Kerajaan Mataram Kuno merupakan kerajaan Hindu-Buddha yang berdiri pada abad ke-8 di Jawa Tengah. Terdiri dari dua dinasti yaitu Sanjaya yang bercorak Hindu dan Syailendra yang bercorak Buddha. Kerajaan ini dikenal melalui prasasti-prasastinya seperti Prasasti Balitung dan peninggalan candi seperti Candi Prambanan dan Candi Borobudur.
4. SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN
MATARAM KUNO
• Kerajaan Mataram Kuno berdiri pada pertengahan abad
ke-8 di daerah Jawa bagian tengah.
• Berbagai sumber menyebutkan bahwa pusat kerajaan
berada di Medang dan di Poh Pitu, namun letak Poh Pitu
masih belum jelas.
• Nama Mataram sendiri pertama kali disebut pada prasasti
yang ditulis di masa raja Balitung.
• Mataram Kuno atau Mataram (Hindu) merupakan sebutan
untuk dua dinasti, yakni Dinasti Sanjaya dan Dinasti
Syailendra, yang berkuasa di Jawa Tengah bagian
selatan. Dinasti Sanjaya yang bercorak Hindu didirikan
oleh Sanjaya pada tahun 732. Beberapa saat kemudian,
Dinasti Syailendra yang
bercorak Buddha Mahayana didirikan oleh Bhanu pada
tahun 752.
5. PRASASTI PENINGGALAN KERAJAAN
MATARAM KUNO
• Prasasti Canggal
• Prasasti Kalasan
• Prasasti Klura
• Prasasti Kedu
atau Prasasti
Balitung
Untuk mengetahui perkembangan dari Kerajaan Mataram Kuno
dari prasasti-prasasti peninggalannya, antara lain:
Prasasti Balitung
6. PRASASTI CANGGAL
• Prasasti Canggal
ditemukan di
halaman Candi
Gunung Wukir di
desa Canggal
berangka tahun
732 M dalam
bentuk
Candrasangkala.
7. PRASASTI KALASAN
• Prasasti Kalasan,
ditemukan di desa
Kalasan Yogyakarta
berangka tahun 778
M, ditulis dalam huruf
Pranagari (India
Utara) dan bahasa
Sansekerta
8. PRASASTI MANTYASIH• Prasasti Mantyasih ditemukan di
Mantyasih Kedu, Jateng
berangka tahun 907 M yang
menggunakan bahasa Jawa
Kuno. Isi dari prasasti tersebut
adalah daftar silsilah raja-raja
Mataram yang mendahului Bality
yaitu Raja Sanjaya, Rakai
Panangkaran, Rakai
Panunggalan, Rakai Warak,
Rakai Garung, Rakai Pikatan,
Rakai Kayuwangi, Rakai
Watuhumalang, dan Rakai
Watukura Dyah Balitung. Untuk
itu prasasti Mantyasih/Kedu ini
9. PRASASTI KLURAK
• Prasasti Klurak
ditemukan di desa
Prambanan berangka
tahun 782 M ditulis
dalam huruf Pranagari
dan bahasa
Sansekerta isinya
menceritakan
pembuatan arca
Manjusri oleh Raja
Indra yang bergelar Sri
Sanggramadananjaya.
11. • Sebelum sanjaya berkuasa di mataram kuno, di jawa sudah
berkuasa seorang raja bernama Sanna. Menurut prasasti
Canggak yang berangka tahun 732 M, Raja Sanna telah
digantikan oleh Sanjaya.
• Sanjaya tampil memerintah kerajaan mataram kuno pada
tahun 717-780 M. Setelah itu pada tahun 732 M raja
sanhaya mendirikan bangunan suci sebagai tempat
pemujaan, berupa lingga dan berada di atas gunung wukir.
• Raja sanjaya bersikap arif, adil dalam memerintah, dan
memiliki pengetahuan luas. Di bawah pemerintahan raja
sanjaya, kerajaan menjadi aman dan tenteram. Sanjaya
juga dikenal sebagai raja yang paham akan isi kitab kitab
suci.
12. LANJUTAN …
• Setelah raja sanjaya wafat, ia digantikan oleh
putranya bernama rakai panangkaran. Panangkaran
mendukung adanya perkembangan agama Buddha.
Dalam prasasti kalasan yang berangka tahun 778 M,
raja panangkaran telah memberikan hadiah tanah dan
memerintahkan membangun sebuah candi untuk dewi
tara dan sebuah biara untuk para pendeta agama
Buddha. Prasasti kalasan juga menerangkan bahwa
raja panangkaran disebut dengan nama syailendra sri
maharaja dyah pancapana rakai panangkaran. Raja
panangkaran kemudian memindahkan pusat
pemerintahannya ke arah timur.
• Agama Buddha mahayan waktu itu berkembang
pesat. Ia juga mendirikan bangunan-bangunan suci,
misalnya candi kalasan dan arca manjusri.
13. • Setalah kekuasaan panangkaran berakhir, timbul
perpecahan antara anggota keluarga yang sudah
memeluk agama Buddha dengan keluarga yang
masih memeluk agama hindu (syiwa) yang
menimbulkan perpecahan didalam permerintahan
kerajaan mataram kuno. Tokoh-tokoh kerabat
istana yang menganut agama hindu berkuasa di
daerah jawa bagian utara. Tokoh tokoh yang
beragama Buddha berkuasa didaerah jawa bagian
selatan. Keluarga syailendra yang beragama hindu
meninggalkan bangunan-bangunan candi di jawa
bagian utara.
• Sementara yang beragama Buddha meninggalkan,
candi candi seperti candi ngawen, mendut, pawon,
dan Borobudur. Candi Borobudur diperkirakan
mulai dibangun oleh samaratungga pada tahun 824
M.
LANJUTAN …
14. MUNCULNYA WANGSA SANJAYA
• Wangsa Sanjaya adalah wangsa atau
dinasti yang sebagian besar rajanya
menganut agama Hindu, yang dikenal
sebagai pendiri Kerajaan Medang
(Mataram Kuno). Wangsa ini menganut
agama Hindu aliran Siwa, dan berkiblat ke
Kunjaradari di daerah India. Menurut
Prasasti Canggal, wangsa ini didirikan
pada tahun 732 M oleh Sanjaya. Tak
banyak yang diketahui pada masa-masa
awal Wangsa Sanjaya.
15. RATU SANJAYA
• Ratu Sanjaya alias Rakai Mataram
menempati urutan pertama dalam daftar
para raja Kerajaan Medang versi prasasti
Mantyasih, yaitu prasasti yang dikeluarkan
oleh Maharaja Dyah Balitung tahun 907.
Sanjaya sendiri mengeluarkan prasasti
Canggal tanggal 6 Oktober 732 tentang
pendirian sebuah lingga serta bangunan
candi untuk memuja Siwa di atas sebuah
bukit. Candi tersebut kini hanya tinggal
puing-puing reruntuhannya saja, yang
ditemukan di atas Gunung Wukir, dekat
Kedu.
16. RAKAI PIKATAN
• Rakai Pikatan, yang waktu itu menjadi pangeran
Wangsa Sanjaya, menikah dengan
Pramodhawardhani (833-856 M), puteri raja
Wangsa Syailendara Samaratungga. Sejak itu
pengaruh Sanjaya yang bercorak Hindu mulai
dominan di Mataram, menggantikan Agama
Buddha. Rakai Pikatan bahkan mendepak Raja
Balaputradewa, dan pada tahun 850 M, Wangsa
Sanjaya kembali menjadi satu-satunya penguasa
Mataram. Prasasti Wantil disebut juga prasasti
Siwagreha yang dikeluarkan pada tanggal 12
November 856 M. Prasasti ini selain menyebut
pendirian istana Mamratipura, juga menyebut
tentang pendirian bangunan suci Siwagreha,
yang diterjemahkan sebagai Candi Siwa.
17. RAKAI KAYUWANGI
• Sebenarnya kurang tepat apabila Rakai
Kayuwangi disebut sebagai raja Kerajaan
Mataram karena menurut prasasti Wantil,
saat itu istana Kerajaan Medang tidak lagi
berada di daerah Mataram, melainkan sudah
dipindahkan oleh Rakai Pikatan (raja
sebelumnya) ke daerah Mamrati, dan diberi
nama Mamratipura
18. RAKAI WATUHUMALANG
• Menurut daftar para raja Kerajaan Medang
dalam prasasti Mantyasih, Rakai
Watuhumalang menjadi raja kedelapan
menggantikan Rakai Kayuwangi. Prasasti
tersebut dikeluarkan tahun 907 M oleh Dyah
Balitung, yaitu raja sesudah Rakai
Watuhumalang. Rakai Watuhumalang sendiri
tidak meninggalkan prasasti atas nama
dirinya. Sementara itu prasasti Panunggalan
tanggal 19 November 896 M menyebut
adanya tokoh bernama Sang Watuhumalang
Mpu Teguh, namun tidak bergelar maharaja,
melainkan hanya bergelar haji (raja
bawahan).
19. RAKAI WATUKURA DYAH BALITUNG
• Dyah Balitung berhasil naik takhta karena
menikahi putri raja sebelumnya. Kemungkinan
besar raja tersebut adalah Rakai Watuhumalang
yang menurut prasasti Mantyasih memerintah
sebelum Balitung. Mungkin alasan Dyah Balitung
bisa naik takhta bukan hanya itu, mengingat raja
sebelumnya ternyata juga memiliki putra
bernama Mpu Daksa (prasasti Telahap). Alasan
lain yang menunjang ialah keadaan Kerajaan
Medang sepeninggal Rakai Kayuwangi
mengalami perpecahan, yaitu dengan
ditemukannya prasasti Munggu Antan atas nama
Maharaja Rakai Gurunwangi dan prasasti Poh
Dulur atas nama Rakai Limus Dyah Dewendra.
20. MPU DAKSA
• Mpu Daksa naik takhta menggantikan Dyah
Balitung yang merupakan saudara iparnya.
Hubungan kekerabatan ini berdasarkan bukti
bahwa Daksa sering disebut namanya
bersamaan dengan istri Balitung dalam
beberapa prasasti. Selain itu juga diperkuat
dengan analisis sejarawan Boechari terhadap
berita Cina dari Dinasti Tang berbunyi Tat So
Kan Hiung, yang artinya "Daksa, saudara raja
yang gagah berani".
21. RAKAI LAYANG DYAH TULODHONG
• Dyah Tulodhong dianggap naik takhta
menggantikan Mpu Daksa. Dalam prasasti
Ritihang yang dikeluarkan oleh Mpu Daksa
terdapat tokoh Rakryan Layang namun nama
aslinya tidak terbaca. Ditinjau dari ciri-cirinya,
tokoh Rakryan Layang ini seorang wanita
berkedudukan tinggi, jadi tidak mungkin sama
dengan Dyah Tulodhong. Mungkin Rakryan
Layang adalah putri Mpu Daksa. Dyah
Tulodhong berhasil menikahinya sehingga ia
pun ikut mendapatkan gelar Rakai Layang,
bahkan naik takhta menggantikan mertuanya,
yaitu Mpu Daksa.
22. RAKAI SUMBA DYAH WAWA
• Dyah Wawa naik takhta menggantikan
Dyah Tulodhong. Nama Rakai Sumba
tercatat dalam prasasti Culanggi tanggal 7
Maret 927, menjabat menjabat sebagai
Sang Pamgat Momahumah, yaitu semacam
pegawai pengadilan. Selain bergelar Rakai
Sumba, Dyah Wawa juga bergelar Rakai
Pangkaja. Dyah Wawa tidak memiliki hak
atas takhta Dyah Tulodhong. Sejarawan
Boechari berpendapat bahwa Dyah Wawa
melakukan kudeta merebut takhta Kerajaan
Medang.
24. CANDI BOROBUDUR
• Pada abad ke-8 (bahkan sebelumnya),
bangsa kita telah menggunakan budaya lokal
dalam menghadapi globalisasi. Salah satu
buktinya yaitu Candi Borobudur, yang
ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia
oleh UNESCO tahun 1991.
• Candi Borobudur didirikan oleh Raja
Samaratungga dari dinasti Syailendra pada
abad ke-9. Candi itu terletak diantara dua bukit
di Desa Borobudur, Kab. Magelang. Candi
Borobudur, Candi Pawon dan Candi Mendut
terletak pada satu garis dan dipandang
sebagai satu kesatuan. Sesuai aturan dalam
kitab-kitab pedoman di India, yaitu
Vastusastra.
25. • Susunan Candi Borobudur berbeda dengan
candi di India. Susunan candi di India umumnya
berdiri diatas fondasi yang tertanam di dalam
tanah. Pada titik tengahnya terdapat tiang yang
tembus ke atas permukaan tanah, sebagai
tongkat. Candi Borobudur didirikan langsung
diatas bukit tanpa fondasi seperti di India. Candi
Borobudur merupakan sebuah teras stupa.
• Bangunan ini dinamai Bhumisambharabhudara
artinya bukit peningkatan kebijakan setelah
melampui sepuluh tingkat Boddhisattwa,
sebagai lambang ke-10nya.CANDI BOROBUDUR
26. • Stupa merupakan perwujudan
makrokosmos yang terdiri dari tiga
tingkatan, yaitu kamadatu, rupadatu, dan
arupadatu. Kamadatu merupakan alam
bawah (bagian bawah candi) terdapat relief
karmawibangga (hukum sebab akibat).
Arupadatu adalah alam atas (tempat para
dewa), sedangkan stupa induk berdiri
diatas rupadatu pada tingkatan ke-3. Dari
arcanya, membuktika Candi Borobudur
sebagai penganut aliran Buddha
Mahayana.Dan adanya penyatuan
Mahayana dan Tantrayana, sesuai filsafat
Yogacara.
CANDI BOROBUDUR
27. • Dalam Kitab Sang Hyang Kamahayanikan
Mantranaya, pada abad ke-10 Mpu Sendok
dari dinasti Isana menyebarkan ajaran dari
India, yaitu agama Buddha. Ajaran itu
disebarkan sesuai pengetahuan penduduk,
yaitu dalam bentuk candi oleh penduduk
Jawa, bukan India. Candi itu kemudian
digunakan sebagai sarana ibadah mereka.
Salah satu buktinya yaitu ditemukannya
tulisan yang memakai huruf Jawa Kuno,
dengan bahasa Sansekerta, dengan tidak
menggunakan tata bahasa sansekerta.CANDI BOROBUDUR
32. CANDI PRAMBANAN
• Cerita asal mula Candi Prambanan masih
berkembang di sekitar prambanan, dan legenda
Bandung Bondowoso tersebut muncul sebagai
cerita rakyat saat Candi Siwa masih berdiri
kokomonument kejayaan h.
• Legenda tersebut menandakan Mataram Kuno
yang berdiri tegak di dataran prambanan yang
subur.
• Loro Jonggrang (Harfiah : Seorang gadis cantik
semampai), diwujudkan sebagai arca Durga
Mahisasuramawardini, di bilik utara candi siwa,
pada bangunan [paling tinggi di kompleks Candi
Prambanan.
33. CANDI PRAMBANAN
• Candi Prambanan terletak di Desa
Prambanan, abad 9M, atas perintah
raja saat puncak kejayaan Dinasti
Sanjaya, ditemukan oleh Calons
(733M), diresmikan oleh Rakai K
Layuwangi (856M), dikerjakan oleh
ratusan pekerja, memiliki keistimewaan
pada bentuk candi yang menjulang
tinggi pada tanah datar, dan berfungsi
sebagai sebuah dharma bagi agama
Hindu.
34. • Candi utama : Candi Siwa (4 ruangan). Ruang
utama : Patung Siwa sebagai Mahadewa. Sebelah
utara : Siwa sebgagai durga Mahesasuramardin.
Timur : Patung Ganesa.
• Di dinding Candi Siwa terdapat relief Ramayana.
• Candi Brahma : Candi kedua terbesar di
Prambanan, terdapat patung brahmana, dan
memiliki relief epic Ramayana (patio bong).
• Candi ketiga : Candi Wisnu, terdapat arca Wisnu,
memiliki relief tentang Kernayana.
• Candi Sewu memiliki latar belakang agama Budha,
dilihat dari arsitektur seperti stupa.CANDI PRAMBANAN
35. CANDI PRAMBANAN
• Candi prambanan berada dalam
kawasan kepadatan candi yang
beragam. Di sisi timur Kali Opak,
terdapat Candi Bubrah, lumbung,
sewu. Ke 4 candi tersebut memiliki
kesatuan mandala, dan menunjukkan
adanya toleransi agama Hindu-Budha
pada masa Mataram Kuno.
• Kawasan Candi Prambanan ditetapkan
sebagai situs dunia oleh UNESCO
(1991).