (2007-2008) ; US $ 5 juta (2009-2010)
Kategori b.ii, biaya lisensi (royalti) dimulai sejak 1 Januari 2006 dapat
memilih skema royalti sebagai berikut :
-足 Pembayaran sekali (one-time payment) sebesar US $ 2.500 per enkoder
transmisi (diaplikasikan untuk setiap unit enkoder transmisi yang
digunakan oleh penerima lisensi untuk mentransmisikan konten video
ke end user).
-足 Biaya per tahun (annual fee) untuk setiap pasar penyiaran (broadcast
market) dengan skema sebagai berikut :
Tabel 4. Biaya Royalti Sub-lisensi Kategori b.ii per Broadcast Market
Jumlah TV Household Biaya Royalti (US $)/ Tahun
100.000 499.999 2.500
500.000 999.999 5.000
Lebih dari 1.000.000 10.000
5. Catatan : Untuk internet broadcast yang disalurkan melalui world wide web
dimana end user tidak melakukan pembayaran untuk menerima dan
menikmati konten video tidak akan dikenakan biaya royalti untuk lisensi
yang diberikan sampai dengan 31 Desember 2010. Setelahnya royalti akan
dikenakan sesuai dengan nilai ekonomis yang ekuivalen dengan siaran TV
free-to-air.
-足 Royalti maksimum per tahun = US $ 3,5 juta (2005-2006) ; US $ 4,25 juta
(2007-2008) ; US $ 5 juta (2009-2010).
Dari perbandingan skema lisensi antara MPEG2 dan MPEG4 AVC tersebut
di atas jelas terlihat bahwa biaya investasi untuk migrasi sistem penyiaran
dari analog ke digital akan lebih besar jika menggunakan standar kompreso
MPEG4 AVC. Hal ini disebabkan karena perbedaan skema lisensi dimana
lisensi MPEG2 hanya dibedakan antara linsensi untuk enkoder dan dekoder
dan dibebankan pada biaya per unit, sedangkan untuk lisensi MPEG4 AVC
dikenakan skema royalti yang harus dibayarkan per tahun dan sangat
dipengaruhi oleh faktor jumlah atau kapasitas produksi dari enkoder dan
dekoder untuk lisensi yang diberikan kepada perusahaan manufaktur serta
faktor jumlah TV household (jumlah rumah tangga yang memiliki perangkat
TV) dan broadcast market. Sebagai gambaran bahwa di Indonesia saat ini
jumlah TV household mencapai sekitar 30 40 juta, artinya investasi untuk
lisensi MPEG4 AVC pertahun yang harus dikeluarkan pelaku usaha akan
sangat besar.