1. KURVA PHILIPS
Kurva Phillips dalam bentuk modernnya menyatakan bahwa tingkat inflasi tergantung pada ti ga
kekuatan:
Inflasi yang diharapkan
Deviasi pengangguran dari tingkat alamiah, yang disebut pengangguran siklis
Guncangan penawaran
Tiga kekuatan ini ditunjukkan dalam persamaan berikut:
e
= - 硫 (u un) + v
Inflasi = Inflasi yang diharapkan - (硫 x pengangguran siklis) + Guncangan Penawaran
di mana 硫 adalah parameter yang mengukur respon inflasi terhadap pengangguran siklis. Ingatlah
bahwa ada tanda sebelum simbol pengangguran siklis: pengangguran yang tinggi cenderung
mengurangi inflasi.
Dari menderivasi persamaan untuk penawaran agregat, maka persamaannya menjadi:
P= Pe + (1/留) (Y- Y)
Dengan satu penambahan, satu pengangguran dan satu substitusi, kita bisa memanipulsi
persamaan ini untuk mendapatkan hubungan antara inflasi dan pengangguran.
Inilah tiga tahap tersebut. Pertama, tambahkan sisi kanan persamaan itu denganguncangan
penawaran v untuk menunjukkan peristiwa eksogen ( seperti perubahan harga minyak dunia) yang
mengubah tingkat harga dan menggeser kurva penawaran aggregat jangka pendek:
P= Pe + (1/留) (Y- Y) + v
Selanjutnya,untuk mengubah tingkat harga menjadi tingkat inflasi, kurangi tingkat harga tahun lalu P-1
dari kedua sisi persamaan untuk mendapatkan
(P P-1) =( Pe P-1) + (1/留) (Y- Y) + v
Simbol pada sisi kiri, P P-1 adalah perbedaan antara tingkat harga sekarang dan tingkat harga tahun
lalu,yang merupakan inflasi . Simbol pada sisi kanan, Pe P-1 adalah perbedaan antara tingkat harga
yang diharapkan dan tingkat harga tahun lalu, yang merupakan inflasi yang diharapkan e. karena itu,
kita bisa mengganti P P-1 dengan dan Pe P-1 dengan e
e
= + (1/留) (Y- Y) + v
Ketiga, untuk beralih dari output ke pengganguran ingatlah bahwa hukum okun memberikan hubungan
antara dua variaebel ini. Satu versi dari hukum okun menyatakan bahwa penyimpangan output dari
tingkat alamiah berbanding terbalik dengan penyimpangan, pengganguran dari tingkat alamiah: yaitu,
2. bila output lebih tinggi dari tingkat output alamiah, pangganguran lebih rendah daripada tingkat
penggangguran alamiah. Kita bisa menulisnya sebagai :
(1/留) (Y- Y) = - 硫 (u un)
Dengan menggunakan hubungan hukum okun ini, kita bisa mensubtitusi - 硫 (u un) untuk (1/留) (Y- Y).
Dalam persamaan sebelumnya untuk mendapatkan :
e
= - 硫 (u un) + v
Jadi kita bisa menderivasi persamaan kurva phillips dari persamaan kurva Agregat.
Seluruh proses aljabar ini menunjukkan satu hal: persamaan kurva Phillips dan persamaan penawaran
aggregat jangka pendek pada dasarnya menunjukkan gagasan makroekonomi yang sama. Lebih jelasnya,
kedua persamaan itu enunjukkan hubungan antara variabel riil dan nominal yang menyebabkan
dikotomi klasik (pemisahan teoritis dari variabel riil dan nominal) tidak berlaku dalam jangka pendek.
Menurut persamaan penawaran aggregat jangka pendek, output terkait dengan pergerakan yang tidak
diharapkan dalam tingkat harga. Menurut persamaan kurva Phillips, pengangguran terkait dengan
pergerakan yang tidakdiharapkan dalam tingkat inflasi. Kurva penawaran agregat lebih tepat ketika kita
mempelajari output dan tingkat harga, sedangkan kurva Phillips lebih tepat ketika kita mempelajari
pengangguran dan inflasi. Namun kita tidak boleh melupan fakta bahwa kurva Phillips dan kurva
penawaran agragat hanyalah dua sisi dari mata uang yang sama.