際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
LAPORAN HASIL KARYA ILMIAH
BUDIDAYA IKAN MUJAIR
DISUSUN OLEH :
RIAWATI NINGTIYAS (29)
YUSMANIAR AFIFA NUR (39)
KELAS : IX B
SMP NEGERI 3 TANGGUL
TAHUN AJARAN 2013/2014
Jl. PB. Sudirman No. 30 Telp. (0336) 441211
TANGGUL - JEMBER
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis yang
berjudul BUDIDAYA IKAN MUJAIR ini.
Dengan terselesaikannya penulisan karya ilmiah ini kami berterima kasih
kepada :
1. Bapak Kepala SMP Negeri 3 Tanggul
2. Bapak dan Ibu Guru yang telah membimbing
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini
Tujuan kami membuat karya ilmiah ini untuk pembelajaran dan
memberikan informasi tentang pembudidayaan ikan mujair. Metode yang kami
gunakan adalah metode deskriptif yaitu menganalisis data yang diperoleh dalam
bentuk yang kompleks, sehingga dapat diterima oleh masyarakat.
Dalam penyusunan karya tulis ini, kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan dan kekurangan dalam penyusunannya, baik dalam penyajian data,
bahasa maupun sistematika pembahasannya.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan pada kesempatan ini. Mudah-
mudahan dengan adanya karya tulis ini sedikit banyak membawa manfaat kepada
kita semua, dan juga dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.
Tanggul, Januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........... i
KATA PENGANTAR. ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN... 4
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................. 4
1.2 Permasalahan. 4
1.3 Tujuan 4
1.4 Masalah.. 4
BAB II PEMBAHASAN 5
2.1 Ikan Mujair.. 5
2.1.1 Klasifikasi Ikan Mujair 5
2.2 Persyaratan Lokasi 6
2.3 Kolam Mujair 6
2.4 Peralatan. 7
2.5 Persiapan Media... 7
2.6 Pembibitan.. 8
2.7 Pakan... 8
2.8 Penyakit... 8
2.8.1 Penyakit... 8
BAB III PENUTUP 9
3.1 Penutup 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ikan Mujair adalah sejenis ikan air tawar yang biasa dikonsumsi.
Penyebaran alami ikan ini adalah perairan Afrika dan di Indonesia pertama kali
ditemukan oleh Pak Mujair di muara Sungai Serang pantai selatan Blitar, Jawa
Timur pada tahun 1939. Ikan berukuran sedang, panjang total maksimum yang
dapat dicapai ikan mujair adalah sekitar 40 cm. Bentuk badannya pipih dengan
warna hitam, keabu-abuan, kecoklatan atau kuning.
Sirip punggungnya (dorsal) memiliki 15-17 duri (tajam) dan 10-13 jari-jari
(duri berujung lunak), dan sirip dubur (anal) dengan 3 duri dan 9-12 jari-jari.
Ikan mujair adalah ikan yang mampu tumbuh cepat sehingga dapat menghasilkan
banyak keuntungan yang banyak dan perertumbuhannya dalam waktu (57 bulan).
1.2 Permasalahan
Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang dibahas dalam karya tulis
ini adalah :
Bagaimana cara membudidayakan ikan mujair yang baik?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan karya tulis ini sebagai berikut :
a. Mengetahui lokasi yang baik untuk pembudidayaan.
b. Mengetahui pedoman teknis budidaya.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat karya tulis ini memberi beberapa manfaat sebagai berikut
:
a. Menambah wawasan tentang cara membudidayakan ikan mujair.
b. Mengerti pentingnya budidaya ikan mujair.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ikan Mujair
Ikan Mujair adalah sejenis ikan air tawar yang biasa dikonsumsi.
Penyebaran alami ikan ini adalah perairan Afrika dan di Indonesia pertama kali
ditemukan oleh Pak Mujair di muara Sungai Serang pantai selatan Blitar, Jawa
Timur pada tahun 1939. Meski masih menjadi misteri, bagaimana ikan itu bisa
sampai ke muara terpencil di selatan Blitar, tak urung ikan tersebut dinamai
mujair untuk mengenang sang penemu. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis
mossambicus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Mozambique tilapia, atau
kadang-kadang secara tidak tepat disebut "Java tilapia".
Ikan mujair mempunyai toleransi yang besar terhadap kadar garam
(salinitas), sehingga dapat hidup di air payau. Jenis ikan ini memiliki kecepatan
pertumbuhan yang relatif cepat, tetapi setelah dewasa kecepatannya ini akan
menurun. Mujair juga sangat peridi. Ikan ini mulai berkembang biak pada umur
sekitar 3 bulan, dan setelah itu dapat berkembang biak setiap 1遜 bulan sekali.
Setiap kalinya, puluhan butir telur yang telah dibuahi akan dierami dalam mulut
induk betina, yang memerlukan waktu sekitar seminggu hingga menetas. Hingga
beberapa hari setelahnya pun mulutnya tetap menjadi tempat perlindungan anak-
anak ikan yang masih kecil, sampai anak-anak ini disapih induknya.
Dengan demikian dalam waktu beberapa bulan saja, populasi ikan ini
dapat meningkat sangat pesat. Apalagi mujair cukup mudah beradaptasi dengan
aneka lingkungan perairan dan kondisi ketersediaan makanan.
2.1.1 Klasifikasi Ikan Mujair
Klasifikasi ikan mujair adalah sebagai berikut :
a. Kelas : Pisces
b. Sub kelas : Teleostei
c. Ordo : Percomorphi
d. Ub-ordo : Percoidea
e. Famili : Cichlidae
f. Genus : Oreochromis
g. Species : Oreochromis mossambicus
Adapun jenis ikan mujair yang dikenal antara lain :
a. Mujair biasa
b. Mujair merah atau jamerah
c. Mujair albino
2.2 Persyaratan Lokasi
a. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah
liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan
massa air yang besar
dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
b. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar
antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
c. Ikan mujair dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan
berada pada ketinggian antara 150-1000 m.
d. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mujair harus bersih, tidak
terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan
minyak/limbah pabrik.
e. Ikan mujair dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban,
dan sungai air deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang
mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan
mujair. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha,
sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100
liter/menit/m3.
f. Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8.
g. Suhu air yang baik berkisar antara 20-25 derajat C.
2.3 Kolam Mujair
Sarana berupa kolam yang perlu disediakan dalam usaha budidaya ikan
mujair tergantung dari sistem pemeliharaannya. Adapun jenis kolam yang umum
dipergunakan dalam budidaya ikan mujair antara lain :
a. Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan
Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan, kolam sebaiknya
berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi. Adapun
syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 20-22
derajat C kedalaman air 40-60 cm dasar kolam sebaiknya berpasir.
b. Kolam pemeliharaan benih
Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman
air kolam antara 30-50 cm. Lama pemeliharaan di dalam kolam
benih antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
c. Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara
dan membesarkan ikan selepas dari kolam benih.
2.4 Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mujair
diantaranya adalah : jala, waring, hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk
menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai
ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul, arit, pisau serta
piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.
Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan
mujair antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan
diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan,
keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak
dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa
dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang
untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok
(untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas),
anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jarring nilon (untuk menangkap
ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu
minggu keatas), seser (gunanya hampir sama dengan scoopnet, tetapi ukurannya
lebih besar), jaring berbentuk segi empat (untuk menangkap induk ikan atau ikan
konsumsi).
2.5 Persiapan Media
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media
untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam
menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan
kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama
dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa
pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700
gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan
TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.
2.6 Pembibitan
Untuk menyiapkan bibit ikan mujair yang akan dipelihara, perlu
diperhatikan hal-hal penyiapan media pemeliharaan, pemilihan dan pemeliharaan
induk, penetasan dan persyaratan bibit, ciri-ciri bibit dan induk unggul.
2.7 Pakan
Apabila tingkat produktivitas dan kesuburan kolam sudah semakin
berkurang, maka bisa diberikan makanan tambahan dengan komposisi berikut :
a. Tepung ikan 25%.
b. Tepung kopra 10 %.
c. Dadak halus 65 %.
Atau kita juga dapat memberikan pallet yang berkadar protein 20  30 %. Pemberian
makannya 2-3 kali/hari.
2.8 Hama dan Penyakit
2.8.1 Penyakit
Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah
timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan mujair :
a. Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.
b. Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.
c. Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
d. Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam
diberi satu pintu pemasukan air.
e. Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
f. Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya
dilakukan secara hati-hati dan benar.
g. Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus
peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke
areal perkolaman.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari pembuatan karya ilmiah budidaya ikan mujair adalah
membudidayakan ikan mujair tidak terlalu sulit karena tidak rentang terkena penyakit,
dan ikan mujair bisa di panen dalam waktu 5 bulan.
DAFTAR PUSTAKA
file:///H:/Mujair%20-
%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.htm
https://www.google.co.id/search?q=ikan+mujair+albino&source=lnms&tbm=isch&sa=
X&ei=14rSUvi0LsOFrAfxzoHIBA&ved=0CAcQ_AUoAQ&biw=1280&bih=606#facrc
=_&imgdii=_&imgrc=s_YMrnO83zcS0M%253A%3BTCqvlzdfe9uuOM%3Bhttp%253
A%252F%252Fadearisandi.files.wordpress.com%252F2012%252F08%252Fgurame-
padang-osphronemus-goramy-
var.jpg%3Bhttp%253A%252F%252Fadearisandi.wordpress.com%252F2012%252F08
%252F29%252Fgurame%252F%3B659%3B439
http://agromaret.com/artikel/371/hama_dan_penyakit_dalam_budidaya_ikan_mujair
http://klikpintar.com/peternakan/cara-mudah-budidaya-ikan-mujair/

More Related Content

Karya Ilmiah

  • 1. LAPORAN HASIL KARYA ILMIAH BUDIDAYA IKAN MUJAIR DISUSUN OLEH : RIAWATI NINGTIYAS (29) YUSMANIAR AFIFA NUR (39) KELAS : IX B SMP NEGERI 3 TANGGUL TAHUN AJARAN 2013/2014 Jl. PB. Sudirman No. 30 Telp. (0336) 441211 TANGGUL - JEMBER
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul BUDIDAYA IKAN MUJAIR ini. Dengan terselesaikannya penulisan karya ilmiah ini kami berterima kasih kepada : 1. Bapak Kepala SMP Negeri 3 Tanggul 2. Bapak dan Ibu Guru yang telah membimbing 3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini Tujuan kami membuat karya ilmiah ini untuk pembelajaran dan memberikan informasi tentang pembudidayaan ikan mujair. Metode yang kami gunakan adalah metode deskriptif yaitu menganalisis data yang diperoleh dalam bentuk yang kompleks, sehingga dapat diterima oleh masyarakat. Dalam penyusunan karya tulis ini, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunannya, baik dalam penyajian data, bahasa maupun sistematika pembahasannya. Demikianlah yang dapat kami sampaikan pada kesempatan ini. Mudah- mudahan dengan adanya karya tulis ini sedikit banyak membawa manfaat kepada kita semua, dan juga dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya. Tanggul, Januari 2014 Penulis
  • 3. DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL........... i KATA PENGANTAR. ii DAFTAR ISI iii BAB I PENDAHULUAN... 4 1.1 Latar Belakang Masalah.................................................. 4 1.2 Permasalahan. 4 1.3 Tujuan 4 1.4 Masalah.. 4 BAB II PEMBAHASAN 5 2.1 Ikan Mujair.. 5 2.1.1 Klasifikasi Ikan Mujair 5 2.2 Persyaratan Lokasi 6 2.3 Kolam Mujair 6 2.4 Peralatan. 7 2.5 Persiapan Media... 7 2.6 Pembibitan.. 8 2.7 Pakan... 8 2.8 Penyakit... 8 2.8.1 Penyakit... 8 BAB III PENUTUP 9 3.1 Penutup 9 DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 10
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ikan Mujair adalah sejenis ikan air tawar yang biasa dikonsumsi. Penyebaran alami ikan ini adalah perairan Afrika dan di Indonesia pertama kali ditemukan oleh Pak Mujair di muara Sungai Serang pantai selatan Blitar, Jawa Timur pada tahun 1939. Ikan berukuran sedang, panjang total maksimum yang dapat dicapai ikan mujair adalah sekitar 40 cm. Bentuk badannya pipih dengan warna hitam, keabu-abuan, kecoklatan atau kuning. Sirip punggungnya (dorsal) memiliki 15-17 duri (tajam) dan 10-13 jari-jari (duri berujung lunak), dan sirip dubur (anal) dengan 3 duri dan 9-12 jari-jari. Ikan mujair adalah ikan yang mampu tumbuh cepat sehingga dapat menghasilkan banyak keuntungan yang banyak dan perertumbuhannya dalam waktu (57 bulan). 1.2 Permasalahan Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang dibahas dalam karya tulis ini adalah : Bagaimana cara membudidayakan ikan mujair yang baik? 1.3 Tujuan Adapun tujuan karya tulis ini sebagai berikut : a. Mengetahui lokasi yang baik untuk pembudidayaan. b. Mengetahui pedoman teknis budidaya. 1.4 Manfaat Adapun manfaat karya tulis ini memberi beberapa manfaat sebagai berikut : a. Menambah wawasan tentang cara membudidayakan ikan mujair. b. Mengerti pentingnya budidaya ikan mujair.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Ikan Mujair Ikan Mujair adalah sejenis ikan air tawar yang biasa dikonsumsi. Penyebaran alami ikan ini adalah perairan Afrika dan di Indonesia pertama kali ditemukan oleh Pak Mujair di muara Sungai Serang pantai selatan Blitar, Jawa Timur pada tahun 1939. Meski masih menjadi misteri, bagaimana ikan itu bisa sampai ke muara terpencil di selatan Blitar, tak urung ikan tersebut dinamai mujair untuk mengenang sang penemu. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis mossambicus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Mozambique tilapia, atau kadang-kadang secara tidak tepat disebut "Java tilapia". Ikan mujair mempunyai toleransi yang besar terhadap kadar garam (salinitas), sehingga dapat hidup di air payau. Jenis ikan ini memiliki kecepatan pertumbuhan yang relatif cepat, tetapi setelah dewasa kecepatannya ini akan menurun. Mujair juga sangat peridi. Ikan ini mulai berkembang biak pada umur sekitar 3 bulan, dan setelah itu dapat berkembang biak setiap 1遜 bulan sekali. Setiap kalinya, puluhan butir telur yang telah dibuahi akan dierami dalam mulut induk betina, yang memerlukan waktu sekitar seminggu hingga menetas. Hingga beberapa hari setelahnya pun mulutnya tetap menjadi tempat perlindungan anak- anak ikan yang masih kecil, sampai anak-anak ini disapih induknya. Dengan demikian dalam waktu beberapa bulan saja, populasi ikan ini dapat meningkat sangat pesat. Apalagi mujair cukup mudah beradaptasi dengan aneka lingkungan perairan dan kondisi ketersediaan makanan. 2.1.1 Klasifikasi Ikan Mujair Klasifikasi ikan mujair adalah sebagai berikut : a. Kelas : Pisces b. Sub kelas : Teleostei c. Ordo : Percomorphi d. Ub-ordo : Percoidea e. Famili : Cichlidae
  • 6. f. Genus : Oreochromis g. Species : Oreochromis mossambicus Adapun jenis ikan mujair yang dikenal antara lain : a. Mujair biasa b. Mujair merah atau jamerah c. Mujair albino 2.2 Persyaratan Lokasi a. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam. b. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi. c. Ikan mujair dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m. d. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mujair harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. e. Ikan mujair dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mujair. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m3. f. Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8. g. Suhu air yang baik berkisar antara 20-25 derajat C. 2.3 Kolam Mujair Sarana berupa kolam yang perlu disediakan dalam usaha budidaya ikan mujair tergantung dari sistem pemeliharaannya. Adapun jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan mujair antara lain : a. Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan, kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi. Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 20-22 derajat C kedalaman air 40-60 cm dasar kolam sebaiknya berpasir. b. Kolam pemeliharaan benih
  • 7. Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Lama pemeliharaan di dalam kolam benih antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm. c. Kolam pembesaran Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan ikan selepas dari kolam benih. 2.4 Peralatan Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mujair diantaranya adalah : jala, waring, hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan mujair antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jarring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya hampir sama dengan scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segi empat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi). 2.5 Persiapan Media Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa
  • 8. pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi. 2.6 Pembibitan Untuk menyiapkan bibit ikan mujair yang akan dipelihara, perlu diperhatikan hal-hal penyiapan media pemeliharaan, pemilihan dan pemeliharaan induk, penetasan dan persyaratan bibit, ciri-ciri bibit dan induk unggul. 2.7 Pakan Apabila tingkat produktivitas dan kesuburan kolam sudah semakin berkurang, maka bisa diberikan makanan tambahan dengan komposisi berikut : a. Tepung ikan 25%. b. Tepung kopra 10 %. c. Dadak halus 65 %. Atau kita juga dapat memberikan pallet yang berkadar protein 20 30 %. Pemberian makannya 2-3 kali/hari. 2.8 Hama dan Penyakit 2.8.1 Penyakit Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan mujair : a. Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen. b. Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit. c. Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas. d. Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air. e. Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya. f. Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar. g. Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.
  • 9. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kesimpulan dari pembuatan karya ilmiah budidaya ikan mujair adalah membudidayakan ikan mujair tidak terlalu sulit karena tidak rentang terkena penyakit, dan ikan mujair bisa di panen dalam waktu 5 bulan.