1. Liani Kairupan | 230221010003
Anisya Maratade | 230221010012
Gracia Sompie | 230221010013
Kezia Najoan | 230221010014
Standard Jalan
Berkeselamatan dan
Faktor Kegagalam
Fungsi Jalan
3. Jalan yang Berkeselamatan
> Menjaga kendaraan tetap berada pada jalurnya
dengan selamat.
> Seluruh elemen jalan berfungsi sesuai yang
direncanakan dan tidak ada yang berpotensi
menimbulkan bahaya bagi penggunanya.
4. • Menyediakan lingkungan jalan untuk kecepatan
yang aman
• Memperingatkan pengemudi akan adanya
elemenelemen jalan yang dibawah standar atau
yang tidak biasa
• Menginformasikan pengemudi akan berbagai
kondisi yang akan dijumpai
• Memandu pengemudi melewati suatu segmen
jalan yang memiliki elemen jalan yang tidak
umum
• Mengendalikan jalur yang dilalui pengemudi pada
saat ada percabangan jalan
• Memaafkan kesalahan atau perilaku yang tidak
pantas dari pengemudi pada saat mengemudikan
kendaraannya
Definisi jalan
yang
Berkeselamatan
5. • Tidak memberikan kejutan pada pengemudi
dalam hal pengendalian lalu lintas jalan
• Memberikan informasi yang sesuai dengan
kapasitas mencerna informasi dari manusia
• Memberikan informasi yang berulang, jika
diperlukan, untuk menekankan adanya potensi
bahaya yang akan ditemui pengemudi
Definisi jalan
yang
Berkeselamatan
6. infrastruktur jalan yang mampu memandu
pengguna jalan – tanpa komunikasi
SELF
EXPLAINING
FORGIVING
ROAD
infrastruktur jalan yang mampu
meminimalisir kesalahan pengguna
jalan – meminimalisir tingkat
keparahan korban
3 PRINSIP UTAMA
JALAN
BERKESELAMATAN
infrastruktur jalan yang mampu
menciptakan kepatuhan – tanpa
peringatan
SELF
ENFORCEMENT
7. Jalan harus dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat
Menjaga kendaraan agar tetap berada pada lajurnya →
• Delineasi : berfungsi untuk memandu, memberikan
informasi, dan memperingatkan kendaraan akan kondisi
jalan yang ada di depannya
• Desain elemen jalan yang berkeselamatan
Memberikan lingkungan sisi jalan yang aman, yaitu yang dapat
‘memaafkan’ apabila kendaraan keluar jalan →
• Area bebas sisi jalan
• Manajemen hazard sisi jalan
• Pagar keselamatan
8. Delineasi
➢ Delineasi dapat berupa:
• Marka garis Marka
berprofil
• RRPM (mata kucing)
• Patok pengarah
Chevron
• Rambu peringatan
Kondisi rambu dan marka yang buruk
dapat menjadikan tanda peringatan
itu tidak informatif, maka potensi
kecelakaan menjadi lebih tinggi.
12. Rambu Peringatan
Mercury is the closest planet to the Sun and the
smallest one in our Solar System—it’s only a bit larger
than our Moon. The planet’s name has nothing to do
with the liquid metal, since it was named after the
Roman messenger god
13. Desain Elemen Jalan
➢ Potongan Melintang Badan Jalan
➢ Alinyemen horisontal
➢ Alinyemen vertical
➢ Struktur perkerasan jalan
➢ Struktur Bangunan Pelengkap Jalan
➢ Pemanfaatan Bagian-bagian Jalan
21. KONSEP AREA BEBAS SISI JALAN
➢ Area bebas (clear zone) adalah suatu area di tepi lajur lalu lintas terluar (atau
dekat median) yang harus dijaga bersih dari obyek-obyek yang berpotensi
membahayakan kendaraan yang keluar dari lajur lalu lintas.
➢ Area bebas berfungsi sebagai tempat kendaraan dapat melambat dan
menghindari tabrakan dengan objek tetap, serta tempat bagi pengendara untuk
dapat memulihkan kendali atas kendaraannya.
22. Manajemen Obyek Berbahaya di Sisi Jalan
Strategi penanganan obyek berbahaya di sisi jalan:
• Menghilangkan
• Mendesain ulang agar tidak membahayakan Merelokasi
ke tempat yang tidak memungkinkan untuk ditabrak
• Mengganti dengan yang dapat pecah atau menyerap
tumbukan akibat tabrakan
• Menutupi dengan pagar keselamatan (safety barrier) yang
sesuai dan/atau bantalan tabrakan (crash cushion)
• Jika hal-hal diatas tidak dapat dilakukan, sebagai langkah
terakhir adalah memberi deliniasi yang kuat
23. PROJECT
GOALS
Mercury is the closest planet to
the Sun and the smallest one in
the Solar System—it’s only a bit
larger than our Moon
Venus has a beautiful name
and is the second planet from
the Sun. It’s terribly hot, even
hotter than Mercury
GOAL 1
GOAL 2
24. PAGAR KESELAMATAN
Posisi dari pilar jembatan.
➢ Pilar jembatan dapat merupakan hazard bagi kendaraan yang lepas kendali,
baik di sisi bahu luar maupun di median.
➢ Jika perlu, pilar jembatan ditutupi dengan menggunakan pagar
keselamatan.
➢ Gunakan pagar keselamatan kaku jika tidak tersedia ruang yang cukup
(minimal 1 m) di antara pilar jembatan dan pagar keselamatan.
➢ Jika pilar jembatan memanjang selebar bentang jembatan (membentuk
terowongan pada bagian bawah jembatan), maka ujung dinding pilar
jembatan yang berada pada sisi dan median jalan harus ditutupi pagar
keselamatan (dan/atau bantalan tabrakan).
26. • Informasi cukup ?
• Tidak dimengerti atau salahpaham ?
• Menimbulkan kebingungan (ambiguos)?
• Menyebabkan keraguan?
• Apakah memberikan visibilitas memadai
atau menghalangi pandangan pengguna
jalan ?
• Apakah mengandung kondisi bahaya ?
PEMERIKSAAN UNTUK
PRINSIP JALAN
BERKESELAMATAN:
27. Faktor Penyebab Kegagalan Fungsi Jalan
1. Kerusakan Infrastruktur: Kerusakan pada jalan seperti retak, lubang,
atau kerusakan struktural lainnya dapat mengganggu aliran lalu lintas
dan keselamatan pengguna jalan.
2. Kepadatan Lalu Lintas: Lalu lintas yang padat dapat menyebabkan
kemacetan dan gangguan dalam aliran lalu lintas, yang memperlambat
waktu tempuh dan mengganggu mobilitas.
3. Kegagalan Perencanaan Transportasi: Kurangnya perencanaan yang
efektif dalam hal desain jalan, pengaturan lalu lintas, dan perawatan
jalan dapat mengakibatkan jalan yang tidak memadai untuk
kebutuhan lalu lintas.
4. Pembangunan yang Tidak Tepat: Pembangunan infrastruktur
transportasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan lalu lintas atau tidak
terintegrasi dengan baik dengan infrastruktur lainnya dapat
menyebabkan gangguan dalam aliran lalu lintas.
5. Kurangnya Investasi dan Perawatan: Kurangnya dana untuk investasi
dan perawatan infrastruktur jalan dapat menyebabkan jalan rusak,
tidak terawat, dan tidak memadai untuk lalu lintas yang ada.
28. rutting, raveling, corrugation, shoving, pothole,
water bleeding pumping, moisture damage.
depression dan ambles
Tipe berubah bentuk (distortion)
Tipe penurunan permukaan
(deformation)
Tipe ketidaknyamanan permukaan
(roughness)
oxidation, bleeding, patching,
polished aggregate.
TIPE
–
JENIS
KERUSAKAN
PERKERASAN
BERASPAL
alligator cracking, longitudinal cracking,
block cracking, transverse cracking,
pavement edge cracking, slippage
cracking.
Tipe retak permukaan (cracking)
32. blowup/buckling, corner break, devided slab,
lane/ shoulder drop-off, popouts, punchout,
railroad crossing, poor load transfer, poor load
transfer at longitudinal crack, pumping, surface
distress, patching.
joint faulting, corner spalling,
joint spalling, large deflection
due to voids at joint.
Tipe berubah bentuk (distortion) :
Tipe penurunan permukaan
(deformation)
Tipe ketidaknyamanan permukaan
(roughness)
joint seal damage, polished
aggregate.
TIPE
–
JENIS
KERUSAKAN
PERKERASAN
BETON
D-cracking, linear cracking, shrinkage
cracks, scaling/map cracking.
Tipe retak permukaan (cracking)
35. Jenis
Kegagalan
Komponen
Utama
Item Kriteria
STRUKTUR
Badan Jalan
Perkerasan Lentur Putus
Perkerasan Kaku Putus
Underpass Dinding Penahan
Tanah
Ambruk
Jalan Layang
Pile Cap
Pile Cap Patah, Runtuh
Fungsional
Badan Jalan
Perkerasan
Lentur
Putus Sebagian
Perkerasan Kaku Putus Sebagian
Underpass Dinding Penahan
Tanah
Retak
Jalan Layang
Pile Cap
Pile Cap Retak, Bergeser
37. TOLOK
UKUR
KEGAGALAN
STRUKTURAL
JALAN
Kegagalan Struktural Jalan
adalah kondisi bangunan yang tidak dapat menahan beban sesuai
dengan beban rencana (terancang) sehingga diprediksi tidak dapat
melayani beban sesuai umur rencana (terancang).
Tolok Ukur Kegagalan Struktural Jalan
1. Jalan tidak memiliki karakteristik yang sesuai dengan karakteristik struktural
rencana (terancang) untuk setiap lapis perkerasan, yang meliputi :
✓ Kepadatan dan kerataan
✓ Kekuatan, kuat tekan beton → kuat lentur beton
✓ Kekakuan/Stiffness
✓ Stabilitas
✓ Durabilitas
2. Jalan tidak memiliki karakteristik yang sesuai dengan karakteristik struktural
rencana (terancang) untuk tanah dasar, yang meliputi :
✓ Daya dukung tanah dasar pada kedalaman tertentu.
✓ Laju konsolidasi dan target penurunan,
3. Jalan tidak memiliki kuantitas dan kualitas kerusakan (defect) yang berisiko
menurunkan kinerja.
✓ Tipe/jenis,, tingkat, dan sebaran kerusakan struktural perkerasan → PCI, SDI,
NK
40. Faktor
Pemicu
Kegagalan
Fungsi
Bangunan
Jalan
1. Kerusakan Struktural: Retakan, depresi, atau kerusakan struktural lainnya pada perkerasan
jalan dapat mengganggu fungsionalitasnya dan meningkatkan risiko kecelakaan.
2.Kerusakan Fungsional: Kemacetan lalu lintas, kepadatan yang berlebihan, atau kerusakan
sistem drainase dapat mengganggu aliran lalu lintas dan mobilitas.
3.Kerusakan Keselamatan: Kondisi jalan yang buruk atau kerusakan pembatas jalan seperti
median atau guardrail dapat meningkatkan risiko kecelakaan dan cedera.
4.Kerusakan Lingkungan: Polusi udara, pencemaran air, atau dampak lingkungan negatif lainnya
yang disebabkan oleh lalu lintas jalan dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat dan ekosistem
lokal.
5.Kerusakan Ekonomi: Biaya tambahan untuk perawatan dan perbaikan jalan yang rusak, serta
dampak ekonomi negatif akibat kemacetan lalu lintas dan gangguan mobilitas, dapat menjadi
beban bagi pemerintah dan masyarakat.
6.Kerusakan Akibat Bencana Alam: Bencana alam seperti banjir, tanah longsor, atau gempa bumi
dapat menyebabkan kerusakan serius pada jalan dan infrastruktur terkait, yang dapat
mengganggu fungsi jalan.
7.Kegagalan Perencanaan dan Desain: Kurangnya perencanaan yang efektif, desain yang tidak
memadai, atau ketidaksesuaian infrastruktur jalan dengan kebutuhan lalu lintas dapat
menyebabkan kegagalan dalam menyediakan layanan transportasi yang efisien dan aman.
8.Kurangnya Perawatan dan Perbaikan: Kurangnya dana atau perhatian terhadap perawatan dan
perbaikan jalan yang teratur dapat mengakibatkan akumulasi kerusakan dan penurunan kondisi
jalan seiring waktu.