Dokumen ini membahas kebiasaan pernikahan, kehamilan, persalinan, dan masa nifas dalam adat Jawa. Beberapa kebiasaan yang disebutkan adalah tingkepan pada usia kehamilan 7 bulan, pertunangan sebelum pernikahan, ijab kabul sebagai pengesahan pernikahan, larangan bayi keluar rumah sampai berusia 40 hari, pemakaian kemben bagi ibu nifas, dan pemberian nama pada bayi saat berusia 7 hari.
1 of 3
More Related Content
Kebiasaan pernikahan
1. KEBIASAAN PERNIKAHAN, KEHAMILAN, PERSALINAN, SERTA NIFAS
DALAM ADAT JAWA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
1. MUSTIKA
2. JAMILA
3. YUNI
4. YULI
AKADEMI KEBIDANAN DARMO MEDAN
T.A 2012/2013
2. KEBIASAAN PERNIKAHAN, KEHAMILAN, PERSALINAN, SERTA NIFAS
DALAM ADAT JAWA
I. Kehmilan Dalam Adat Jawa
Adapun mitos ¨C mitos dalam adat jawa pada saat hamil dianjurkan membawa
gunting kecil dan jarum peniti pada saat magrib, tidak dibenarkan untuk keluar
dari rumah untuk menghindari dari roh ¨C roh jahat.
Pada saat kandungan seorang ibu memasuki usia 7 bulan, dilakukan tingkepan,
yaiut mandi bunga dan membelah kelapa dalam arti kalau kelapanya terpecah
lurus artinya anaknya laki ¨C laki, kalau miring anaknya perempuan. Itulah proses
kehamilan dalam adat jawa.
II. Pernikahan Dalam Adat Jawa
Dalam adat jawa pernikahannya biasanya dimulai dari pertunangan. Pertunangan
adalah pemberian sebuah mahar kepada pihak perempuan seperti cincin, kalung,
gelang, sebagai tanda ikatan yang lebih dekat untuk menuju pernikahan. Setelah
bertunangan dilakukan dalam adat jawa, peresmian perkawinan dilakukan dengan
ijab kabul, dalam arti, ijab kabul adalah yang membuktikan sanya sebuah
pernikahan antara kedua mempelai. Resepsi pernikahan yaitu mempertemukan
kedua mempelai dimana kedua mempelai tidak tinggal dalam satu rumah,
sebelum dipertemukan. Walaupun sudah sah, menjadi suami istri. Setelah
dipertemukan dan diiringi oleh marhaban, silaki ¨C laki memijak telur ayam
kampung dan siperempuan mencuci kedua kaki si laki ¨C laki dengan air bunga,
yang artinya seorang ostri harus patuh terhadap suami. Setelah itu kedua
mempelai diikat dengan kain panjang dan setelah itu diikatkan pinggang ibunya
menuju kelamin. Setelah mereka didudukkan dipelaminan kepada pihak ¨C pihak
keluarga memberi doa restu kepada kedua memperlai dengan diiringi marhaban.
3. III. Persalinan Dalam Adat Jawa
Saat bayi baru lahir ari ¨C arinya dikubur didekat rumah dan diberi lampu beserta
sajen. Sebelum bayi memasuki usia empat puluh hari atau dalam bahasa jawa
selapan, anak bayi tidak boleh keluar dari rumah. Supaya tidak terjadi yang tidak
diinginkan.
IV. Masa Nifas
Setelah melahirkan ibu harus memakai kemben dalam bahasa jawa. Supaya perut
ibu yang setelah melahirkan tidak kendur dan tetap kencang dan ibu hamil minum
jamu ¨C jamuan yang disediakan pada sang bayi diberi daun delingu bengle pada
ubun ¨C ubunnya, fungsinya selain menghangatkan tubuh si bayi juga berfungsi
dapat menjauhkan sibayi dari roh jahat.
Setelah si bayi berusia 7 hari biasanya dalam adat jawa sibayi diamong ¨C
amongin, pemberian nama sibayi dan sekaligus syukuran untuk pemotongan
rambut sibayi.