Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai klasifikasi makhluk hidup ke dalam tumbuhan dan hewan serta memberikan penjelasan tentang jahe dan pepaya secara spesifik, meliputi klasifikasi ilmiah, ciri morfologi, habitat, dan penggunaannya.
1 of 8
Download to read offline
More Related Content
Klasifikasi makhluk hidup
1. Klasifikasi Makhluk Hidup
Tumbuhan :
1. Jahe
2. Pohon pepaya
3. Rosella
4. Lidah mertua
5. Bunga pukul 4
Hewan :
1. Bunglon
2. Gurita
3. Ikan remora
4. Ular
5. Katak
2. Jahe/Zingiber Officinale
Jahe
Status konservasi
Aman
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
(tidak termasuk) Monocots
(tidak termasuk) Commelinids
Ordo: Zingiberales
Famili: Zingiberaceae
Genus: Zingiber
Spesies: Z. officinale
Nama binomial
Zingiber officinale
3. Pengertian
Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai
rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung
di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama
zingeron.
Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan
oleh William Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari Bahasa Sanskerta, singaberi.
Sejarah
Jahe diperkirakan berasal dari India. Namun ada pula yang mempercayai jahe
berasal dari Republik Rakyat Cina Selatan. Dari India, jahe dibawa sebagai rempah
perdagangan hingga Asia Tenggara, Tiongkok, Jepang, hingga Timur Tengah.
Kemudian pada zaman kolonialisme, jahe yang bisa memberikan rasa hangat dan
pedas pada makanan segera menjadi komoditas yang populer di Eropa.
Karena jahe hanya bisa bertahan hidup di daerah tropis, penanamannya hanya
bisa dilakukan di daerah katulistiwa seperi Asia Tenggara, Brasil, dan Afrika. Saat ini
Equador dan Brasil menjadi pemasok jahe terbesar di dunia.
Ciri morfologis
Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga 100 cm. Akarnya
berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga kemerahan dengan
bau menyengat. Daun menyirip dengan panjang 15 hingga 23 mm dan panjang 8
hingga 15 mm. Tangkai daun berbulu halus.
Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5
hingga 5 cm dan lebar 1,5 hingga 1,75 cm. Gagang bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7
buah. Bunga berwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik ungu. Tangkai
putik berjumlah dua.
Pengolahan dan pemasaran
Rimpang jahe, terutama yang dipanen pada umur yang masih muda tidak
bertahan lama disimpan di gudang. Untuk itu diperlukan pengolahan secepatnya agar
4. tetap layak dikonsumsi. Untuk mendapatkan rimpang jahe yang berkualitas, jahe
dipanen pada umur tidak terlalu muda juga tidak terlalu tua.
Jahe segar Selain dipasarkan dalam bentuk olahan jahe, juga dipasarkan dalam
bentuk jahe segar, yaitu setelah panen, jahe dibersihkan dan dijual kepasaran.
Terdapat beberapa hasil pengolahan jahe yang terdapat di pasaran, yaitu:
Jahe kering
Awetan jahe
Jahe bubuk
Minyak jahe
Oleoresin jahe
Jahe kering
Merupakan potongan jahe yang dikeringkan dengan irisan memotong serat
irisan tipis (digebing). Jenis ini sangat populer di pasar tradisional.
Awetan jahe
Merupakan hasil pengolahan tradisional dari jahe segar. Yang paling sering
ditemui di pasaran adalah, tingting jahe (permen jahe), acar, asinan, sirup, dan jahe
instan. Beberapa jenis olahan jahe ini disukai konsumen dari daerah Asia dan
Australia.
Bubuk jahe
Merupakan hasil pengolahan lebih lanjut dari jahe menggunakan teknologi
industri, jahe dikeringkan selanjutnya digiling dengan kehalusan butiran bubuk yang
ditentukan. Bubuk jahe diperlukan untuk keperluan farmasi, minuman, alkohol dan
jamu. Biasanya menggunakan bahan baku jahe kering.
Oleoresin jahe
Adalah hasil pengolahan lebih lanjut dari tepung jahe. Bentuknya berupa cairan
cokelat dengan kandungan minyak asiri 15 hingga 35%.
Habitat
Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter di atas permukaan laut,
kecuali jenis jahe gajah di ketinggian 500 hingga 950 meter.
Untuk bisa berproduksi optimal, dibutuhkan curah hujan 2500 hingga 3000 mm
per tahun, kelembapan 80% dan tanah lembap dengan PH 5,5 hingga 7,0 dan unsur
hara tinggi. Tanah yang digunakan untuk penanaman jahe tidak boleh tergenang.
5. Varietas
Terdapat tiga jenis jahe yang populer di pasaran, yaitu:
? Jahe gajah/jahe badak
Merupakan jahe yang paling disukai di pasaran internasional. Bentuknya besar
gemuk dan rasanya tidak terlalu pedas. Daging rimpang berwarna kuning hingga
putih.
? Jahe kuning
Merupakan jahe yang banyak dipakai sebagai bumbu masakan, terutama untuk
konsumsi lokal. Rasa dan aromanya cukup tajam. Ukuran rimpang sedang dengan
warna kuning.
? Jahe merah
Jahe jenis ini memiliki kandungan minyak atsiri tinggi dan rasa paling pedas,
sehingga cocok untuk bahan dasar farmasi dan jamu. Ukuran rimpangnya paling kecil
dengan kulit warna merah, serat lebih besar dibanding jahe biasa.
Produk jahe
Jahe biasanya digunakan untuk meredakan masuk angin.
Di masyarakat barat, ginger ale merupakan produk yang digemari. Sementara
Jepang dan Tiongkok sangat menyukai asinan jahe. Sirup jahe disenangi masyarakat
Tiongkok, Eropa dan Jepang.
6. Di Indonesia, sekoteng, bandrek, dan wedang jahe merupakan minuman yang
digemari karena mampu memberikan rasa hangat di malam hari, terutama di daerah
pegunungan.
Pepaya/Carica Papaya
Pepaya
Papaya tree and fruit, from
Koehler's Medicinal-Plants (1887)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
(tidak termasuk) Eudicots
(tidak termasuk) Rosids
Ordo: Brassicales
Famili: Caricaceae
Genus: Carica
8. Pengetian
Pepaya (Carica papaya L.), atau betik adalah tumbuhan yang berasal dari
Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan, dan kini menyebar
luas dan banyak ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. C. papaya
adalah satu-satunya jenis dalam genus Carica. Nama pepaya dalam bahasa Indonesia
diambil dari bahasa Belanda, "papaja", yang pada gilirannya juga mengambil dari
nama bahasa Arawak, "papaya". Dalam bahasa Jawa pepaya disebut "kat¨¨s" dan
dalam bahasa Sunda "gedang".