Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada kontrasepsi suntik depo progestin.
2. Dibahas landasan teori kontrasepsi suntik, konsep dasar KB suntik, dan konsep dasar depo progestin.
3. Juga dibahas tujuan penulisan makalah tersebut untuk mahasiswa kebidanan agar mampu melaksanakan manajemen kebidanan pada klien KB suntik.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan nifas dan pelayanan kontrasepsi pascapersalinan, termasuk jadwal kunjungan nifas, ruang lingkup pelayanan, pelayanan nifas selama pandemi, pelayanan konseling dan berbagai metode kontrasepsi serta panduan penggunaannya."
Dokumen tersebut membahas tentang kontrasepsi suntik dan vasektomi. Kontrasepsi suntik adalah metode kontrasepsi hormonal yang diberikan melalui suntikan untuk mencegah kehamilan selama 3 bulan. Ada beberapa jenis kontrasepsi suntik seperti Depo Provera dan Norigest. Vasektomi adalah tindakan sterilisasi pria dengan memotong dan mengikat saluran sperma untuk mencegah kehamilan secara permanen. Dokumen ini juga memb
Modul ini membahas asuhan kebidanan metode kontrasepsi hormonal yang mencakup pil kombinasi, suntikan kombinasi, minipil, dan implan. Pil kombinasi merupakan metode hormonal yang efektif bila diminum secara teratur namun dapat menimbulkan efek samping seperti mual dan perdarahan bercak. Suntikan kombinasi dan implan bekerja dengan melepaskan hormon secara berkelanjutan ke dalam aliran darah untuk mencegah kehamilan
Dokumen tersebut membahas tentang 4 standar pelayanan persalinan dan 3 standar pelayanan nifas, serta standar-standar pelayanan kebidanan pada era pandemi Covid-19. Standar-standar tersebut mencakup asuhan yang memadai selama proses persalinan, pertolongan persalinan yang aman, perawatan bayi baru lahir, serta pelayanan untuk ibu dan bayi selama masa nifas hingga 42 hari pasca persalinan. Dokumen juga menjelaskan
Program Nasional (PROGNAS) di rumah sakit mencakup 5 sasaran yaitu: 1) peningkatan kesehatan ibu dan bayi melalui pelayanan PONEK 24 jam, 2) penurunan angka tuberkulosis, 3) penurunan HIV/AIDS, 4) penurunan stunting dan wasting, 5) pelayanan keluarga berencana. Tujuan PROGNAS adalah meningkatkan pencapaian target kesehatan nasional.
Metode kontrasepsi hormonal modern meliputi pil kombinasi dan progestin, suntikan kombinasi dan progestin, serta kontrasepsi darurat hormonal. Dokumen ini menjelaskan profil, cara kerja, manfaat, dan keterbatasan masing-masing metode kontrasepsi hormonal tersebut."
Dokumen tersebut membahas tentang kontrasepsi suntik dan vasektomi. Kontrasepsi suntik adalah metode kontrasepsi hormonal yang diberikan melalui suntikan untuk mencegah kehamilan selama 3 bulan. Ada beberapa jenis kontrasepsi suntik seperti Depo Provera dan Norigest. Vasektomi adalah tindakan sterilisasi pria dengan memotong dan mengikat saluran sperma untuk mencegah kehamilan secara permanen. Dokumen ini juga memb
Modul ini membahas asuhan kebidanan metode kontrasepsi hormonal yang mencakup pil kombinasi, suntikan kombinasi, minipil, dan implan. Pil kombinasi merupakan metode hormonal yang efektif bila diminum secara teratur namun dapat menimbulkan efek samping seperti mual dan perdarahan bercak. Suntikan kombinasi dan implan bekerja dengan melepaskan hormon secara berkelanjutan ke dalam aliran darah untuk mencegah kehamilan
Dokumen tersebut membahas tentang 4 standar pelayanan persalinan dan 3 standar pelayanan nifas, serta standar-standar pelayanan kebidanan pada era pandemi Covid-19. Standar-standar tersebut mencakup asuhan yang memadai selama proses persalinan, pertolongan persalinan yang aman, perawatan bayi baru lahir, serta pelayanan untuk ibu dan bayi selama masa nifas hingga 42 hari pasca persalinan. Dokumen juga menjelaskan
Program Nasional (PROGNAS) di rumah sakit mencakup 5 sasaran yaitu: 1) peningkatan kesehatan ibu dan bayi melalui pelayanan PONEK 24 jam, 2) penurunan angka tuberkulosis, 3) penurunan HIV/AIDS, 4) penurunan stunting dan wasting, 5) pelayanan keluarga berencana. Tujuan PROGNAS adalah meningkatkan pencapaian target kesehatan nasional.
Metode kontrasepsi hormonal modern meliputi pil kombinasi dan progestin, suntikan kombinasi dan progestin, serta kontrasepsi darurat hormonal. Dokumen ini menjelaskan profil, cara kerja, manfaat, dan keterbatasan masing-masing metode kontrasepsi hormonal tersebut."
1. Materi Pelatihan Inti 2
PELAYANAN KONTRASEPSI PADA KONDISI KHUSUS
PELATIHAN BAGI PELATIH PELAYANAN KONTRASEPSI
BAGI DOKTER DAN BIDAN
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
2. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
HASIL BELAJAR DAN INDIKATOR
HASIL BELAJAR
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pelayanan
kontrasepsi pada kondisi khusus.
B. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu:
1. Melakukan pelayanan kontrasepsi darurat
2. Melakukan pelayanan kontrasepsi pasca keguguran
3. Melakukan pelayanan kontrasepsi pasca persalinan
3. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
MATERI POKOK DAN SUB-MATERI
POKOK
3
01
MP 1. Pelayanan Kontrasepsi Darurat
a. Definisi
b. Jenis Kontrasepsi Darurat
c. Indikasi Kontrasepsi Darurat
d. Kriteria Kelayakan Medis
02
MP 2. Pelayanan Kontrasepsi Pasca Keguguran
a. Definisi
b. Jenis Kontrasepsi yang dapat digunakan Pasca Keguguran
c. Panduan metode kontrasepsi pada beberapa kondisi
klinis
03
MP 3. Pelayanan Kontrasepsi Pasca Persalinan
a. Definisi
b. Jenis Kontrasepsi yang dapat digunakan Pasca
Persalinan
c. Kriteria Kelayakan Medis
5. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
DEFINISI
Suatu metode KB yang digunakan dalam 5 hari pasca
senggama yang tidak terlindung dengan kontrasepsi yang
tepat dan konsisten. Tujuannya adalah menurunkan resiko
terjadinya Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD).
5
6. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
JENIS KONTRASEPSI DARURAT
6
Terdapat dua jenis, yaitu:
1. Pil Kontrasepsi Darurat
Pil kondar dapat mencegah kehamilan jika diminum
dalam jangka waktu 3-5 hari pasca senggama tanpa
perlindungan
2. AKDR Copper T
Metode ini sangat efektif untuk mencegah kehamilan dan
dapat digunakan dalam 5 hari pasca senggama yang tidak
terlindungi
Sumber gambar: shinesa.org.au
7. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
7
TABEL 1. JUMLAH TABLET BERDASARKAN JENIS PIL KONDAR
Tipe Kontrasepsi Hormon dan Pil Formulasi
Jumlah Tablet yang Diminum
Pertama kali 12 jam kemudian
Pil Progestin
Pil khusus untuk kontrasepsi darurat berisi
progestin
1,5 mg LNG 1 0
0,75 mg LNG 2 0
Pil kontrasepsi progestin 0,003 mg LNG 50* 0
0,0375 mg LNG 40* 0
0,075 mg norgestrel 40* 0
Pil Estrogen dan Progestin
Pil khusus untuk kontrasepsi darurat berisi
estrogen dan progestin
0,05 mg EE + 0,25 mg LNG 2 2
Pil kontrasepsi kombinasi (estrogen dan progestin) 0,02 mg EE + 0,1 mg LNG 5 5
0,03 mg EE + 0,15 mg LNG 4 4
0,03 mg EE + 0,125 mg LNG 4 4
0,05 mg EE + 0,25 mg LNG 2 2
0,03 mg EE + 0,3 mg norgestrel 4 4
0,05 mg EE + 0,5 mg norgestrel 2 2
Pil Ulipristal Acetate
Pil khusus untuk kontrasepsi darurat berisi
ulipristal acetate
30 mg ulipristal acetate 1 0
*) Walaupun jumlah pil yang banyak ini aman, tidak lazim untuk mengkonsumsi 40 pil sekaligus
8. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
INDIKASI KONTRASEPSI DARURAT
1. Korban perkosaan
2. Senggama tanpa menggunakan kontrasepsi
3. Penggunaan kontrasepsi yang tidak tepat dan tidak konsisten
Kondom tidak dipasang dengan benar atau bocor
Diafragma pecah atau robek
Salah dalam menghitung masa subur
Gagal putus senggama
Ekspulsi AKDR
Lupa minum pil KB sebanyak 3 kali atau lebih
Terlambat lebih dari 1 minggu untuk suntik KB setiap bulan
Terlambat lebih dari 4 minggu untuk suntik KB tiga bulan
9. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
KRITERIA
KELAYAKAN
MEDIS
Kondisi Kategori
KPK LNG UPA
Kehamilan NA NA NA
Menyusui 1 1 1
Riwayat Kehamilan Ektopik 1 1 1
Obesitas 1 1 1
Riwayat penyakit kardiovaskular berat (penyakit
jantung iskemik, serangan cerebrovascular atau
kondisi tromboemboli lainnya)
2 2 2
Migrain 2 2 2
Penyakit hati berat (termasuk Jaundice) 2 2 2
Penginduksi CYP3A4 (seperti rifampicin, fenitoin,
fenobarbital, carbamazepine, efavirenz,
fosphenytoin, nevirapine, oxcarbazepine,
primidone, rifabutin, St. Johns wort/hypericum
perforatum)
1 1 1
Penggunaan pil kontrasepsi berulang 1 1 1
Perkosaan 1 1 1
1. Pil Kondar
Keterangan:
NA
KPK
LNG
UPA
: Not Applicable
: Kontrasepsi Pil Kombinasi
: Levonorgestrel
: Ulipristal Asetat
10. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
Kondisi
Kategori
AKDR Copper T
Kehamilan 4
Perkosaan
a. Risiko tinggi IMS 3
a. Risiko rendah IMS 1
Keterangan:
1: Metode kontrasepsi dapat digunakan setiap saat
2: Metode kontrasepsi dapat digunakan
3: Metode kontrasepsi tidak direkomendasikan
4: Metode kontrasepsi tidak dapat digunakan
2. AKDR Copper T
12. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
DEFINISI
Pelayanan KB Pasca Keguguran (PK) adalah pelayanan KB yang
diberikan setelah penanganan keguguran saat di fasilitas
kesehatan. Kontrasepsi pasca keguguran perlu dimulai segera
karena ovulasi dapat terjadi dalam 11 hari setelah keguguran.
Klien perlu mendapat konseling dan informasi agar mereka mengerti
bahwa:
Klien dapat hamil lagi sebelum haid berikutnya
Ada kontrasepsi yang aman untuk menunda atau mencegah kehamilan
Dimana dan bagaimana klien dapat memperoleh pelayanan
12
WHO merekomendasikan untuk kehamilan setelah keguguran adalah minimal enam bulan untuk mengurangi
risiko yang dapat merugikan ibu dan perinatal.
13. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
JENIS KONTRASEPSI
YANG DAPAT
DIGUNAKAN PASCA
KEGUGURAN
13
1. Kontrasepsi yang dianjurkan sesudah keguguran
trimester I sama dengan yang dianjurkan pada
masa interval.
2. Kontrasepsi yang dianjurkan sesudah keguguran
trimester II sama dengan yang dianjurkan pada
masa pasca persalinan
Metode
Kontrasepsi
Waktu Mulai Penggunaan Ciri-Ciri Khusus Catatan
Kontrasepsi
Pil Suntik
Kombinasi
Kontrasepsi
Pil Suntik
Progestin
Implan
Segera mulai Dapat segera mulai
Sangat efektif
Mengurangi kehilangan
darah/anemia
Jika konseling dan informasi
belum cukup, tunda
suntikan pertama atau
pemasangan implan
Untuk pemasangan implan
perlu tenaga terlatih
AKDR Trimester I
AKDR dapat langsung dipasang
jika tidak ada infeksi
Tunda pemasangan
sampai
infeksi sembuh,
pendarahan
diatasi dan anemia diperbaiki
Trimester II
Tunda pemasangan 4-6 minggu
pasca keguguran kecuali jika
tenaga terlatih dan peralatan
untuk insersi pasca keguguran
tersedia
Yakinkan tidak ada infeksi. Jika
ada infeksi tunda pemasangan
3 bulan sampai infeksi teratasi
- Jika konseling dan
informasi belum cukup,
tunda pemasangan
Perlu tenaga terlatih untuk
pemasangan
Pada trimester II
Kemungkinan risiko
perforasi sewaktu
pemasangan lebih besar
Kondom Mulai segera
berhubungan seksual
Metode sementara sambil
menunggu metode lain
-
Sadar Masa Subur Tidak dianjurkan - Waktu ovulasi pertama
pasca keguguran sulit
diperkirakan
Tubektomi Secara teknis dapat langsung
dikerjakan sewaktu terapi
keguguran kecuali jika ada
perdarahan banyak atau infeksi
Trimester I: sama dengan
waktu interval
Trimester II: sama dengan
prosedur pasca persalinan
Perlu konseling
informasi yang cukup
d
a
n
14. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
PANDUAN METODE KONTRASEPSI PADA BEBERAPA KONDISI KLINIS:
Kondisi Klinis Perlu Hati-Hati Rekomendasi
Infeksi:
Tanda-tanda infeksi
Tanda-tanda aborsi tidak
aman
Tidak dapat menyingkirkan
infeksi
AKDR jangan dipasang sampai
infeksi teratasi (3 bulan)
Tubektomi jangan dilakukan
sampai infeksi teratasi (3
bulan)
Kontrasepsi Kombinasi dapat
segera diberikan
Kontrasepsi Progestin dapat
segera diberikan
Kondom dapat segera
digunakan
Perlukaan jalan lahir:
Perforasi uterus
Perlukaan vagina atau serviks
AKDR jangan dipasang sampai
perlukaan sembuh
Tubektomi jangan dilakukan
sampai perlukaan sembuh
Kontrasepsi Kombinasi dapat
segera diberikan
Kontrasepsi Progestin dapat
segera diberikan
Kondom dapat segera
digunakan
Pendarahan banyak
(Hb < 7g%)
Tunda pemakaian kontrasepsi
sampai penyebab
perdarahan diketahui
-
16. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
Pelayanan KB Pasca Persalinan (KBPP) adalah pelayanan KB yang diberikan sebagai upaya pencegahan
kehamilan dengan menggunakan alat/obat kontrasepsi segera setelah persalinan sampai jangka waktu
42 hari setelah melahirkan/masa nifas.
Target KB pasca persalinan adalah ibu pasca persalinan (normal maupun sesar).
1. Meningkatkan capaian peserta KB baru MKJP
2. Menurunkan angka unmet need
3. Meningkatkan Contraceptive Prevalence Rate (CPR)
4. Banyak pasangan yang terlindungi dari kemungkinan
kehamilan
Keuntungan KBPP bagi program:
WHO telah mengembangkan kompendium KB
pasca persalinan, platform berbasis web
(https://srhr.org/postpartumfp) yang mudah
digunakan untuk penyedia layanan, manajer
program dan pembuatan kebijakan.
DEFINISI
17. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
Waktu memulai
kontrasepsi
pasca persalinan
tergantung dari
status menyusui
18. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
JENIS-JENIS METODE KBPP
Metode Kontrasepsi Waktu Pasca Persalinan Ciri Khusus Catatan
Metode Amenorea Laktasi (MAL) Mulai segera pasca persalinan
Efektivitas tinggi sampai 6 bulan
pasca persalinan dan belum dapat
haid
Manfaat kesehatan bagi ibu dan bayi
Memberikan waktu untuk memilih
metode kontrasepsi lain
Harus benar-benar ASI eksklusif
Efektivitas berkurang jika mulai
suplementasi
Kontrasepsi Suntik Kombinasi (KSK)
Kontrasepsi Pil Kombinasi (KPK)
Jika menyusui:
Jangan dipakai sebelum 6-8 minggu
pasca persalinan
Sebaiknya tidak dipakai dalam waktu
6 minggu - 6 bulan pasca persalinan
Jika pakai MAL tunda sampai 6 bulan
Jika tidak menyusui dapat dimulai 3
minggu pasca persalinan
Selama 6-8 minggu pasca persalinan
kontrasepsi kombinasi akan
mengurangi ASI dan mempengaruhi
tumbuh kembang bayi
Selama 3 minggu pasca persalinan
kontrasepsi kombinasi meningkatkan
risiko masalah pembekuan darah
Jika klien tidak mendapat haid dan
sudah berhubungan seksual, mulailah
kontrasepsi kombinasi setelah yakin
klien tidak ada kehamilan
Kontrasepsi kombinasi merupakan
pilihan terakhir pada klien
menyusui
Dapat diberikan pada klien dengan
riwayat preeklampsia atau
hipertensi dalam kehamilan
Sesudah 3 minggu pasca persalinan
tidak meningkatkan risiko
pembekuan darah
Kontrasepsi Suntik Progestin (KSP)
Kontrasepsi Pil Progestin
Implan
AKDR LNG
Sebelum 6 minggu pasca persalinan,
klien menyusui jangan menggunakan
kontrasepsi progestin
Jika memakai MAL, tunda dulu hingga
6 bulan
Jika tidak menyusui, dapat segera
dimulai
Jika tidak menyusui, lebih dari 6
minggu pasca persalinan atau sudah
dapat haid, kontrasepsi progestin
dapat dimulai setelah yakin klien
tidak ada kehamilan
Selama 6 minggu pasca persalinan,
progestin mempengaruhi tumbuh
kembang bayi
Tidak ada pengaruh terhadap ASI
Perdarahan tidak biasa dapat terjadi
19. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
Metode
Kontrasepsi
Waktu Pasca Persalinan Ciri Khusus Catatan
AKDR Copper Dapat dipasang maksimal dalam waktu 10
menit setelah plasenta lahir (AKDR pasca
plasenta) atau setelah 10 menit sampai 48
jam pasca persalinan (AKDR pasca
persalinan dini) atau saat operasi sesar
setelah plasenta lahir (AKDR trans sesaria)
Jika tidak, pemasangan harus ditunda
sampai 4 hingga 6 minggu pasca persalinan
(dianjurkan 6 minggu pasca persalinan)
Jika menyusui atau sudah dapat haid,
insersi dilakukan setelah yakin klien tidak
hamil
Tidak ada pengaruh terhadap ASI
Efek samping lebih sedikit pada klien yang menyusui
Konseling dilakukan sewaktu asuhan
antenatal
Teknik pemasangan pasca plasenta dan
pasca persalinan dini berbeda dengan
pemasangan interval
Pemasangan 4-6 minggu pasca
persalinan sama dengan interval
Kondom Dapat digunakan setiap saat pasca persalinan Tidak ada pengaruh terhadap ASI atau tumbuh kembang bayi Sebaiknya pakai kondom yang diberi pelicin
Sadar Masa Subur Tidak dianjurkan sampai siklus haid kembali
teratur
Tidak ada pengaruh terhadap ASI atau tumbuh kembang bayi Suhu basal tubuh kurang akurat jika klien
sering terbangun malam hari untuk menyusui
Coitus Interruptus Dapat digunakan setiap saat pasca persalinan Tidak ada pengaruh terhadap ASI atau tumbuh kembang bayi Beberapa pasangan tidak sanggup
Tubektomi Idealnya dilakukan dalam 48 jam pasca
persalinan
Dapat dilakukan setelah persalinan atau
setelah operasi sesar
Jika tidak dapat dikerjakan dalam 1 minggu
setelah persalinan, tunda 4-6 minggu
Minilaparotomi pasca persalinan paling mudah
dilakukan dalam 48 jam pasca persalinan
Tidak ada pengaruh terhadap ASI dan tumbuh kembang
bayi
Perlu anestesi lokal
Konseling dilakukan sewaktu asuhan
antenatal
Vasektomi Dapat dilakukan setiap saat Tidak segera efektif karena perlu paling sedikit 20 kali
ejakulasi (賊 3 bulan) sampai benar-benar steril
Metode KB pria
20. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
PERBANDINGAN TINGKAT EKSPULSI PADA PEMASANGAN AKDR MENURUT
HEALTH TECHNOLOGY ASSESSMENT (HTA) INDONESIA TAHUN 2009
Waktu Insersi AKDR Definisi Tingkat Ekspulsi Observasi
Insersi dini pasca plasenta Insersi dalam 10 menit
setelah pelepasan plasenta
9,5 - 12,5 % Ideal: tingkat ekspulsi
rendah
Insersi segera pasca
persalinan
Lebih dari 10 menit s.d 48
jam pasca persalinan
25 - 37 % masih aman
Insersi tunda pasca
persalinan
Lebih dari 48 jam s.d. 4
minggu pasca persalinan
TIDAK DIREKOMENDASIKAN Meningkatkan
perforasi dan ekspulsi
Perpanjangan interval
pasca persalinan
Lebih dari 4 minggu pasca
persalinan
3 - 13 % Aman
Efektivitas insersi dini pasca plasenta:
Telah dibuktikan tidak menambah risiko infeksi, perforasi dan perdarahan
Kemampuan penolong meletakkan di fundus amat memperkecil risiko ekspulsi
Kontra indikasi pemasangan AKDR pasca plasenta ialah ketuban pecah sebelum waktunya, infeksi
intrapartum, dan perdarahan post partum.
21. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
PROSEDUR PEMBERIAN KBPP
Pra Pelayanan
Pelayanan
Pasca Pelayanan
Pra pelayanan
Dokter/bidan memberikan konseling
dan melakukan penapisan medis.
Sebelum melakukan Tindakan, klien
menandatangani informed consent
03 Pasca Pelayanan
Perlu melakukan pencatatan
dan konseling (evaluasi
reaksi klien, pasca
pelayanan)
Perawatan klien, kontrol
1 minggu dan 42 hari
Anjurkan ASI ekslusif
Pelayanan
Pelayanan KBPP dilakukan di
fasyankes dengan bidan,
dokter umum, dan dokter
spesialis sebagai penyedia
layanan.
01
02
22. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
PENAPISAN
KBPP
23. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
TERIMA KASIH
24. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
PERTANYAAN?
25. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
PENUGASAN
STUDI KASUS
26. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
Tujuan:
Setelah mengikuti studi kasus ini, peserta mampu memahami pelayanan kontrasepsi pada kondisi khusus.
Petunjuk:
Fasilitator membagi peserta menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 peserta
Setiap kelompok mendiskusikan, menganalisa, dan memberi tanggapan terhadap 2 soal kasus
Hasil tanggapan atau jawaban kelompok terhadap kasus ditulis dalam Microsoft Word atau Power Point
Panitia dapat menyiapkan 5 breakout room sebagai sarana kelompok untuk berdiskusi
Fasilitator memberikan umpan balik terhadap hasil diskusi kelompok di akhir pembelajaran
Waktu: 2 JPL x 45 menit = 90 menit
PANDUAN STUDI KASUS
26
27. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
LEMBAR KASUS
PELAYANAN KONTRASEPSI PADA KONDISI KHUSUS
KASUS 1.
Ny. R berusia 30 tahun P1A0 datang ke klinik. Dia mengatakan 2 hari yang lalu berhubungan dengan
suami tanpa perlindungan. Saat ini, Ny.R tidak ber-KB namun masih ingin menunda kehamilan. Hari
Pertama Haid Terakhir (HPHT) klien adalah dua minggu lalu.
1. Kontrasepsi apa yang tepat untuk kondisi klien?
2. Bagaimana cara prosedur pemberian metode KB tersebut?
3. Informasi apa yang perlu diberikan kepada klien
27
28. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
KASUS 2.
Ny. T berusia 27 tahun datang ke klinik dan sedang dalam persalinan kala 1 fase laten. Dia mengatakan
setelah persalinan nanti ingin langsung menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang untuk
mengatur jarak kehamilan berikutnya. Ny. T berencana untuk menyusui bayinya secara eksklusif.
1. Kontrasepsi apa yang tepat untuk kondisi klien?
2. Kapan waktu yang tepat untuk penggunaan metode KB tersebut?
3. Sebutkan kondisi-kondisi yang dapat menghalangi penggunaan metode KB tersebut
KASUS 3.
Ny. M P3A1 berusia 32 tahun datang ke klinik. Dia mengatakan tadi malam baru saja berhubungan
dengan suaminya tanpa perlindungan dan takut hamil. Sebelumnya klien merupakan akseptor KB pil.
Namun, 1 bulan belakangan ini, dia mengaku jarang minum pil karena aktivitasnya yang sangat padat.
Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan TD klien adalah 160/110 mmHg.
4. Kontrasepsi apa yang tepat untuk kondisi klien?
5. Kapan klien perlu menggunakan metode KB tersebut untuk mencegah kehamilannya?
28
29. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
KASUS 4.
Ny. T berusia 33 tahun datang ke klinik untuk mendapatkan pelayanan KB. Dia mengatakan 1 minggu yang lalu baru
saja mengalami keguguran pada usia kehamilan 8 minggu dan sebenarnya kehamilan terakhir tersebut tidak
direncanakan. Ny. T mengatakan terkadang masih merasa nyeri. Dia dan suami merasa cukup dengan 4 orang anak
dan sepakat tidak ingin punya anak lagi. Namun, klien mengaku keberatan jika harus melalui prosedur operasi.
Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan Hb 10 gr/dL, tanda-tanda vital normal.
1. Kontrasepsi apa yang tepat untuk kondisi klien?
2. Kapan klien dapat menggunakan metode KB tersebut untuk mencegah kehamilan berisiko tinggi?
KASUS 5.
Ny. D, P2A0 umur 28 tahun datang dengan inpartu, kemudian melahirkan di klinik anda. Selama ini klien tidak
pernah menggunakan alat kontrasepsi. Anda sebagai dokter melakukan konseling, dan klien memutuskan untuk
menggunakan kontrasepsi AKDR, namun ingin menunda pemasangan karena takut mengalami rasa nyeri.
3. Apakah tindakan yang akan anda lakukan?
4. Apakah keuntungan dari AKDR pasca persalinan?
29
30. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
KASUS 6.
Ny. N, P1A0 usia 32 tahun pasca persalinan 3 minggu yang lalu datang ke klinik anda, klien ingin
menggunakan kontrasepsi pil karena tidak ingin hamil untuk sementara waktu. Dari hasil
pemeriksaan semua dalam batas normal. Klien saat ini sedang menyusui bayinya secara eksklusif.
1. Apakah yang anda lakukan?
2. Apa keterbatasan dari pil progestin?
KASUS 7.
Ny. J, usia 34 tahun dengan G2P1A0 hamil 11 minggu perdarahan pervaginam. Setelah dilakukan
pemeriksaan klien didiagnosis dengan abortus komplit. Klien merasa sedih dengan kehamilannya,
dan ingin menunda kehamilan berikutnya untuk sementara waktu.
3. Kontrasepsi apa saja yang dapat Anda jelaskan pada klien?
4. Apakah kontrasepsi AKDR dapat digunakan pada klien tersebut? Apakah ada risikonya?
30
31. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
SELAMAT BEKERJA!
32. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
JAWABAN KASUS
KASUS 1.
Ny. R berusia 30 tahun P1A0 datang ke klinik. Dia mengatakan 2 hari yang lalu berhubungan dengan
suami tanpa perlindungan. Saat ini, Ny.R tidak ber-KB namun masih ingin menunda kehamilan. Hari
Pertama Haid Terakhir (HPHT) klien adalah dua minggu lalu.
1. Kontrasepsi apa yang tepat untuk kondisi klien? Pil kontrasepsi darurat
2. Bagaimana cara prosedur pemberian metode KB tersebut?
Untuk pemberian pil kontrasepsi darurat mengandung progestin
- Dosis 1,5 mg LNG 1 pil segera mungkin
- Dosis 0,75 mg LNG 1 pil segera mungkin dan 1 pil 12 jam kemudian
Untuk pemberian pil kontrasepsi darurat mengandung progestin dan estrogen
- 0,05 mg EE + 0,25 mg LNG 2 pil segera mungkin dan 2 pil 12 jam kemudian
3. Informasi apa yang perlu diberikan kepada klien
Kontrasepsi darurat tidak diperbolehkan untuk pemakaian rutin.
32
33. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
JAWABAN KASUS
33
KASUS 2.
Ny. T berusia 27 tahun datang ke klinik dan sedang dalam persalinan kala 1 fase laten. Dia mengatakan
setelah persalinan nanti ingin langsung menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang untuk
mengatur jarak kehamilan berikutnya. Ny. T berencana untuk menyusui bayinya secara eksklusif.
1. Kontrasepsi apa yang tepat untuk kondisi klien? AKDR Pasca plasenta
2. Kapan waktu yang tepat untuk penggunaan metode KB tersebut? 10 menit setelah plasenta lahir
3. Sebutkan kondisi-kondisi yang dapat menghalangi penggunaan metode KB tersebut
- Pecahnya ketuban lebih dari 18 jam
- Korioamnionitis
- Perdarahan pasca persalinan yang belum teratasi
34. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
JAWABAN KASUS
34
KASUS 3.
Ny. M P3A1 berusia 32 tahun datang ke klinik. Dia mengatakan tadi malam baru saja berhubungan
dengan suaminya tanpa perlindungan dan takut hamil. Sebelumnya klien merupakan akseptor KB pil.
Namun, 1 bulan belakangan ini, dia mengaku jarang minum pil karena aktivitasnya yang sangat padat.
Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan TD klien adalah 160/110 mmHg.
1. Kontrasepsi apa yang tepat untuk kondisi klien? Kontrasepsi darurat dengan AKDR Copper
2. Kapan klien perlu menggunakan metode KB tersebut untuk mencegah kehamilannya?
Segera (sebelum 5 hari pasca berhubungan) jika telah dipastikan klien tidak hamil
35. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
JAWABAN KASUS
35
KASUS 4.
Ny. T berusia 33 tahun datang ke klinik untuk mendapatkan pelayanan KB. Dia mengatakan 1 minggu yang lalu baru
saja mengalami keguguran pada usia kehamilan 8 minggu dan sebenarnya kehamilan terakhir tersebut tidak
direncanakan. Ny. T mengatakan terkadang masih merasa nyeri. Dia dan suami merasa cukup dengan 4 orang anak
dan sepakat tidak ingin punya anak lagi. Namun, klien mengaku keberatan jika harus melalui prosedur operasi.
Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan Hb 10 gr/dL, tanda-tanda vital normal.
1. Kontrasepsi apa yang tepat untuk kondisi klien? Re edukasi tentang KB MOP atau MOW. Namun, jika klien
tidak bersedia tawarkan implan dan AKDR.
2. Kapan klien dapat menggunakan metode KB tersebut untuk mencegah kehamilan berisiko tinggi?
MOW: menunggu siklus haid kembali
MOP: dapat segera diberikan
AKDR dan implan: dapat segera diberikan
36. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
JAWABAN KASUS
36
KASUS 5.
Ny. D, P2A0 umur 28 tahun datang dengan inpartu, kemudian melahirkan di klinik anda. Selama ini klien tidak
pernah menggunakan alat kontrasepsi. Anda sebagai dokter melakukan konseling, dan klien memutuskan untuk
menggunakan kontrasepsi AKDR, namun ingin menunda pemasangan karena takut mengalami rasa nyeri.
1. Apakah tindakan yang akan anda lakukan? Saya akan meyakinkan klien bahwa pemasangan AKDR pasca
persalinan mengurangi rasa nyeri karena pada saat itu ostium masih terbuka dan dapat dipasang langsung
pasca persalinan
2. Apakah keuntungan dari AKDR pasca persalinan?
- Pencegahan kehamilan jangka panjang yang efektif
- Insersi AKDR dikerjakan dalam 10 menit pasca keluarnya plasenta
- Tidak meningkatkan risiko infeksi atau perforasi uterus
- Kejadian ekspulsi yang rendah
- Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI sehingga aman bagi ibu menyusui
- Kesuburan dapat langsung kembali setelah AKDR dilepas
- Tidak menimbulkan efek sistemik dan efek samping hormonal
37. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
JAWABAN KASUS
37
KASUS 6.
Ny. N, P1A0 usia 32 tahun pasca persalinan 3 minggu yang lalu datang ke klinik anda, klien ingin
menggunakan kontrasepsi pil karena tidak ingin hamil untuk sementara waktu. Dari hasil
pemeriksaan semua dalam batas normal. Klien saat ini sedang menyusui bayinya secara eksklusif.
1. Apakah yang anda lakukan? Saya akan tetap menyarankan klien untuk menggunakan alat
kontrasepsi. Alat kontrasepsi pil progestin dapat digunakan setelah 6 minggu pasca
persalinan jika klien masih menyusui bayinya secara eksklusif.
2. Apa keterbatasan dari pil progestin?
- Harus digunakan setiap hari pada waktu yang sama
- Bila lupa satu pil saja, risiko kegagalan menjadi lebih besar
- Risiko kehamilan ektopik cukup tinggi, namun ini lebih rendah dibandingkan dengan klien
yang tidak menggunakan minipil
- Efektivitas menjadi lebih rendah jika digunakan bersamaan dengan obat tuberkulosis atau
obat epilepsi
- Tidak mencegah IMS
38. Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Internal
JAWABAN KASUS
38
KASUS 7.
Ny. J, usia 34 tahun dengan G2P1A0 hamil 11 minggu perdarahan pervaginam. Setelah dilakukan
pemeriksaan klien didiagnosis dengan abortus komplit. Klien merasa sedih dengan kehamilannya,
dan ingin menunda kehamilan berikutnya untuk sementara waktu.
1. Kontrasepsi apa saja yang dapat Anda jelaskan pada klien? Semua metode kontrasepsi aman
digunakan pada kasus keguguran tanpa komplikasi dan ketika perempuan tidak memiliki
kondisi medis spesifik lainnya yang menjadi kontraindikasi.
2. Apakah kontrasepsi AKDR dapat digunakan pada klien tersebut? Apakah ada risikonya?
Penggunaan AKDR pada kasus keguguran di trimester 1 memiliki risiko kecil mengalami
ekspulsi.