Dokumen tersebut membahas identitas orang Melayu yang terkait dengan adat istiadat, bahasa, dan agama Islam. Dokumen selanjutnya menjelaskan asal usul suku Melayu Riau dan pengaruh budaya setempat terhadap kebudayaan Melayu. Berbagai aspek budaya Melayu diuraikan seperti upacara adat, pakaian tradisional, rumah adat, instrumen musik tradisional, dan beberapa ritual pernikahan adat.
1 of 11
Downloaded 173 times
More Related Content
Kebudayaan melayu1 iim iryanto
1. Orang Melayu memiliki identitas
kepribadian pada umumnya yaitu adat-
istiadat Melayu, bahasa Melayu, dan
agama Islam. Dengan demikian,
seseorang yang mengaku dirinya orang
Melayu harus beradat-istiadat Melayu,
berbahasa Melayu, dan beragama
Islam. Maka dari itu jika diperhatikan
adat budaya melayu maka tidak lepas
dari ajaran agama Islam seperti dalam
ungkapan pepatah, perumpamaan,
pantun, syair, dan sebagainya
menyiratkan norma sopan-santun dan
tata pergaulan orang Melayu.
2. ASAL USUL SEJARAH
ORANG MELAYU
Suku bangsa melayu Riau adalah penduduk propinsi Riau yang secara
historis sebenarnya
adalah hasil pembauran lama antara bangsa Melayu Tua (Proto
Melayu)
yang mula-mula mendiami daerah ini dengan suku bangsa
Melayu Muda
Deutro Melayu)
yang datang kemudian, mereka mendiami daerah pantai dan tepian
sungai besar dan kecil. Di
daerah inisuku Melayu Riau
merupakan pendukung kebudayaan melayu, yang sebelumnya
dipengaruhi agama Budha,
Hindu dan yang paling akhir agama Islam dari kerajaan-kerajaan yang
terdapat di daerah ini,
antara lainkerajaan Riau Lingga, Kerajaan Siak Sri Indrapura, Kerajaan
Indragiri, Kerajaan
Pelalawan
dan lain-lainnya.
3. Ciri khas budaya MELAYU
•Ada Upacara Lingkaran Hidup mulai dari proses pernikahan, kelahiran di 7 bulan
awal yang dikenal dengan nama Lenggang perut, hingga kelahiran bayi dimana
ada pemotongan rambut bayi (aqiqah), kemudian upacara kematian dari 40 hari
hingga 100 hari
•Memiliki tari zapin dan rentak sembilan yang sangat umum dikenal orang
Indonesia
•Seni tenun yang khas dimana dikenal kain songket
•Orang melayu sangat mahir dalam kegiatan berbalas pantun.
4. Pakaian Melayu dari ujung kaki sampai ke ujung
rambut ada makna dan gunanya. ”Semuanya dikaitkan
dengan norma sosial, agama, dan adat-istiadat
sehingga pakaian berkembang dengan makna yang
beraneka ragam. Makna pakaian melayu juga dikaitkan
dengan fungsinya, yaitu pakaian sebagai penutup
malu, pakaian sebagai penjemput budi, dan pakaian
sebagai penolak bala.
Pada kaum laki-laki terdapat tiga jenis pakaian adat
melayu. Pertama, baju melayu cekak musang yang
terdiri dari celana, kain dan songkok. Baju ini biasa
digunakan pada acara-acara keluarga seperti kenduri.
Kedua baju melayu gunting cina, baju ini biasa
digunakan dalam sehari-hari dirumah untuk
mengadakan acara yang tak resmi. Dan ketiga, baju
melayu teluk belanga, baju ini terdiri dari celana, kain
sampin dan penutup kepala atau songkok.
5. Sedang pakaian kaum perempuan ada dua yaitu
pertama baju kurung, yang terdiri atas kain,
baju dan selendang. Selendang dipakai dengan
lepas di bahu dan biasanya tak melingkar di
leher pemakai. Dan kedua, baju kebaya labuh,
ynag terdiri atas kain, baju dan selendang.
Panjang lengan baju kira-kira dua jari dari
pergelang an tangan sehingga gelang yang
dikenakan kaum perempuan kelihatan. Lebar
lengan baju kira-kira tiga jari dari permukaan
lengan. Kedalaman baju bervariasi dari sampai
batas betis atau sedikit ke atas.
6. Pakain adat melayu
indragiri riau
Baju Adat Melayu
Bengkalis Riau
Baju Adat Tradisional
Melayu Siak Riau
7. Rumah Adat Melayu
Rumah lontik yang dapat juga disebut rumah
lancang karena rumah ini bentuk, ciri atapnya
melengkung keatas, agak runcing seperti tanduk
kerbau. Sedangkan dindingnya miring keluar
dengan hiasan kaki dinding mirip perahu atau
lancang. Hal itu melambangkan penghormatan
kepada Tuhan dan-sesama. Rumah adat lontik
diperkirakan dapat pengaruh dari kebudayaan
Minangkabau karena kabanyakan terdapat di
daerah yang berbatasan dengan Sumatera Barat.
Tangga rumah biasanya ganjil.
8. Balai saloso jatuh
Balai salaso jatuh adalah bangunan seperti rumah adat tapi fungsinya bukan untuk tempat
tinggal melainkan untuk musyawarah atau rapat secara adat. Sesuai dengan fungsinya
bangunan ini mempunyai macam-macam nama antara lain : Balairung Sari, Balai Penobatan,
Balai Kerapatan dan lain-lain. Bangunan tersebut kini tidak ada lagi, didesa-desa tempat
musyawarah dilakukan di rumah Penghulu, sedangkan yang menyangklut keagamaan
dilakukan di masjid.
Ciri - ciri Balai Salaso Jatuh mempunyai selasar keliling yang lantainya lebih rendah dari
ruang tengah, karena itu dikatakan Salaso Jatuh. Semua bangunan baik rumah adat maupun
balai adat diberi hiasan terutama berupa ukiran.
Puncak atap selalu ada hiasan kayu yang mencuat keatas bersilangan dan biasanya hiasan
ini diberi ukiran yang disebut Salembayung atau Sulobuyung yang mengandung makna
pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Artikel rumah adat Riau ini terlalu singkat atau mungkin kurang lengkap. Bagi Anda yang-
lebih tahu mengenai seluk arsitektur rumah adat silakan dilengkap, apabila terdapat khilaf
dipersilakan perbaiki.
9. Acara Adat Kebudayaan
Melayu
Berikut beberapa ritual dalam acara adat (budaya)
resepsipernikahan di Kabupaten Kampar (Ocu).
Badiqiu merupakan suatu acara Budaya sakral yang
Para ibu-ibu dan tetangga dekat sedang memasak
dilakukan oleh para tokoh-tokoh dan sesepuh adat
untuk acara Resepsi Pernikahan, biasanya diadakan
pada malam hari sebelum acara resepsi pernikahan
di rumah mempelai perempuan. Di Kabupaten
dilakukan, agar acara pernikahan ini berlangsung
Kampar dari zaman ninik mamak terdahulu, apa bila
dengan hikmat dan keluarga yang baru menjadi
ada saudara sekampung yang hendak menikah, maka
keluarga yang utuh hingga akhir hayat.
keluarga dari mempelai yang hendak menikah harus
memanggil para tetangga kampung untuk membantu
kegiatan memasak yang dilakukan 3 hari ataupun
sehari sebelum acara resepsi pernikahan
berlangsung (hitungan ini tergantung dari keluarga
mempelai), karena masyarakat kampar sejak dulu
dikenal dengan cara bergotong royong ini pula, maka
di kampar jarang sekali yang melakukan "catering"
10. Acara Pengantaran
Pihak Lelaki ke rumah
Pihak Perempuan
Acara Pengantaran
(Ba'aghak)
Pihak Lelaki dengan
Dengan dentuman
membawa Hantaran
Rebana dari para
(Jambau)Seperti adat
tokoh adat ini,
di daerah lainnya,
menambah kehikmatan
hantaran juga
nilai budaya yang
berlaku di kabupaten
sakral pada acara
kampar, tetapi tidak
pengantaran Pihak
terlalu mengikat,
Lelaki ke rumah Pihak
"jika mempelai lelaki
Perempuan, biasanya
tidak mampu untuk
shalawatan selalu di
memberikanhantaran,
kumandang kan hingga
maka ini tidak di
akhirnya Pihak Lelaki
wajibkan untuk
sampai kerumah Pihak
membawa hantaran
Perempuan.Akhirnya
(Jambau), ini bisa kita
Mempelai Lelaki
temui di beberapa
sampai juga ke rumah
daerah saja di
Mempelai Perempuan,
kabupaten kampar.
dan mereka langsung
dipertemukan kemudian
di persandingkan.
11. INSTRUMENT ALAT
MUSIK MELAYU pengetahuan, lagu Pop Melayu dengan lagu
Sedikit
Melayu tradisional sedikit agak berbeda. Selain irama
dan penggunaan lirik, hal yang paling kontras terlihat
adalah instrumen, alat musik yang digunakan lagu
melayu.Pop Melayu modern yang dibawakan band-band
kawakan tanah air saat ini menggunakan alat musik yang
modern seperti drum, gitar listrik, keyboard dan lain-
lain. Namun lagu Melayu menggunakan instrumen, alat
musik tradisional tersendiri pula.
Alat musik, instrumen menjadi pengiring lagu Melayu
tradisional di antaranya adalah Gambus Selodang
dan Marwas.
Gambus zapin Melayu ini adalah instrumen, alat musik
menyerupai ud (oud) di Timur Tengah berbentuk seludang
kelapa yang dibuat dari batang nangka. Pada tengah-
tengah resonator-nya ditutup dengan kulit sapi, kerbau
atau kulit kambing yang sudah diraut tipis. Sementara itu
Marwas, atau disebut juga dengan meruas, merwas,
adalah alat-musik jenis gendang yang sangat berfungsi
dan berarti sebagai pengatur tempo atau rentak