際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
byy
TRI NOFIATUN_103611024
FITRI CHOIRI
HIDAYATI_103611033
HENI PUJI ASTUTI_123911051
IMROATUL AZIZAH_123911053
ISSATIR RODLIYAH_123911054
NITA FITRIYANI_123911077
KELOMPOK 6.
BY:
Keilmuan islam
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang hingga kini menjadi kunci
yang paling mendasar dari kemajuan yang diraih umat manusia, tentunya
tidak datang begitu saja tanpa ada sebuah dinamika atau diskursus ilmiah.
Proses untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itulah lazim dikenal dengan
epistemologi.
lebih lanjut Ahmad Tafsir mengungkapkan bahwa epistemologi
membicarakan sumber ilmu pengetahuan dan bagaimana cara memperoleh
ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, epistemologi ini menempati posisi yang
sangat strategis , karena ia membicarakan tentang cara untuk mendapatkan
pengetahuan yang benar. Mengetahui cara yang benar dalam mendapatkan
ilmu pengetahuan berkaitan erat dengan hasil yang ingin dicapai yaitu
berupa ilmu pengetahuan. Pada kelanjutannya kepiawaian dalam
menentukan epistemologi, akan sangat berpengaruh pada warna atau jenis
ilmu pengetahuan yang dihasilkan.
pendahuluan
A. Secara Etimologi
Epistemologi berasal dari bahasa yunani:
Epistemolgi
Jadi Epistemologi adalah sebuah teori tentang
pengetahuan, atau dalam bahasa inggris
dikenal dengan Theory of Knowledge
Episteme
logos
berarti
berarti
pengetahuan
Teori, uraian, atau ulasan
B. Secara Terminologi
Dagobert D. Runes dalam bukunya, Dictionary of Philoshopy, yang
dikutip Armai Arief, mengatakan bahwa epistemologi adalah
cabang filsafat yang menyelidiki tentang keaslian pengertian,
struktur, mode dan validasi pengetahuan.
Pendapat lain dikemukakan oleh D.W. Hamlyan, sebagaimana yang
dikutip Mujamil, yang mendefinisikan epistemologi sebagai cabang
filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan,
dasar dan pengandaian-pengandaiannya, serta secara umum hal itu
dapat diandalkan sebagai penegasan bahwa orang memiliki
pengetahuan.
Dengan demikian maka epistemologi adalah sebuah ilmu yang
mempelajari hal-hal yang bersangkutan dengan pengetahuan dan
dipelajari secara substantif.
Jika dikaitkan dengan epistemologi, maka pengertiannya
adalah studi filosofis terhadap struktur pengetahuan
yang menempatkan teks (wahyu) sebagai sebuah
kebenaran mutlak.
Definisi epistemologi bayani
Secara etimologi Secara terminologi
Penjelasan, pernyataan, ketetapan Pola pikir yang bersumber pada nash
(Al-Quran dan Al-Hadits), Ijma, Ijtihad
Bayani berarti Bayani berarti
Kata Burhani diambil dari bahasa Arab, al-burhan, yang mengikuti penjelasan
Muhammad Abid al-Jabiri memiliki arti sebagai argumentasi yang kuat dan jelas (al-
hujjah al-fashilah al-bayyinah). Sedangkan kata yang memiliki makna yang sama
dengan al-burhan dalam bahasa inggris adalah demonstration. Arti kata
demonstration adalah berfikir sesuai dengan alur tertentu atau penalaran yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam bahasa lain, metode burhani atau demonstratif merupakan
sebentuk inferensi rasional, yaitu penggalian premis-premis yang
menhasilkan konklusi yang bernilai. Pola pikir Burhani bersumber
pada realitas (alam, sosial, humanitas).
DEFINISI EPISTEMOLOGI
BURHANI
DEFINISI EPISTEMOLOGI
BURHANI
Definisi Epistemologi Irfani
Irfan dalam bahasa Arab semakna dengan marifah yang
diartikan dengan al-ilm. Di kalangan sufi, kata Irfan
dipergunakan untuk menunjukan jenis pengetahuan yang
tertinggi, yang dihadirkan ke dalam qalb dengan cara kasyf
atau ilham.
Di kalangan kaum sufi sendiri, marifah diartikan
sebagai pengetahuan langsung tentang Tuhan berdasarkan
atas wahyu atau petunjuk Tuhan.
sumber epistemologi Irfani adalah intuisi. Hal ini disebabkan
karena dalam dinamika sejarahnya, Irfani lebih dekat dengan
perkumpulan tarekat. Padahal, tarekat itu sendiri adalah institusi
(organized expresion) dari tradisi gnosis (tasawuf) dalam budaya
islam. Sumber terpokok epistemologi Irfani adalah pengalaman
(experience).
Model berfikir bayani, burhani dan irfani
A. Model berfikir Bayani
Dalam tradisi keilmuan Islam, corak bayani sangat
dominan. Dengan segala karakteristiknya, corak bayani
bukanlah sebuah corak yang sempurna. Dalam tradisi
bayani, otoritas kebenaran terletak pada teks (wahyu).
Sementara akal menempati posisi sekunder. Tugas akal
dalam konteks epistemologi bayani adalah menjelaskan
teks-teks yang ada. Sejak dari awal, pola pikir bayani lebih
mendahulukan qiyas dan bukan mantiq lewat silogisme dan
premis-premis logika. Epistemologi tekstual lughawiyyah (al-
asl wa al-fa; al-lafz wa al-mana) lebih diutamakan daripada
epistemologi konstektual-bahtsiyyah maupun
spiritualitas-irfaniyyah-batiniyyah.
Lanjutan...
Nalar epistemologi bayani selalu mencurigai akal pikiran, karena dianggap
akan menjauhi kebenaran tekstual. Sampai-sampai muncul kesimpulan
bahwa wilayah kerja akal pikiran perlu untuk di batasi sedemikian rupa
dan perannya dialihkan menjadi pengatur dan pengekang hawa nafsu,
bukannya untuk mencari sebab dan akibat lewat analisis keilmuan yang
akurat. Al-Jabiri menjelaskan bahwa sistem bayani dibangun oleh dua
prinsip dasar; pertama, prinsip diskontinuitas atau keterpisahan (al-
infisal), dan kedua, prinsip kontingensi atau kemingkinan (al-tajwiz).
Perisip-perinsip tersebut termanifestasi dalam teori substansi individu (al-
jauhar al-fard) yang mempertahankan bahwa hubungan substansi sebuah
individu (tubuh, tindakan, sensasi, dan apapun yang terbentuk di
dalamnya) didasarkan atas hubungan dan asosiasi yang kebetulan saja,
tapi tidak memengaruhi dan berinteaksi. Teori ini sesungguhnya
menafikan teori kausalitas atau ide tentang adanya hukum alam.
B. Model Berfikir Burhani
Metode burhani, pada dasarnya, adalah metode logika atau
penalaran rasional yang digunakan untuk menguji kebenaran dan
kekeliruan dari sebuah pernyataan atau teori ilmiah dan filosofis dengan
memperhatikan keabsahan dan akurasi pengambilan dengan sebuah
kesimpulan ilmiah. Sebuah silogisme baru dikatakan demonstratif apabila
premis-premisnya didasarkan bukan pada opini, melainkan dengan
kebenaran utama(primary truth), karena apabila premis-premisnya
benar , kesimpulannya tidak dipastikan benar.
Ditinjau dari perspektif metodologi, Burhani mrnggunakan logika (al-
maqayis) sebagai metodologi. Logika, dalam perspektif Muthahari,
merupakan sejenis pekerjaan pikiran dan gerakan pikiran yang bertolak
dari maklum menuju majhul dan merubahnya menjadi maklum. Setiap
logika minimal harus terdiri dari dua premis, yaitu premis mayor dan
premis minor salah satunya menjadi pendukung serta konklusi.
Lanjutan.....
Ditinjau dari aspek sumber (origin), epistemologi burhani
bersumber dari realitas (al-qaqi), baik berupa realitas alam,
sosial, humanitas maupun keagamaan. Ilmu-ilmu yang
muncul dari tradisi burhani disebut al-ilm al-husuli, yakni
ilmu yang dikonsep, disusun, dan disistematisasikan hanya
melalui premis-premis logika (al-mantiq al-ilmy).
Sebagai contoh dalam masalah ini dapat dilihat dari
analisis al-Farabi dan Ibn Sina tentang Tuhan dan dunia.
Kerangka dasar pemahaman keduanya berangkat dari
pemahaman bahwa Tuhan adalah satu-satunya dzat yang
wujudnya tidak disebabkan dari yang lain. Sementara semua
yang ada di alam semesta ini muncul karena adanya sebab di
lu dirinya. Epistemologi burhani menempatkan akal dalam
otoritas kebenaran
C. Model berfikir Irfani
Sumber epistemologi irfaniSumber epistemologi irfani
intuisi
Pengalaman (experience)
Dalam dinamika sejarahnya, Irfani lebih dekat dengan perkumpulan
tarekat. Padahal, tarekat itu sendiri adalah institusi (organized
expresion) dari tradisi gnosis (tasawuf) dalam budaya islam. Dalam
kerangka membangun pola pikir yang lebih toleran dan pluralis, maka
yang penting untuk dipahami dan dikembangkan adalah prinsip
memahami keberadaan orang, kelompok, dan penganut agama lain
dengan cara menumbuhsuburkan sikap empati, simpati, social, skill,
dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip universal. Formula yang
semacam ini akan mengantarkan ke dalam pola hubungan antara
subjek dan objek yang bersifat intersubjektif. Ditinjau dari sisi metode,
Irfani yang dikembangkan terutama oleh kalangan sufi ini
menggunakan metode pengetahuan iluminasi (kasyf).
Keunggulan dan Kelemahan
Epistemologi Bayani, Burhani dan
Irfani
EpistEmologi bayani
Keunggulan:
a. Kebenaran teks (al-Quran dan Hadis sebagai sumber utama hukum islam Yang
bersifat universal sehingga menjadi pedoman dan patokan.
b. Dalam aplikasinya , pendekatan bayani akan memperkaya ilmu fikih dan Ushul
fiqih,
lebih-lebih qawaidul lughahnya.
Kelemahan:
a. Ketika berhadapan dengan teks-teks yang berbeda milik komunitas,
bangsa, atau masyarakat lainnya, sementara sebuah teks belum tentu
diterima oleh golongan lain.
b. Ketidakmampuannya merespon perkembangan zaman.
EPISTEMOLOGI
BURHANI
EPISTEMOLOGI
BURHANI
Keunggulan:
a.Sistem berfikir Yng konstruksi epistemologinya dibangun di atas
semangat akal dan logika dengan beberapa premis .
b.Berusaha memaksimalkan akal dan menempatkannya sejajar dengan
teks suci dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.
c.Penggunaan rasionalitas tidak terhenti hanya sebatas rasio belaka,
tetapi melibatkan pendekatan empiris sebagai kunci utama untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan
Kelemahan:
Tidak sinkronnya teks dan realitas.
Keunggulan:
a.Sistem berfikir Yng konstruksi epistemologinya dibangun di atas
semangat akal dan logika dengan beberapa premis .
b.Berusaha memaksimalkan akal dan menempatkannya sejajar dengan
teks suci dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.
c.Penggunaan rasionalitas tidak terhenti hanya sebatas rasio belaka,
tetapi melibatkan pendekatan empiris sebagai kunci utama untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan
Kelemahan:
Tidak sinkronnya teks dan realitas.
EPISTEMOLOGI IRfANIEPISTEMOLOGI IRfANI
Keunggulan:
Segala pengetahuan yang bersumber dari intuisi-intuisi, musyahadah, dan
mukasyafah ledih dekat dengan kebenaran dari pada ilmu-ilmu yang digali dari
argumentasi-argumentasi rasional dan akal.
Kelemahan:
a.Epistemologi Irfani hanya dinikmati oleh segelintir manusia yang mampu
pada taraf pensucian diri yang tinggi.
b.Irfani sangta subjektif menilai sesuatu karena ia berdasar pada pengalaman
individu manusia.
c.Sifatnya irasional, dan anti kritik terhadap penalaran
Keunggulan:
Segala pengetahuan yang bersumber dari intuisi-intuisi, musyahadah, dan
mukasyafah ledih dekat dengan kebenaran dari pada ilmu-ilmu yang digali dari
argumentasi-argumentasi rasional dan akal.
Kelemahan:
a.Epistemologi Irfani hanya dinikmati oleh segelintir manusia yang mampu
pada taraf pensucian diri yang tinggi.
b.Irfani sangta subjektif menilai sesuatu karena ia berdasar pada pengalaman
individu manusia.
c.Sifatnya irasional, dan anti kritik terhadap penalaran
Setiap epistemologi, termasuk di dalamnya Irfani,
memiliki kelebihan dan kelemahan. Tidak ada di antara
ketiga epistemologi keilmuan islam tersebut yang sempurna.
Eksistensi ketiganya justru saling melengkapi satu sama lain.
Oleh karena itu, hal yang bijak bukanlah menafikan eksistensi
peran masing-masing, tetapi bagaimana masing-masing
epistemologi tersebut menjalankan perannya yang tepat
dan saling melengkapi satu sama lain.
惡惡 悋悸惡 惘忰惡 惺 悋愕
惡惘悋惠

More Related Content

What's hot (20)

PPTX
Studi islam dalam pendekatan historis
atjehh
PPS
Quran Sebagai sumber Ajaran Islam
Marhamah Saleh
PPTX
POWER POINT STUDI ISLAM
AlfinfatihaRahmah
PDF
Makalah filsafat umum
Ayah Abeeb
PPTX
Studi islam dan isu kontemporer
Atika Vania
PPTX
Pengantar studi islam Komprehensif
Institut Agama Islam Darussalam Ciamis
DOCX
Makalah sejarah munculnya teologi islam
saiful anwar
PPT
Pendekatan sosiologis-studi-islam
semangatbaru85
DOCX
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Robet Saputra
PPTX
Materi Al Qur'an
ayudya fitri
DOCX
makalah takhrij hadits
Feri Nugroho
PPTX
Tugas Kelompok FIlsafat Struktur Ilmu Pengetahuan
Universitas Negeri Yogyakarta
DOCX
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
Ltfltf
DOCX
Makalah ijtihad
Dodyk Fallen
PDF
Pendekatan sejarah dalam studi islam
Thony Hermansyah
PPTX
Islam sebagai way of life
Ridwan Hidayat
DOCX
Makalahku filsafat modern
Winda nawangasari
DOC
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Suya Yahya
DOCX
Perkembangan Ilmu Tasawuf
Ulfiatu Rochmah
PPTX
Nuzul al quran ppt
Khusnul Khotimah
Studi islam dalam pendekatan historis
atjehh
Quran Sebagai sumber Ajaran Islam
Marhamah Saleh
POWER POINT STUDI ISLAM
AlfinfatihaRahmah
Makalah filsafat umum
Ayah Abeeb
Studi islam dan isu kontemporer
Atika Vania
Pengantar studi islam Komprehensif
Institut Agama Islam Darussalam Ciamis
Makalah sejarah munculnya teologi islam
saiful anwar
Pendekatan sosiologis-studi-islam
semangatbaru85
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Robet Saputra
Materi Al Qur'an
ayudya fitri
makalah takhrij hadits
Feri Nugroho
Tugas Kelompok FIlsafat Struktur Ilmu Pengetahuan
Universitas Negeri Yogyakarta
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
Ltfltf
Makalah ijtihad
Dodyk Fallen
Pendekatan sejarah dalam studi islam
Thony Hermansyah
Islam sebagai way of life
Ridwan Hidayat
Makalahku filsafat modern
Winda nawangasari
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Suya Yahya
Perkembangan Ilmu Tasawuf
Ulfiatu Rochmah
Nuzul al quran ppt
Khusnul Khotimah

Similar to makalah PSI kelompok 6 (20)

DOCX
Epistimologi bayani
Khoiruddin Ahmuatd
PPTX
Epistemoogi Keilmuan Islam
Muhammad Wisnu D R
DOCX
Filsafat final
Hisyam Nasyith II
DOCX
Bab 1
tamzizur ridhoi
PPTX
Epistimology Filsafat Pendidikan Islam
Islamic Studies
PPTX
PPT. Epistemologi Islam.pptx
MuhamadSetioAdi
PDF
Islam dan ilmu pengetahuan
Bun Faris
PPTX
Review Buku Epistemenologi Islam (Pengantar Filsafat Pengetahuan Islam)
RoyunNiswatiAhada
DOCX
EPISTEMOLOGI ISLAM BAYANI, BURHANI DAN IRFANI - Makalah Filsafat Ilmu
Jihad Achmad Gojali
PPS
6. pengelompokan keilmuan dalam islam
Marhamah Saleh
PDF
Tugas mandiri fki juliana rafiati
JulianaRafiati
PPTX
Pancasila sebagai sistem filsafat
Nur Chawhytz
PDF
E p i s t e m o l o g i
Erta Erta
PDF
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)
Erta Erta
PDF
Filsafat Pendidikan
aidadwiinizuka.blogspot.com
PPTX
filsafat, ilmu dan pengetahuan
R. Herawati Suryanegara
PPTX
Logika-Dari-Kebiasaan-hingga-Nalar-Burhani (1).pptx
atinanulis
PDF
CHARLES S. PIERCE DAN ABED AL JABIRI.pdf
aleenahanankhadijah
DOCX
Artikel FKI SUSI LUSIYANI MANJ B.docx
MetaFitriani1
DOCX
Tentang sumber filsafat
Riza Nisfu
Epistimologi bayani
Khoiruddin Ahmuatd
Epistemoogi Keilmuan Islam
Muhammad Wisnu D R
Filsafat final
Hisyam Nasyith II
Epistimology Filsafat Pendidikan Islam
Islamic Studies
PPT. Epistemologi Islam.pptx
MuhamadSetioAdi
Islam dan ilmu pengetahuan
Bun Faris
Review Buku Epistemenologi Islam (Pengantar Filsafat Pengetahuan Islam)
RoyunNiswatiAhada
EPISTEMOLOGI ISLAM BAYANI, BURHANI DAN IRFANI - Makalah Filsafat Ilmu
Jihad Achmad Gojali
6. pengelompokan keilmuan dalam islam
Marhamah Saleh
Tugas mandiri fki juliana rafiati
JulianaRafiati
Pancasila sebagai sistem filsafat
Nur Chawhytz
E p i s t e m o l o g i
Erta Erta
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)
Erta Erta
Filsafat Pendidikan
aidadwiinizuka.blogspot.com
filsafat, ilmu dan pengetahuan
R. Herawati Suryanegara
Logika-Dari-Kebiasaan-hingga-Nalar-Burhani (1).pptx
atinanulis
CHARLES S. PIERCE DAN ABED AL JABIRI.pdf
aleenahanankhadijah
Artikel FKI SUSI LUSIYANI MANJ B.docx
MetaFitriani1
Tentang sumber filsafat
Riza Nisfu
Ad

makalah PSI kelompok 6

  • 1. byy TRI NOFIATUN_103611024 FITRI CHOIRI HIDAYATI_103611033 HENI PUJI ASTUTI_123911051 IMROATUL AZIZAH_123911053 ISSATIR RODLIYAH_123911054 NITA FITRIYANI_123911077 KELOMPOK 6. BY:
  • 3. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang hingga kini menjadi kunci yang paling mendasar dari kemajuan yang diraih umat manusia, tentunya tidak datang begitu saja tanpa ada sebuah dinamika atau diskursus ilmiah. Proses untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itulah lazim dikenal dengan epistemologi. lebih lanjut Ahmad Tafsir mengungkapkan bahwa epistemologi membicarakan sumber ilmu pengetahuan dan bagaimana cara memperoleh ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, epistemologi ini menempati posisi yang sangat strategis , karena ia membicarakan tentang cara untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. Mengetahui cara yang benar dalam mendapatkan ilmu pengetahuan berkaitan erat dengan hasil yang ingin dicapai yaitu berupa ilmu pengetahuan. Pada kelanjutannya kepiawaian dalam menentukan epistemologi, akan sangat berpengaruh pada warna atau jenis ilmu pengetahuan yang dihasilkan. pendahuluan
  • 4. A. Secara Etimologi Epistemologi berasal dari bahasa yunani: Epistemolgi Jadi Epistemologi adalah sebuah teori tentang pengetahuan, atau dalam bahasa inggris dikenal dengan Theory of Knowledge Episteme logos berarti berarti pengetahuan Teori, uraian, atau ulasan
  • 5. B. Secara Terminologi Dagobert D. Runes dalam bukunya, Dictionary of Philoshopy, yang dikutip Armai Arief, mengatakan bahwa epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki tentang keaslian pengertian, struktur, mode dan validasi pengetahuan. Pendapat lain dikemukakan oleh D.W. Hamlyan, sebagaimana yang dikutip Mujamil, yang mendefinisikan epistemologi sebagai cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, dasar dan pengandaian-pengandaiannya, serta secara umum hal itu dapat diandalkan sebagai penegasan bahwa orang memiliki pengetahuan. Dengan demikian maka epistemologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari hal-hal yang bersangkutan dengan pengetahuan dan dipelajari secara substantif.
  • 6. Jika dikaitkan dengan epistemologi, maka pengertiannya adalah studi filosofis terhadap struktur pengetahuan yang menempatkan teks (wahyu) sebagai sebuah kebenaran mutlak. Definisi epistemologi bayani Secara etimologi Secara terminologi Penjelasan, pernyataan, ketetapan Pola pikir yang bersumber pada nash (Al-Quran dan Al-Hadits), Ijma, Ijtihad Bayani berarti Bayani berarti
  • 7. Kata Burhani diambil dari bahasa Arab, al-burhan, yang mengikuti penjelasan Muhammad Abid al-Jabiri memiliki arti sebagai argumentasi yang kuat dan jelas (al- hujjah al-fashilah al-bayyinah). Sedangkan kata yang memiliki makna yang sama dengan al-burhan dalam bahasa inggris adalah demonstration. Arti kata demonstration adalah berfikir sesuai dengan alur tertentu atau penalaran yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam bahasa lain, metode burhani atau demonstratif merupakan sebentuk inferensi rasional, yaitu penggalian premis-premis yang menhasilkan konklusi yang bernilai. Pola pikir Burhani bersumber pada realitas (alam, sosial, humanitas). DEFINISI EPISTEMOLOGI BURHANI DEFINISI EPISTEMOLOGI BURHANI
  • 8. Definisi Epistemologi Irfani Irfan dalam bahasa Arab semakna dengan marifah yang diartikan dengan al-ilm. Di kalangan sufi, kata Irfan dipergunakan untuk menunjukan jenis pengetahuan yang tertinggi, yang dihadirkan ke dalam qalb dengan cara kasyf atau ilham. Di kalangan kaum sufi sendiri, marifah diartikan sebagai pengetahuan langsung tentang Tuhan berdasarkan atas wahyu atau petunjuk Tuhan. sumber epistemologi Irfani adalah intuisi. Hal ini disebabkan karena dalam dinamika sejarahnya, Irfani lebih dekat dengan perkumpulan tarekat. Padahal, tarekat itu sendiri adalah institusi (organized expresion) dari tradisi gnosis (tasawuf) dalam budaya islam. Sumber terpokok epistemologi Irfani adalah pengalaman (experience).
  • 9. Model berfikir bayani, burhani dan irfani A. Model berfikir Bayani Dalam tradisi keilmuan Islam, corak bayani sangat dominan. Dengan segala karakteristiknya, corak bayani bukanlah sebuah corak yang sempurna. Dalam tradisi bayani, otoritas kebenaran terletak pada teks (wahyu). Sementara akal menempati posisi sekunder. Tugas akal dalam konteks epistemologi bayani adalah menjelaskan teks-teks yang ada. Sejak dari awal, pola pikir bayani lebih mendahulukan qiyas dan bukan mantiq lewat silogisme dan premis-premis logika. Epistemologi tekstual lughawiyyah (al- asl wa al-fa; al-lafz wa al-mana) lebih diutamakan daripada epistemologi konstektual-bahtsiyyah maupun spiritualitas-irfaniyyah-batiniyyah.
  • 10. Lanjutan... Nalar epistemologi bayani selalu mencurigai akal pikiran, karena dianggap akan menjauhi kebenaran tekstual. Sampai-sampai muncul kesimpulan bahwa wilayah kerja akal pikiran perlu untuk di batasi sedemikian rupa dan perannya dialihkan menjadi pengatur dan pengekang hawa nafsu, bukannya untuk mencari sebab dan akibat lewat analisis keilmuan yang akurat. Al-Jabiri menjelaskan bahwa sistem bayani dibangun oleh dua prinsip dasar; pertama, prinsip diskontinuitas atau keterpisahan (al- infisal), dan kedua, prinsip kontingensi atau kemingkinan (al-tajwiz). Perisip-perinsip tersebut termanifestasi dalam teori substansi individu (al- jauhar al-fard) yang mempertahankan bahwa hubungan substansi sebuah individu (tubuh, tindakan, sensasi, dan apapun yang terbentuk di dalamnya) didasarkan atas hubungan dan asosiasi yang kebetulan saja, tapi tidak memengaruhi dan berinteaksi. Teori ini sesungguhnya menafikan teori kausalitas atau ide tentang adanya hukum alam.
  • 11. B. Model Berfikir Burhani Metode burhani, pada dasarnya, adalah metode logika atau penalaran rasional yang digunakan untuk menguji kebenaran dan kekeliruan dari sebuah pernyataan atau teori ilmiah dan filosofis dengan memperhatikan keabsahan dan akurasi pengambilan dengan sebuah kesimpulan ilmiah. Sebuah silogisme baru dikatakan demonstratif apabila premis-premisnya didasarkan bukan pada opini, melainkan dengan kebenaran utama(primary truth), karena apabila premis-premisnya benar , kesimpulannya tidak dipastikan benar. Ditinjau dari perspektif metodologi, Burhani mrnggunakan logika (al- maqayis) sebagai metodologi. Logika, dalam perspektif Muthahari, merupakan sejenis pekerjaan pikiran dan gerakan pikiran yang bertolak dari maklum menuju majhul dan merubahnya menjadi maklum. Setiap logika minimal harus terdiri dari dua premis, yaitu premis mayor dan premis minor salah satunya menjadi pendukung serta konklusi.
  • 12. Lanjutan..... Ditinjau dari aspek sumber (origin), epistemologi burhani bersumber dari realitas (al-qaqi), baik berupa realitas alam, sosial, humanitas maupun keagamaan. Ilmu-ilmu yang muncul dari tradisi burhani disebut al-ilm al-husuli, yakni ilmu yang dikonsep, disusun, dan disistematisasikan hanya melalui premis-premis logika (al-mantiq al-ilmy). Sebagai contoh dalam masalah ini dapat dilihat dari analisis al-Farabi dan Ibn Sina tentang Tuhan dan dunia. Kerangka dasar pemahaman keduanya berangkat dari pemahaman bahwa Tuhan adalah satu-satunya dzat yang wujudnya tidak disebabkan dari yang lain. Sementara semua yang ada di alam semesta ini muncul karena adanya sebab di lu dirinya. Epistemologi burhani menempatkan akal dalam otoritas kebenaran
  • 13. C. Model berfikir Irfani Sumber epistemologi irfaniSumber epistemologi irfani intuisi Pengalaman (experience) Dalam dinamika sejarahnya, Irfani lebih dekat dengan perkumpulan tarekat. Padahal, tarekat itu sendiri adalah institusi (organized expresion) dari tradisi gnosis (tasawuf) dalam budaya islam. Dalam kerangka membangun pola pikir yang lebih toleran dan pluralis, maka yang penting untuk dipahami dan dikembangkan adalah prinsip memahami keberadaan orang, kelompok, dan penganut agama lain dengan cara menumbuhsuburkan sikap empati, simpati, social, skill, dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip universal. Formula yang semacam ini akan mengantarkan ke dalam pola hubungan antara subjek dan objek yang bersifat intersubjektif. Ditinjau dari sisi metode, Irfani yang dikembangkan terutama oleh kalangan sufi ini menggunakan metode pengetahuan iluminasi (kasyf).
  • 14. Keunggulan dan Kelemahan Epistemologi Bayani, Burhani dan Irfani
  • 15. EpistEmologi bayani Keunggulan: a. Kebenaran teks (al-Quran dan Hadis sebagai sumber utama hukum islam Yang bersifat universal sehingga menjadi pedoman dan patokan. b. Dalam aplikasinya , pendekatan bayani akan memperkaya ilmu fikih dan Ushul fiqih, lebih-lebih qawaidul lughahnya. Kelemahan: a. Ketika berhadapan dengan teks-teks yang berbeda milik komunitas, bangsa, atau masyarakat lainnya, sementara sebuah teks belum tentu diterima oleh golongan lain. b. Ketidakmampuannya merespon perkembangan zaman.
  • 16. EPISTEMOLOGI BURHANI EPISTEMOLOGI BURHANI Keunggulan: a.Sistem berfikir Yng konstruksi epistemologinya dibangun di atas semangat akal dan logika dengan beberapa premis . b.Berusaha memaksimalkan akal dan menempatkannya sejajar dengan teks suci dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. c.Penggunaan rasionalitas tidak terhenti hanya sebatas rasio belaka, tetapi melibatkan pendekatan empiris sebagai kunci utama untuk mendapatkan ilmu pengetahuan Kelemahan: Tidak sinkronnya teks dan realitas. Keunggulan: a.Sistem berfikir Yng konstruksi epistemologinya dibangun di atas semangat akal dan logika dengan beberapa premis . b.Berusaha memaksimalkan akal dan menempatkannya sejajar dengan teks suci dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. c.Penggunaan rasionalitas tidak terhenti hanya sebatas rasio belaka, tetapi melibatkan pendekatan empiris sebagai kunci utama untuk mendapatkan ilmu pengetahuan Kelemahan: Tidak sinkronnya teks dan realitas.
  • 17. EPISTEMOLOGI IRfANIEPISTEMOLOGI IRfANI Keunggulan: Segala pengetahuan yang bersumber dari intuisi-intuisi, musyahadah, dan mukasyafah ledih dekat dengan kebenaran dari pada ilmu-ilmu yang digali dari argumentasi-argumentasi rasional dan akal. Kelemahan: a.Epistemologi Irfani hanya dinikmati oleh segelintir manusia yang mampu pada taraf pensucian diri yang tinggi. b.Irfani sangta subjektif menilai sesuatu karena ia berdasar pada pengalaman individu manusia. c.Sifatnya irasional, dan anti kritik terhadap penalaran Keunggulan: Segala pengetahuan yang bersumber dari intuisi-intuisi, musyahadah, dan mukasyafah ledih dekat dengan kebenaran dari pada ilmu-ilmu yang digali dari argumentasi-argumentasi rasional dan akal. Kelemahan: a.Epistemologi Irfani hanya dinikmati oleh segelintir manusia yang mampu pada taraf pensucian diri yang tinggi. b.Irfani sangta subjektif menilai sesuatu karena ia berdasar pada pengalaman individu manusia. c.Sifatnya irasional, dan anti kritik terhadap penalaran
  • 18. Setiap epistemologi, termasuk di dalamnya Irfani, memiliki kelebihan dan kelemahan. Tidak ada di antara ketiga epistemologi keilmuan islam tersebut yang sempurna. Eksistensi ketiganya justru saling melengkapi satu sama lain. Oleh karena itu, hal yang bijak bukanlah menafikan eksistensi peran masing-masing, tetapi bagaimana masing-masing epistemologi tersebut menjalankan perannya yang tepat dan saling melengkapi satu sama lain.
  • 19. 惡惡 悋悸惡 惘忰惡 惺 悋愕 惡惘悋惠

Editor's Notes

  • #2: Persentasi kelompok 6
  • #3: Kelompok 6
  • #4: Kelompok 6
  • #6: Kelompok 6
  • #7: Kelompok 6
  • #8: Kelompok 6
  • #9: Kelompok 6
  • #20: Kelompok 6