際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
KEPEMIMPINAN EFEKTIF UNTUK MENINGKATKAN
           KINERJA ORGANISASI PEMBELAJAR




                               Oleh SOFYAN
               *Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 2 Kota Jambi
                     *Mhs S3 Teknologi Pendidikan UNJ
                        sofyan_zaibaski@yahoo.co.id



I. PENDAHULUAN

       Akhir-akhir ini sering muncul paradigmna dan jargon krisis kepemim-
pinan. Dalam banyak dialog dan wacana sering juga dibicarakan sulitnya
mencari kader pemimpin. Pemimpin yang dimaksudkan adalah pemimpin yang
dapat menaungi semua kepentingan organisasi/institusi yang dipimpinnya dalam
pencapaian tujuan. Saat ini tidak salah kalau sebagian orang menilai, bahwa
pemimpin yang ada lebih cenderung mementingkan diri sendiri dan tidak atau
kurang perduli pada kepentingan orang lain dan kepentingan lingkungannya.

       Krisis kepemimpinan juga bisa jadi disebabkan oleh minimnya kompetensi
individu yang pada akhirnya menyebabkan minimnya kompetensi kelompok serta
kompetensi organisasi.Tidak heran jika sekarang muncul pemimpin-pemimpin
baru yang instan tanpa dibarangi dengan kompetensi, kredibilitas, akuntabilitas,
serta komitmen yang tinggi.Tidak jarang pemimpin yang menduduki suatu ja-
batan karena faktor balas jasa.Akibatnya, organisasi minim meningkatkan kinerja
dan tidak adanya organisasi pembelajar yang dinamis.

       Sekurang-kurangnya terlihat ada tiga masalah mendasar yang menandai
lemahnya kepemimpinan yang efektif.Pertama: adanya krisis komitmen. Keba-
nyakan orang tidak merasa mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memikir-
kan     dan      mencari      pemecahan       masalah      untuk     kepentingan


                                        MK Manajemen dm TPSofyan@S3TP_2011
kebersamaan.Kedua,adanya krisis kredibilitas.Kredibilitas itu dapat diukur
misalnya dengan kemam-puan untukmenegakkan etika memikul amanah, setia
pada kesepakatan dan janji, bersikap teguh dalam pendirian, jujur dalam memikul
tugas dan tanggung jawab yang dibebankan padanya, kuat iman dalam menolak
godaan dan peluang untuk menyimpang.Ketiga, adanya krisis akuntabilitas.Ini
menyangkut kemampuan pemimpin secara efektif untuk menentukan tujuan
organisasi yang dipimpinnya secara terukur.

         Kepemimpinan efektif adalah kepemimpinan yang harus belajar, harus
membaca, harus mempunyai pengetahuan mutakhir dan pemahamannya mengenai
berbagai soal yang menyangkut kepentingan orang-orang yang dipimpin.Juga pe-
mimpin itu harus memiliki kemampuan berkomunikasi, kredibilitas dan inte-
gritas, dapat bertahan, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan.Jika tidak
memiliki kriteria-kriteria tersebut, maka kelompok dan organisasi yang dipimpin-
nya tidak akan menemukan arah yang jelas. Dengan kata lain, tujuan tidak akan
tercapai. Kehancuran organisasi yang dipimpinnya hanya tinggal menunggu
waktu.



II. PEMBAHASAN

         Leadership is capatibilty of persuading others to work together undertheir
direction as a team to accomplish certain designated objectives (kepemimpinan
adalah kemampuan meyakinkan orang lain supaya bekerja sama di bawah pim-
pinannya sebagai suatu tim untuk mencapai atau melakukan suatu tujuan tertentu),
demikian tulis James M. Black dalam bukunya Management, A guide to Executive
Command.

         Seorang pemimpin itu adalah berfungsi untuk memastikan seluruh tugas
dan kewajiban dilaksanakan di dalam suatu organisasi. Seseorang yang secara
resmi diangkat menjadi kepala suatu institusi/organisasi/lembaga bisa saja ia
berfungsi atau mungkin tidak berfungsi sebagai pemimpin.

         Kepala sekolah adalah pemimpin tertinggi di sekolah.Pola kepemimpin-
annya sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan terhadap kamajuan sekolah.
Pada saat menjadi guru tugas pokoknya adalah mengajar dan membimbing siswa

                                          MK Manajemen dm TPSofyan@S3TP_2011
untuk mempelajari mata pelajaran tertentu sedangkan kepala sekolah bertugas
pokoknya adalah memimpin dan mengelola guru beserta stafnya untuk
bekerja sebaik-baiknya demi mencapai tujuan sekolah.

       Sesuai pasal 12 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990,
bahwa: Kepala sekolah bertangggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan pendi-
dikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya dan penda-
yagunaan serta pemeliharaan sarana serta prasarana.Diterangkan pula pada pasal 1
ayat 1 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah bahwa:Untuk diangkat
sebagai kepala sekolah/madrasah, seseorang wajib memenuhi standar kepala
sekolah/madrasah yang berlaku nasional.

       Memimpin dan mengelola sangat mudah untuk dikatakan tetapi sulit untuk
dilaksanakan karena perlu keterampilan khusus dan pengorbanan terutama se-
karang yang paling langka adalah keteladanan.Seorang kepala sekolah harus
menjadi suri teladan, baik bagi guru dan stafnya maupun siswa dan orang tua.
Namun demikian, kepemimpinan yang dijalankan oleh kepala sekolah terkadang
belum mencapai hasil terbaik yang diharapkan oleh sekolahnya, karena berbagai
kendala yang dihadapi oleh kepala sekolah terkadang juga belum dapat diatasi
dengan maksimal, disebabkan profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah
yang tidak mencapai tingkat terbaik atau dengan kata lain ...with strong
leadership by the principal, a school is likely to be effective; without capable
leadership, it is not (Roland S. Barth, 1990:64). Pernyataan tersebut menjelaskan
bahwa jika kepemimpinan kepala sekolah kuat, maka sekolah pun akan menjadi
efektif, namun tanpa hal itu, maka sekolah tidak akan efektif.

       Selain itu, kenyataan saat ini, yang seringkali dihadapi oleh kepala sekolah
salah satu kendalanya adalah ...Lack of specific knowledge about the skills that
principals need in order to be effective school leaders exists at a time when many
principals are facing dramatic changes in their roles... (Roland S. Barth,
1990:64).Pernyataan tersebut menginformasikan bahwa kurangnya pengetahuan
khusus tentang keterampilan yang kepala sekolah perlukan untuk tetap menjadi




                                          MK Manajemen dm TPSofyan@S3TP_2011
pemimpin sekolah yang efektif, ketika banyak kepala sekolah menghadapi peru-
bahan dramatis dalam menjalankan peranannya.

       Kepala    sekolah   merupakan     bagian   dari   pendidik   dan   tenaga
kependidikan.Pendidik dan tenaga kependidikan memegang peranan yang sangat
strategis, ter-utama dalam membentuk watak bangsa serta mengembangkan
potensi peserta didik. Dalam Pasal 39 ayat (2) dan pasal 40 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan
bahwa: Pendidik merupakan profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pela-tihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama pendidik pada perguruan tinggi.

       Juga dalam pasal 40 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa: Pendidik dan tenaga
kependidikan berkewajiban:(1) Menciptakan suasana pendidikan yang bermak-
na, menyenagkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; (2) Mempunyai komitmen secara
profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan (3) Memberi teladan dan
menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dangan kepercayaan
yang diberikan kepadanya.

       Dengan demikian, dapat disimpulkan, bahwa dalam melaksanakan tugas
dan tanggungjawabnya, setiap guru dituntut untuk berkinerja secara optimal
sesuai dengan kompetensi dan profesionalitas di bidangnya atau setidaknya
mampu menguasai dan dapat melaksanakan.Tuntutan terhadap tugas dan tang-
gungjawab guru, nampaknya akan sulit terpenuhi, manakala kondisi psikologis
dan sosial serta penghargaan (kompensasi) yang dirasakan guru tidak mendukung,
karena pada dasarnya kinerja guru membutuhkan konsentrasi dan kegairahan
dalam bekerja, dan hal itu dapat terwujud apabila kebutuhan guru terpenuhi secara
adil dan layak, sehingga akan menimbulkan kepuasan, kenyamanan dan kete-
nangan dalam bekerja.

       Mengingat sekolah sebagai unit pelaksana pendidikan formal terdepan
dengan berbagai keragaman potensi anak didik yang memerlukan layanan pendi-
dikan yang beragam, kondisi lingkungan yang berbeda satu dengan lainnya , maka


                                        MK Manajemen dm TPSofyan@S3TP_2011
sekolah harus dinamis dan kreatif dalam melaksanakan perannya untuk meng-
upayakan peningkatan kualitas/mutu pendidikan. Hal ini akan dapat dilaksanakan
jika sekolah dengan berbagai keragamannya, tersebut diberikan, kepercayaan
untuk mengatur dan mengurus dirinya sendiri sesuai dengan kondisi lingkungan,
dan kebutuhan anak didiknya.

       Hoy dan Miskell (1978:116) yang mengutip pendapat Vroom, menya-
takan bahwa performance = f (ability x motivation). Dengan katalain kinerja
ditentukan dengan kemampuan yang yang diperolaeh dari hasil pendidikan,
pengalaman, latihan, motivasi yang merupakan perhatian khusus dari hasrat
seorang guru dalam melakukan pekerjaanya dengan baik.

       Dari beberapa pendapat mengenai pengertian kinerja di atas, dapat
dimaknai pula bahwa kemampuan (abiliy), keterampilan (skiil) dan upaya (effort)
akan memberikan kontribusi positif terhadap kualitas kerja personal apabila
disertai dengan upaya (effort) yang dilakukan untuk mewujudkannya. Upaya yang
dilakukan oleh suatu organisasi untuk meningkatkan kualitas kinerja personal de-
ngan sendirinya akan berdampak positif terhadap peningkatan kualitas kinerja
organisasi sehingga turut mendukung pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

       Untuk mencapai tujuan yang diharapkan dilakukan dengan meningkatkan
pola kepemimpinan yang efektif, meningkatkan kinerja dan melibatkan seluruh
komponen institusi untuk belajar. Hal ini ditunjukan dari penguasaan kompetensi
kepala sekolah yang menjalankan kepemimpinannya secara efektif dan mampu
bekerja sama dengan bawahan secara profesional, serta melaksanakan tugasnya
masing-masing dengan penuh tanggung jawab selain itu seorang pemimpin
pemimpin harus memperhatikan hubungan antar manusia (human relation) dan
memperhatikan pada tugas (task oriented), karena kedua hal ini merupakan dwi
tunggal yang nyaris, tidak dapat dipisahkan.

       Hal ini sesuai dengan pendapat Thomas Gordon (1990:8), bahwa: efek-
tivitas seorang pemimpin mensyaratkan agar sang pemimpin tersebut memper-
lakukan orang lain dengan baik, sementara memberikan motivasi agar mereka
menunjukan performa yang tinggi dalam melaksanakan tugas". Selain itu menurut




                                         MK Manajemen dm TPSofyan@S3TP_2011
Miftah Toha (1986:1), bahwa: "Suatu organisasi akan berhasil bahkan akan gagal,
sebagian bisa ditentukan oleh kepemimpinan".

       Sejalan dengan pendapat Gordon, Juran dalam Teriska Rahadjo (2005: 29)
berpendapat, bahwa: kepemimpinan efektif adalah yang dapat menumbuhkan
sikap melayani kebutuhan utama pelanggan organisasi dan menumbuhkan pening-
katan mutu, sehingga organisasi perlu menyusun sasaran dan pedoman pening-
katan mutu yang dapat diraih organisasi.Selama ini seringkali kita menjumpai
bahwa dalam menilai keberhasilan, sebuah lembaga pendidikan hanya melihat
dari sumber daya, sarana serta prasarana, padahal ada aspek penting yang harus
diperhatikan dalam meningkatkan mutu pendidikan, aspek itu adalah aspek
kepemimpinan, dan salahsatunya yang terdapat di sekolah adalah kepemimpinan
kepala sekolah.

       Pernyataan ini senada dengan pendapat Umaedi (Jurnal Pendidikan, April
1999) bahwa:Kepala sekolah harus tampil sebagai koordinator dari sejumlah
orang yang mewakili berbagai kelompok yang berbeda di dalam masyarakat
sekolah dan secara profesional harus terlibat dalam setiap proses perubahan di
sekolah melalui penerapan prinsip-prinsip pengelolaankualitas total dengan
menciptakan kompetisi dan penghargaan di dalam sekolah itu sendiri maupun
sekolah lain.

       Sehubungan dengan peningkatan kinerja dan organisasi pembelajar, maka
langkah-langkah kepemimpinan efektif yang harus dilakukan dapat diuraikan
sebagai berikut.

1.   Menenutukan Tujuan

     Menentukan tujuan adalah langkah pertama yang harus dilakukan. Tujuan
yang jelas akan membawa visi institusi kesuatu arah perubahan yang dapat dilihat
dan dirasakan oleh masyarakat sekolah. Agar lebih efektif, maka visi harus dite-
gaskan dalam misi secara berkala melalui penetapan tujuan yang efektif.Semakin
jelas tujuan yang dimiliki, semakin tajam fokusnya, demikian sebaliknya.

     Penetapan tujuan yang efektif menjadikan visi semakin terfokus karena
menjelaskan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencapai visi
tersebut.Visi memang penting, namun visi itu tidak akan terwujud bila tujuan

                                        MK Manajemen dm TPSofyan@S3TP_2011
suatu pro-gram tidak terencana dan dilaksanakan dengan benar. Sebuah visi akan
tetap sama dalam jangka waktu yang lama, sedangkan sebuah misi akan
menyesuaikan dengan visi. Namun, suatu tujuan harus ditinjau secara berkala agar
seorang pemimpin dapat menyesuaikannya dengan situasi yang terus berubah.

    Manfaat    Penetapan    Tujuan:1)   mempermudah       proses   pengambilan
keputusan;2) menimbulkan respek; 3) bisa digunakan sebagai tolok ukur; 4)
sangat diper-lukan untuk kepuasan psikologis orang, yang muncul saat ada
perasaan bahwa dirinya mampu dan berguna, yang muncul jika sesuatu telah
terpenuhi; dan 5) menghasilkan kegigihan,dengan adanya tujuan yang jelas dan
terperinci, maka akan dapat ditetapkan goal/target untuk setiap hal yang harus
dikerjakan.



2. Menentukan Kompetensi Inti

    Dalam rangka mencapai kompetensi kelompok dan kompetensi organisasi,
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, langkah selanjutnya adalah menentukan
kompetensi inti organisasi.Kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas,
penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat kemampuan untuk
mengerjakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu (Kemendiknas, dalam
Wibawa, 2011: 265). Ibarat sebuah kendaraan, kompetensi merupakan sebuah
mesin. Institusi dalam hal ini sekolah akan berjalan dengan baik jika kompetensi
yang ada di dalamnya dapat dioptimalkan. Kompetensi tersebut berupa kompe-
tensi individu, kompetensi kelompok, dan kompetensi organisasi.Menentukan
kompetensi inti yang ada di sekolah penting artinya bagi pencapaian tujuan
sekolah.



3. Kebutuhan Individu & Lembaga

       Hal berikutnya yang perlu diperhatikan dalam kelangsungan organisasi
adalah kebutuhan individu dan kebutuhan lembaga. Tujuan organisasi hanya akan
tercapai jika kebutuhan individu dan kebutuhan lembaga terpenuhi. Prinsip




                                        MK Manajemen dm TPSofyan@S3TP_2011
dasarnya, orang akan bisa bekerja jika kebutuhannya terpenuhi. Oleh sebab itu,
pemenuhan kebutuhan individu dan lembaga harus menjadi prioritas.

4. Peningkatan Kualitas Individu & Organisasi

       Untuk mencapai tujuan tentunya diperlukan peningkatan kualitas, baik
individu maupun organisasi.Setelah dilakukan pemenuhan kebutuhan individu dan
lembaga, tentunya langkah berikutnya adalah meningkatkan kualitas. Lembaga
(sekolah) hanya akan berjalan dengan baik untuk mencapai tujuan jika kualitas
SDM maupun organisasi dapat ditingkatkan.



5. Kemampuan untuk berkomunikasi

       Kemamapuan untuk memberikan dan menerima informasi merupakan
keharusan bagi seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah orang yang bekerja
dengan menggunakan bantuan orang lain, karena itu pemberian perintah, penyam-
paian informasi kepada orang lain mutlak perlu dikuasai.



6. Kebersamaan

       Hal lain yang tak boleh dilupakan dalam meningkatkan kinerja dalam
organisasi pembelajar adalah membangun kebersamaan. Tujuan lembaga hanya
dapat dicapai hanya dengan kebersamaan.Oleh karena itu, bagi pemimpin yang
efektif, membangun kebersamaan adalagh hal pokok.Mempersempit jarak dan
konflik, dan sedapat mungkin menciptakan suasana yang kondusif.



7. Membangun Jaringan.

   Memiliki akses atau (jangkauan) atas informasi yang relevan dan penting
merupakan kekuasan.Gambaran yang benar tentang kekuasan seseorang tidak
hanya disediakan oleh posisi orang yang bersangkutan, tetapi juga oleh penguasan
orang yang bersangkutan atas informasi yang relevan.Seseorang akuntan dalam
struktur organisasi umumnya tidak memiliki basis kekuasaan antarpribadi khusus
yang kuat atau jelas dalam struktur orgnisasi, tetapi mereka memiliki kekuasan


                                        MK Manajemen dm TPSofyan@S3TP_2011
karena mereka mengendalikan informasi yang penting.Pemimpin yang efektif
muncul karena ia mengalokasikan sumber daya yang dibutuhkan, mengambil ke-
putusan yang penting, dan memiliki jangkauan informsi yang penting. Dialah
yang memungkinkan banyak hal yang terjadi dalam organisasi.



III. PENUTUP

     Seorang pemimpin yang efektif harus mempunyai keberanian untuk meng-
ambil keputusan dan memikul tanggung jawab atas akibat dan resiko yang timbul
sebagai konsekuensi dari keputusan yang diambilnya.

     Seorang pemimpin harus punya pengetahuan, keterampilan, informasi yang
mendalam dalam proses menyaring satu keputusan yang tepat. Disamping itu,
seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dapat mempengaruhi dan
mengarahkan segala tingkah laku dari bawahan sedemikian rupa sehingga segala
tingkah laku bawahan sesuai dengan keinginan pimpinan yang bersangkutan.




                                       MK Manajemen dm TPSofyan@S3TP_2011

More Related Content

Kepemimpinan efektif untuk meningkatkan kinerja organisasi pembelajar

  • 1. KEPEMIMPINAN EFEKTIF UNTUK MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI PEMBELAJAR Oleh SOFYAN *Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 2 Kota Jambi *Mhs S3 Teknologi Pendidikan UNJ sofyan_zaibaski@yahoo.co.id I. PENDAHULUAN Akhir-akhir ini sering muncul paradigmna dan jargon krisis kepemim- pinan. Dalam banyak dialog dan wacana sering juga dibicarakan sulitnya mencari kader pemimpin. Pemimpin yang dimaksudkan adalah pemimpin yang dapat menaungi semua kepentingan organisasi/institusi yang dipimpinnya dalam pencapaian tujuan. Saat ini tidak salah kalau sebagian orang menilai, bahwa pemimpin yang ada lebih cenderung mementingkan diri sendiri dan tidak atau kurang perduli pada kepentingan orang lain dan kepentingan lingkungannya. Krisis kepemimpinan juga bisa jadi disebabkan oleh minimnya kompetensi individu yang pada akhirnya menyebabkan minimnya kompetensi kelompok serta kompetensi organisasi.Tidak heran jika sekarang muncul pemimpin-pemimpin baru yang instan tanpa dibarangi dengan kompetensi, kredibilitas, akuntabilitas, serta komitmen yang tinggi.Tidak jarang pemimpin yang menduduki suatu ja- batan karena faktor balas jasa.Akibatnya, organisasi minim meningkatkan kinerja dan tidak adanya organisasi pembelajar yang dinamis. Sekurang-kurangnya terlihat ada tiga masalah mendasar yang menandai lemahnya kepemimpinan yang efektif.Pertama: adanya krisis komitmen. Keba- nyakan orang tidak merasa mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memikir- kan dan mencari pemecahan masalah untuk kepentingan MK Manajemen dm TPSofyan@S3TP_2011
  • 2. kebersamaan.Kedua,adanya krisis kredibilitas.Kredibilitas itu dapat diukur misalnya dengan kemam-puan untukmenegakkan etika memikul amanah, setia pada kesepakatan dan janji, bersikap teguh dalam pendirian, jujur dalam memikul tugas dan tanggung jawab yang dibebankan padanya, kuat iman dalam menolak godaan dan peluang untuk menyimpang.Ketiga, adanya krisis akuntabilitas.Ini menyangkut kemampuan pemimpin secara efektif untuk menentukan tujuan organisasi yang dipimpinnya secara terukur. Kepemimpinan efektif adalah kepemimpinan yang harus belajar, harus membaca, harus mempunyai pengetahuan mutakhir dan pemahamannya mengenai berbagai soal yang menyangkut kepentingan orang-orang yang dipimpin.Juga pe- mimpin itu harus memiliki kemampuan berkomunikasi, kredibilitas dan inte- gritas, dapat bertahan, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan.Jika tidak memiliki kriteria-kriteria tersebut, maka kelompok dan organisasi yang dipimpin- nya tidak akan menemukan arah yang jelas. Dengan kata lain, tujuan tidak akan tercapai. Kehancuran organisasi yang dipimpinnya hanya tinggal menunggu waktu. II. PEMBAHASAN Leadership is capatibilty of persuading others to work together undertheir direction as a team to accomplish certain designated objectives (kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan orang lain supaya bekerja sama di bawah pim- pinannya sebagai suatu tim untuk mencapai atau melakukan suatu tujuan tertentu), demikian tulis James M. Black dalam bukunya Management, A guide to Executive Command. Seorang pemimpin itu adalah berfungsi untuk memastikan seluruh tugas dan kewajiban dilaksanakan di dalam suatu organisasi. Seseorang yang secara resmi diangkat menjadi kepala suatu institusi/organisasi/lembaga bisa saja ia berfungsi atau mungkin tidak berfungsi sebagai pemimpin. Kepala sekolah adalah pemimpin tertinggi di sekolah.Pola kepemimpin- annya sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan terhadap kamajuan sekolah. Pada saat menjadi guru tugas pokoknya adalah mengajar dan membimbing siswa MK Manajemen dm TPSofyan@S3TP_2011
  • 3. untuk mempelajari mata pelajaran tertentu sedangkan kepala sekolah bertugas pokoknya adalah memimpin dan mengelola guru beserta stafnya untuk bekerja sebaik-baiknya demi mencapai tujuan sekolah. Sesuai pasal 12 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990, bahwa: Kepala sekolah bertangggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan pendi- dikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya dan penda- yagunaan serta pemeliharaan sarana serta prasarana.Diterangkan pula pada pasal 1 ayat 1 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah bahwa:Untuk diangkat sebagai kepala sekolah/madrasah, seseorang wajib memenuhi standar kepala sekolah/madrasah yang berlaku nasional. Memimpin dan mengelola sangat mudah untuk dikatakan tetapi sulit untuk dilaksanakan karena perlu keterampilan khusus dan pengorbanan terutama se- karang yang paling langka adalah keteladanan.Seorang kepala sekolah harus menjadi suri teladan, baik bagi guru dan stafnya maupun siswa dan orang tua. Namun demikian, kepemimpinan yang dijalankan oleh kepala sekolah terkadang belum mencapai hasil terbaik yang diharapkan oleh sekolahnya, karena berbagai kendala yang dihadapi oleh kepala sekolah terkadang juga belum dapat diatasi dengan maksimal, disebabkan profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah yang tidak mencapai tingkat terbaik atau dengan kata lain ...with strong leadership by the principal, a school is likely to be effective; without capable leadership, it is not (Roland S. Barth, 1990:64). Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa jika kepemimpinan kepala sekolah kuat, maka sekolah pun akan menjadi efektif, namun tanpa hal itu, maka sekolah tidak akan efektif. Selain itu, kenyataan saat ini, yang seringkali dihadapi oleh kepala sekolah salah satu kendalanya adalah ...Lack of specific knowledge about the skills that principals need in order to be effective school leaders exists at a time when many principals are facing dramatic changes in their roles... (Roland S. Barth, 1990:64).Pernyataan tersebut menginformasikan bahwa kurangnya pengetahuan khusus tentang keterampilan yang kepala sekolah perlukan untuk tetap menjadi MK Manajemen dm TPSofyan@S3TP_2011
  • 4. pemimpin sekolah yang efektif, ketika banyak kepala sekolah menghadapi peru- bahan dramatis dalam menjalankan peranannya. Kepala sekolah merupakan bagian dari pendidik dan tenaga kependidikan.Pendidik dan tenaga kependidikan memegang peranan yang sangat strategis, ter-utama dalam membentuk watak bangsa serta mengembangkan potensi peserta didik. Dalam Pasal 39 ayat (2) dan pasal 40 ayat (1) Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa: Pendidik merupakan profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pela-tihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama pendidik pada perguruan tinggi. Juga dalam pasal 40 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa: Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:(1) Menciptakan suasana pendidikan yang bermak- na, menyenagkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; (2) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan (3) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dangan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Dengan demikian, dapat disimpulkan, bahwa dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, setiap guru dituntut untuk berkinerja secara optimal sesuai dengan kompetensi dan profesionalitas di bidangnya atau setidaknya mampu menguasai dan dapat melaksanakan.Tuntutan terhadap tugas dan tang- gungjawab guru, nampaknya akan sulit terpenuhi, manakala kondisi psikologis dan sosial serta penghargaan (kompensasi) yang dirasakan guru tidak mendukung, karena pada dasarnya kinerja guru membutuhkan konsentrasi dan kegairahan dalam bekerja, dan hal itu dapat terwujud apabila kebutuhan guru terpenuhi secara adil dan layak, sehingga akan menimbulkan kepuasan, kenyamanan dan kete- nangan dalam bekerja. Mengingat sekolah sebagai unit pelaksana pendidikan formal terdepan dengan berbagai keragaman potensi anak didik yang memerlukan layanan pendi- dikan yang beragam, kondisi lingkungan yang berbeda satu dengan lainnya , maka MK Manajemen dm TPSofyan@S3TP_2011
  • 5. sekolah harus dinamis dan kreatif dalam melaksanakan perannya untuk meng- upayakan peningkatan kualitas/mutu pendidikan. Hal ini akan dapat dilaksanakan jika sekolah dengan berbagai keragamannya, tersebut diberikan, kepercayaan untuk mengatur dan mengurus dirinya sendiri sesuai dengan kondisi lingkungan, dan kebutuhan anak didiknya. Hoy dan Miskell (1978:116) yang mengutip pendapat Vroom, menya- takan bahwa performance = f (ability x motivation). Dengan katalain kinerja ditentukan dengan kemampuan yang yang diperolaeh dari hasil pendidikan, pengalaman, latihan, motivasi yang merupakan perhatian khusus dari hasrat seorang guru dalam melakukan pekerjaanya dengan baik. Dari beberapa pendapat mengenai pengertian kinerja di atas, dapat dimaknai pula bahwa kemampuan (abiliy), keterampilan (skiil) dan upaya (effort) akan memberikan kontribusi positif terhadap kualitas kerja personal apabila disertai dengan upaya (effort) yang dilakukan untuk mewujudkannya. Upaya yang dilakukan oleh suatu organisasi untuk meningkatkan kualitas kinerja personal de- ngan sendirinya akan berdampak positif terhadap peningkatan kualitas kinerja organisasi sehingga turut mendukung pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan dilakukan dengan meningkatkan pola kepemimpinan yang efektif, meningkatkan kinerja dan melibatkan seluruh komponen institusi untuk belajar. Hal ini ditunjukan dari penguasaan kompetensi kepala sekolah yang menjalankan kepemimpinannya secara efektif dan mampu bekerja sama dengan bawahan secara profesional, serta melaksanakan tugasnya masing-masing dengan penuh tanggung jawab selain itu seorang pemimpin pemimpin harus memperhatikan hubungan antar manusia (human relation) dan memperhatikan pada tugas (task oriented), karena kedua hal ini merupakan dwi tunggal yang nyaris, tidak dapat dipisahkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Thomas Gordon (1990:8), bahwa: efek- tivitas seorang pemimpin mensyaratkan agar sang pemimpin tersebut memper- lakukan orang lain dengan baik, sementara memberikan motivasi agar mereka menunjukan performa yang tinggi dalam melaksanakan tugas". Selain itu menurut MK Manajemen dm TPSofyan@S3TP_2011
  • 6. Miftah Toha (1986:1), bahwa: "Suatu organisasi akan berhasil bahkan akan gagal, sebagian bisa ditentukan oleh kepemimpinan". Sejalan dengan pendapat Gordon, Juran dalam Teriska Rahadjo (2005: 29) berpendapat, bahwa: kepemimpinan efektif adalah yang dapat menumbuhkan sikap melayani kebutuhan utama pelanggan organisasi dan menumbuhkan pening- katan mutu, sehingga organisasi perlu menyusun sasaran dan pedoman pening- katan mutu yang dapat diraih organisasi.Selama ini seringkali kita menjumpai bahwa dalam menilai keberhasilan, sebuah lembaga pendidikan hanya melihat dari sumber daya, sarana serta prasarana, padahal ada aspek penting yang harus diperhatikan dalam meningkatkan mutu pendidikan, aspek itu adalah aspek kepemimpinan, dan salahsatunya yang terdapat di sekolah adalah kepemimpinan kepala sekolah. Pernyataan ini senada dengan pendapat Umaedi (Jurnal Pendidikan, April 1999) bahwa:Kepala sekolah harus tampil sebagai koordinator dari sejumlah orang yang mewakili berbagai kelompok yang berbeda di dalam masyarakat sekolah dan secara profesional harus terlibat dalam setiap proses perubahan di sekolah melalui penerapan prinsip-prinsip pengelolaankualitas total dengan menciptakan kompetisi dan penghargaan di dalam sekolah itu sendiri maupun sekolah lain. Sehubungan dengan peningkatan kinerja dan organisasi pembelajar, maka langkah-langkah kepemimpinan efektif yang harus dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Menenutukan Tujuan Menentukan tujuan adalah langkah pertama yang harus dilakukan. Tujuan yang jelas akan membawa visi institusi kesuatu arah perubahan yang dapat dilihat dan dirasakan oleh masyarakat sekolah. Agar lebih efektif, maka visi harus dite- gaskan dalam misi secara berkala melalui penetapan tujuan yang efektif.Semakin jelas tujuan yang dimiliki, semakin tajam fokusnya, demikian sebaliknya. Penetapan tujuan yang efektif menjadikan visi semakin terfokus karena menjelaskan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencapai visi tersebut.Visi memang penting, namun visi itu tidak akan terwujud bila tujuan MK Manajemen dm TPSofyan@S3TP_2011
  • 7. suatu pro-gram tidak terencana dan dilaksanakan dengan benar. Sebuah visi akan tetap sama dalam jangka waktu yang lama, sedangkan sebuah misi akan menyesuaikan dengan visi. Namun, suatu tujuan harus ditinjau secara berkala agar seorang pemimpin dapat menyesuaikannya dengan situasi yang terus berubah. Manfaat Penetapan Tujuan:1) mempermudah proses pengambilan keputusan;2) menimbulkan respek; 3) bisa digunakan sebagai tolok ukur; 4) sangat diper-lukan untuk kepuasan psikologis orang, yang muncul saat ada perasaan bahwa dirinya mampu dan berguna, yang muncul jika sesuatu telah terpenuhi; dan 5) menghasilkan kegigihan,dengan adanya tujuan yang jelas dan terperinci, maka akan dapat ditetapkan goal/target untuk setiap hal yang harus dikerjakan. 2. Menentukan Kompetensi Inti Dalam rangka mencapai kompetensi kelompok dan kompetensi organisasi, untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, langkah selanjutnya adalah menentukan kompetensi inti organisasi.Kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat kemampuan untuk mengerjakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu (Kemendiknas, dalam Wibawa, 2011: 265). Ibarat sebuah kendaraan, kompetensi merupakan sebuah mesin. Institusi dalam hal ini sekolah akan berjalan dengan baik jika kompetensi yang ada di dalamnya dapat dioptimalkan. Kompetensi tersebut berupa kompe- tensi individu, kompetensi kelompok, dan kompetensi organisasi.Menentukan kompetensi inti yang ada di sekolah penting artinya bagi pencapaian tujuan sekolah. 3. Kebutuhan Individu & Lembaga Hal berikutnya yang perlu diperhatikan dalam kelangsungan organisasi adalah kebutuhan individu dan kebutuhan lembaga. Tujuan organisasi hanya akan tercapai jika kebutuhan individu dan kebutuhan lembaga terpenuhi. Prinsip MK Manajemen dm TPSofyan@S3TP_2011
  • 8. dasarnya, orang akan bisa bekerja jika kebutuhannya terpenuhi. Oleh sebab itu, pemenuhan kebutuhan individu dan lembaga harus menjadi prioritas. 4. Peningkatan Kualitas Individu & Organisasi Untuk mencapai tujuan tentunya diperlukan peningkatan kualitas, baik individu maupun organisasi.Setelah dilakukan pemenuhan kebutuhan individu dan lembaga, tentunya langkah berikutnya adalah meningkatkan kualitas. Lembaga (sekolah) hanya akan berjalan dengan baik untuk mencapai tujuan jika kualitas SDM maupun organisasi dapat ditingkatkan. 5. Kemampuan untuk berkomunikasi Kemamapuan untuk memberikan dan menerima informasi merupakan keharusan bagi seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah orang yang bekerja dengan menggunakan bantuan orang lain, karena itu pemberian perintah, penyam- paian informasi kepada orang lain mutlak perlu dikuasai. 6. Kebersamaan Hal lain yang tak boleh dilupakan dalam meningkatkan kinerja dalam organisasi pembelajar adalah membangun kebersamaan. Tujuan lembaga hanya dapat dicapai hanya dengan kebersamaan.Oleh karena itu, bagi pemimpin yang efektif, membangun kebersamaan adalagh hal pokok.Mempersempit jarak dan konflik, dan sedapat mungkin menciptakan suasana yang kondusif. 7. Membangun Jaringan. Memiliki akses atau (jangkauan) atas informasi yang relevan dan penting merupakan kekuasan.Gambaran yang benar tentang kekuasan seseorang tidak hanya disediakan oleh posisi orang yang bersangkutan, tetapi juga oleh penguasan orang yang bersangkutan atas informasi yang relevan.Seseorang akuntan dalam struktur organisasi umumnya tidak memiliki basis kekuasaan antarpribadi khusus yang kuat atau jelas dalam struktur orgnisasi, tetapi mereka memiliki kekuasan MK Manajemen dm TPSofyan@S3TP_2011
  • 9. karena mereka mengendalikan informasi yang penting.Pemimpin yang efektif muncul karena ia mengalokasikan sumber daya yang dibutuhkan, mengambil ke- putusan yang penting, dan memiliki jangkauan informsi yang penting. Dialah yang memungkinkan banyak hal yang terjadi dalam organisasi. III. PENUTUP Seorang pemimpin yang efektif harus mempunyai keberanian untuk meng- ambil keputusan dan memikul tanggung jawab atas akibat dan resiko yang timbul sebagai konsekuensi dari keputusan yang diambilnya. Seorang pemimpin harus punya pengetahuan, keterampilan, informasi yang mendalam dalam proses menyaring satu keputusan yang tepat. Disamping itu, seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dapat mempengaruhi dan mengarahkan segala tingkah laku dari bawahan sedemikian rupa sehingga segala tingkah laku bawahan sesuai dengan keinginan pimpinan yang bersangkutan. MK Manajemen dm TPSofyan@S3TP_2011