3. - Yang pertama dihisab (dicek / diperhitungkan) pada hari kiamat
adalah Shalat. Begitu menurut sebuah hadis shahih
- Shalat tidak tergantikan. Ini perlu digaris bawahi sebagai sebuah
ciri ke-khususan Shalat. Bandingkan dengan ibadah lain. Puasa
bisa diganti bila berhalangan dengan alasan yang sesuai. Haji
demikian juga, bahkan bisa dipindahkan ke orang lain untuk
pelaksanaannya. Tapi hal ini tidak berlaku dalam Shalat. Shalat
zuhur tidak dapat dikerjakan saat subuh dan juga tidak dapat
ditunda hingga maghrib. Orang sakitpun wajib shalat bahkan jika
hanya matanya saja yang sanggup dilakukan. Qasar dan jamak
hanya berlaku dengan alasan khusus dan tidak bagi semua shalat
(shalat subuh tidak memiliki jamak maupun qasar)
4. -Perintah Allah adalah untuk mendirikan bukan mengerjakan.
Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu
berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu
telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas
orang-orang yang beriman. (QS.An-Nisaa 103)
-Shalat adalah ibadah yang sangat dekat dengan Allah. Beberapa pakar
menyatakan bahwa shalat adalah mirajnya orang muslim. Dan ada yang
menyatakan bahwa posisi rukuk merupakan posisi terdekat
- Perhatikan firman berikut :
o Kecelakaan bagi orang yang shalat. Yaitu orang yang lalai dari shalatnya
(QS.Al-Maauun : 4 & 5).
o
o Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa (QS. Al-Baqarah : 183)
Ritual shalat begitu spesial bagi Allah sehingga ada murka-Nya disana.
Orang yang shalat justru diancam (baca : celaka) jika shalat itu dilakukan
tidak dengan benar adanya. Bagaimana shalat yang benar (supaya tidak
celaka) ? Silahkan pelajari di banyak buku yang lebih lengkap mengenai hal
ini. Namun intinya cukup satu : Jika shalat yang dilakukan itu benar adanya,
maka sang pelaku shalat dan lingkungan sekitarnya akan merasakan
pengaruhnya, karena shalat itu mencegah perbuatan keji dan
mungkar(korupsi, menganiaya, merampas, jahat, kejam, dll) dan mungkar
(egois, sombong, pelit, sok tahu, dll)
5. Ali bin Abi Talib r.a. berkata, Sewaktu Rasullullah SAW duduk
bersama para sahabat Muhajirin dan Ansar, maka dengan tiba-tiba
datanglah satu rombongan orang-orang Yahudi lalu berkata, Ya
Muhammad, kami hendak bertanya kepada kamu kalimat-kalimat
yang telah diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa A.S. yang tidak
diberikan kecuali kepada para Nabi utusan Allah atau malaikat
muqarrab.
Lalu Rasullullah SAW bersabda, Silahkan bertanya.
Berkata orang Yahudi, Coba terangkan kepada kami tentang 5
waktu yang diwajibkan oleh Allah ke atas umatmu.
Sabda Rasullullah saw, Shalat Zuhur jika tergelincir matahari, maka
bertasbihlah segala sesuatu kepada Tuhannya. Shalat Asar itu ialah
saat ketika Nabi Adam a.s. memakan buah khuldi. Shalat Maghrib
itu adalah saat Allah menerima taubat Nabi Adam a.s. Maka setiap
mukmin yang bershalat Maghrib dengan ikhlas dan kemudian dia
berdoa meminta sesuatu pada Allah maka pasti Allah akan
mengkabulkan permintaannya. Shalat Isyak itu ialah shalat yang
dikerjakan oleh para Rasul sebelumku. Shalat Subuh adalah
sebelum terbit matahari. Ini kerana apabila matahari terbit, terbitnya
di antara dua tanduk syaitan dan di situ sujudnya setiap orang kafir.
6. Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari
Rasullullah saw, lalu mereka berkata, Memang benar
apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakanlah
kepada kami apakah pahala yang akan diperoleh
oleh orang yang shalat.
Rasullullah SAW bersabda, Jagalah waktu-waktu
shalat terutama shalat yang pertengahan. Shalat Zuhur,
pada saat itu nyalanya neraka Jahanam. Orang-orang
mukmin yang mengerjakan shalat pada ketika itu
akan diharamkan ke atasnya uap api neraka Jahanam
pada hari Kiamat.
Sabda Rasullullah saw lagi, Manakala shalat Asar,
adalah saat di mana Nabi Adam a.s. memakan buah
khuldi. Orang-orang mukmin yang mengerjakan shalat
Asar akan diampunkan dosanya seperti bayi yang
baru lahir.
Selepas itu Rasullullah saw membaca ayat yang
bermaksud, Jagalah waktu-waktu shalat terutama
sekali shalat yang pertengahan. Shalat Maghrib itu
adalah saat di mana taubat Nabi Adam a.s. diterima.
Seorang mukmin yang ikhlas mengerjakan shalat
Maghrib kemudian meminta sesuatu daripada Allah,
maka Allah akan perkenankan.
7. Sabda Rasullullah saw, Shalat Isya (atamah). Katakan kubur itu
adalah sangat gelap dan begitu juga pada hari Kiamat, maka
seorang mukmin yang berjalan dalam malam yang gelap untuk
pergi menunaikan shalat Isyak berjamaah, Allah S.W.T haramkan
dirinya daripada terkena nyala api neraka dan diberikan
kepadanya cahaya untuk menyeberangi Titian Sirath.
Sabda Rasullullah saw seterusnya, Shalat Subuh pula, seseorang
mukmin yang mengerjakan shalat Subuh selama 40 hari secara
berjamaah, diberikan kepadanya oleh Allah S.W.T dua
kebebasan yaitu:
1. Dibebaskan daripada api neraka.
2. Dibebaskan dari nifaq.
8. Yang pertama adalah kalimat : Inni wajjahtu wajhiya fathoros
samaawati wal ardho haniifan muslimaa wamaa ana minal
musyrikiin (terjemah bebas saya : Inilah wajahku menghadap
kehadirat-Mu, wahai penguasa Langit dan Bumi, sepenuh hatiku
sebagai muslim yang hanif dan aku bukan dari golongan
musrik).
Lalu kalimat : Inna shalaati, wanusuki, wamaa yaaya, wa
mamaati, lillahi rabbil aalamiin (terjemah bebas saya :
Sesungguhnya shalatku, ibadah-ku, hidup dan matiku, adalah
bagi Allah, Tuhan semesta alam).Betulkah itu? Betulkah kita
seperti yang kita ucapkan? Atau sebenarnya kita sedang
munafik kepada Tuhan? (naudzubillahi mindzaalik). Jika hidup
mati hanya untuk Allah, jika shalat dan ibadat adalah lillaahi
taala bagaimana bisa shalat itu dilakukan lewat dari waktu?
Bukankah masuknya zuhur itu adalah tepat pada saat
mendengar azan zuhur? Mengapa baru jam satu lewat, atau
pukul setengah dua baru mengerjakan shalat? Itukah muslim
yang hanif? Silahkan hati nurani menjawab sendiri.
9. Setelah niat, maka kita takbir, Allahu Akbar. Ketika ruku juga
Allahu Akbar, begitu juga sujud. Dan itu dilakukan hampir
disetiap perubahan gerak (kecuali ketika dari ruku ke
berdiri)Pertanyaannya, kenapa Allahu Akbar ? bukan
Subhanallah atau Alhamdulillah atau Laa ilaaha illallaah
atau kalimat lainnya. Kenapa harus Allahu Akbar ?Allahu Akbar
bagi saya diartikan tidak lagi sebagai Allah Maha Besar, tetapi
Allah terlalu besar, begitu besar dalam semua hal tanpa
kecuali sehingga hanya itu yang bisa dilakukan, yaitu
mengucapkan Allahu Akbar. Kenapa berulangkali? Kenapa
nyaris ditiap perubahan gerak ? Agar kita sadar sesadar-sadarnya
bahwa Tuhan itu, Allah itu, begitu maha besar, setiap
saat, setiap perubahan gerak (dalam shalat), setiap tarikan nafas
(dalam hidup). Agar kita semua yakin dan makin merasa kerdil
ketika mengucapkannya. Maka jadilah kita bergetar karena
merasa Allah begitu terlalu hebat dan besar (Maha besar),
bergetar karena mengakui begitu kerdil, kecil diri ini, bergetar
karena begitu agung nama itu. Allahu AkbarSesungguhnya
orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama
Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya
bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya
kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (QS.Al-Anfaal 2)(