Gadis ini merayakan ulang tahunnya yang ke-16 dengan kondisi fisik yang kurang baik. Di malam sebelum ulang tahun, ia hanya bisa berbaring di kamar sambil menggunakan ponsel. Keluarganya memberikan kejutan dengan hadir di kamarnya saat tengah malam tiba sambil membawakan kue ulang tahun, membuat mereka menangis bahagia.
1 of 2
Download to read offline
More Related Content
Kejutan ulang tahun
1. KEJUTAN ULANG TAHUN
Di pagi yang cerah aku terbangun pada kondisi yang kurang baik seperti beberapa hari
sebelumnya. Mentari yang bersinar cerah pagi itu rupanya tak berpengaruh pada
kondisi tubuhku yang saat itu sedang mengalami penurunan. Rasanya ingin sekali pergi
bergegas keluar dan menikmati indahnya dunia,berangkat kesekolah,bertemu teman
teman berbagi canda dan tawa. Namun apa daya, keadaan mengharuskanku untuk tetap
berdiam diri dan tak melakukan aktifitas diluar rumah.
Hari itu hari Senin, tanggal 31 Januari 2011, selang satu hari sebelum hari ulang
tahunku yang k-16 yang jatuh pada tanggal 1 Februari.
Hari Ulang Tahun biasanya memang menjadi hari yang ditunggu tunggu. Karena
dihari itulah biasanya terlontar limpahan ucapan selamat dan doa doa yang turut serta
dipanjatkan. Doa doa dan ucapan selamat dari orang terdekatlah yang biasanya
menjadi pelengkap sekaligus sepesial dihari ulang tahun. Dihari ulang tahun pula
biasanya menjadi moment /saat saat yang tepat untuk seseorang menjahili orang yang
berulang tahun, bahkan menjadi moment yang sangat tepat untuk seseorang memberi
kejutan indah yang berkesan yang nantinya mungkin tak akan terlupakan.
Terkadang memang banyak hal aneh dan unik terjadi yang dilakukan orang orang
untuk memperingati hari kelahiran seseorang atau yang disebut hari ulang tahun.
Kembali pada pengalaman yang baru saja aku lewati beberapa bulan yang lalu,
pengalaman pribadi yang saat ini masih terasa hangat dan tergambar jelas dalam angan.
Masih pada tanggal 31 Januari, tak ada hal yanng istimewa, semua terasa biasa saja
diumurku yang masih terhitung 15 tahun. Aku pun masih merasa aku hanyalah seorang
gadis kecil yang masih sangat butuh bantuan dari banyak pihak, yang hidup masih
mengandalkan orang tua, yang masih menumpang tinggal dirumah orang tua, dan
masih meminta uang jajan setiap harinya dari orang tua pula. Aku masih merasa
menjadi gadis manja, yang sedang mencoba menjadi sosok yang lebih dewasa.
Ditambah dengan kondisi fisikku yang kuarang baik saat itu, semakin menjadikan hari
itu menjadi hari yang biasa saja bahkan cenderung buruk. Bagaimana tidak, dihari itu
aku tidak dapat pergi keluar rumah,bahkan untuk bersekolah. Yang aku lakukan hanya
terbaring diatas kasur dan tumpukan bantal. Hanya dapat memandang layar telepon
genggam dan layar televisi. Diliputi rasa mual, pening, dan segala macam rasa yang
tidak dapat aku ungkapkan lagi.
Waktu pun terus bergulir, pagi telah berganti malam. Dikediamanku tetap kurasakan
hangatnya kasih sayang ibu yang tetap mencurahkan kasih sayangnya saat aku sedang
terbaring sekalipun.
Sesaat , ku lihat raut wajah ibuku. Tergambar jelas kekhawatiran menyelimuti hatinya.
Dengan sabar dia selalu mengingatkanku untuk menjaga kondisi tubuhku yang akhir
akhir ini memang selalu mengalami penurunan.
Malam itu waktunya makan, seperti biasa mama mendatangi kamarku dan kemudian
berkata, bey,ayo makan dulu! Mumpung masih anget. Dan aku pun biasanya
membalas seruan mamaku dengan ucapan,Iya ma,sebentar. Tanpa pergi bergegas
meninggalkan kamar. Tawaran mamaku biasanya terus berlanjut , karena hanya dengan
satu kali menyuruhku makan itu tidak menyurutkan niatku untuk menunda waktu
2. makanku. Kehangatan kasur dan selimut saat itu membuatku semakin malas untuk
bergegas meninggalkan kamar ,semua seakan mendekapku dan menahan ku untuk
beranjak. Mama yang saat itu mengetahui kalau aku sedang sakit mengurungkan
niatnya untuk menyuruhku mengambil makanan keluar, mama lebih memilih untuk
membawakanku makanan dan menyuruhku meminum obatku setelahnya.
Waktu makan selesai, jam 09:00 malam mama kembali kekamarku dan kemudian dia
berkata,bey,udah malem. Jangan maen HP terus,cepetan tidur!. Dengan berat hati aku
meninggalkan rutinitas ku menjelajahi dunia maya di account facebook ku. Setelah aku
mematikan lampu kamarku, aku mencoba untuk memejamkan mata. Namun ,sesering
aku mencoba untuk itu,aku semakin tak kuasa untuk terlelap.
Sesekali aku melihat layar televisi yang tak menyala dihadapanku, timbul hasrat untuk
menyalakannya. Aku pun berbalik membelakangi layar itu, yang terlihat justru remote
dari televisi tersebut. Semakin dan semakin menumbuhkan hasratku untuk menekan
tombol POWER (ON). Alhasil televisi pun menyala. Selang beberapa menit kemudian,
ibuku sayang kembali memasuki kamarku dan langsung menekan tombol POWER(OFF)
ditelevisi, penonton kecewa, namun apa daya. Mama kembali berkata, bey,katanya
pusing? Cepetan tidur. Bukan nonton tv!. Aku tertunduk lesu, dan kembali berjuang
untuk memejamkan mata.
Saat itu aku berhasil tertidur, namun malam harinya sekitar pukul 11:00 malam aku
terbangun dari tidurku karena tak kuasa menahan panggilan alam (BAK). 5 menit
berlalu, setelah dari kamar mandi ternyata aku tak dapat memejamkan mata kembali.
Sesekali aku menatap layar handphone ku dan timbul hasrat untuk menjelajah dunia
maya kembali sembari menanti ngantuk. Selang beberapa menit, ibuku tersayang
kembali mengontrol kamarku dan aku tertangkap basah tak sedang tertidur. Mama
mulai sedikit geram dan mencoba mengambil telepon genggamku. Aku mencoba
tertidur kembali tanpa menghiraukan perlakuan aneh mamaku malam ini.
Jam dinding yang tak henti berdetak menunjukan waktu malam berlalu hingga sampai
pada pukul 12:00 pergantian tanggal dari 31 Januari ke 1 Februari. Saat itu aku sedang
berada dialam mimpi, sedang tertidur lelap. Sampai pada akhirnya aku kembali
terbangun dari tidurku dan dihadapkan pada sebuah kenyataan.
Kenyataan bahwa saat itu ada kerlipan lilin lilin kecil diatas kue tart, dan untaian nada
selamat ulang tahun yang dibawakan oleh 4 orang yang istimewa dikehidupanku.
Mereka saat itu ada tepat disaat pergantian usiaku. Kejutan manis yang ternyata telah
mereka siapkan dan tak pernah terbayangkan sebelumnya, membuat aku merasa semua
itu hanyalah sebatas mimpi dari buah tidurku malam itu. Namun, beberapa kali aku
tersadar dan menyadari bahwa semua itu nyata. Dan tanpa kami sadari ada air yang
menetes dipipi kami semua, sebagai wujud air mata bahagia yang saat itu tidak
terbendung lagi.
Puji syukur tak lupa ku panjatkankepada Allah SWT, karena telah memberikanku
kesempatan untuk menikmati indahnya dunia diantara orang orang yang selama ini
menyayangiku. Dan malam itu telah ku niatkan, untuk selalu bersyukur dan mencoba
berubah menjadi sosok yanng lebih baik untuk kedepannya.