ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
Liani Kairupan | 230221010003
Anisya Maratade | 230221010012
Gracia Sompie | 230221010013
Kezia Najoan | 230221010014
Standard Jalan
Berkeselamatan dan
Faktor Kegagalam
Fungsi Jalan
Prinsip Jalan yang Berkeselamatan
Jalan yang Berkeselamatan
> Menjaga kendaraan tetap berada pada jalurnya
dengan selamat.
> Seluruh elemen jalan berfungsi sesuai yang
direncanakan dan tidak ada yang berpotensi
menimbulkan bahaya bagi penggunanya.
• Menyediakan lingkungan jalan untuk kecepatan
yang aman
• Memperingatkan pengemudi akan adanya
elemenelemen jalan yang dibawah standar atau
yang tidak biasa
• Menginformasikan pengemudi akan berbagai
kondisi yang akan dijumpai
• Memandu pengemudi melewati suatu segmen
jalan yang memiliki elemen jalan yang tidak
umum
• Mengendalikan jalur yang dilalui pengemudi pada
saat ada percabangan jalan
• Memaafkan kesalahan atau perilaku yang tidak
pantas dari pengemudi pada saat mengemudikan
kendaraannya
Definisi jalan
yang
Berkeselamatan
• Tidak memberikan kejutan pada pengemudi
dalam hal pengendalian lalu lintas jalan
• Memberikan informasi yang sesuai dengan
kapasitas mencerna informasi dari manusia
• Memberikan informasi yang berulang, jika
diperlukan, untuk menekankan adanya potensi
bahaya yang akan ditemui pengemudi
Definisi jalan
yang
Berkeselamatan
infrastruktur jalan yang mampu memandu
pengguna jalan – tanpa komunikasi
SELF
EXPLAINING
FORGIVING
ROAD
infrastruktur jalan yang mampu
meminimalisir kesalahan pengguna
jalan – meminimalisir tingkat
keparahan korban
3 PRINSIP UTAMA
JALAN
BERKESELAMATAN
infrastruktur jalan yang mampu
menciptakan kepatuhan – tanpa
peringatan
SELF
ENFORCEMENT
Jalan harus dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat
Menjaga kendaraan agar tetap berada pada lajurnya →
• Delineasi : berfungsi untuk memandu, memberikan
informasi, dan memperingatkan kendaraan akan kondisi
jalan yang ada di depannya
• Desain elemen jalan yang berkeselamatan
Memberikan lingkungan sisi jalan yang aman, yaitu yang dapat
‘memaafkan’ apabila kendaraan keluar jalan →
• Area bebas sisi jalan
• Manajemen hazard sisi jalan
• Pagar keselamatan
Delineasi
➢ Delineasi dapat berupa:
• Marka garis Marka
berprofil
• RRPM (mata kucing)
• Patok pengarah
Chevron
• Rambu peringatan
Kondisi rambu dan marka yang buruk
dapat menjadikan tanda peringatan
itu tidak informatif, maka potensi
kecelakaan menjadi lebih tinggi.
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdf
Contoh patok pengarah beton, kayu, dan plastik
PATOK PENGARAH
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdf
Rambu Peringatan
Mercury is the closest planet to the Sun and the
smallest one in our Solar System—it’s only a bit larger
than our Moon. The planet’s name has nothing to do
with the liquid metal, since it was named after the
Roman messenger god
Desain Elemen Jalan
➢ Potongan Melintang Badan Jalan
➢ Alinyemen horisontal
➢ Alinyemen vertical
➢ Struktur perkerasan jalan
➢ Struktur Bangunan Pelengkap Jalan
➢ Pemanfaatan Bagian-bagian Jalan
AWESOME
WORDS
MAJOR
REQUIREMENTS
01
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdf
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdf
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdf
Apakah pengguna jalan memiliki waktu yang cukup (jarak) untuk melihat ?
VISIBILITY (JARAK PANDANG)
MERCURY
VISIBILITY (JARAK PANDANG)
MERCURY
KONSEP AREA BEBAS SISI JALAN
➢ Area bebas (clear zone) adalah suatu area di tepi lajur lalu lintas terluar (atau
dekat median) yang harus dijaga bersih dari obyek-obyek yang berpotensi
membahayakan kendaraan yang keluar dari lajur lalu lintas.
➢ Area bebas berfungsi sebagai tempat kendaraan dapat melambat dan
menghindari tabrakan dengan objek tetap, serta tempat bagi pengendara untuk
dapat memulihkan kendali atas kendaraannya.
Manajemen Obyek Berbahaya di Sisi Jalan
Strategi penanganan obyek berbahaya di sisi jalan:
• Menghilangkan
• Mendesain ulang agar tidak membahayakan Merelokasi
ke tempat yang tidak memungkinkan untuk ditabrak
• Mengganti dengan yang dapat pecah atau menyerap
tumbukan akibat tabrakan
• Menutupi dengan pagar keselamatan (safety barrier) yang
sesuai dan/atau bantalan tabrakan (crash cushion)
• Jika hal-hal diatas tidak dapat dilakukan, sebagai langkah
terakhir adalah memberi deliniasi yang kuat
PROJECT
GOALS
Mercury is the closest planet to
the Sun and the smallest one in
the Solar System—it’s only a bit
larger than our Moon
Venus has a beautiful name
and is the second planet from
the Sun. It’s terribly hot, even
hotter than Mercury
GOAL 1
GOAL 2
PAGAR KESELAMATAN
Posisi dari pilar jembatan.
➢ Pilar jembatan dapat merupakan hazard bagi kendaraan yang lepas kendali,
baik di sisi bahu luar maupun di median.
➢ Jika perlu, pilar jembatan ditutupi dengan menggunakan pagar
keselamatan.
➢ Gunakan pagar keselamatan kaku jika tidak tersedia ruang yang cukup
(minimal 1 m) di antara pilar jembatan dan pagar keselamatan.
➢ Jika pilar jembatan memanjang selebar bentang jembatan (membentuk
terowongan pada bagian bawah jembatan), maka ujung dinding pilar
jembatan yang berada pada sisi dan median jalan harus ditutupi pagar
keselamatan (dan/atau bantalan tabrakan).
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdf
• Informasi cukup ?
• Tidak dimengerti atau salahpaham ?
• Menimbulkan kebingungan (ambiguos)?
• Menyebabkan keraguan?
• Apakah memberikan visibilitas memadai
atau menghalangi pandangan pengguna
jalan ?
• Apakah mengandung kondisi bahaya ?
PEMERIKSAAN UNTUK
PRINSIP JALAN
BERKESELAMATAN:
Faktor Penyebab Kegagalan Fungsi Jalan
1. Kerusakan Infrastruktur: Kerusakan pada jalan seperti retak, lubang,
atau kerusakan struktural lainnya dapat mengganggu aliran lalu lintas
dan keselamatan pengguna jalan.
2. Kepadatan Lalu Lintas: Lalu lintas yang padat dapat menyebabkan
kemacetan dan gangguan dalam aliran lalu lintas, yang memperlambat
waktu tempuh dan mengganggu mobilitas.
3. Kegagalan Perencanaan Transportasi: Kurangnya perencanaan yang
efektif dalam hal desain jalan, pengaturan lalu lintas, dan perawatan
jalan dapat mengakibatkan jalan yang tidak memadai untuk
kebutuhan lalu lintas.
4. Pembangunan yang Tidak Tepat: Pembangunan infrastruktur
transportasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan lalu lintas atau tidak
terintegrasi dengan baik dengan infrastruktur lainnya dapat
menyebabkan gangguan dalam aliran lalu lintas.
5. Kurangnya Investasi dan Perawatan: Kurangnya dana untuk investasi
dan perawatan infrastruktur jalan dapat menyebabkan jalan rusak,
tidak terawat, dan tidak memadai untuk lalu lintas yang ada.
rutting, raveling, corrugation, shoving, pothole,
water bleeding pumping, moisture damage.
depression dan ambles
Tipe berubah bentuk (distortion)
Tipe penurunan permukaan
(deformation)
Tipe ketidaknyamanan permukaan
(roughness)
oxidation, bleeding, patching,
polished aggregate.
TIPE
–
JENIS
KERUSAKAN
PERKERASAN
BERASPAL
alligator cracking, longitudinal cracking,
block cracking, transverse cracking,
pavement edge cracking, slippage
cracking.
Tipe retak permukaan (cracking)
WATER
TREATMENT
PLANTS
TUNNEL
WORKS
TIPE
–
JENIS
KERUSAKAN
PERKERASAN
BERASPAL
WATER
TREATMENT
PLANTS
TUNNEL
WORKS
TIPE
–
JENIS
KERUSAKAN
PERKERASAN
BERASPAL
WATER
TREATMENT
PLANTS
TUNNEL
WORKS
TIPE
–
JENIS
KERUSAKAN
PERKERASAN
BERASPAL
blowup/buckling, corner break, devided slab,
lane/ shoulder drop-off, popouts, punchout,
railroad crossing, poor load transfer, poor load
transfer at longitudinal crack, pumping, surface
distress, patching.
joint faulting, corner spalling,
joint spalling, large deflection
due to voids at joint.
Tipe berubah bentuk (distortion) :
Tipe penurunan permukaan
(deformation)
Tipe ketidaknyamanan permukaan
(roughness)
joint seal damage, polished
aggregate.
TIPE
–
JENIS
KERUSAKAN
PERKERASAN
BETON
D-cracking, linear cracking, shrinkage
cracks, scaling/map cracking.
Tipe retak permukaan (cracking)
WATER
TREATMENT
PLANTS
TUNNEL
WORKS
TIPE
–
JENIS
KERUSAKAN
PERKERASAN
BETON
JENIS DAN
KRITERIA
KEGAGALAN
BANGUNAN
JALAN
Jenis
Kegagalan
Komponen
Utama
Item Kriteria
STRUKTUR
Badan Jalan
Perkerasan Lentur Putus
Perkerasan Kaku Putus
Underpass Dinding Penahan
Tanah
Ambruk
Jalan Layang
Pile Cap
Pile Cap Patah, Runtuh
Fungsional
Badan Jalan
Perkerasan
Lentur
Putus Sebagian
Perkerasan Kaku Putus Sebagian
Underpass Dinding Penahan
Tanah
Retak
Jalan Layang
Pile Cap
Pile Cap Retak, Bergeser
Contoh
Kegagalan
Fungsional
Jalan
TOLOK
UKUR
KEGAGALAN
STRUKTURAL
JALAN
Kegagalan Struktural Jalan
adalah kondisi bangunan yang tidak dapat menahan beban sesuai
dengan beban rencana (terancang) sehingga diprediksi tidak dapat
melayani beban sesuai umur rencana (terancang).
Tolok Ukur Kegagalan Struktural Jalan
1. Jalan tidak memiliki karakteristik yang sesuai dengan karakteristik struktural
rencana (terancang) untuk setiap lapis perkerasan, yang meliputi :
✓ Kepadatan dan kerataan
✓ Kekuatan, kuat tekan beton → kuat lentur beton
✓ Kekakuan/Stiffness
✓ Stabilitas
✓ Durabilitas
2. Jalan tidak memiliki karakteristik yang sesuai dengan karakteristik struktural
rencana (terancang) untuk tanah dasar, yang meliputi :
✓ Daya dukung tanah dasar pada kedalaman tertentu.
✓ Laju konsolidasi dan target penurunan,
3. Jalan tidak memiliki kuantitas dan kualitas kerusakan (defect) yang berisiko
menurunkan kinerja.
✓ Tipe/jenis,, tingkat, dan sebaran kerusakan struktural perkerasan → PCI, SDI,
NK
Contoh Kegagalan Struktural Jalan
Faktor Pemicu
Kegagalan Fungsi
Bangunan Jalan
Faktor
Pemicu
Kegagalan
Fungsi
Bangunan
Jalan
1. Kerusakan Struktural: Retakan, depresi, atau kerusakan struktural lainnya pada perkerasan
jalan dapat mengganggu fungsionalitasnya dan meningkatkan risiko kecelakaan.
2.Kerusakan Fungsional: Kemacetan lalu lintas, kepadatan yang berlebihan, atau kerusakan
sistem drainase dapat mengganggu aliran lalu lintas dan mobilitas.
3.Kerusakan Keselamatan: Kondisi jalan yang buruk atau kerusakan pembatas jalan seperti
median atau guardrail dapat meningkatkan risiko kecelakaan dan cedera.
4.Kerusakan Lingkungan: Polusi udara, pencemaran air, atau dampak lingkungan negatif lainnya
yang disebabkan oleh lalu lintas jalan dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat dan ekosistem
lokal.
5.Kerusakan Ekonomi: Biaya tambahan untuk perawatan dan perbaikan jalan yang rusak, serta
dampak ekonomi negatif akibat kemacetan lalu lintas dan gangguan mobilitas, dapat menjadi
beban bagi pemerintah dan masyarakat.
6.Kerusakan Akibat Bencana Alam: Bencana alam seperti banjir, tanah longsor, atau gempa bumi
dapat menyebabkan kerusakan serius pada jalan dan infrastruktur terkait, yang dapat
mengganggu fungsi jalan.
7.Kegagalan Perencanaan dan Desain: Kurangnya perencanaan yang efektif, desain yang tidak
memadai, atau ketidaksesuaian infrastruktur jalan dengan kebutuhan lalu lintas dapat
menyebabkan kegagalan dalam menyediakan layanan transportasi yang efisien dan aman.
8.Kurangnya Perawatan dan Perbaikan: Kurangnya dana atau perhatian terhadap perawatan dan
perbaikan jalan yang teratur dapat mengakibatkan akumulasi kerusakan dan penurunan kondisi
jalan seiring waktu.
Terima kasih
Kelompok 1 .

More Related Content

Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdf

  • 1. Liani Kairupan | 230221010003 Anisya Maratade | 230221010012 Gracia Sompie | 230221010013 Kezia Najoan | 230221010014 Standard Jalan Berkeselamatan dan Faktor Kegagalam Fungsi Jalan
  • 2. Prinsip Jalan yang Berkeselamatan
  • 3. Jalan yang Berkeselamatan > Menjaga kendaraan tetap berada pada jalurnya dengan selamat. > Seluruh elemen jalan berfungsi sesuai yang direncanakan dan tidak ada yang berpotensi menimbulkan bahaya bagi penggunanya.
  • 4. • Menyediakan lingkungan jalan untuk kecepatan yang aman • Memperingatkan pengemudi akan adanya elemenelemen jalan yang dibawah standar atau yang tidak biasa • Menginformasikan pengemudi akan berbagai kondisi yang akan dijumpai • Memandu pengemudi melewati suatu segmen jalan yang memiliki elemen jalan yang tidak umum • Mengendalikan jalur yang dilalui pengemudi pada saat ada percabangan jalan • Memaafkan kesalahan atau perilaku yang tidak pantas dari pengemudi pada saat mengemudikan kendaraannya Definisi jalan yang Berkeselamatan
  • 5. • Tidak memberikan kejutan pada pengemudi dalam hal pengendalian lalu lintas jalan • Memberikan informasi yang sesuai dengan kapasitas mencerna informasi dari manusia • Memberikan informasi yang berulang, jika diperlukan, untuk menekankan adanya potensi bahaya yang akan ditemui pengemudi Definisi jalan yang Berkeselamatan
  • 6. infrastruktur jalan yang mampu memandu pengguna jalan – tanpa komunikasi SELF EXPLAINING FORGIVING ROAD infrastruktur jalan yang mampu meminimalisir kesalahan pengguna jalan – meminimalisir tingkat keparahan korban 3 PRINSIP UTAMA JALAN BERKESELAMATAN infrastruktur jalan yang mampu menciptakan kepatuhan – tanpa peringatan SELF ENFORCEMENT
  • 7. Jalan harus dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat Menjaga kendaraan agar tetap berada pada lajurnya → • Delineasi : berfungsi untuk memandu, memberikan informasi, dan memperingatkan kendaraan akan kondisi jalan yang ada di depannya • Desain elemen jalan yang berkeselamatan Memberikan lingkungan sisi jalan yang aman, yaitu yang dapat ‘memaafkan’ apabila kendaraan keluar jalan → • Area bebas sisi jalan • Manajemen hazard sisi jalan • Pagar keselamatan
  • 8. Delineasi ➢ Delineasi dapat berupa: • Marka garis Marka berprofil • RRPM (mata kucing) • Patok pengarah Chevron • Rambu peringatan Kondisi rambu dan marka yang buruk dapat menjadikan tanda peringatan itu tidak informatif, maka potensi kecelakaan menjadi lebih tinggi.
  • 10. Contoh patok pengarah beton, kayu, dan plastik PATOK PENGARAH
  • 12. Rambu Peringatan Mercury is the closest planet to the Sun and the smallest one in our Solar System—it’s only a bit larger than our Moon. The planet’s name has nothing to do with the liquid metal, since it was named after the Roman messenger god
  • 13. Desain Elemen Jalan ➢ Potongan Melintang Badan Jalan ➢ Alinyemen horisontal ➢ Alinyemen vertical ➢ Struktur perkerasan jalan ➢ Struktur Bangunan Pelengkap Jalan ➢ Pemanfaatan Bagian-bagian Jalan
  • 19. Apakah pengguna jalan memiliki waktu yang cukup (jarak) untuk melihat ? VISIBILITY (JARAK PANDANG) MERCURY
  • 21. KONSEP AREA BEBAS SISI JALAN ➢ Area bebas (clear zone) adalah suatu area di tepi lajur lalu lintas terluar (atau dekat median) yang harus dijaga bersih dari obyek-obyek yang berpotensi membahayakan kendaraan yang keluar dari lajur lalu lintas. ➢ Area bebas berfungsi sebagai tempat kendaraan dapat melambat dan menghindari tabrakan dengan objek tetap, serta tempat bagi pengendara untuk dapat memulihkan kendali atas kendaraannya.
  • 22. Manajemen Obyek Berbahaya di Sisi Jalan Strategi penanganan obyek berbahaya di sisi jalan: • Menghilangkan • Mendesain ulang agar tidak membahayakan Merelokasi ke tempat yang tidak memungkinkan untuk ditabrak • Mengganti dengan yang dapat pecah atau menyerap tumbukan akibat tabrakan • Menutupi dengan pagar keselamatan (safety barrier) yang sesuai dan/atau bantalan tabrakan (crash cushion) • Jika hal-hal diatas tidak dapat dilakukan, sebagai langkah terakhir adalah memberi deliniasi yang kuat
  • 23. PROJECT GOALS Mercury is the closest planet to the Sun and the smallest one in the Solar System—it’s only a bit larger than our Moon Venus has a beautiful name and is the second planet from the Sun. It’s terribly hot, even hotter than Mercury GOAL 1 GOAL 2
  • 24. PAGAR KESELAMATAN Posisi dari pilar jembatan. ➢ Pilar jembatan dapat merupakan hazard bagi kendaraan yang lepas kendali, baik di sisi bahu luar maupun di median. ➢ Jika perlu, pilar jembatan ditutupi dengan menggunakan pagar keselamatan. ➢ Gunakan pagar keselamatan kaku jika tidak tersedia ruang yang cukup (minimal 1 m) di antara pilar jembatan dan pagar keselamatan. ➢ Jika pilar jembatan memanjang selebar bentang jembatan (membentuk terowongan pada bagian bawah jembatan), maka ujung dinding pilar jembatan yang berada pada sisi dan median jalan harus ditutupi pagar keselamatan (dan/atau bantalan tabrakan).
  • 26. • Informasi cukup ? • Tidak dimengerti atau salahpaham ? • Menimbulkan kebingungan (ambiguos)? • Menyebabkan keraguan? • Apakah memberikan visibilitas memadai atau menghalangi pandangan pengguna jalan ? • Apakah mengandung kondisi bahaya ? PEMERIKSAAN UNTUK PRINSIP JALAN BERKESELAMATAN:
  • 27. Faktor Penyebab Kegagalan Fungsi Jalan 1. Kerusakan Infrastruktur: Kerusakan pada jalan seperti retak, lubang, atau kerusakan struktural lainnya dapat mengganggu aliran lalu lintas dan keselamatan pengguna jalan. 2. Kepadatan Lalu Lintas: Lalu lintas yang padat dapat menyebabkan kemacetan dan gangguan dalam aliran lalu lintas, yang memperlambat waktu tempuh dan mengganggu mobilitas. 3. Kegagalan Perencanaan Transportasi: Kurangnya perencanaan yang efektif dalam hal desain jalan, pengaturan lalu lintas, dan perawatan jalan dapat mengakibatkan jalan yang tidak memadai untuk kebutuhan lalu lintas. 4. Pembangunan yang Tidak Tepat: Pembangunan infrastruktur transportasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan lalu lintas atau tidak terintegrasi dengan baik dengan infrastruktur lainnya dapat menyebabkan gangguan dalam aliran lalu lintas. 5. Kurangnya Investasi dan Perawatan: Kurangnya dana untuk investasi dan perawatan infrastruktur jalan dapat menyebabkan jalan rusak, tidak terawat, dan tidak memadai untuk lalu lintas yang ada.
  • 28. rutting, raveling, corrugation, shoving, pothole, water bleeding pumping, moisture damage. depression dan ambles Tipe berubah bentuk (distortion) Tipe penurunan permukaan (deformation) Tipe ketidaknyamanan permukaan (roughness) oxidation, bleeding, patching, polished aggregate. TIPE – JENIS KERUSAKAN PERKERASAN BERASPAL alligator cracking, longitudinal cracking, block cracking, transverse cracking, pavement edge cracking, slippage cracking. Tipe retak permukaan (cracking)
  • 32. blowup/buckling, corner break, devided slab, lane/ shoulder drop-off, popouts, punchout, railroad crossing, poor load transfer, poor load transfer at longitudinal crack, pumping, surface distress, patching. joint faulting, corner spalling, joint spalling, large deflection due to voids at joint. Tipe berubah bentuk (distortion) : Tipe penurunan permukaan (deformation) Tipe ketidaknyamanan permukaan (roughness) joint seal damage, polished aggregate. TIPE – JENIS KERUSAKAN PERKERASAN BETON D-cracking, linear cracking, shrinkage cracks, scaling/map cracking. Tipe retak permukaan (cracking)
  • 35. Jenis Kegagalan Komponen Utama Item Kriteria STRUKTUR Badan Jalan Perkerasan Lentur Putus Perkerasan Kaku Putus Underpass Dinding Penahan Tanah Ambruk Jalan Layang Pile Cap Pile Cap Patah, Runtuh Fungsional Badan Jalan Perkerasan Lentur Putus Sebagian Perkerasan Kaku Putus Sebagian Underpass Dinding Penahan Tanah Retak Jalan Layang Pile Cap Pile Cap Retak, Bergeser
  • 37. TOLOK UKUR KEGAGALAN STRUKTURAL JALAN Kegagalan Struktural Jalan adalah kondisi bangunan yang tidak dapat menahan beban sesuai dengan beban rencana (terancang) sehingga diprediksi tidak dapat melayani beban sesuai umur rencana (terancang). Tolok Ukur Kegagalan Struktural Jalan 1. Jalan tidak memiliki karakteristik yang sesuai dengan karakteristik struktural rencana (terancang) untuk setiap lapis perkerasan, yang meliputi : ✓ Kepadatan dan kerataan ✓ Kekuatan, kuat tekan beton → kuat lentur beton ✓ Kekakuan/Stiffness ✓ Stabilitas ✓ Durabilitas 2. Jalan tidak memiliki karakteristik yang sesuai dengan karakteristik struktural rencana (terancang) untuk tanah dasar, yang meliputi : ✓ Daya dukung tanah dasar pada kedalaman tertentu. ✓ Laju konsolidasi dan target penurunan, 3. Jalan tidak memiliki kuantitas dan kualitas kerusakan (defect) yang berisiko menurunkan kinerja. ✓ Tipe/jenis,, tingkat, dan sebaran kerusakan struktural perkerasan → PCI, SDI, NK
  • 40. Faktor Pemicu Kegagalan Fungsi Bangunan Jalan 1. Kerusakan Struktural: Retakan, depresi, atau kerusakan struktural lainnya pada perkerasan jalan dapat mengganggu fungsionalitasnya dan meningkatkan risiko kecelakaan. 2.Kerusakan Fungsional: Kemacetan lalu lintas, kepadatan yang berlebihan, atau kerusakan sistem drainase dapat mengganggu aliran lalu lintas dan mobilitas. 3.Kerusakan Keselamatan: Kondisi jalan yang buruk atau kerusakan pembatas jalan seperti median atau guardrail dapat meningkatkan risiko kecelakaan dan cedera. 4.Kerusakan Lingkungan: Polusi udara, pencemaran air, atau dampak lingkungan negatif lainnya yang disebabkan oleh lalu lintas jalan dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. 5.Kerusakan Ekonomi: Biaya tambahan untuk perawatan dan perbaikan jalan yang rusak, serta dampak ekonomi negatif akibat kemacetan lalu lintas dan gangguan mobilitas, dapat menjadi beban bagi pemerintah dan masyarakat. 6.Kerusakan Akibat Bencana Alam: Bencana alam seperti banjir, tanah longsor, atau gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan serius pada jalan dan infrastruktur terkait, yang dapat mengganggu fungsi jalan. 7.Kegagalan Perencanaan dan Desain: Kurangnya perencanaan yang efektif, desain yang tidak memadai, atau ketidaksesuaian infrastruktur jalan dengan kebutuhan lalu lintas dapat menyebabkan kegagalan dalam menyediakan layanan transportasi yang efisien dan aman. 8.Kurangnya Perawatan dan Perbaikan: Kurangnya dana atau perhatian terhadap perawatan dan perbaikan jalan yang teratur dapat mengakibatkan akumulasi kerusakan dan penurunan kondisi jalan seiring waktu.