ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
KEBIASAAN PERNIKAHAN, KEHAMILAN, PERSALINAN, SERTA NIFAS

                   DALAM ADAT JAWA

                             D

                             I

                             S

                             U

                             S

                             U

                             N

                         OLEH:

                   1. MUSTIKA

                   2. JAMILA

                   3. YUNI

                   4. YULI




           AKADEMI KEBIDANAN DARMO MEDAN

                      T.A 2012/2013
KEBIASAAN PERNIKAHAN, KEHAMILAN, PERSALINAN, SERTA NIFAS

                             DALAM ADAT JAWA




I. Kehmilan Dalam Adat Jawa

   Adapun mitos ¨C mitos dalam adat jawa pada saat hamil dianjurkan membawa

   gunting kecil dan jarum peniti pada saat magrib, tidak dibenarkan untuk keluar

   dari rumah untuk menghindari dari roh ¨C roh jahat.

   Pada saat kandungan seorang ibu memasuki usia 7 bulan, dilakukan tingkepan,

   yaiut mandi bunga dan membelah kelapa dalam arti kalau kelapanya terpecah

   lurus artinya anaknya laki ¨C laki, kalau miring anaknya perempuan. Itulah proses

   kehamilan dalam adat jawa.



II. Pernikahan Dalam Adat Jawa

   Dalam adat jawa pernikahannya biasanya dimulai dari pertunangan. Pertunangan

   adalah pemberian sebuah mahar kepada pihak perempuan seperti cincin, kalung,

   gelang, sebagai tanda ikatan yang lebih dekat untuk menuju pernikahan. Setelah

   bertunangan dilakukan dalam adat jawa, peresmian perkawinan dilakukan dengan

   ijab kabul, dalam arti, ijab kabul adalah yang membuktikan sanya sebuah

   pernikahan antara kedua mempelai. Resepsi pernikahan yaitu mempertemukan

   kedua mempelai dimana kedua mempelai tidak tinggal dalam satu rumah,

   sebelum dipertemukan. Walaupun sudah sah, menjadi suami istri. Setelah

   dipertemukan dan diiringi oleh marhaban, silaki ¨C laki memijak telur ayam

   kampung dan siperempuan mencuci kedua kaki si laki ¨C laki dengan air bunga,

   yang artinya seorang ostri harus patuh terhadap suami. Setelah itu kedua

   mempelai diikat dengan kain panjang dan setelah itu diikatkan pinggang ibunya

   menuju kelamin. Setelah mereka didudukkan dipelaminan kepada pihak ¨C pihak

   keluarga memberi doa restu kepada kedua memperlai dengan diiringi marhaban.
III. Persalinan Dalam Adat Jawa

   Saat bayi baru lahir ari ¨C arinya dikubur didekat rumah dan diberi lampu beserta

   sajen. Sebelum bayi memasuki usia empat puluh hari atau dalam bahasa jawa

   selapan, anak bayi tidak boleh keluar dari rumah. Supaya tidak terjadi yang tidak

   diinginkan.



IV. Masa Nifas

   Setelah melahirkan ibu harus memakai kemben dalam bahasa jawa. Supaya perut

   ibu yang setelah melahirkan tidak kendur dan tetap kencang dan ibu hamil minum

   jamu ¨C jamuan yang disediakan pada sang bayi diberi daun delingu bengle pada

   ubun ¨C ubunnya, fungsinya selain menghangatkan tubuh si bayi juga berfungsi

   dapat menjauhkan sibayi dari roh jahat.

   Setelah si bayi berusia 7 hari biasanya dalam adat jawa sibayi diamong ¨C

   amongin, pemberian nama sibayi dan sekaligus syukuran untuk pemotongan

   rambut sibayi.

More Related Content

Kebiasaan pernikahan

  • 1. KEBIASAAN PERNIKAHAN, KEHAMILAN, PERSALINAN, SERTA NIFAS DALAM ADAT JAWA D I S U S U N OLEH: 1. MUSTIKA 2. JAMILA 3. YUNI 4. YULI AKADEMI KEBIDANAN DARMO MEDAN T.A 2012/2013
  • 2. KEBIASAAN PERNIKAHAN, KEHAMILAN, PERSALINAN, SERTA NIFAS DALAM ADAT JAWA I. Kehmilan Dalam Adat Jawa Adapun mitos ¨C mitos dalam adat jawa pada saat hamil dianjurkan membawa gunting kecil dan jarum peniti pada saat magrib, tidak dibenarkan untuk keluar dari rumah untuk menghindari dari roh ¨C roh jahat. Pada saat kandungan seorang ibu memasuki usia 7 bulan, dilakukan tingkepan, yaiut mandi bunga dan membelah kelapa dalam arti kalau kelapanya terpecah lurus artinya anaknya laki ¨C laki, kalau miring anaknya perempuan. Itulah proses kehamilan dalam adat jawa. II. Pernikahan Dalam Adat Jawa Dalam adat jawa pernikahannya biasanya dimulai dari pertunangan. Pertunangan adalah pemberian sebuah mahar kepada pihak perempuan seperti cincin, kalung, gelang, sebagai tanda ikatan yang lebih dekat untuk menuju pernikahan. Setelah bertunangan dilakukan dalam adat jawa, peresmian perkawinan dilakukan dengan ijab kabul, dalam arti, ijab kabul adalah yang membuktikan sanya sebuah pernikahan antara kedua mempelai. Resepsi pernikahan yaitu mempertemukan kedua mempelai dimana kedua mempelai tidak tinggal dalam satu rumah, sebelum dipertemukan. Walaupun sudah sah, menjadi suami istri. Setelah dipertemukan dan diiringi oleh marhaban, silaki ¨C laki memijak telur ayam kampung dan siperempuan mencuci kedua kaki si laki ¨C laki dengan air bunga, yang artinya seorang ostri harus patuh terhadap suami. Setelah itu kedua mempelai diikat dengan kain panjang dan setelah itu diikatkan pinggang ibunya menuju kelamin. Setelah mereka didudukkan dipelaminan kepada pihak ¨C pihak keluarga memberi doa restu kepada kedua memperlai dengan diiringi marhaban.
  • 3. III. Persalinan Dalam Adat Jawa Saat bayi baru lahir ari ¨C arinya dikubur didekat rumah dan diberi lampu beserta sajen. Sebelum bayi memasuki usia empat puluh hari atau dalam bahasa jawa selapan, anak bayi tidak boleh keluar dari rumah. Supaya tidak terjadi yang tidak diinginkan. IV. Masa Nifas Setelah melahirkan ibu harus memakai kemben dalam bahasa jawa. Supaya perut ibu yang setelah melahirkan tidak kendur dan tetap kencang dan ibu hamil minum jamu ¨C jamuan yang disediakan pada sang bayi diberi daun delingu bengle pada ubun ¨C ubunnya, fungsinya selain menghangatkan tubuh si bayi juga berfungsi dapat menjauhkan sibayi dari roh jahat. Setelah si bayi berusia 7 hari biasanya dalam adat jawa sibayi diamong ¨C amongin, pemberian nama sibayi dan sekaligus syukuran untuk pemotongan rambut sibayi.