際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Keistimewaan dan rahasia shalat
Anggap aja yg bicara 
mario teguh
- Yang pertama dihisab (dicek / diperhitungkan) pada hari kiamat 
adalah Shalat. Begitu menurut sebuah hadis shahih 
- Shalat tidak tergantikan. Ini perlu digaris bawahi sebagai sebuah 
ciri ke-khususan Shalat. Bandingkan dengan ibadah lain. Puasa 
bisa diganti bila berhalangan dengan alasan yang sesuai. Haji 
demikian juga, bahkan bisa dipindahkan ke orang lain untuk 
pelaksanaannya. Tapi hal ini tidak berlaku dalam Shalat. Shalat 
zuhur tidak dapat dikerjakan saat subuh dan juga tidak dapat 
ditunda hingga maghrib. Orang sakitpun wajib shalat bahkan jika 
hanya matanya saja yang sanggup dilakukan. Qasar dan jamak 
hanya berlaku dengan alasan khusus dan tidak bagi semua shalat 
(shalat subuh tidak memiliki jamak maupun qasar)
-Perintah Allah adalah untuk mendirikan bukan mengerjakan. 
Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu 
berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu 
telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). 
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas 
orang-orang yang beriman. (QS.An-Nisaa 103) 
-Shalat adalah ibadah yang sangat dekat dengan Allah. Beberapa pakar 
menyatakan bahwa shalat adalah mirajnya orang muslim. Dan ada yang 
menyatakan bahwa posisi rukuk merupakan posisi terdekat 
- Perhatikan firman berikut : 
o Kecelakaan bagi orang yang shalat. Yaitu orang yang lalai dari shalatnya 
(QS.Al-Maauun : 4 & 5). 
o 
o Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa 
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu 
bertakwa (QS. Al-Baqarah : 183) 
Ritual shalat begitu spesial bagi Allah sehingga ada murka-Nya disana. 
Orang yang shalat justru diancam (baca : celaka) jika shalat itu dilakukan 
tidak dengan benar adanya. Bagaimana shalat yang benar (supaya tidak 
celaka) ? Silahkan pelajari di banyak buku yang lebih lengkap mengenai hal 
ini. Namun intinya cukup satu : Jika shalat yang dilakukan itu benar adanya, 
maka sang pelaku shalat dan lingkungan sekitarnya akan merasakan 
pengaruhnya, karena shalat itu mencegah perbuatan keji dan 
mungkar(korupsi, menganiaya, merampas, jahat, kejam, dll) dan mungkar 
(egois, sombong, pelit, sok tahu, dll)
Ali bin Abi Talib r.a. berkata, Sewaktu Rasullullah SAW duduk 
bersama para sahabat Muhajirin dan Ansar, maka dengan tiba-tiba 
datanglah satu rombongan orang-orang Yahudi lalu berkata, Ya 
Muhammad, kami hendak bertanya kepada kamu kalimat-kalimat 
yang telah diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa A.S. yang tidak 
diberikan kecuali kepada para Nabi utusan Allah atau malaikat 
muqarrab. 
Lalu Rasullullah SAW bersabda, Silahkan bertanya. 
Berkata orang Yahudi, Coba terangkan kepada kami tentang 5 
waktu yang diwajibkan oleh Allah ke atas umatmu. 
Sabda Rasullullah saw, Shalat Zuhur jika tergelincir matahari, maka 
bertasbihlah segala sesuatu kepada Tuhannya. Shalat Asar itu ialah 
saat ketika Nabi Adam a.s. memakan buah khuldi. Shalat Maghrib 
itu adalah saat Allah menerima taubat Nabi Adam a.s. Maka setiap 
mukmin yang bershalat Maghrib dengan ikhlas dan kemudian dia 
berdoa meminta sesuatu pada Allah maka pasti Allah akan 
mengkabulkan permintaannya. Shalat Isyak itu ialah shalat yang 
dikerjakan oleh para Rasul sebelumku. Shalat Subuh adalah 
sebelum terbit matahari. Ini kerana apabila matahari terbit, terbitnya 
di antara dua tanduk syaitan dan di situ sujudnya setiap orang kafir.
Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari 
Rasullullah saw, lalu mereka berkata, Memang benar 
apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakanlah 
kepada kami apakah pahala yang akan diperoleh 
oleh orang yang shalat. 
Rasullullah SAW bersabda, Jagalah waktu-waktu 
shalat terutama shalat yang pertengahan. Shalat Zuhur, 
pada saat itu nyalanya neraka Jahanam. Orang-orang 
mukmin yang mengerjakan shalat pada ketika itu 
akan diharamkan ke atasnya uap api neraka Jahanam 
pada hari Kiamat. 
Sabda Rasullullah saw lagi, Manakala shalat Asar, 
adalah saat di mana Nabi Adam a.s. memakan buah 
khuldi. Orang-orang mukmin yang mengerjakan shalat 
Asar akan diampunkan dosanya seperti bayi yang 
baru lahir. 
Selepas itu Rasullullah saw membaca ayat yang 
bermaksud, Jagalah waktu-waktu shalat terutama 
sekali shalat yang pertengahan. Shalat Maghrib itu 
adalah saat di mana taubat Nabi Adam a.s. diterima. 
Seorang mukmin yang ikhlas mengerjakan shalat 
Maghrib kemudian meminta sesuatu daripada Allah, 
maka Allah akan perkenankan.
Sabda Rasullullah saw, Shalat Isya (atamah). Katakan kubur itu 
adalah sangat gelap dan begitu juga pada hari Kiamat, maka 
seorang mukmin yang berjalan dalam malam yang gelap untuk 
pergi menunaikan shalat Isyak berjamaah, Allah S.W.T haramkan 
dirinya daripada terkena nyala api neraka dan diberikan 
kepadanya cahaya untuk menyeberangi Titian Sirath. 
Sabda Rasullullah saw seterusnya, Shalat Subuh pula, seseorang 
mukmin yang mengerjakan shalat Subuh selama 40 hari secara 
berjamaah, diberikan kepadanya oleh Allah S.W.T dua 
kebebasan yaitu: 
1. Dibebaskan daripada api neraka. 
2. Dibebaskan dari nifaq.
Yang pertama adalah kalimat : Inni wajjahtu wajhiya fathoros 
samaawati wal ardho haniifan muslimaa wamaa ana minal 
musyrikiin (terjemah bebas saya : Inilah wajahku menghadap 
kehadirat-Mu, wahai penguasa Langit dan Bumi, sepenuh hatiku 
sebagai muslim yang hanif dan aku bukan dari golongan 
musrik). 
Lalu kalimat : Inna shalaati, wanusuki, wamaa yaaya, wa 
mamaati, lillahi rabbil aalamiin (terjemah bebas saya : 
Sesungguhnya shalatku, ibadah-ku, hidup dan matiku, adalah 
bagi Allah, Tuhan semesta alam).Betulkah itu? Betulkah kita 
seperti yang kita ucapkan? Atau sebenarnya kita sedang 
munafik kepada Tuhan? (naudzubillahi mindzaalik). Jika hidup 
mati hanya untuk Allah, jika shalat dan ibadat adalah lillaahi 
taala bagaimana bisa shalat itu dilakukan lewat dari waktu? 
Bukankah masuknya zuhur itu adalah tepat pada saat 
mendengar azan zuhur? Mengapa baru jam satu lewat, atau 
pukul setengah dua baru mengerjakan shalat? Itukah muslim 
yang hanif? Silahkan hati nurani menjawab sendiri.
Setelah niat, maka kita takbir, Allahu Akbar. Ketika ruku juga 
Allahu Akbar, begitu juga sujud. Dan itu dilakukan hampir 
disetiap perubahan gerak (kecuali ketika dari ruku ke 
berdiri)Pertanyaannya, kenapa Allahu Akbar ? bukan 
Subhanallah atau Alhamdulillah atau Laa ilaaha illallaah 
atau kalimat lainnya. Kenapa harus Allahu Akbar ?Allahu Akbar 
bagi saya diartikan tidak lagi sebagai Allah Maha Besar, tetapi 
Allah terlalu besar, begitu besar dalam semua hal  tanpa 
kecuali  sehingga hanya itu yang bisa dilakukan, yaitu 
mengucapkan Allahu Akbar. Kenapa berulangkali? Kenapa 
nyaris ditiap perubahan gerak ? Agar kita sadar sesadar-sadarnya 
bahwa Tuhan itu, Allah itu, begitu maha besar, setiap 
saat, setiap perubahan gerak (dalam shalat), setiap tarikan nafas 
(dalam hidup). Agar kita semua yakin dan makin merasa kerdil 
ketika mengucapkannya. Maka jadilah kita bergetar karena 
merasa Allah begitu terlalu hebat dan besar (Maha besar), 
bergetar karena mengakui begitu kerdil, kecil diri ini, bergetar 
karena begitu agung nama itu. Allahu AkbarSesungguhnya 
orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama 
Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya 
bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya 
kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (QS.Al-Anfaal 2)(
Keistimewaan dan rahasia shalat

More Related Content

Keistimewaan dan rahasia shalat

  • 2. Anggap aja yg bicara mario teguh
  • 3. - Yang pertama dihisab (dicek / diperhitungkan) pada hari kiamat adalah Shalat. Begitu menurut sebuah hadis shahih - Shalat tidak tergantikan. Ini perlu digaris bawahi sebagai sebuah ciri ke-khususan Shalat. Bandingkan dengan ibadah lain. Puasa bisa diganti bila berhalangan dengan alasan yang sesuai. Haji demikian juga, bahkan bisa dipindahkan ke orang lain untuk pelaksanaannya. Tapi hal ini tidak berlaku dalam Shalat. Shalat zuhur tidak dapat dikerjakan saat subuh dan juga tidak dapat ditunda hingga maghrib. Orang sakitpun wajib shalat bahkan jika hanya matanya saja yang sanggup dilakukan. Qasar dan jamak hanya berlaku dengan alasan khusus dan tidak bagi semua shalat (shalat subuh tidak memiliki jamak maupun qasar)
  • 4. -Perintah Allah adalah untuk mendirikan bukan mengerjakan. Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS.An-Nisaa 103) -Shalat adalah ibadah yang sangat dekat dengan Allah. Beberapa pakar menyatakan bahwa shalat adalah mirajnya orang muslim. Dan ada yang menyatakan bahwa posisi rukuk merupakan posisi terdekat - Perhatikan firman berikut : o Kecelakaan bagi orang yang shalat. Yaitu orang yang lalai dari shalatnya (QS.Al-Maauun : 4 & 5). o o Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS. Al-Baqarah : 183) Ritual shalat begitu spesial bagi Allah sehingga ada murka-Nya disana. Orang yang shalat justru diancam (baca : celaka) jika shalat itu dilakukan tidak dengan benar adanya. Bagaimana shalat yang benar (supaya tidak celaka) ? Silahkan pelajari di banyak buku yang lebih lengkap mengenai hal ini. Namun intinya cukup satu : Jika shalat yang dilakukan itu benar adanya, maka sang pelaku shalat dan lingkungan sekitarnya akan merasakan pengaruhnya, karena shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar(korupsi, menganiaya, merampas, jahat, kejam, dll) dan mungkar (egois, sombong, pelit, sok tahu, dll)
  • 5. Ali bin Abi Talib r.a. berkata, Sewaktu Rasullullah SAW duduk bersama para sahabat Muhajirin dan Ansar, maka dengan tiba-tiba datanglah satu rombongan orang-orang Yahudi lalu berkata, Ya Muhammad, kami hendak bertanya kepada kamu kalimat-kalimat yang telah diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa A.S. yang tidak diberikan kecuali kepada para Nabi utusan Allah atau malaikat muqarrab. Lalu Rasullullah SAW bersabda, Silahkan bertanya. Berkata orang Yahudi, Coba terangkan kepada kami tentang 5 waktu yang diwajibkan oleh Allah ke atas umatmu. Sabda Rasullullah saw, Shalat Zuhur jika tergelincir matahari, maka bertasbihlah segala sesuatu kepada Tuhannya. Shalat Asar itu ialah saat ketika Nabi Adam a.s. memakan buah khuldi. Shalat Maghrib itu adalah saat Allah menerima taubat Nabi Adam a.s. Maka setiap mukmin yang bershalat Maghrib dengan ikhlas dan kemudian dia berdoa meminta sesuatu pada Allah maka pasti Allah akan mengkabulkan permintaannya. Shalat Isyak itu ialah shalat yang dikerjakan oleh para Rasul sebelumku. Shalat Subuh adalah sebelum terbit matahari. Ini kerana apabila matahari terbit, terbitnya di antara dua tanduk syaitan dan di situ sujudnya setiap orang kafir.
  • 6. Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari Rasullullah saw, lalu mereka berkata, Memang benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakanlah kepada kami apakah pahala yang akan diperoleh oleh orang yang shalat. Rasullullah SAW bersabda, Jagalah waktu-waktu shalat terutama shalat yang pertengahan. Shalat Zuhur, pada saat itu nyalanya neraka Jahanam. Orang-orang mukmin yang mengerjakan shalat pada ketika itu akan diharamkan ke atasnya uap api neraka Jahanam pada hari Kiamat. Sabda Rasullullah saw lagi, Manakala shalat Asar, adalah saat di mana Nabi Adam a.s. memakan buah khuldi. Orang-orang mukmin yang mengerjakan shalat Asar akan diampunkan dosanya seperti bayi yang baru lahir. Selepas itu Rasullullah saw membaca ayat yang bermaksud, Jagalah waktu-waktu shalat terutama sekali shalat yang pertengahan. Shalat Maghrib itu adalah saat di mana taubat Nabi Adam a.s. diterima. Seorang mukmin yang ikhlas mengerjakan shalat Maghrib kemudian meminta sesuatu daripada Allah, maka Allah akan perkenankan.
  • 7. Sabda Rasullullah saw, Shalat Isya (atamah). Katakan kubur itu adalah sangat gelap dan begitu juga pada hari Kiamat, maka seorang mukmin yang berjalan dalam malam yang gelap untuk pergi menunaikan shalat Isyak berjamaah, Allah S.W.T haramkan dirinya daripada terkena nyala api neraka dan diberikan kepadanya cahaya untuk menyeberangi Titian Sirath. Sabda Rasullullah saw seterusnya, Shalat Subuh pula, seseorang mukmin yang mengerjakan shalat Subuh selama 40 hari secara berjamaah, diberikan kepadanya oleh Allah S.W.T dua kebebasan yaitu: 1. Dibebaskan daripada api neraka. 2. Dibebaskan dari nifaq.
  • 8. Yang pertama adalah kalimat : Inni wajjahtu wajhiya fathoros samaawati wal ardho haniifan muslimaa wamaa ana minal musyrikiin (terjemah bebas saya : Inilah wajahku menghadap kehadirat-Mu, wahai penguasa Langit dan Bumi, sepenuh hatiku sebagai muslim yang hanif dan aku bukan dari golongan musrik). Lalu kalimat : Inna shalaati, wanusuki, wamaa yaaya, wa mamaati, lillahi rabbil aalamiin (terjemah bebas saya : Sesungguhnya shalatku, ibadah-ku, hidup dan matiku, adalah bagi Allah, Tuhan semesta alam).Betulkah itu? Betulkah kita seperti yang kita ucapkan? Atau sebenarnya kita sedang munafik kepada Tuhan? (naudzubillahi mindzaalik). Jika hidup mati hanya untuk Allah, jika shalat dan ibadat adalah lillaahi taala bagaimana bisa shalat itu dilakukan lewat dari waktu? Bukankah masuknya zuhur itu adalah tepat pada saat mendengar azan zuhur? Mengapa baru jam satu lewat, atau pukul setengah dua baru mengerjakan shalat? Itukah muslim yang hanif? Silahkan hati nurani menjawab sendiri.
  • 9. Setelah niat, maka kita takbir, Allahu Akbar. Ketika ruku juga Allahu Akbar, begitu juga sujud. Dan itu dilakukan hampir disetiap perubahan gerak (kecuali ketika dari ruku ke berdiri)Pertanyaannya, kenapa Allahu Akbar ? bukan Subhanallah atau Alhamdulillah atau Laa ilaaha illallaah atau kalimat lainnya. Kenapa harus Allahu Akbar ?Allahu Akbar bagi saya diartikan tidak lagi sebagai Allah Maha Besar, tetapi Allah terlalu besar, begitu besar dalam semua hal tanpa kecuali sehingga hanya itu yang bisa dilakukan, yaitu mengucapkan Allahu Akbar. Kenapa berulangkali? Kenapa nyaris ditiap perubahan gerak ? Agar kita sadar sesadar-sadarnya bahwa Tuhan itu, Allah itu, begitu maha besar, setiap saat, setiap perubahan gerak (dalam shalat), setiap tarikan nafas (dalam hidup). Agar kita semua yakin dan makin merasa kerdil ketika mengucapkannya. Maka jadilah kita bergetar karena merasa Allah begitu terlalu hebat dan besar (Maha besar), bergetar karena mengakui begitu kerdil, kecil diri ini, bergetar karena begitu agung nama itu. Allahu AkbarSesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (QS.Al-Anfaal 2)(