Transform any presentation into a summarized study guide, highlighting the most important points and key insights.
1 of 3
Download to read offline
More Related Content
Keterampilan membaca braille didi t
1. http://d-tarsidi.blogspot.com/2007/12/keterampilanmembaca-pada-pengguna.html
11 December 2007
Keterampilan Membaca pada Pengguna Braille
Oleh Didi Tarsidi
Keterampilan membaca tidak berkembang secara insidental, melainkan menuntut adanya
intervensi dalam konteks yang tepat. Meskipun pembaca yang terampil tampak alami dalam
membacanya, tetapi sesungguhnya perbuatan membaca itu merupakan suatu proses yang
kompleks dan perbuatan sadar; perbuatan membaca itu menuntut dipadukannya sejumlah
perbuatan terkait, yang melibatkan mata, otak, dan "the psychology of the mind", yang tidak
terjadi secara alami (Mary K. Fitzsimmons, 1998). Yang dimaksud dengan "the psychology of
the mind" oleh Fitzsimmons adalah motivasi, minat, dan pengalaman masa lalu.
Dalam kasus tunanetra pembaca Braille, fungsi mata digantikan oleh fungsi ujung-ujung jari.
Braille merupakan sistem tulisan yang terdiri dari konfigurasi titik-titik timbul yang diciptakan
oleh Louis Braille untuk dibaca secara taktual melalui ujung-ujung jari.
Telah diungkap oleh berbagai penelitian bahwa membaca melalui saluran penglihatan lebih cepat
daripada membaca melalui saluran perabaan. Kecepatan rata-rata membaca dari pembaca braille
yang terampil adalah 90-115 kata per menit, berbanding 250-300 kata per menit untuk mereka
yang membaca secara visual (Simon & Huertas, 1998). Dapat diasumsikan bahwa penyebab
utama dari perbedaan kedua jenis membaca tersebut terletak pada jumlah informasi yang dapat
diserap melalui kedua alat indera tersebut. Pembaca awas menyerap informasi tertulis melalui
"visual fixation" (tatapan mata), di mana bidang persepsi dari masing-masing tatapan mata itu
meliput sekurang-kurangnya 15 huruf (Simon & Huertas, 1998). Dalam hal membaca braille,
"tactile fixation" (rabaan ujung jari) tidak dapat dibandingkan dengan visual fixation, karena
membaca taktual melibatkan koordinasi gerak jari, tangan dan lengan. Yang memungkinkan
didapatnya informasi tertulis oleh pembaca Braille adalah gerakan tangan yang kontinyu, bukan
sentuhan ujung-ujung jari pada tulisan itu saja. Di samping itu, bila gerakan mata memungkinkan
orang melewatkan beberapa kata dari teks yang dibacanya, (meskipun terdapat sedikit fiksasi
pada sebagian besar dari kata-kata itu), tetapi pembaca Braille tidak dapat melakukan hal yang
sama, karena ujung jari-jarinya harus menyusur di atas semua huruf dari teks yang dibacanya.
Keadaan tersebut di atas mengakibatkan pembaca tunanetra menghadapi hambatan sensorial
yang lebih besar, karena tactile field (bidang rabaan) dalam braille ditentukan oleh informasi
(setiap karakter braille) yang dapat ditangkap oleh ujung-ujung jari. Akan tetapi, apakah keadaan
ini berarti bahwa fragmen informasi tertulis yang dipersepsi dan dianalisis oleh pembaca
tunanetra itu terbatas pada rangkaian karakter-karakter itu? Atau apakah kita harus membedakan
antara keterbatasan sensorial pembaca tunanetra dan fragmen informasi tertulis yang dipersepsi
dan dianalisisnya itu?
2. Beberapa peneliti berpendapat bahwa secara perseptual (bukan hanya sensorial), unit braille
adalah satu petak Braille, dan bahwa para pembaca yang tunanetra harus membaca setiap
karakter satu per satu (Daneman, 1988; Foulke, 1982; Nolan & Kederis, 1969). Jika hal ini
benar, maka akibatnya membaca Braille itu merupakan proses yang lambat, melelahkan, dan
besar dampaknya pada proses kognitif. Misalnya, Nolan dan Kederis membedakan antara
"coverage time", yaitu waktu yang dibutuhkan untuk meraba dan mengenali satu kata, dan
"synthesis time", yaitu waktu yang dibutuhkan untuk mengenali masing-masing huruf yang
membentuk satu kata.
Simon & Huertas (1998) mengemukakan bahwa hasil beberapa eksperimen menunjukkan bahwa
coverage time pada umumnya lebih besar daripada synthesis time. Mereka mengemukakan
bahwa pembaca braille harus mengidentifikasi masing-masing karakter yang membentuk sebuah
kata, menyimpan karakter-karakter itu di dalam ingatannya hingga keseluruhan kata itu
teridentifikasi. Menurut Foulke (1982), pada umumnya pembaca Braille harus mengidentifikasi
dan mengingat semua huruf dalam sebuah kata dan kemudian mengintegrasikannya agar dapat
mengidentifikasi keseluruhan kata itu.
Sejumlah peneliti lain berpendapat bahwa unit persepsi Braille lebih besar daripada satu karakter
(Grunwald, 1966; Krueger, 1982; Kusajima, 1974). Akan tetapi, Daneman (1988)
mengemukakan bahwa para peneliti tersebut tidak membuktikan pendapatnya itu dalam
penelitiannya. Karena kurangnya bukti empiris, pendapat bahwa proses membaca Braille akan
jauh lebih lincah dan dinamis jika Braille dibaca secara kolaboratif, bukan huruf demi huruf,
masih terbuka untuk diperdebatkan.
Terlepas dari perdebatan tersebut, Olson & Mangold (1981) mengamati bahwa pembaca Braille
yang baik adalah yang:
- menunjukkan hanya sedikit saja gerakan mundur pada tangannya secara vertikal maupun
horizontal pada saat membaca;
- menggunakan sedikit sekali tekanan pada saat meraba titik-titik Braille;
- menggunakan teknik membaca dengan dua tangan: tangan kiri untuk mencari permulaan baris
berikutnya, sedangkan tangan kanan untuk menyelesaikan membaca baris sebelumnya;
- selalu menggunakan sekurang-kurangnya empat jari;
- menunjukkan kemampuan membaca huruf-huruf dengan cepat dan tidak dibingungkan oleh
huruf-huruf yang merupakan bayangan cermin (kebalikan) dari huruf-huruf lain.
Daftar Pustaka
Daneman, M. (1988). How Reading Braille Is Both like and Unlike Reading Print. Memory and
Cognition, November 1998, 497-504.
Fitzsimmons, M.K. Beginning Reading. The Eric Clearinghouse on Disabilities and Gifted
Education (Eric Ec). Eric/osep Digest #E565, February 1998
Foulke, E. (1982). Reading Braille. In W. Schiff & E. Foulke (Eds.), Tactual Perception: a
Sourcebook. New York: Cambridge University Press.
Grunwald, a.p. (1966). A Braille reading Machine. Science, 154, 144 146.
Krueger, L.e. (1982). A Word superiority Effect with Print and Braille Characters. Perception
and Psychophysics, 31, 345 352.
3. Kusajima, T. (1974). Visual Reading and Braille Reading: an Experimental Investigation of the
Physiology and Psychology of the Visual and Tactual Reading. New York: American
Foundation for the Blind.
Nolan, Y.c. & Kederis, J.c. (1969). Perceptual Factors in Braille Word Recognition (Research
Series No. 20). New York: American Foundation for the Blind.
Olson, M.R. & Mangold, S. (1981). Guidelines and Games for Teaching Efficient Braille
Reading. New York: American Foundation for the Blind.
Simon, C. & Huertas, J.A.(1998). How Blind Readers Perceive and Gather Information Written
in Braille. American Foundation for the Blind. Journal of Visual Impairment and Blindness. May
1998, 322-330.
Labels: Braille