際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Kerajaan Sriwijaya
   http://id.wikipedia.org/wiki/Dapunta_Hyang
   http://www.google.co.id/search?hl=id&q=prasasti+sid
   http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Telaga_Batu
   http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Kedukan_Bukit
   http://id.wikipedia.org/wiki/talang_tuo
FAKTOR PENDORONG
  PERKEMBANGAN KERAJAAN
  SRIWIJAYA :
 Letaknya yang strategis di
  Selat Malaka yang merupakan
  jalur pelayaran dan
  perdagangan internasional.
 Kemajuan kegiatan
  perdagangan antara India dan
  Cina melintasi selat Malaka.
 Keruntuhan Kerajaan Funan di
  Vietnam Selatan memberikan
  kesempatan bagi
  perkembangan Sriwijaya
  sebagai negara maritim
  (sarwajala) yang selama abad
  ke-6 dipegang oleh kerajaan
  Funan.
Sumber adanya kerajaan

  Berita cina
  Berita arab dan parsi
  Berita india
  Berita malaka dan ceylon
SRIWIJAYA PUSAT AGAMA
 BUDDHA DI ASIA TENGGARA
 Seorang bhiksu Buddha dari
  Cina, I-tsing pada abad ke-7
  singgah di Sriwijaya untuk
  belajar bahasa Sansekerta.
 Tahun 717 seorang pendeta
  Tantris, Wajrabodhi dan
  Amoghawajra datang ke
  Sriwijaya.
 Tahun 1011 - 1023 M datang
  pendeta dari Tibet, Attisa untuk
  belajar agama Budha kepada
  Guru Besar Sriwijaya,
  Dharmakirti.
 Seorang guru agama Buddha
  yang terkenal di Sriwijaya
  adalah Sakyakirti yang menulis
  buku berjudul
  Hastadandasastra.
PRASASTI-PRASASTI
         SRIWIJAYA
          DENGAN HURUF PALAWA DAN
             BAHASA MELAYU KUNO

1.   Prasasti Kedukan Bukit
2.   Prasasti Talang Tuwo
3.   Prasasti Kota Kapur
4.   Prasasti Telaga Batu
5.   Prasasti Karang Birahi
6.   Prasasti Ligor
7.   Prasasti palas pasemah
8.   Prasasti nalanda
9.   Prasasti siddhayatra
 Prasasti ini telah diketahui
  keberadaannya pada tahun 1958, di
  Desa Palas Pasemah dekat Kalianda
  Kabupaten Lampung Selatan. Prasasti
  ini ditulis dalam 13 baris, berhuruf
  Pallawa dan Bahasa Melayu Kuno.
  Isinya hamper sama dengan isi
  prasasti Karang Brahi dari Daerah
  Jambi, Prasasti Kota Kapur dari
  Bangka dan Prasasti Bungkuk dari
  Daerah Lampung Timur, yang berisi
  kutukan yang tidak patuh dan tunduk
  kepada penguasa Sriwijaya. Prasasti
  ini tidak berangka tahun, namun
  berdasarkan Paleografinya dapat pada
  akhir abad ke 7.
 Prasasti Nalanda
  menceritakan tentang kisah
  Raja Balaputradewa.
  Disebutkan
  bahwaRaja Balaputradewa
  adalah cucu seorang raja
  Jawa
  yang dijuluki Wirawairimath
  ana(penumpas musuh
  perwira). Julukan kakeknya
  ini mirip
  dengan Wairiwarawimarda
  na aliasDharanindradalam
  prasasti Kelurak
  . Dengan kata lain, Balaputr
  adewa merupakan
  cucuDharanindra.
 Beberapa prasasti
  siddhayatra abad ke-7 seperti
  Prasasti Talang Tuwo
  menggambarkan ritual budha
  untuk memberkati peristiwa
  penuh berkah yaitu peresmian
  taman Sriksetra, anugerah
  Maharaja Sriwijaya untuk
  rakyatnya. menceritakan
  perjalanan sucinya mengalap
  berkah dan menaklukkan
  wilayah-wilayah di sekitarnya.
  Ia berkuasa sekitar perempat
  terakhir abad VII hingga awal
  abad VIII, tepatnya antara
  kurun 671 masehi hingga 702
  masehi.
 Berangka tahun 605
  aka (=683 Masehi)
 Menceritakan
  perjalanan suci yang
  dilakukan oleh
  Dapunta Hyang
  dengan perahu.
 Berangkat dari
  Min達ngt達mwan
  dengan 20.000 orang
  tentara.
 Ia menaklukkan
  beberapa daerah.
(dekat Palembang)

Berangka tahun 684 Masehi berisi
 tantang pembuatan taman riksetra
 atas perintah Dapunta Hyang ri
 Jayanaa untuk kemakmuran
 semua makhluk.
(dekat
         Palembang)
Tidak berangka
 tahun
Berisi kutukan-
 kutukan yang
 seram terhadap
 siapa saja yang
 melakukan
 kejahatan dan
 tidak taat terhadap
 raja.
 (dari daerah Jambi
  hulu)

 Berangka tahun sama yaitu
  686 Masehi.
 Isi kedua prasasti itu juga
  hampir sama, yaitu
  permintaan kepada dewa
  yang menjaga Sriwijaya dan
  untuk menghukum setiap
  orang yang bermaksud jahat
  terhadap Sriwijaya.
 Berdasarkan kedua prasasti
  itu dapat disimpulkan bahwa
  daerah Bangka dan daerah
  Maringin (Melayu) telah
  ditaklukkan oleh Sriwijaya.
 Sementara itu sang raja juga
  berusaha menaklukkan
  bhumi jawa atau
  Tarumanegara.
(dari Kotakapur, Bangka)

 temuan arkeologi prasasti Sriw
 ijaya yang ditemukan di pesisir
 barat Pulau Bangka. Prasasti
 ini dinamakan menurut tempat
 penemuannya yaitu sebuah
 dusun kecil yang bernama
 "Kotakapur". Tulisan pada
 prasasti ini ditulis dalam
 aksara Pallawa dan
 menggunakan bahasa Melayu
 Kuna, serta merupakan salah
 satu dokumen tertulis tertua
 berbahasa Melayu. Prasasti ini
 ditemukan oleh J.K. van der
 Meulen pada bulan Desember
 1892.
 Kerajaan Sriwijaya mencapai puncaknya pada masa
  pemerintahan Raja Balaputradewa.
 Dalam Prasasti Nalanda (860 M), Balaputradewa
  mengajukan permintaan kepada Raja Dewapaladewa dari
  Benggala untuk mendirikan biara bagi para mahasiswa
  Sriwijaya yang belajar di Nalanda.
 Balaputradewa adalah putra dari Samaratungga dari
  Dinasti Syailendra yang memerintah di Jawa Tengah tahun
  812 - 824 M.
FAKTOR PENYEBAB KEMUNDURAN DAN
         KERUNTUHAN :
 Adanya serangan dari Raja
  Dharmawangsa 990 M.
 Adanya serangan dari kerajaan Cola
  Mandala yang diperintah oleh Raja
  Rajendracoladewa.
 Pengiriman ekspedisi Pamalayu atas
  perintah Raja Kertanegara, 1275 - 1292,
  yang diterima dengan baik oleh Raja
  Melayu (Jambi), Mauliwarmadewa.
 Muncul dan berkembangnya kerajaan
  Islam Samudra Pasai.
 Serangan kerajaan Majapahit dipimpin
  Adityawarman atas perintah Mahapatih
  Gajah Mada, 1477. Sehingga Sriwijaya
  menjadi taklukkan Majapahit.
Politik : kerajaan
Agama : budha
Budaya : pengaruh dari agama budha
Sosial : aturan hidup yang sudah stabil
Ekonomi : pusat perdagangan laut
Teknologi : pembuatan candi muara
 takus, pembuatan wihara, menggunakan
 bahasa melayu
Hubungan luar negeri : untuk
 memajukan agama budha,
 balaputeradewa mengirimnkan banyak
 pendeta muda untuk belajar di nandala,
 India
Lokasi kerajaan sriwijaya      Prasasti peninggalan
  berada di Palembang-            kerajaan sriwijaya
  sumatra selatan. Pendiri     1. Prasasati kedukan
  kerajaan adalah Dapunta         bukit
  Hyang. Raja termasyhurnya    2. Prasasti telaga batu
  yaitu Balaputeradewa.        3. Prasasti talang tuo
  Kerajaan sriwijaya           4. Prasasti kota kapur
  bernafaskan agama budha.     5. Prasasti karang
  Budayanya terpengaruh oleh      berahi
  agama budha itu sendiri,     6. Prasasti palas
  sedangkan ekonomi dan           pasemah
  teknologinya dengan          7. Prasasti ligor
  perdangan laut dan
                               8. Prasasti nalanda
  pembuatan candi muara
                               9. Prasasti siddhayatra
  takus.
Kerajaan Sriwijaya

More Related Content

Kerajaan Sriwijaya

  • 2. http://id.wikipedia.org/wiki/Dapunta_Hyang http://www.google.co.id/search?hl=id&q=prasasti+sid http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Telaga_Batu http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Kedukan_Bukit http://id.wikipedia.org/wiki/talang_tuo
  • 3. FAKTOR PENDORONG PERKEMBANGAN KERAJAAN SRIWIJAYA : Letaknya yang strategis di Selat Malaka yang merupakan jalur pelayaran dan perdagangan internasional. Kemajuan kegiatan perdagangan antara India dan Cina melintasi selat Malaka. Keruntuhan Kerajaan Funan di Vietnam Selatan memberikan kesempatan bagi perkembangan Sriwijaya sebagai negara maritim (sarwajala) yang selama abad ke-6 dipegang oleh kerajaan Funan.
  • 4. Sumber adanya kerajaan Berita cina Berita arab dan parsi Berita india Berita malaka dan ceylon
  • 5. SRIWIJAYA PUSAT AGAMA BUDDHA DI ASIA TENGGARA Seorang bhiksu Buddha dari Cina, I-tsing pada abad ke-7 singgah di Sriwijaya untuk belajar bahasa Sansekerta. Tahun 717 seorang pendeta Tantris, Wajrabodhi dan Amoghawajra datang ke Sriwijaya. Tahun 1011 - 1023 M datang pendeta dari Tibet, Attisa untuk belajar agama Budha kepada Guru Besar Sriwijaya, Dharmakirti. Seorang guru agama Buddha yang terkenal di Sriwijaya adalah Sakyakirti yang menulis buku berjudul Hastadandasastra.
  • 6. PRASASTI-PRASASTI SRIWIJAYA DENGAN HURUF PALAWA DAN BAHASA MELAYU KUNO 1. Prasasti Kedukan Bukit 2. Prasasti Talang Tuwo 3. Prasasti Kota Kapur 4. Prasasti Telaga Batu 5. Prasasti Karang Birahi 6. Prasasti Ligor 7. Prasasti palas pasemah 8. Prasasti nalanda 9. Prasasti siddhayatra
  • 7. Prasasti ini telah diketahui keberadaannya pada tahun 1958, di Desa Palas Pasemah dekat Kalianda Kabupaten Lampung Selatan. Prasasti ini ditulis dalam 13 baris, berhuruf Pallawa dan Bahasa Melayu Kuno. Isinya hamper sama dengan isi prasasti Karang Brahi dari Daerah Jambi, Prasasti Kota Kapur dari Bangka dan Prasasti Bungkuk dari Daerah Lampung Timur, yang berisi kutukan yang tidak patuh dan tunduk kepada penguasa Sriwijaya. Prasasti ini tidak berangka tahun, namun berdasarkan Paleografinya dapat pada akhir abad ke 7.
  • 8. Prasasti Nalanda menceritakan tentang kisah Raja Balaputradewa. Disebutkan bahwaRaja Balaputradewa adalah cucu seorang raja Jawa yang dijuluki Wirawairimath ana(penumpas musuh perwira). Julukan kakeknya ini mirip dengan Wairiwarawimarda na aliasDharanindradalam prasasti Kelurak . Dengan kata lain, Balaputr adewa merupakan cucuDharanindra.
  • 9. Beberapa prasasti siddhayatra abad ke-7 seperti Prasasti Talang Tuwo menggambarkan ritual budha untuk memberkati peristiwa penuh berkah yaitu peresmian taman Sriksetra, anugerah Maharaja Sriwijaya untuk rakyatnya. menceritakan perjalanan sucinya mengalap berkah dan menaklukkan wilayah-wilayah di sekitarnya. Ia berkuasa sekitar perempat terakhir abad VII hingga awal abad VIII, tepatnya antara kurun 671 masehi hingga 702 masehi.
  • 10. Berangka tahun 605 aka (=683 Masehi) Menceritakan perjalanan suci yang dilakukan oleh Dapunta Hyang dengan perahu. Berangkat dari Min達ngt達mwan dengan 20.000 orang tentara. Ia menaklukkan beberapa daerah.
  • 11. (dekat Palembang) Berangka tahun 684 Masehi berisi tantang pembuatan taman riksetra atas perintah Dapunta Hyang ri Jayanaa untuk kemakmuran semua makhluk.
  • 12. (dekat Palembang) Tidak berangka tahun Berisi kutukan- kutukan yang seram terhadap siapa saja yang melakukan kejahatan dan tidak taat terhadap raja.
  • 13. (dari daerah Jambi hulu) Berangka tahun sama yaitu 686 Masehi. Isi kedua prasasti itu juga hampir sama, yaitu permintaan kepada dewa yang menjaga Sriwijaya dan untuk menghukum setiap orang yang bermaksud jahat terhadap Sriwijaya. Berdasarkan kedua prasasti itu dapat disimpulkan bahwa daerah Bangka dan daerah Maringin (Melayu) telah ditaklukkan oleh Sriwijaya. Sementara itu sang raja juga berusaha menaklukkan bhumi jawa atau Tarumanegara.
  • 14. (dari Kotakapur, Bangka) temuan arkeologi prasasti Sriw ijaya yang ditemukan di pesisir barat Pulau Bangka. Prasasti ini dinamakan menurut tempat penemuannya yaitu sebuah dusun kecil yang bernama "Kotakapur". Tulisan pada prasasti ini ditulis dalam aksara Pallawa dan menggunakan bahasa Melayu Kuna, serta merupakan salah satu dokumen tertulis tertua berbahasa Melayu. Prasasti ini ditemukan oleh J.K. van der Meulen pada bulan Desember 1892.
  • 15. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa. Dalam Prasasti Nalanda (860 M), Balaputradewa mengajukan permintaan kepada Raja Dewapaladewa dari Benggala untuk mendirikan biara bagi para mahasiswa Sriwijaya yang belajar di Nalanda. Balaputradewa adalah putra dari Samaratungga dari Dinasti Syailendra yang memerintah di Jawa Tengah tahun 812 - 824 M.
  • 16. FAKTOR PENYEBAB KEMUNDURAN DAN KERUNTUHAN : Adanya serangan dari Raja Dharmawangsa 990 M. Adanya serangan dari kerajaan Cola Mandala yang diperintah oleh Raja Rajendracoladewa. Pengiriman ekspedisi Pamalayu atas perintah Raja Kertanegara, 1275 - 1292, yang diterima dengan baik oleh Raja Melayu (Jambi), Mauliwarmadewa. Muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Samudra Pasai. Serangan kerajaan Majapahit dipimpin Adityawarman atas perintah Mahapatih Gajah Mada, 1477. Sehingga Sriwijaya menjadi taklukkan Majapahit.
  • 17. Politik : kerajaan Agama : budha Budaya : pengaruh dari agama budha Sosial : aturan hidup yang sudah stabil Ekonomi : pusat perdagangan laut Teknologi : pembuatan candi muara takus, pembuatan wihara, menggunakan bahasa melayu Hubungan luar negeri : untuk memajukan agama budha, balaputeradewa mengirimnkan banyak pendeta muda untuk belajar di nandala, India
  • 18. Lokasi kerajaan sriwijaya Prasasti peninggalan berada di Palembang- kerajaan sriwijaya sumatra selatan. Pendiri 1. Prasasati kedukan kerajaan adalah Dapunta bukit Hyang. Raja termasyhurnya 2. Prasasti telaga batu yaitu Balaputeradewa. 3. Prasasti talang tuo Kerajaan sriwijaya 4. Prasasti kota kapur bernafaskan agama budha. 5. Prasasti karang Budayanya terpengaruh oleh berahi agama budha itu sendiri, 6. Prasasti palas sedangkan ekonomi dan pasemah teknologinya dengan 7. Prasasti ligor perdangan laut dan 8. Prasasti nalanda pembuatan candi muara 9. Prasasti siddhayatra takus.