Dokumen tersebut membahas tentang peran, fungsi, dan kompetensi sanitarian sebagai pengelola kesehatan lingkungan. Sanitarian bertanggung jawab untuk menganalisis hasil pengukuran lingkungan, merancang penanggulangan masalah lingkungan, serta mengevaluasi upaya-upaya tersebut. Dokumen juga menjelaskan dampak buruk dari mutu lingkungan yang tidak sesuai standar terhadap kesehatan masyarakat.
1 of 9
Download to read offline
More Related Content
Karim klompok
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam mewujudkan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan yaitu masyarakat, bangsa, dan Negara dengan penduduknya hidup dalam
lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang setinggi tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia,
serta untuk mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan visi pembangunan
kesehatan yaitu masyarakat mandiri untuk hidup sehat, dengan misi membuat rakyat
sehat, dengan berbagai strategi dan program kerjanya, diperlukan sumber daya
manusia bidang kesehatan yang professional. Agar visi, misi, strategi dan program-
program pembangunan dapat dilaksanakan secara optimal, maka diperlukan upaya-
upaya di bidang kesehatan lingkungan yang bermutu sesuai dengan standar dan
parameter yang berlaku. Untuk mencapai program-program tersebut diperlukan
tenaga sanitarian/ahli kesehatan lingkungan yang professional.
Profesionalisme tenaga sanitarian/kesehatan lingkungan ditunjukkan dengan
perilaku tenaga sanitarian/kesehatan lingkungan yang memberikan pelayanan
kesehatan berdasarkan standar pelayanan, mandiri, bertanggung jawab dan
bertanggung gugat, serta senantiasa mengembangkan kemampuannya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam era globalisasi, tuntutan mutu pelayanan kesehatan lingkungan
tidakdapat dielakkan lagi. Peraturan perundang-undangan sudah mulai
diarahkankepada kesiapan seluruh profesi kesehatan dalam menyongsong era pasar
bebas tersebut. Sanitarian/ahli kesehatan lingkungan harus mampu bersaing dengan
profesi sanitarian/ahli kesehatan lingkungan dari negara lain. Untuk itu diperlukan
adanya standar profesi sanitarian/ahli kesehatan lingkungan sebagai pedoman
standarisasi bagi profesi sanitarian/ahli kesehatan lingkungan
2. 1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui peran dari seorang sanitarian sebagai pengelola kesehatan
lingkungan tentang menganalisis hasil pengukuran komponen lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan lingkungan.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui Peran, Fungsi dan Kompetensi Sanitarian/Ahli Kesehatan
Lingkungan.
2. Mengetahui Peran sebagai pengelola kesehatan lingkungan.
3. Mengetahui Menganalisis hasil pengukuran komponen lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan lingkungan.
4. Mengetahui Dampak Negatif Akibat Penyimpangan Mutu Lingkungan.
5. Mengetahui Metoda Analisis Yang Tepat.
3. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peran, Fungsi dan Kompetensi Sanitarian/Ahli Kesehatan Lingkungan
Adapun Peran, Fungsi dan Kompetensi yang harus dimiliki seorang
Sanitarian/Ahli Kesehatan Lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Peran Sebagai Pelaksana Kegiatan Kesehatan Lingkungan
Sebagai Pelaksana Sanitarian mempunyai 4 fungsi.
a) Menentukan komponen lingkungan yang mempengaruhi kesehatan
manusia.
b) Melaksanakan pemeriksaan dan pengukuran komponen lingkungan secara
tepat berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan
c) Menginformasikan hasil pemeriksaan/pengukuran.
d) Menetapkan penyimpangan hasil pemeriksaan terhadap standar baku mutu
sanitasi bersih.
2. Peran sebagai pengelola kesehatan lingkungan.
Sebagai pengelola, sanitarian mempunyai 5 (lima) fungsi.
a) Menganalisis hasil pengukuran komponen lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan lingkungan.
b) Menginterprestasikan hasil pengukuran komponen lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan manusia.
c) Merancang dan merekayasa Penanggulangan masalah Lingkungan
yang mempengaruhi kesehatan manusia
d) Mengorganisir Penanggulangan masalah kesehatan lingkungan.
e) Mengevaluasi hasil Penanggulangan.
4. 3. Peran Sebagai Pengajar, Pelatih dan Pemberdayaan Masyarakat.
Sebagai pengajar, pelatih dan pemberdayaan masyarakat, sanitarian
mempunyai 5 (lima) fungsi.
a) Menginventarisasi pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat
tentang kesehatan lingkungan
b) Menentukan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang kesehatan
lingkungan yang perlu diintervensi.
c) Merencanakan bentuk intervensi perubahan pengetahuan, sikap dan
perilaku tentang kesehatan lingkungan.
d) Melaksanakan intervensi terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat yang tidak sesuai dengan kaidah kesehatan
e) Mengevaluasi hasil intervensi
4. Peran Sebagai Peneliti Kesehatan Lingkungan.
Sebagai peneliti, sanitarian mempunyai 2 (dua) fungsi.
a) Menentukan masalah kesehatan lingkungan.
b) Melaksanakan kegiatan penelitian teknologi tepat.
2.2 Peran sebagai pengelola kesehatan lingkungan.
Kesehatan Lingkungan menurut WHO (World Health Organization) adalah
suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar bisa
menjamin keadaan sehat dari manusia. Ruang lingkup kesehatan lingkungan
diantaranya penyediaan air bersih /air minum, pengolahan dan pembuangan limbah
cair, gas dan padat, pencegahan kebisingan, pencegahan penyakit bawaan air, udara,
makanan, dan vektor, Pengelolaan kualitas lingkungan air, udara, makanan,
pemukiman dan bahan berbahaya.
Kualitas Lingkungan yang buruk dapat mengakibatkan gangguan kesehatan di
masyarakat. Untuk itu perlu adanya pengelolaan kesehatan lingkungan.
Sebagai pengelola, sanitarian mempunyai 5 (lima) fungsi yaitu:
5. a) Menganalisis hasil pengukuran komponen lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan lingkungan.
b) Menginterprestasikan hasil pengukuran komponen lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan manusia.
c) Merancang dan merekayasa Penanggulangan masalah Lingkungan
yang mempengaruhi kesehatan manusia
d) Mengorganisir Penanggulangan masalah kesehatan lingkungan.
e) Mengevaluasi hasil Penanggulangan.
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan,
penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan
lingkungan hidup.
Pengelolaan lingkungan hidup bertujuan :
a) Memperoleh keselamatan hubungan antara manusia dan lingkungan.
b) Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
c) Mewujudkan manusia Indonesia sebagai pembina lingkungan hidup.
d) Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan hidup untuk generasi
sekarang maupun yang akan datang.
e) Melindungi negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara yang
menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.
2.3 Menganalisis hasil pengukuran komponen lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan lingkungan.
Karakteristik 3 komponen/ faktor yang berperan dalam menimbulkan penyakit
1) Karakteristik Lingkungan
 Fisik : Air, Udara, Tanah, Iklim, Geografis, Perumahan, Pangan, Panas,
radiasi.
 Sosial : Status sosial, agama, adat istiadat, organisasi sosial politik, dll.
6.  Biologis : Mikroorganisme, serangga, binatang, tumbuh-tumbuhan.
2) Karakteristik Agent/penyebab penyakit
Agent penyakit dapat berupa agent hidup atau agent tidak hidup. Agent
penyakit dapat dikualifikasikan menjadi 5 kelompok, yaitu :
 Agent biologis
 Agent nutrien : protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air.
 Agent fisik : suhu, kelembaban, kebisingan, radiasi, tekanan, panas.
 Agent chemis/kimia : eksogen contoh ; alergen,gas, debu. endogen contoh ;
metabolit, hormon.
 Agent mekanis : gesekan, pukulan, tumbukan, yang dapat menimbulkan
kerusakan jaringan.
3) Karakteristik Host/pejamu
 Faktor manusia sangat kompleks dalam proses terjadinya penyakit dan
tergantung dari karakteristik yang dimiliki oleh masing – masing individu,
yakni :
 Umur : penyakit arterosklerosis pada usia lanjut, penyakit kanker pada
usia pertengahan
 Seks : resiko kehamilan pada wanita, kanker prostat pada laki-laki
 Ras : sickle cell anemia pada ras negro
 Genetik : buta warna, hemofilia, diabetes, thalassemia
 Pekerjaan : asbestosis, bysinosis.
 Nutrisi : gizi kurang menyebabkan TBC, obesitas, diabetes
 Status kekebalan : kekebalan terhadap penyakit virus yang tahan lama
dan seumur hidup.
 Adat istiadat : kebiasaan makan ikan mentah menyebabkan cacing
hati.
 Gaya hidup : merokok, minum alcohol
 Psikis : stress menyebabkan hypertensi, ulkus peptikum, insomnia.
7. 2.4 Dampak Negatif Akibat Penyimpangan Mutu Lingkungan
Lingkungan yang tercemar akibat kegiatan manusia maupun proses alam akan
berdampak negative pada kesehatan, kenikmatan hidup, kemudahan, efisiensi,
keindahan, serta keseimbangan ekosistem dan sumber daya alam. Oleh karena itu
perlindungan lingkungan merupakan suatu keharusan apabila meninginkan
lingkungan yang lestari sehingga kegiatan ekonomi dan kegiatan lain dapat
berkesinambungan. Apabila demikian halnya maka pengelolaan lingkungan hidup
merupakan suatu keharusan.
2.5 Menggunakan Metoda Analisis Yang Tepat.
Aspek lingkungan adalah factor yang memiliki pengaruh yang paling besar
terhadap derajat kesehatan. Secara spesifik aspek lingkungan yang berhubungan
dengan kesehatan dapat digolongkan menjadi 3 yaitu aspek lingkungan fisik, biologis
dan lingkungan sosisal.
1. Lingkungan fisik
Kinerja manusia dapat dipengaruhi oleh berbagai factor, salah satunya adalah
factor lingkungan fisik. Lingkungan fisik bisa berupa suhu, cuaca, manusia lain,
pemandangan, suara, bau, dan lain-lain. Yang semua aspek tersebut besar kecilnya
dapat mempengaruhi terjadinya penyakit dan tingkat kesehatan masyarakat.
Analisis lingkungan ini dapat dilakukan dengan mempergunakan data yang
diperoleh dari sumber-sumber data yang ada seperti badan meteorology dan
Geofisika, BPS,dll.
2. Lingkungan biologi
Komponen yang termasuk lingkungan biologis adalah sanitasi, kuman
penyakit, vector, binatang ternak dll. Ada berbagai jenis indicator dalam menganalisis
lingkungan biologi seperti akses terhadap air bersih, jumlah jamban dan pembuangan
sampah, keberadaan vector penyakit tergantung jenis keberadaan datanya.
8. 3. Lingkungan sosial-ekonomi
Informasi mengenai keadaan sosial-ekonomi masyarakat juga sangat
bermanfaat dalam menganalisi factor lingkungan yang berpengaruh terhadap derajat
kesehatan.
Tingkat ekonomi masayrakat juga dapat menjadi indicator dari kemampuan
masyrakat untuk ikut menikmati pelayanan kesehatan. Adanya akses ke pelayanan
kesehatan saja belum dapat dijadikan jaminan bahwa mereka akan dapat pelayanan
kesehatan secara optimal.
Mengenai lingkungan sosial dapat berguna dalam menganilis situasi
kesehatan. Misalnya secara sosial diketahui bahwa penderita penyakit kusta selalu
dikucilkan dari pergaulan karena dia dapat menularkan keorang lain.
Data yang diperlukan untuk menganilis lingkungan kesehatan diantaranya
adalah indicator daerah, seperti produk domestic bruto perkapita, perkembangan
pendapatan asli daerah dan lain-lain. Sedangkan data dari lingkungan sosial diperoleh
dari lembaga-lembaga yang ada dalam masyarakat seperti organisasi sosial
kemasyarakatan.
9. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Peran, Fungsi dan Kompetensi yang harus dimiliki seorang Sanitarian/Ahli
Kesehatan Lingkungan adalah sebagai berikut
a) Peran Sebagai Pelaksana Kegiatan Kesehatan Lingkungan
b) Peran sebagai pengelola kesehatan lingkungan.
c) Peran Sebagai Pengajar, Pelatih dan Pemberdayaan
Masyarakat
d) Peran Sebagai Peneliti Kesehatan Lingkungan
2. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan,
penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan
pengembangan lingkungan hidup.
3.2 Saran
1. untuk seorang sanitarian hendaknya kita menguasai dan memiliki hal-hal yang
menjadi tanggungjawab oleh seorang sanitarian
2. untuk masyarakat sebaiknya kita bersama-sama menjaga lingkungan demi
kelanjutan lingkungan yang sehat di masa yang akan datang