1. Kondisi Geologi Kota Kendari
Berdasarkan hasil interpretasi data stratigrafi daerah sekitar teluk kendari, terdapat dua fase
pengendapan, petama kelompok batuan karbonat ( kelompok koral kuarter) selanjutnya disusul oleh
kelompok sedimen tidak kompak kelompokformasi alangga. Selanjutnya disusul oleh formasi kelompok
sedimen alluvium (Batupasir, lempung dan lanau). Antara kelompok sedimen Alluvium dan keompok
formasi alangga, di beberapa titik di Kota Kendari, uatamanya di sekitar teluk kendari, diantaranya
memiliki strutur menjemari (interpenjering) hal ini menandakan adanya proses pengendapan yang
bertahapantara keduanya,danmemungkinkandalamkeduanyamasukdalamlingkunganpengendapan
sedimen pantai / delta. Sementara daerah kontak antara kelompok batuan koral kuarter, tersingkap
batuan sedimen klastik karbonatan (batunapal pasiran) dengan fragmen merupakan mineral silika
sementara pengikatnya merupakan mineral karbonat. Kerna tersemenkan oleh mineral kelompok
karbonat yang tidak kompak, sehingga batupasir ini tergolong rapuh (Brittle).
Selainitu,hasildelineasilithologibatuanyangdipadukanantaracitraSRTM,CitraASTER,danCitra
Landsat 8, di lapangan diperoleh data bahwa daerah sekitaran sungan merupakan daerah cekugan
termpat terakumulasinya kelompok koral kuarter. Sehingga dengan demikinan kemungkinan sungai-
sungai yang ada di kota kendari sudah ada sejak dulu, dan kemudian mengalami peroses yang panjang,
hinggamengalamiperemajaankembali.Hasilnyaendapan-endapansungai banyakterakumulasi disekitar
sungai dengan jarak mulai dari 10 meter hingga 100 meter tergantung dari panjang sungainya.
Dari beberapainformasiwarga KotaKendari,khususnyayangadadi sekitarLepo-lepo,utamanya
yangberadadi sekitarmorfologi pedatarandenudasional,menerangkanbahwasaatdilakukanpenggalian
sumur bor, juga ditemukan cangkang-cangkang kerang saat dilakukan pengeboran. Diduga kuat lapisan
yang mengandung cangkang tersebut merupakan kelompo terumbu koral kuarter. Sehingga dengan
demikian dari informasi tersebut diduga kuat keberadaan teluk kendari dikontrol oleh dua gaya besar
yaitu, gaya endogen (aktivitas tektonik) dan kemudian proses eksogen (proses pelapukan, Degradasi,
Agradasi, dan pengendapan). Alasan kuat dari pendugaan fasies pengendapan daerah pantai, adalah
struktursedimendari membentukpolaperlapisan yangmenunjukkanpolaalirandandenganstruturyang
baik dan di beberapa tempat menunjukkan strutur perlapisan yang baik dan menampakkan kemiringan
lapisan yang mengarah ke sekitaran teluk Kendari.Perbedaan tinggi yang ekstrim antara satu singkapan
dengan singkapan yang lain perupakan bukti bahwa lokasi ini sangatlah syarat akan proses erosi yang
sangat besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa diduga kuat adalah daerah teluk kendari merupakan
muara sungai besardan terendapkanmaterial-material sedimenyangberasal dari formasi yangterdapat
di pegunungan-pegunungan yang ada di sebelah utara, barat dan selatan teluk kendari.
MenurutSimandjuntak(1984) formasi alanggayangdijelaskandalampetageologikembarkolaka,
menerangkanbahwadalamformasi ini terdapasatuanbatupasirtidakkompakdankonglomeratdengan
fragmen Silika (Kuarsa). Setempat terdapat beberapa diantaranya tersemenkan oleh oksida besi.
Sementaradi lapangan,lokasi daerahpenelitianciri-ciri tersebutsecaramegaskopisdapatteramatisecara
jelas untuk daerah sekitar pantai Kecamatan Abeli, Kecamatan Poasia, Kecamtan Konda, dan beberapa
tempat yang dalam peta geomorfologi masuk dalam kategori pedataran bergelombang. Kelompok
formasi alanggadi lapangandicirikanolehbatuansedimenjeniskonglomeratdenganfragmenbatupasir
kasar sampai halus dan fragmen kuarsa juga muncul dengan ukuran mulai kerikil, hingga kerakal.