際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
TUGAS 1
METODE PENELITIAN BISNIS
HASIL LAPORAN PENELITIAN SINGKAT
Kurang Efektifnya Penggunaan Halte Di Kota Bandar Lampung Menimbulkan Berbagai
Dampak Bagi Para Pengguna Jalan
Disusun Oleh:
Kelompok 3
1. Rizky Khairunnisa 1511011049
2. Dian Oktasia Karnindo 1511011053
3. Atikah Nur Hidayah 1511011019
4. Evie Oktaviani 1511011061
5. Chintya Mutiara Azi 1511011103
6. Latifah Ida Kurniati 1511011091
7.
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
TAHUN 2016/2017
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,rahmat, dan taufik, serta hidayah-Nya yang tiada
terkira besarnya, kami dapat menyelesaikan makalah penelitian singkat kami mengenai Kurang
Efektifnya Penggunaan Halte Di Kota Bandar Lampung Menimbulkan Berbagai Dampak Bagi
Para Pengguna Jalan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah
membantu kami dalam penyusunan makalah ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai
sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.
Meskipun kami berharap isi dari laporan ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu
ada yang kurang karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu
kami mohon maaf jika terdapat banyak kesalahan dalam laporan ini dan kami juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar laporan hasil penelitian ini dapat lebih
baik lagi.
Dengan menyelesaikan laporan ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan
diambil. Semoga dengan adanya laporan ini dapat menambah wawasan kita dan pedoman
memperbaki sikap dan pengambilan keputusan.
Bandar Lampung, Maret 2017
Peneliti
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi ..................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................2
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah ................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................................2
Bab II Pembahasan...................................................................................................3
Bab III Kesimpulan ................................................................................................8
1
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Saat ini, begitu banyak program pembangunan yang digalakan oleh pemerintah
khususnya pemerintah Kota Bandarlampung. Salah satu program mereka adalah
pembangunan dibidang transportasi publik yaitu Halte Bus trans Lampung. Tujuan
pemerintah kota membangun fasilitas tersebut tidak lain dan tidak bukan untuk menarik
masyarakat untuk menggunakan transportasi umum kota agar dapat mengurangi
kepadatan transportasi yang menyebabkan kemacetan lalu lintas di jalan-jalan Kota
Bandarlampung khususnya di daerah perkotaan.
Seharusnya, halte tersebut menjadi tempat pemberhentian Bus Trans Lampung. Namun,
praktik di lapangan tidak sesuai dengan harapan pemerintah. Faktanya, halte-halte yang
telah dibangun tersebut banyak yang terbengkalai karena pemilihan lokasi pembangunan
yang kurang tepat. Hal ini menyebabkan supir Bus Trans Lampung pun enggan untuk
berhenti di tempat yang sudah ditentukan karena akan mengganggu pengguna jalan yang
berada dibelakang bus tersebut.
Tidak hanya masalah mengenai kurang tepatnya pemilihan lokasi, namun belum adanya
tempat pemberhentian umum untuk kendaran seperti Angkot yang akan menimbulkan
masalah baru khususnya kemacetan dan kecelakaan karena jumlah Angkot sebenarnya
jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah Bus Trans Lampung. Kebiasaan
Supir Angkot yang sering berhenti secara mendadak dan tanpa aba  aba seringkali
menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
Lantas apakah ini hanya kesalahan Pemerintah Kota kita saja? Kami rasa ini bukan hanya
kesalahan pemerintah saja namun ada faktor  faktor menyimpang yang meimbulkan
masalah seperti di atas.
2
1.2 Rumusan Masalah?
1. Bagaimana Prosedur dan Bus Trans serta Angkutan Umum saat ini?
2. Apa yang menyebabkan Bus Trans Lampung dan Angkot berhenti di sembarang
tempat?
3. Apa sajakah dampak dari permasalahan tersebut?
4. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan di atas?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui alasan mengapa saat ini pihak Trans Lampung tidak mengikuti
prosedur, berbeda dengan sebelumnya.
2. Untuk mengetahui faktor apa sajakah yang menyebabkan Bus Trans Lampung tidak
berhenti sesuai tempatnya.
3. Untuk mengetahui dampak yang dapat ditimbulkan akibat dari permasalahan di atas.
4. Untuk mengetahui solusi apa yang tepat untuk mengatasi permasalah di atas.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Untuk menambah wawasan peneliti.
2. Untuk menambah wawasan pembaca.
3. Untuk dijadikan sebagai referensi penelitian berikutnya.
3
Bab II
Pembahasan
Dari hasil penelitian kami, setelah melakukan observasi langsung ke lapangan dan
wawancara. Kami mendapat beberapa sample yang kami ambil secara random dan kami
jadikan bahan pertimbangan atas penelitian kami mengenai terbengkalainya fasilitas umum
Halte dan ketatatertiban transportasi publik yang masih sangat rendah menimbulkan
berbagai dampak negatif.
Hal tersebut kami teliti mulai dari cara kerja dan prosedur transportasi umum. Kami akan
melihat bagaimana cara kerja mereka dan melihat efek apa saja yang akan timbul. Ternyata
saat ini BRT Kota Bandar Lampung telah dikelola oleh pihak swasta dan mereka tidak terlalu
mengutamakan peraturan karena sistem kerja mereka yang kejar setoran membuat para supir
bus mencari cara termudah dan tercepat untuk menutupi setoran mereka. Ketika mereka
melakukan hal tersebut mereka lebih mengutamakan kejar setoran dibandingkan menaati
peraturan. Sehingga ketertiban pun sangat rendah.
Mereka bahkan terkenal ugal  ugalan atau sangat ngebut dijalan khususnya di jalan By Pass
yang sangat memungkinkan mereka untuk ngebut dan berkendara semau mereka. Perilaku
seperti itu ternyata tidak hanya berlaku pada bus saja namun cara kerja Angkot pun seperti
itu.
Banyak bisnis Angkot dikelola oleh perseorangan yang memperkerjakan supir dengan sistem
setoran juga. Namun yang membedakan angkot dan bus adalah angkot tidak ada istilah transit
namun beda seperti bus yang ada transit. Namun sebenernya sistem transit pada bus pun tidak
bekerja karena sistem setoran ini, para supir merasa rugi untuk menerapkan transit karena
pendapatan mereka nantinya akan berkurang. Padahal mereka dikejar setoran yang cukup
tinggi ditentukan oleh pemilik.
Ketika sistem ini diterapkan, maka banyak hal yang terabaikan. Kenyamanan dan
keselamatan konsumen pun berada dalam bahaya. Namun sayangnay para pemilik tidak
memperhatikan hal tersebut karena mereka mengejar keuntungan demi kepentingan mereka
sendiri tanpa melihat dampak untuk penumpang dan lingkungan sekitarnya.
Hal ini perlu menjadi perhatian karena jika mereka memperhatikan konsumen mereka akan
mendapat keuntungan yang jauh lebih besar karena keamanan dan kenyamanan transportasi
4
publik akan menarik pelanggan lebih banyak sehingga kemungkinan para pemilik kendaraan
pribadi lebih memilih kendaraan publik pun lebih besar.
Tidak hanya cara kerja pemilik kendaraan saja yang bermasalah, namun cara kerja
Pemerintah Kota pun menurut kami cukup bermasalah. Mengapa kami bisa berpendapat
seperti itu? Karena kami perhatikan, kurangnya sanksi tegas yang di buat oleh Pemerintah
membuat peraturan seperti tidak dianggap. Ketika hukum mulai melemah maka hal ini sangat
berbahaya karena hukum tidak lagi menjadi batasan mereka dalam bertindak.
Lantas apakah hanya itu saja masalahnya? Ternyata tidak, tidak patuhnya mereka pada
peraturan pemerintah ataupun hukum dapat menimbulkan berbagai permasalahan. Angkutan
umum di Bandar Lampung dinilai memiliki banyak permasalahan sehingga ikut andil
menjadi faktor kemacetan yang terus terjadi. Permasalahan tersebut adalah pengembangan
angkutan masal yang belum berjalan dengan baik. Seperti tempat pemberhetian yang semakin
memburuk karena ketidakpeduliannya pengguna sarana angkutan umum tersebut dan
rendahnya kesadaran para penumpang untuk turun di tempat yang telah disediakan oleh
pemerintah.
Selain itu, banyak para supir angkutan umum yang tidak menaati peraturan dengan banyak
menurunkan dan menaikan penumpang secara sembarang sehingga membuat para pengguna
jalan merasa terganggu. Alasan mengapa banyak sopir menurunkan para penumpang tidak
pada tempat pemberhentiaan yaitu karena permintaan penumpang itu sendiri selain itu
banyak supir angutan umum dan bus yang saling berebut penumpang untuk mengejar target
yang telah ditentukan oleh pengelola atau pemilik, serta alasan penumpang yang ingin tepat
waktu sehingga terburu.
Alasan lainnya yang membuat para sopir menurunkan penumpang yaitu berupa alasan tempat
lokasi atau halte yang tidak straegis dimana letak jarak pemberhentian letaknya terlalu jauh
dari tempat tujuan, alasan terakhir yaitu dikarenakan sopir angkutan umum yang terburu-buru
ketika menurunkan penumpang di halte yang berada dititik keramaian. Fasilitas juga
mempengaruhi alasan para sopir angkutan menurunkan para penumpang karena para
penumpang merasa tidak nyaman di halte karena halte tersebut memiliki fasilitas yang
memadai yaitu berupa kondisi fisik tempat pemberhentian yang kurang baik serta kurangnya
fasilitas yang tersedia di halte tersebut seperti tidak tersedianya kursi tunggu , terkadang tidak
memiliki atap dan besi-besi pada halte yang mulai berkarat sehingga tidak layak untuk
digunakan.
5
Berdasarkan hasil observasi kami di lapangan, kami mengamati bahwa jarang sekali angkot
yang beerhenti di dekat halte, mereka malah berhenti secara mendadak di dekat tempat
penumpang ingin turun. Bahkan bis pun berhenti di pinggir jalan dan bukan di halte yang
telah disediakan.
Melihat apa yang dilakukan oleh para sopir angkutan yang sembarang memberhentikan dan
menurunkan penumpang yaitu memiliki dampak berupa kemacetan di titik-titik tertentu
sehingga menghambat laju lalu lintas, mengakibatkan kecelakaan lalu lintas akibat sopir
6
angkutan berhenti sembarangan untuk menaikan penumpang untuk mengejar setoran, serta
membahayakan penumpang yang berada di dalam bus sehingga membuat para penumpang
tidak nyaman dan merasa tidak aman untuk naik angkutan umum itu. Tidak hanya itu
kesadaran konsumen yang masih rendah pun membuat supir  supir bus ini terpancing untuk
menurunkan dan menaikkan mereka di dan dari pinggir jalan. Padahal dampak-dampak
tersebut yang akan dirasakan oleh penumpang angkutan umum.
7
Sedangkan dampak yang akan dirasakan oleh pihak pengelola ataupun pemilik angkutan
umum adalah penumpang yang semakin lama semakin menurun intensitasnya dikarenakan
ketakutan akan ketidaknyamanan angkutan umum tersebut.
Selain itu anggaran yang diguanakan pembuatan atau perbaikan halte yang telah di
pergunakan menjadi sia-sia karena halte yang dibuat menjadi terbengkalai dan hanya menjadi
suatu pajangan yang sayang unuk di pandang mata,dan membuat hal-hal tersebut mubazir
Hal yang dapat dilakukan dalam mengatasi solusi permasalahan halte yaitu berupa perbaikan
fasilitas halte misalnya ditambahkan atap pada tempat duduk dan memperindah halte dengan
mencat ulang agar karat yang mengangu pemandangan dapat menarik para penumpang
angkutan umum, memperbaiki system keja dengan memberikan sanksi tegas terhadap para
sopir yang memberhentikan para penumpang.
Selain itu menindak lanjuti para sopir yang ugal-ugalan dan memberikan reward kepada sopir
yang taat peraturan sehingga dengan sanksi tegas yang diberikan dapat membuat para sopir
yang melanggar jera akan perbuatannya. Memperbaiki sarana transportasi umum yang baik
dan menujang keselamatan penumpang.
Mengadakan pelatihan atau seminar berupa training kepada sopir angkutan umum tentang
keselamatan dan peraturan berlalu lintas sehingga apabila para penumpang ingin turun secara
sembarangan para sopir akan bersikap tegas untuk tidak menurunkan penumpang tersebut.
Memperbanyak dan terus menerus memberikan informasi dan mengingatkan masyarakat
melalui spanduk,brosur, atupun iklan disiplin berlalu lintas baik media cetak maupun
elektronik. Pembuatan jalur khusus jalan Trans lampung untuk membudahkan pemberhentian
sehingga para penumpang dapat secara teratur untuk berhenti pada halte pemberhentian.
Selain itu kami perhatikan di sepanjang Jalan Soekarno-Hatta By Pass hingga panjang kami
perhatikan tidak adanya halte. Padahal banyak sekali penumpang jurusan kawasan tersebut.
Saran kami sebaiknya pemerintah mulai membangun halte yang nyaman dan memadai agar
konsumen pun nyaman dalam menunggu bus. Dan upayakan untuk memilih lokasi yang tepat
dimana dengan adanya halte di lokasi tersebut tidak menimbulkan kemacetan.
8
Bab III
Kesimpulan
Masalah tempat pemberhentian bus rapid trans atau halte yang pembangunannya terbengkalai
yang mengakibatkan bertambahnya volume kemacetan di kota Bandar Lampung ini
sebenarnya dapat diselesaikan melalui peran pemerintah yang harus lebih memberikan
perhatian terhadap pembangunan infrastuktur BRT, pihak swasta, dan juga masyarakat yang
berperan penting dalam hal ini untuk tidak lagi merusak infrastruktur yang telah dibuat oleh
pemerintah, harus adanya rasa kepedulian dan rasa penjagaan terhadap infrastuktur tersebut.
kebijakan pemerintah mengeluarkan dan menjalakan BRT yang seharusnya dapat
menyelesaikan masalah, justru menuai masalah baru. Hal ini terjadi karena proses kebijakan
mengenai BRT dan proses perencanaan nya kurang dinilai baik. Akhirnya banyak kontroversi
yang terjadi di dalam proses maupun pelaksanaannya.
Kebijakan pemerintah kota Bandar lampung tentang pengadaan BRT kini diserahkan kepada
pihak swasta dengan alasan pemerintah tidak mempunyai cukup dana dalam merealisasikan
program tersebut.
Dengan adanya alat transportasi BRT memang memberikan harapan bagi masyarakat
lampung,seiring berjalan nya waktu,BRT menghadapi beberapa masalah terutama tentang
tuntutan tempat pemberhentian atau transit yang kurang nyaman dan belum sesuai dengan
tujuan penumpang, dan juga tariff yang di berlakukan cukup mahal. Selain itu BRT sudah
jarang diminati oleh masyarakat dengan berbagai alasan.
Pembangunan halte yang banyak terbengkalai dan pengerjaan nya tidak selesai selain itu
pembangunan halte yang terlalu memakan trotoar akan mengganggu aktifitas pejalan kaki
yang akan lewat, kondisi tempat duduk yang ditawarkan untuk penumpang saat ini
kondisinya sudah banyak yang rusak akibat tidak terawat.
Tetapi yang paling penting dapat disimpulkan sebagai penyebab permasalah infrastruktur
kota seperti transfortasi BRT dan halte yang pengerjaan nya tidak selesai adalah pertumbuhan
prasarana transportasi tidak bisa mengejar tingginya tingkat pertumbuhan kebutuhan akan
transportasi masal. Usaha untuk mengatasi permasalahan ini adalah meningkatkan
pertumbuhan prasarana transfortasi itu sendiri, terutama penanganan masalah fasilitas
prasarana seperti halte yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

More Related Content

Kelompok 3 metodologi penelitian tugas 1_penelitian masalah di lingkungan sekitar dan pembahasan

  • 1. TUGAS 1 METODE PENELITIAN BISNIS HASIL LAPORAN PENELITIAN SINGKAT Kurang Efektifnya Penggunaan Halte Di Kota Bandar Lampung Menimbulkan Berbagai Dampak Bagi Para Pengguna Jalan Disusun Oleh: Kelompok 3 1. Rizky Khairunnisa 1511011049 2. Dian Oktasia Karnindo 1511011053 3. Atikah Nur Hidayah 1511011019 4. Evie Oktaviani 1511011061 5. Chintya Mutiara Azi 1511011103 6. Latifah Ida Kurniati 1511011091 7. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN MANAJEMEN TAHUN 2016/2017
  • 2. ii KATA PENGANTAR Segala puji Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,rahmat, dan taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, kami dapat menyelesaikan makalah penelitian singkat kami mengenai Kurang Efektifnya Penggunaan Halte Di Kota Bandar Lampung Menimbulkan Berbagai Dampak Bagi Para Pengguna Jalan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini. Meskipun kami berharap isi dari laporan ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu kami mohon maaf jika terdapat banyak kesalahan dalam laporan ini dan kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar laporan hasil penelitian ini dapat lebih baik lagi. Dengan menyelesaikan laporan ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil. Semoga dengan adanya laporan ini dapat menambah wawasan kita dan pedoman memperbaki sikap dan pengambilan keputusan. Bandar Lampung, Maret 2017 Peneliti
  • 3. iii DAFTAR ISI Kata Pengantar.........................................................................................................ii Daftar Isi ..................................................................................................................iii Bab I Pendahuluan....................................................................................................1 1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................2 1.3 Tujuan Pembuatan Makalah ................................................................................2 1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................................2 Bab II Pembahasan...................................................................................................3 Bab III Kesimpulan ................................................................................................8
  • 4. 1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Saat ini, begitu banyak program pembangunan yang digalakan oleh pemerintah khususnya pemerintah Kota Bandarlampung. Salah satu program mereka adalah pembangunan dibidang transportasi publik yaitu Halte Bus trans Lampung. Tujuan pemerintah kota membangun fasilitas tersebut tidak lain dan tidak bukan untuk menarik masyarakat untuk menggunakan transportasi umum kota agar dapat mengurangi kepadatan transportasi yang menyebabkan kemacetan lalu lintas di jalan-jalan Kota Bandarlampung khususnya di daerah perkotaan. Seharusnya, halte tersebut menjadi tempat pemberhentian Bus Trans Lampung. Namun, praktik di lapangan tidak sesuai dengan harapan pemerintah. Faktanya, halte-halte yang telah dibangun tersebut banyak yang terbengkalai karena pemilihan lokasi pembangunan yang kurang tepat. Hal ini menyebabkan supir Bus Trans Lampung pun enggan untuk berhenti di tempat yang sudah ditentukan karena akan mengganggu pengguna jalan yang berada dibelakang bus tersebut. Tidak hanya masalah mengenai kurang tepatnya pemilihan lokasi, namun belum adanya tempat pemberhentian umum untuk kendaran seperti Angkot yang akan menimbulkan masalah baru khususnya kemacetan dan kecelakaan karena jumlah Angkot sebenarnya jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah Bus Trans Lampung. Kebiasaan Supir Angkot yang sering berhenti secara mendadak dan tanpa aba aba seringkali menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Lantas apakah ini hanya kesalahan Pemerintah Kota kita saja? Kami rasa ini bukan hanya kesalahan pemerintah saja namun ada faktor faktor menyimpang yang meimbulkan masalah seperti di atas.
  • 5. 2 1.2 Rumusan Masalah? 1. Bagaimana Prosedur dan Bus Trans serta Angkutan Umum saat ini? 2. Apa yang menyebabkan Bus Trans Lampung dan Angkot berhenti di sembarang tempat? 3. Apa sajakah dampak dari permasalahan tersebut? 4. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan di atas? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui alasan mengapa saat ini pihak Trans Lampung tidak mengikuti prosedur, berbeda dengan sebelumnya. 2. Untuk mengetahui faktor apa sajakah yang menyebabkan Bus Trans Lampung tidak berhenti sesuai tempatnya. 3. Untuk mengetahui dampak yang dapat ditimbulkan akibat dari permasalahan di atas. 4. Untuk mengetahui solusi apa yang tepat untuk mengatasi permasalah di atas. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Untuk menambah wawasan peneliti. 2. Untuk menambah wawasan pembaca. 3. Untuk dijadikan sebagai referensi penelitian berikutnya.
  • 6. 3 Bab II Pembahasan Dari hasil penelitian kami, setelah melakukan observasi langsung ke lapangan dan wawancara. Kami mendapat beberapa sample yang kami ambil secara random dan kami jadikan bahan pertimbangan atas penelitian kami mengenai terbengkalainya fasilitas umum Halte dan ketatatertiban transportasi publik yang masih sangat rendah menimbulkan berbagai dampak negatif. Hal tersebut kami teliti mulai dari cara kerja dan prosedur transportasi umum. Kami akan melihat bagaimana cara kerja mereka dan melihat efek apa saja yang akan timbul. Ternyata saat ini BRT Kota Bandar Lampung telah dikelola oleh pihak swasta dan mereka tidak terlalu mengutamakan peraturan karena sistem kerja mereka yang kejar setoran membuat para supir bus mencari cara termudah dan tercepat untuk menutupi setoran mereka. Ketika mereka melakukan hal tersebut mereka lebih mengutamakan kejar setoran dibandingkan menaati peraturan. Sehingga ketertiban pun sangat rendah. Mereka bahkan terkenal ugal ugalan atau sangat ngebut dijalan khususnya di jalan By Pass yang sangat memungkinkan mereka untuk ngebut dan berkendara semau mereka. Perilaku seperti itu ternyata tidak hanya berlaku pada bus saja namun cara kerja Angkot pun seperti itu. Banyak bisnis Angkot dikelola oleh perseorangan yang memperkerjakan supir dengan sistem setoran juga. Namun yang membedakan angkot dan bus adalah angkot tidak ada istilah transit namun beda seperti bus yang ada transit. Namun sebenernya sistem transit pada bus pun tidak bekerja karena sistem setoran ini, para supir merasa rugi untuk menerapkan transit karena pendapatan mereka nantinya akan berkurang. Padahal mereka dikejar setoran yang cukup tinggi ditentukan oleh pemilik. Ketika sistem ini diterapkan, maka banyak hal yang terabaikan. Kenyamanan dan keselamatan konsumen pun berada dalam bahaya. Namun sayangnay para pemilik tidak memperhatikan hal tersebut karena mereka mengejar keuntungan demi kepentingan mereka sendiri tanpa melihat dampak untuk penumpang dan lingkungan sekitarnya. Hal ini perlu menjadi perhatian karena jika mereka memperhatikan konsumen mereka akan mendapat keuntungan yang jauh lebih besar karena keamanan dan kenyamanan transportasi
  • 7. 4 publik akan menarik pelanggan lebih banyak sehingga kemungkinan para pemilik kendaraan pribadi lebih memilih kendaraan publik pun lebih besar. Tidak hanya cara kerja pemilik kendaraan saja yang bermasalah, namun cara kerja Pemerintah Kota pun menurut kami cukup bermasalah. Mengapa kami bisa berpendapat seperti itu? Karena kami perhatikan, kurangnya sanksi tegas yang di buat oleh Pemerintah membuat peraturan seperti tidak dianggap. Ketika hukum mulai melemah maka hal ini sangat berbahaya karena hukum tidak lagi menjadi batasan mereka dalam bertindak. Lantas apakah hanya itu saja masalahnya? Ternyata tidak, tidak patuhnya mereka pada peraturan pemerintah ataupun hukum dapat menimbulkan berbagai permasalahan. Angkutan umum di Bandar Lampung dinilai memiliki banyak permasalahan sehingga ikut andil menjadi faktor kemacetan yang terus terjadi. Permasalahan tersebut adalah pengembangan angkutan masal yang belum berjalan dengan baik. Seperti tempat pemberhetian yang semakin memburuk karena ketidakpeduliannya pengguna sarana angkutan umum tersebut dan rendahnya kesadaran para penumpang untuk turun di tempat yang telah disediakan oleh pemerintah. Selain itu, banyak para supir angkutan umum yang tidak menaati peraturan dengan banyak menurunkan dan menaikan penumpang secara sembarang sehingga membuat para pengguna jalan merasa terganggu. Alasan mengapa banyak sopir menurunkan para penumpang tidak pada tempat pemberhentiaan yaitu karena permintaan penumpang itu sendiri selain itu banyak supir angutan umum dan bus yang saling berebut penumpang untuk mengejar target yang telah ditentukan oleh pengelola atau pemilik, serta alasan penumpang yang ingin tepat waktu sehingga terburu. Alasan lainnya yang membuat para sopir menurunkan penumpang yaitu berupa alasan tempat lokasi atau halte yang tidak straegis dimana letak jarak pemberhentian letaknya terlalu jauh dari tempat tujuan, alasan terakhir yaitu dikarenakan sopir angkutan umum yang terburu-buru ketika menurunkan penumpang di halte yang berada dititik keramaian. Fasilitas juga mempengaruhi alasan para sopir angkutan menurunkan para penumpang karena para penumpang merasa tidak nyaman di halte karena halte tersebut memiliki fasilitas yang memadai yaitu berupa kondisi fisik tempat pemberhentian yang kurang baik serta kurangnya fasilitas yang tersedia di halte tersebut seperti tidak tersedianya kursi tunggu , terkadang tidak memiliki atap dan besi-besi pada halte yang mulai berkarat sehingga tidak layak untuk digunakan.
  • 8. 5 Berdasarkan hasil observasi kami di lapangan, kami mengamati bahwa jarang sekali angkot yang beerhenti di dekat halte, mereka malah berhenti secara mendadak di dekat tempat penumpang ingin turun. Bahkan bis pun berhenti di pinggir jalan dan bukan di halte yang telah disediakan. Melihat apa yang dilakukan oleh para sopir angkutan yang sembarang memberhentikan dan menurunkan penumpang yaitu memiliki dampak berupa kemacetan di titik-titik tertentu sehingga menghambat laju lalu lintas, mengakibatkan kecelakaan lalu lintas akibat sopir
  • 9. 6 angkutan berhenti sembarangan untuk menaikan penumpang untuk mengejar setoran, serta membahayakan penumpang yang berada di dalam bus sehingga membuat para penumpang tidak nyaman dan merasa tidak aman untuk naik angkutan umum itu. Tidak hanya itu kesadaran konsumen yang masih rendah pun membuat supir supir bus ini terpancing untuk menurunkan dan menaikkan mereka di dan dari pinggir jalan. Padahal dampak-dampak tersebut yang akan dirasakan oleh penumpang angkutan umum.
  • 10. 7 Sedangkan dampak yang akan dirasakan oleh pihak pengelola ataupun pemilik angkutan umum adalah penumpang yang semakin lama semakin menurun intensitasnya dikarenakan ketakutan akan ketidaknyamanan angkutan umum tersebut. Selain itu anggaran yang diguanakan pembuatan atau perbaikan halte yang telah di pergunakan menjadi sia-sia karena halte yang dibuat menjadi terbengkalai dan hanya menjadi suatu pajangan yang sayang unuk di pandang mata,dan membuat hal-hal tersebut mubazir Hal yang dapat dilakukan dalam mengatasi solusi permasalahan halte yaitu berupa perbaikan fasilitas halte misalnya ditambahkan atap pada tempat duduk dan memperindah halte dengan mencat ulang agar karat yang mengangu pemandangan dapat menarik para penumpang angkutan umum, memperbaiki system keja dengan memberikan sanksi tegas terhadap para sopir yang memberhentikan para penumpang. Selain itu menindak lanjuti para sopir yang ugal-ugalan dan memberikan reward kepada sopir yang taat peraturan sehingga dengan sanksi tegas yang diberikan dapat membuat para sopir yang melanggar jera akan perbuatannya. Memperbaiki sarana transportasi umum yang baik dan menujang keselamatan penumpang. Mengadakan pelatihan atau seminar berupa training kepada sopir angkutan umum tentang keselamatan dan peraturan berlalu lintas sehingga apabila para penumpang ingin turun secara sembarangan para sopir akan bersikap tegas untuk tidak menurunkan penumpang tersebut. Memperbanyak dan terus menerus memberikan informasi dan mengingatkan masyarakat melalui spanduk,brosur, atupun iklan disiplin berlalu lintas baik media cetak maupun elektronik. Pembuatan jalur khusus jalan Trans lampung untuk membudahkan pemberhentian sehingga para penumpang dapat secara teratur untuk berhenti pada halte pemberhentian. Selain itu kami perhatikan di sepanjang Jalan Soekarno-Hatta By Pass hingga panjang kami perhatikan tidak adanya halte. Padahal banyak sekali penumpang jurusan kawasan tersebut. Saran kami sebaiknya pemerintah mulai membangun halte yang nyaman dan memadai agar konsumen pun nyaman dalam menunggu bus. Dan upayakan untuk memilih lokasi yang tepat dimana dengan adanya halte di lokasi tersebut tidak menimbulkan kemacetan.
  • 11. 8 Bab III Kesimpulan Masalah tempat pemberhentian bus rapid trans atau halte yang pembangunannya terbengkalai yang mengakibatkan bertambahnya volume kemacetan di kota Bandar Lampung ini sebenarnya dapat diselesaikan melalui peran pemerintah yang harus lebih memberikan perhatian terhadap pembangunan infrastuktur BRT, pihak swasta, dan juga masyarakat yang berperan penting dalam hal ini untuk tidak lagi merusak infrastruktur yang telah dibuat oleh pemerintah, harus adanya rasa kepedulian dan rasa penjagaan terhadap infrastuktur tersebut. kebijakan pemerintah mengeluarkan dan menjalakan BRT yang seharusnya dapat menyelesaikan masalah, justru menuai masalah baru. Hal ini terjadi karena proses kebijakan mengenai BRT dan proses perencanaan nya kurang dinilai baik. Akhirnya banyak kontroversi yang terjadi di dalam proses maupun pelaksanaannya. Kebijakan pemerintah kota Bandar lampung tentang pengadaan BRT kini diserahkan kepada pihak swasta dengan alasan pemerintah tidak mempunyai cukup dana dalam merealisasikan program tersebut. Dengan adanya alat transportasi BRT memang memberikan harapan bagi masyarakat lampung,seiring berjalan nya waktu,BRT menghadapi beberapa masalah terutama tentang tuntutan tempat pemberhentian atau transit yang kurang nyaman dan belum sesuai dengan tujuan penumpang, dan juga tariff yang di berlakukan cukup mahal. Selain itu BRT sudah jarang diminati oleh masyarakat dengan berbagai alasan. Pembangunan halte yang banyak terbengkalai dan pengerjaan nya tidak selesai selain itu pembangunan halte yang terlalu memakan trotoar akan mengganggu aktifitas pejalan kaki yang akan lewat, kondisi tempat duduk yang ditawarkan untuk penumpang saat ini kondisinya sudah banyak yang rusak akibat tidak terawat. Tetapi yang paling penting dapat disimpulkan sebagai penyebab permasalah infrastruktur kota seperti transfortasi BRT dan halte yang pengerjaan nya tidak selesai adalah pertumbuhan prasarana transportasi tidak bisa mengejar tingginya tingkat pertumbuhan kebutuhan akan transportasi masal. Usaha untuk mengatasi permasalahan ini adalah meningkatkan pertumbuhan prasarana transfortasi itu sendiri, terutama penanganan masalah fasilitas prasarana seperti halte yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.