際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
KOLELITIASIS, KOLESISTITIS DAN
          KOLESTASIS



: dr. Herry Setya Yudha Utama, Sp. B MHKes FInaCS
Anatomi Hepar dan sistem biliar
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 Empedu yang dihasilkan hepatosit akan diekskresikan
  ke dalam kanalikuli dan selanjutnya ditampung dalam
  suatu saluran kecil empedu yang terletak di dalam hati
  yang secara perlahan akan membentuk saluran yang
  lebih besar lagi.
 Saluran empedu intrahepatik secara perlahan menyatu
  membentuk saluran yang lebih besar yang bisa
  menyalurkan empedu ke delapan segmen hati. Di
  dalam segmen hati kanan, gabungan cabang-cabang
  ini membentuk sebuah saluran di anterior dan posterior
  yang kemudian bergabung membentuk duktus
  hepatikus kanan.
 Duktus ini kemudian bergabung dengan 3 segmen dari
  segmen hati kiri (duktus hepatikus kiri) menjadi duktus
  hepatikus komunis.
 Setelah penggabungan dengan duktus sistikus dari
  kandung empedu, duktus hepatikus menjadi duktus
  koledokus.
FISIOLOGI

 Fungsi primer kandung empedu  memekatkan
  empedu  cairan empedu dalam kandung empedu
  lebih pekat 10 kali lipat daripada cairan empedu hati
 Secara berkala kandung empedu akan mengosongkan
  isinya ke dalam duodenum melalui kontraksi simultan
  lapisan ototnya dan relaksasi sfingter Oddi.
Fungsi cairan empedu
 Emulsifikasi lemak dalam usus halus dan membantu
  pencernaan dan absorbsi lemak
 mengeluarkan beberapa produk buangan yang penting
  dari darah, antara lain bilirubin
Rangsang normal kontraksi dan pengosongan kandung
  empedu:
 masuknya kimus asam dalam duodenum.
 Adanya lemak dalam makanan  rangsangan terkuat
 Hormone CCK
  Pengosongan empedu yang lambat akibat gangguan
  neurologis maupun hormonal memegang peran penting
  dalam perkembangan inti batu.
KOLELITIASIS DAN KOLESISTITIS
Kolelitiasis  gabungan beberapa unsur yang
membentuk suatu material mirip batu yang terbentuk di
dalam kandung empedu (kolesistolitiasis) atau di dalam
saluran empedu (koledokolitiasis) atau pada dua-
duanya
Kolesistitis  peradangan saluran empedu

Kedua penyakit di atas dapat terjadi sendiri saja, tetapi
sering dijumpai bersamaan karena keduanya saling
berkaitan.
Etiologi
 gangguan metabolisme yang disebabkan oleh
   perubahan susunan empedu, stasis empedu dan infeksi
   kandung empedu.

Faktor Risiko
 4Fs : female (wanita), fertile (subur)-khususnya selama
  kehamilan, fat (gemuk), dan forty (empat puluh tahun).
 Usia lebih dari 40 tahun
 Hiperlipidemia
 Pengosongan lambung yang memanjang
 Nutrisi intravena jangka lama.
 Dismotilitas kandung empedu
KLASIFIKASI

1.   Batu kolesterol
     Berbentuk oval, multifokal atau mulberry dan
     mengandung lebih dari 70% kolesterol.
2.    Batu pigmen
       Batu pigmen kalsium bilirubinat (pigmen coklat)
        Disebut juga batu lumpur atau batu pigmen,
        komponen utama  kalsium bilirubinat
        Berwarna coklat atau coklat tua, lunak, mudah
        dihancurkan. Umumnya batu terbentuk di saluran
        empedu dalam empedu yang terinfeksi.
   Batu pigmen hitam.
         Berwarna hitam atau hitam kecoklatan, tidak
         berbentuk, seperti bubuk dan kaya akan sisa zat
         hitam yang tak terekstraksi. Banyak ditemukan pada
         pasien dengan hemolisis kronik atau sirosis hati.
         terdiri dari derivat polymerized bilirubin.

3.   Batu campuran
     Batu campuran antara kolesterol dan pigmen dimana
     mengandung 20-50% kolesterol.
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
GEJALA KLINIS
 Asimtomatik (50%)
  Kurang dari 25 % pasien asimtomatik  merasakan
  gejala yang membutuhkan intervensi setelah periode 5
  tahun.
 Simtomatik
  nyeri epigastrium, kuadran kanan atas. kolik bilier >15
  menit, nyeri 30-60 menit pascaprandial kuadran kanan
  atas, biasanya dipresipitasi makanan berlemak,
  berakhir setelah beberapa jam kemudian pulih, Mual
  dan muntah
 Koledokolitiasis  tidak menimbulkan gejala dalam
  fase tenang. Kadang teraba hati dan sklera ikterik.
KOMPLIKASI

 Kolesistitis akut  komplikasi penyakit batu empedu
  yang paling umum dan sering menyebabkan
  kedaruratan abdomen
  nyeri perut kanan atas yang tajam dan konstan, berupa
  serangan akut ataupun didahului sebelumnya oleh rasa
  tidak nyaman di daerah epigastrium post prandial. Nyeri
  bertambah saat inspirasi atau dengan pergerakan.
  dapat menjalar kepunggung atau ke ujung skapula.
  mual, muntah dan penurunan nafsu makan. Dapat
  dijumpai tanda toksemia, Murphy sign (+)
 Serum amilase meningkat  pankreatitis
1.   Kolesistitis akut
        Perikolesistitis
        Peradangan pankreas (pankreatitis)
        Perforasi
2.   Kolesistitis kronis
        Hidrop kandung empedu
        Empiema kandung empedu
        Fistel kolesistoenterik
        Ileus batu empedu (gallstone ileus)
PATOFISIOLOGI
                  KOLESISTITIS
 Peradangan mekanis akibat tekanan intralumen dan
  regangan yang menimbulkan iskemia mukosa dan
  dinding kandung empedu.
 Peradangan kimiawi akibat pelepasan lisolesitin (akibat
  kerja fosfolipase pada lesitin dalam empedu) dan faktor
  jaringan local lainnya.
 Peradangan bakteri yang mungkin berperan pada 50-
  85 % pasien kolesistitis akut.
ETIOLOGI
 95% penderita kolesistitis memiliki batu empedu.
 infeksi bakteri menyebabkan terjadinya peradangan.
 Kolesistitis akut tanpa batu merupakan penyakit yang
  serius dan cenderung timbul setelah terjadinya:
    Luka bakar yang serius
    Pembedahan
    Sepsis / infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh
 Adenokarsinoma kandung empedu
 Diabetes mellitus
 Torsi kandung empedu
DIAGNOSIS

   KOLELITIASIS
      Anamnesis
      Gejala klinis
      Pemeriksaan fisik
      Pemeriksaan radiologis
         Foto olos abdomen, USG, kolesistografi, CT
          scan, ERCP, MRCP
   KOLESISTITIS
      Pemeriksaan fisik (Triad: nyeri akut kuadran kanan
       atas abdomen, demam, leukositosis berkisar anatara
       10.000-15.000 shift to the left pada hitung jenis:
       bilirubin serum sedikit meningkat (< 85,5 袖 mol/L);
       peningkatan sedang aminotransferase serum (> dari
       5 kali lipat)
      USG menunjukkan batu (90-95% kasus) dan
       penebalan pada dinding kandung empedu
PENATALAKSANAAN
 Konservatif
    Lisis batu dengan obat-obatan  disolusi
    Litotripsi (ESWL)
 Terapi Diet
    makanan cair rendah lemak. hindari kolesterol yang
     tinggi terutama lemak hewani. Suplemen bubuk
     tinggi protein dan karbohidrat dapat diaduk ke dalam
     susu skim dan adapun makanan tambahan seperti :
     buah yang dimasak, nasi ketela, daging tanpa
     lemak, sayuran yang tidak membentuk gas, roti, kopi
     / teh.
   Operatif
      Open kolesistektomi
      Kolesistektomi laparoskopik
      Kolesistektomi mini laparotomi
      Kolesistotomi
      ERCP
KOLESTASIS

 Saluran Empedu Ekstrahepatik
    Porta Hepatis
    Ductus Hepaticus Communis
    Ductus Choledochus
    Ampula Vateri
 Saluran Empedu Intrahepatik
    Ductus Hepaticus Kanan  Kiri
    Ductus Biliaris segmental / proksimal
Kolestasis Intrahepatik

 Virus Hepatitis, peradangan intrahepatik mengganggu
  transport bilirubin terkonyugasi dan menyebabkan
  ikterus.
 Alkohol,
 Infeksi bakteri Entamoeba histolitica, terjadi reaksi
  radang dan akhirnya terjadi nekrosis jaringan hepar.
 Adanya tumor hati maupun tumor yang telah menyebar
  ke hati dari bagian tubuh lain
Kolestasis Ekstrahepatik

 Kolelitiasis
 Kolesistitis
 Atresia bilier
 Kista duktus kholedokus
 Tumor Pankreas
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Klasifikasi Obstruksi Saluran Empedu

I.      Komplit
        Parsial
II.     Progresif
        Intermiten
III.    Akut
                   Yang inkomplit
        Kronik
IV.     Distal         : Ekstrahepatik
        Proksimal      : Segmental
Klasifikasi Obstruksi Saluran Empedu

   Komplit dan Progresif      Obstruksi intermiten
      Tumor caput                Choledocholithiasis
       pancreas                   Tumor periampular
      Ligasi CBD                 Diverticulum duodeni
      Cholangiocarcinoma         Kista choledochus
      Tumor Klatskin             Polycystic liver
                                  Parasit intrabilier
                                  Hemobilia
Klasifikasi Obstruksi Saluran Empedu
   Kronik inkomplit
      Striktur
            Post laparoscopic cholecystectomy/ open cholecystectomy
            Kongenital
            Sclerosing cholangitis
            Post radiotherapy
       Stenosis anastomosis bilioenterik
       Pankreatitis kronis
       Cystic fibrosis
       Stenosis sfingter Oddi
       Diskinesia sfingter Oddi
Klasifikasi Obstruksi Saluran Empedu

   Obstruksi segmental/proksimal
      Cholangiocarcinoma
      Hepatolithiasis / Batu intrahepatik
      Sclerosing cholangitis
      Metastasis tumor
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Patofisiologi

 Obstruksi empedu total akan meningkatkan tekanan
  intraduktal
 Produksi empedu berhenti bila tekanan melebihi
  tekanan sekresi (20 cmH2O)
 Tekanan ini biasanya (tak selalu) menyebabkan dilatasi
  saluran intra dan ekstrahepatik
 Bila oleh obstruksi total tidak ada dilatasi  mungkin
  ada cirrhosis (biliaris, post hepatitis, dsb)
Patofisiologi

 Obstruksi parsial atau segmental tidak akan
  menyebabkan dilatasi difus
 Ikterus obstruksi karena keganasan  umumnya
  progresif , tidak nyeri, % kolangitis sedikit, atau pada
  stadium lanjut
 Kholangitis sering menyertai obstruksi karena batu,
  striktura, stenosis
Algoritma Diagnosis Ikterus Obstruksi
                                      PASIEN IKTERUS

                                    ANAMNESA, PEM FISIK

                                               USG

                   TANPA DILATASI                         DILATASI

                                        DISANGKA
EVALUASI NON-
OBSTRUKTIF                              OBSTRUKSI
(Biopsi Liver ?)
                             BATU CBD
                                                                          OBSTRUKSI HILUS
                             OBSTRUKSI RENDAH
                             KELAINAN PANKREAS                                  PTC
                                                                            +/- Drenase bilier
                                    ERCP                     MRCP           +/- Stenting
                              +/- Ekstrkasi batu                            +/- Sitologi/Biopsi
                              +/- Stenting
                              +/- Sitologi/Biopsi
                                                       DIAGNOSA JELAS
                                             Tidak
                                                             Ya              Tidak

                                    PTC                TERAPI YG SESUAI              ERCP
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kesimpulan

Patofisiologi dan penanganan ikterus obstruktif,
  tergantung pada :
 Lokasi obstruksi : proksimal/segmental, dan distal
 Penyebab obstruksi : batu, striktura, iatrogenik,
  inflamasi, neoplasma, kongenital
 Komplikasi yang terjadi dan stadium penyakit
 Terapi : kuratif atau paliatif
 Perkembangan diagnostik imejing dan endoskopik
 Perkembangan pesat pembedahan yang mengarah ke
  tehnik minimal invasif

More Related Content

Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis

  • 1. KOLELITIASIS, KOLESISTITIS DAN KOLESTASIS : dr. Herry Setya Yudha Utama, Sp. B MHKes FInaCS
  • 2. Anatomi Hepar dan sistem biliar
  • 4. Empedu yang dihasilkan hepatosit akan diekskresikan ke dalam kanalikuli dan selanjutnya ditampung dalam suatu saluran kecil empedu yang terletak di dalam hati yang secara perlahan akan membentuk saluran yang lebih besar lagi. Saluran empedu intrahepatik secara perlahan menyatu membentuk saluran yang lebih besar yang bisa menyalurkan empedu ke delapan segmen hati. Di dalam segmen hati kanan, gabungan cabang-cabang ini membentuk sebuah saluran di anterior dan posterior yang kemudian bergabung membentuk duktus hepatikus kanan.
  • 5. Duktus ini kemudian bergabung dengan 3 segmen dari segmen hati kiri (duktus hepatikus kiri) menjadi duktus hepatikus komunis. Setelah penggabungan dengan duktus sistikus dari kandung empedu, duktus hepatikus menjadi duktus koledokus.
  • 6. FISIOLOGI Fungsi primer kandung empedu memekatkan empedu cairan empedu dalam kandung empedu lebih pekat 10 kali lipat daripada cairan empedu hati Secara berkala kandung empedu akan mengosongkan isinya ke dalam duodenum melalui kontraksi simultan lapisan ototnya dan relaksasi sfingter Oddi.
  • 7. Fungsi cairan empedu Emulsifikasi lemak dalam usus halus dan membantu pencernaan dan absorbsi lemak mengeluarkan beberapa produk buangan yang penting dari darah, antara lain bilirubin
  • 8. Rangsang normal kontraksi dan pengosongan kandung empedu: masuknya kimus asam dalam duodenum. Adanya lemak dalam makanan rangsangan terkuat Hormone CCK Pengosongan empedu yang lambat akibat gangguan neurologis maupun hormonal memegang peran penting dalam perkembangan inti batu.
  • 9. KOLELITIASIS DAN KOLESISTITIS Kolelitiasis gabungan beberapa unsur yang membentuk suatu material mirip batu yang terbentuk di dalam kandung empedu (kolesistolitiasis) atau di dalam saluran empedu (koledokolitiasis) atau pada dua- duanya Kolesistitis peradangan saluran empedu Kedua penyakit di atas dapat terjadi sendiri saja, tetapi sering dijumpai bersamaan karena keduanya saling berkaitan.
  • 10. Etiologi gangguan metabolisme yang disebabkan oleh perubahan susunan empedu, stasis empedu dan infeksi kandung empedu. Faktor Risiko 4Fs : female (wanita), fertile (subur)-khususnya selama kehamilan, fat (gemuk), dan forty (empat puluh tahun). Usia lebih dari 40 tahun Hiperlipidemia Pengosongan lambung yang memanjang Nutrisi intravena jangka lama. Dismotilitas kandung empedu
  • 11. KLASIFIKASI 1. Batu kolesterol Berbentuk oval, multifokal atau mulberry dan mengandung lebih dari 70% kolesterol. 2. Batu pigmen Batu pigmen kalsium bilirubinat (pigmen coklat) Disebut juga batu lumpur atau batu pigmen, komponen utama kalsium bilirubinat Berwarna coklat atau coklat tua, lunak, mudah dihancurkan. Umumnya batu terbentuk di saluran empedu dalam empedu yang terinfeksi.
  • 12. Batu pigmen hitam. Berwarna hitam atau hitam kecoklatan, tidak berbentuk, seperti bubuk dan kaya akan sisa zat hitam yang tak terekstraksi. Banyak ditemukan pada pasien dengan hemolisis kronik atau sirosis hati. terdiri dari derivat polymerized bilirubin. 3. Batu campuran Batu campuran antara kolesterol dan pigmen dimana mengandung 20-50% kolesterol.
  • 14. GEJALA KLINIS Asimtomatik (50%) Kurang dari 25 % pasien asimtomatik merasakan gejala yang membutuhkan intervensi setelah periode 5 tahun. Simtomatik nyeri epigastrium, kuadran kanan atas. kolik bilier >15 menit, nyeri 30-60 menit pascaprandial kuadran kanan atas, biasanya dipresipitasi makanan berlemak, berakhir setelah beberapa jam kemudian pulih, Mual dan muntah Koledokolitiasis tidak menimbulkan gejala dalam fase tenang. Kadang teraba hati dan sklera ikterik.
  • 15. KOMPLIKASI Kolesistitis akut komplikasi penyakit batu empedu yang paling umum dan sering menyebabkan kedaruratan abdomen nyeri perut kanan atas yang tajam dan konstan, berupa serangan akut ataupun didahului sebelumnya oleh rasa tidak nyaman di daerah epigastrium post prandial. Nyeri bertambah saat inspirasi atau dengan pergerakan. dapat menjalar kepunggung atau ke ujung skapula. mual, muntah dan penurunan nafsu makan. Dapat dijumpai tanda toksemia, Murphy sign (+) Serum amilase meningkat pankreatitis
  • 16. 1. Kolesistitis akut Perikolesistitis Peradangan pankreas (pankreatitis) Perforasi 2. Kolesistitis kronis Hidrop kandung empedu Empiema kandung empedu Fistel kolesistoenterik Ileus batu empedu (gallstone ileus)
  • 17. PATOFISIOLOGI KOLESISTITIS Peradangan mekanis akibat tekanan intralumen dan regangan yang menimbulkan iskemia mukosa dan dinding kandung empedu. Peradangan kimiawi akibat pelepasan lisolesitin (akibat kerja fosfolipase pada lesitin dalam empedu) dan faktor jaringan local lainnya. Peradangan bakteri yang mungkin berperan pada 50- 85 % pasien kolesistitis akut.
  • 18. ETIOLOGI 95% penderita kolesistitis memiliki batu empedu. infeksi bakteri menyebabkan terjadinya peradangan. Kolesistitis akut tanpa batu merupakan penyakit yang serius dan cenderung timbul setelah terjadinya: Luka bakar yang serius Pembedahan Sepsis / infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh Adenokarsinoma kandung empedu Diabetes mellitus Torsi kandung empedu
  • 19. DIAGNOSIS KOLELITIASIS Anamnesis Gejala klinis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan radiologis Foto olos abdomen, USG, kolesistografi, CT scan, ERCP, MRCP
  • 20. KOLESISTITIS Pemeriksaan fisik (Triad: nyeri akut kuadran kanan atas abdomen, demam, leukositosis berkisar anatara 10.000-15.000 shift to the left pada hitung jenis: bilirubin serum sedikit meningkat (< 85,5 袖 mol/L); peningkatan sedang aminotransferase serum (> dari 5 kali lipat) USG menunjukkan batu (90-95% kasus) dan penebalan pada dinding kandung empedu
  • 21. PENATALAKSANAAN Konservatif Lisis batu dengan obat-obatan disolusi Litotripsi (ESWL) Terapi Diet makanan cair rendah lemak. hindari kolesterol yang tinggi terutama lemak hewani. Suplemen bubuk tinggi protein dan karbohidrat dapat diaduk ke dalam susu skim dan adapun makanan tambahan seperti : buah yang dimasak, nasi ketela, daging tanpa lemak, sayuran yang tidak membentuk gas, roti, kopi / teh.
  • 22. Operatif Open kolesistektomi Kolesistektomi laparoskopik Kolesistektomi mini laparotomi Kolesistotomi ERCP
  • 23. KOLESTASIS Saluran Empedu Ekstrahepatik Porta Hepatis Ductus Hepaticus Communis Ductus Choledochus Ampula Vateri Saluran Empedu Intrahepatik Ductus Hepaticus Kanan Kiri Ductus Biliaris segmental / proksimal
  • 24. Kolestasis Intrahepatik Virus Hepatitis, peradangan intrahepatik mengganggu transport bilirubin terkonyugasi dan menyebabkan ikterus. Alkohol, Infeksi bakteri Entamoeba histolitica, terjadi reaksi radang dan akhirnya terjadi nekrosis jaringan hepar. Adanya tumor hati maupun tumor yang telah menyebar ke hati dari bagian tubuh lain
  • 25. Kolestasis Ekstrahepatik Kolelitiasis Kolesistitis Atresia bilier Kista duktus kholedokus Tumor Pankreas
  • 27. Klasifikasi Obstruksi Saluran Empedu I. Komplit Parsial II. Progresif Intermiten III. Akut Yang inkomplit Kronik IV. Distal : Ekstrahepatik Proksimal : Segmental
  • 28. Klasifikasi Obstruksi Saluran Empedu Komplit dan Progresif Obstruksi intermiten Tumor caput Choledocholithiasis pancreas Tumor periampular Ligasi CBD Diverticulum duodeni Cholangiocarcinoma Kista choledochus Tumor Klatskin Polycystic liver Parasit intrabilier Hemobilia
  • 29. Klasifikasi Obstruksi Saluran Empedu Kronik inkomplit Striktur Post laparoscopic cholecystectomy/ open cholecystectomy Kongenital Sclerosing cholangitis Post radiotherapy Stenosis anastomosis bilioenterik Pankreatitis kronis Cystic fibrosis Stenosis sfingter Oddi Diskinesia sfingter Oddi
  • 30. Klasifikasi Obstruksi Saluran Empedu Obstruksi segmental/proksimal Cholangiocarcinoma Hepatolithiasis / Batu intrahepatik Sclerosing cholangitis Metastasis tumor
  • 34. Patofisiologi Obstruksi empedu total akan meningkatkan tekanan intraduktal Produksi empedu berhenti bila tekanan melebihi tekanan sekresi (20 cmH2O) Tekanan ini biasanya (tak selalu) menyebabkan dilatasi saluran intra dan ekstrahepatik Bila oleh obstruksi total tidak ada dilatasi mungkin ada cirrhosis (biliaris, post hepatitis, dsb)
  • 35. Patofisiologi Obstruksi parsial atau segmental tidak akan menyebabkan dilatasi difus Ikterus obstruksi karena keganasan umumnya progresif , tidak nyeri, % kolangitis sedikit, atau pada stadium lanjut Kholangitis sering menyertai obstruksi karena batu, striktura, stenosis
  • 36. Algoritma Diagnosis Ikterus Obstruksi PASIEN IKTERUS ANAMNESA, PEM FISIK USG TANPA DILATASI DILATASI DISANGKA EVALUASI NON- OBSTRUKTIF OBSTRUKSI (Biopsi Liver ?) BATU CBD OBSTRUKSI HILUS OBSTRUKSI RENDAH KELAINAN PANKREAS PTC +/- Drenase bilier ERCP MRCP +/- Stenting +/- Ekstrkasi batu +/- Sitologi/Biopsi +/- Stenting +/- Sitologi/Biopsi DIAGNOSA JELAS Tidak Ya Tidak PTC TERAPI YG SESUAI ERCP
  • 40. Kesimpulan Patofisiologi dan penanganan ikterus obstruktif, tergantung pada : Lokasi obstruksi : proksimal/segmental, dan distal Penyebab obstruksi : batu, striktura, iatrogenik, inflamasi, neoplasma, kongenital Komplikasi yang terjadi dan stadium penyakit Terapi : kuratif atau paliatif Perkembangan diagnostik imejing dan endoskopik Perkembangan pesat pembedahan yang mengarah ke tehnik minimal invasif