Perekonomian Indonesia mengalami kekacauan pada masa awal kemerdekaan akibat faktor seperti ketidakstabilan politik, inflasi tinggi, dan blokade ekonomi dari Belanda. Pemerintah melakukan berbagai upaya seperti menerbitkan mata uang baru dan melakukan pinjaman nasional untuk mengatasi masalah ekonomi, sementara konflik berkelanjutan dengan Belanda terjadi di beberapa daerah seperti Surabaya dan Ambarawa.
1 of 16
Downloaded 410 times
More Related Content
Keadaan politik dan ekonomi Indonesia pasca Kemerdekaan sampai tahun 1950
2. A. KEADAAN KEHIDUPAN
EKONOMI PEMERINTAHAN
INDONESIA
Latar belakang kekacauan ekonomi Indonesia pada
awal kemerdekaan RI :
Indonesia belum memiliki pemerintahan yang baik
Belum mempunyai pola dan cara untuk mengatur
ekonomi
Kondisi keamanan tidak stabil
Belanda tidak mau mengakui kemerdekaan RI
3. Faktor- faktor penyebab
kacaunya perekonomian
Indonesia 1945-1950
Terjadi Inflasi yang sangat tinggi
Adanya Blokade ekonomi dari Belanda
Kekosongan kas Negara
Mewarisi sistem ekonomi Jepang
6. Mengeluarkan mata uang ORI
Melakukan pinjaman nasional
Membentuk bank negara Indonesia
7. Usaha menembus blokade ekonomi
Memberikan bantuan beras kepada India
Mengadakan hubungan dagang langsung dengan luar negeri
Membentuk Indonesia Office
Konsep ketahanan ekonomi
8. B. KEADAAN POLITIK PADA
AWAL KEMERDEKAAN RI
Kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah
Indonesia:
Pembentukan partai politik
Perubahan otoritas KNIP
Perubahan sistem pemerintahan
Ibukota pindah ke Yogyakarta
9. C. KONFLIK INDONESIA-
BELANDA PADA AWAL
KEMERDEKAAN
Kedatangan tentara sekutu dan NICA
Konflik Indonesia Belanda di berbagai daerah, seperti:
Pertempuran di Surabaya
Peristiwa Merah Putih di Manado
Pertempuran Ambrawa Magelang
Pertempuran di Medan Area
Bandung Lautan Api
10. Pertempuran di Surabaya
Terjadi pada tanggal 10 November 1945. Diawali dengan
tewasnya Jend. Brigdjen Mallaby (Komando tentara Inggris).
Pada tanggal 9 November Meyjend E.C. Monseg (Pengganti
Mallaby) mengeluarkan ultimatum yang berisi semua
pimpinan Indonesia harus melapor dalam batas waktu pukul
18.00 pada tanggal 19 November 1945.
Gubernur Suryo dan rakyat Surabaya menolak dan
mempersiapkan perang melawan sekutu. Akhirnya, pada 10
November pasukan Inggris mulai melancarkan serangan dari
darat, laut, maupun udara.
11. Pertempuran Ambarawa-
Magelang
(21 November 1945) : Pada tanggal 20 November pasukan
sekutu dibawah pimpian Bethel mendarat di Semarang,
kemuian diteruskan ke Magelang dengan tujuan
membebaskan sekutu yang ditawan di Magelang dan
Ambarawa. Akhirnya terjadi insiden pertempuran yang
dipimpin Kolonel Sudirman dan ambarawa berhasil direbut
pada tanggal 15 Desember 1945
12. Pertempuran Medan Area
Tanggal 9 Oktober 1945 sekutu mendarat di Medan.
Pertempuran ini meletus pada tanggal 13 Oktober 1945
antara sekutu dibawah brigdjen T.E.D. Kelly melawan TKR.
Sekutu melancarkan serangan ke seluruh Medan yang
mengakibatkan jatuh korban jiwa dari kedua pihak.
13. Peristiwa Bandung Lautan
Api
Tanggal 21 November tentara sekutu mengultimatum
agar Bandung bagian Utara dikosongkan. Hal ini
dilakukan sekutu untuk melucuti senjata rakyat yang
diperoleh dari Jepang. Rakyat Bandung tidak
menghiraukan ultimatum tersebut. Akan tetapi, TRI
Bandung menerima perintah dari Jakarta agar
melakukan penyerangan dan membumi hanguskan
Bandung Bagian Selatan. Agar tempat-tempat
strategis tidak bisa digunakan sekutu. Dikomandani
oleh Yos Sudarso
14. Pertempuran Margana
(BALI)
Terjadi pada 29 September 1946. tanggal 8 Maret 1946
Belanda mendarat di Bali dan berusaha memprakarsai
berdirinya Indonesia Timur. Hal ini menimbulkan
perlawanan rakyat Bali dibawah pimpinan I Gusti Ngurah
Rai. Beliau menyuruh rakyat untuk melakukan perang
puputan (Perang Habis-habisan) di Margana.
15. Perjuangan Diplomasi Indonesia
Perjanjian Linggajati(10 November 1946)
Agresi Militer Belanda I
Perjanjian Renville (8 Desember 1942 7 Januari 1948), mengakibatkan
terbentuknya RIS.
Perundingan Roem-Royen, merupakan hasil dari kecaman dunia atas
agresi militer Belanda II. Terjadi pada 7 Mei 1949.
Konferensi Inter-Indonesia,
Konferensi Meja Bundar (KMB), dilaksanakan di Den Haag Belanda, 23
Agustus 2 November 1949. konferensi ini berakhir dengan kesediaan
Belanda untuk menyerahkan kedaulatan kepada RIS.