1. Matematika realistik
D
I
S
U
S
U
N
KELOMPOK TIGA
By:
1. Merri (8126171041)
2. Nisbah Fadhillah (8126171023)
3. Yuli Fitriani Sinaga (8126171018)
2. 1.Pengertian Matematika Realistik
Pendekatan pembelajaran matematika realistik dikembangkan
berdasarkan pemikiran Hans Freudenthal yang mengatakan
bahwa, matematika merupakan aktivitas insani (human activities)
dan harus dikaitkan dengan realitas
a. Tujuan
Memotivasi siswa untuk memahami konsep matematika
dengan me-ngaitkan konsep tersebut dengan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Ciri-Ciri Pendekatan Matematika Realistik
Salah satu ciri yang membedakan RME dengan pendekatan-
pendekatan lain pada pembelajaran matematika adalah :
Jika RME terdiri dari matematisasi horizontal dan matematisasi
vertikal.
Matematisasi horizontal merujuk pada proses transformasi
masalah yang dinyatakan dalam bahasa sehari-hari (dunia
nyata) ke bahasa matematika (dari masalah kontekstual ke
masalah matematika atau dari masalah informal ke formal).
Matematisasi vertikal adalah proses dalam matematika itu
sendiri (menyelesaikan masalah matematika secara formal
atau dari formal ke formal). Dengan kata lain proses
matematisasi vertical menghasilkan konsep, prinsip, model
matematis baru dari pengetahuan matematika.
4. 5 prinsip pendekatan matematika
realistik (PMR)
1. Didominasi oleh masalah masalah dalam konteks;
2. Perhatian diberikan kepada pengembangan model-
model, situasi, skema dan simbol simbol;
3. Sumbangan dari siswa, dimana siswa dapat membuat
pembelajaran menjadi konstruktif dan produktif
sehingga dapat membimbing siswa dari level
matematika informal menuju matematika formal ;
4. Interaktif sebagai karakteristik dari proses
pembelajaran matematika ;
5. Membuat jalinan antar topik atau antar pokok
bahasan
5. Pembelajaran Matematika Realistik
Pemikiran yang Melandasi Pembelajaran Matematika
Realistik dalam pengembangan matematika realistik di
dasarkan pada pandangan Freudental terhadap matematika
realistik yang berpandangan sebagai berikut :
1. Matematika harus dikaitkan dengan hal yang
nyata bagi siswa.
2. Matematika harus dipandang sebagai aktivitas
manusia.
6. Menurut Soejadi, Realistic Matematics Education
(RME) memiliki filsafat dasar yaitu Matematika adalah
aktivitas manusia, dan tidak lagi dipandang Siap
Pakai . Filsafat ini mengakibatkan perubahan yang
amat mendasar tentang proses pembelajaran metematika
tidak lagi hanya pemberian informasi dalam
pembelajaran matematika. Tetapi harus mengubah
menjadi aktivitas manusia untuk memperoleh
pengetahuan matematika.
7. Implementasi pendidkan matematika realistik di
Indonesia harus dimulai dengan mengadaptasi
pembelajaran matematika realistik sesuai dengan
karakteristik dan budaya bangsa Indonesia.
Pengimplementasian pembelajaran matematika
realistik di kelas harus didukung oleh sebuah
perangkat yang dalam hal ini adalah buku pelajaran
yang sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia.
Implementasi PMR di kelas meliputi tiga fase yaitu:
a. Fase Pengenalan
b. Fase Eksplorasi,
c. Fase Meringkas.
8. PMR harus memperhatikan keseimbangan antara
1. Tujuan,
2. Kegiatan atau pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan tersebut,
3. Pengetahuan, yaitu bahan pelajaran matematika
realistik yang diperoleh dan digunakan dalam proses
belajar, dan
4. Penilaian atau evaluasi hasil belajar matematika
realistik yang digunakan untuk mengetahui sejauh
mana tujuan yang telah dicapai .