2. Daftar Isi
ï‚— Letak dan Corak serta Tahun Berdirinya
ï‚— Raja-raja
ï‚— Kehidupan Sosial
ï‚— Politik dan Pemerintahan
ï‚— Proses Kehancuran
ï‚— Peninggalan
ï‚— Daftar Pustaka
3. Letak dan Corak serta Tahun
Berdirinya
ï‚— Kerajaan Tarumanegara atau taruma adalah sebuah kerajaan yang
pernah berkuasa di wilayah pulau Jawa bagian barat pada abad ke-4
sampai abad ke-7. Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh raja
Dirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358M, yang kemudian
digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382-395). Kerajaan
Tarumanegara bercorak Hindu. Letak Kerajaan ini dulunya di sungai
Cisadane sebelah barat & sungai Citarum sebelah timur.
5. Kehidupan Sosial
 Kehidupan gotong royong dalam kehidupan masyarakat
Tarumanegara berkembang dengan baik. Hal ini terlihat
dengan adanya penggalian saluran Gomati. Sebagian
masyarakat beragama Hindu dan Buddha, sedangkan
sebagian masyarakat yang lainya masih menganut
agama asli.
6. Politik dan Pemerintahan
ï‚— Seperti Kerajaan Kutai, sumber sejarah politik dan
pemerintahan Kerajaan Tarumanegara kurang jelas.
Meskipun demikian, catatan dari Fa-Hien (sejarawan)
mengatakan Tarumanegara mampu menciptakan stabilitas
politik di wilayahnya. Kondisi itu dibuktikan dari laporannya
tentang cukup majunya perekonomian kerajaan tersebut.
Kuatnya pemerintahan dibuktikan oleh informasi prasasti
mengenai proyek penggalian saluran Gomati dan sungai
Candrabhaga. Proyek itu membutuhkan tenaga manusia
yang cukup besar, sehingga mungkin terselenggara oleh
pemerintahan yang berwibawa, yang kekuasaanya diakui
rakyatnya. Karena merupakan kerajaan, kekuasaan raja
bersifat mutlak. Hal itu tergambar dari pengakuan Raja
Purnawarman sebagai jelmaan Dewa Wisnu.
7. PROSES KEHANCURAN
ï‚¢ Runtuhnya kerajaan Tarumanegara bermula dari kepercayaan
yang diberikan oleh sang raja kepada pemerintah daerah di
bawah raja, untuk mimimpin wilayahnya sendiri. Lalu,
kebiasaan memberikan warisan wilayah atau daerah kepada
putra dan putri mahkota, yang lantas membuat kerajaan baru
diwilayahnya tersebut. Hal itu membuat kekuasaan raja
menjadi lemah dan gampang diserang musuh.
ï‚¢ Tahun 669 M, raja Linggawarman yang menjadi raja terakhir,
meyerahkan kekuasaan kepada menantunya yang berasal
dari kerajaan Sriwijaya. Lantas, berakhirlah pemerintah dalam
nama Tarumanegara berganti menjadi kerajaan Sunda.
8. PENINGGALAN
 Prasasti: Kerajaan Tarumanegara meninggalkan tujuh prasasti, yaitu:
 Prasasti Ciaruteun: Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea
ditemukan ditepi sungai Ciarunteun, dekat muara sungai Cisadane
Bogor prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa
Sanskerta yang terdiri dari 4 baris disusun ke dalam bentuk Sloka
dengan metrum Anustubh. Di samping itu terdapat lukisan semacam
laba-laba serta sepasang telapak kaki Raja Purnawarman.Gambar
telapak kaki pada prasasti Ciarunteun mempunyai 2 arti yaitu:
 Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah tersebut
(tempat ditemukannya prasasti tersebut).
 Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan dan eksistensi seseorang
(biasanya penguasa) sekaligus penghormatan sebagai dewa. Hal ini
berarti menegaskan kedudukan Purnawarman yang diibaratkan dewa
Wisnu maka dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat
9.  Prasasti Jambu: Prasasti Jambu atau prasasti Pasir Koleangkak,
ditemukan di bukit Koleangkak di perkebunan jambu, sekitar 30 km
sebelah barat Bogor, prasasti ini juga menggunakan bahasa Sanskerta
dan huruf Pallawa serta terdapat gambar telapak kaki yang isinya
memuji pemerintahan raja Mulawarman.
 Prasasti Kebonkopi: Prasasti Kebonkopi ditemukan di kampung Muara
Hilir kecamatan Cibungbulang Bogor . Yang menarik dari prasasti ini
adalah adanya lukisan tapak kaki gajah, yang disamakan dengan tapak
kaki gajah Airawata, yaitu gajah tunggangan dewa Wisnu.
 Prasasti Muara Cianten: Prasasti Muara Cianten, ditemukan di Bogor,
tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca. Di samping tulisan
terdapat lukisan telapak kaki.
10.  Prasasti Pasir awi: Prasasti Pasir Awi ditemukan di daerah Leuwilia.
 Prasasti Cidanghiyang: Prasasti Cidanghiyang atau prasasti Lebak, ditemukan di
kampung lebak di tepi sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul kabupaten
Pandeglang, Banten. Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat
berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Isi prasasti tersebut
mengagungkan keberanian raja Purnawarman.
 Prasasti Tugu: Prasasti Tuguditemukan di daerah Tugu, kecamatan Cilincing Jakarta
Utara. Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang melingkar dan isinya paling
panjang dibanding dengan prasasti Tarumanegara yang lain, sehingga ada beberapa hal
yang dapat diketahui dari prasasti tersebut
 Hal-hal yang dapat diketahui dari prasasti Tugu adalah:
 Prasasti Tugu menyebutkan nama dua buah sungai yang terkenal di Punjab yaitu sungai
Chandrabaga dan Gomati. Dengan adanya keterangan dua buah sungai tersebut
menimbulkan tafsiran dari para sarjana salah satunya menurut Poerbatjaraka. Sehingga
secara Etimologi (ilmu yang mempelajari tentang istilah) sungai Chandrabaga diartikan
sebagai kali Bekasi.
 Prasasti Tugu juga menyebutkan anasir penanggalan walaupun tidak lengkap dengan
angka tahunnya yang disebutkan adalah bulan phalguna dan caitra yang diduga sama
dengan bulan Februari dan April.
 Prasasti Tugu yang menyebutkan dilaksanakannya upacara selamatan oleh Brahmana
disertai dengan seribu ekor sapi yang dihadiahkan raja.