1. Entrepreneur Profile:
Konfir Kabo, Kabo Lawyers
At the end of the day, business revolves around people that
surround us.
Membangun sebuah biro hukum dari nol, seperti yang dilakukan oleh Konfir Kabo, tentu saja bukan
hal yang mudah. Namun, tidak ada aura arogan bila kita bertemu dengan Konfir. Rendah hati dan
sangat menghormati setiap orang yang ditemui, itulah kesan yang didapat dari Konfir Kabo (36),
pengacara, pemilik, dan kepala (Principal) kantor hukum Kabo Lawyers di Melbourne.
Sewaktu masa kanak-kanak Konfir tidak pernah menunjukkan tanda-tanda akan berbisnis atau
terlibat aktivitas bisnis dengan teman-teman mainnya. Dulu ya hanya main-main saja seperti biasa,
dan memang belum ada kemauan. Sewaktu kuliah juga tidak ada usaha-usaha bisnis, ceritanya.
Namun, ia mengaku sedari kecil sudah suka berdebat. Ditambah lagi ia menganggap pelajaran Kimia
sangat sulit untuknya. Sehingga, ia tidak mengambil pelajaran Science sewaktu ia menjalani
pendidikan SMA di Caulfield Grammar. Tanpa pelajaran Science, ia hanya bisa mengambil jurusan
kuliah Arts, Commerce, dan Law. Ia pun memilih Commerce dan Law ketika kuliah karena
dianggapnya sebagai fondasi yang kuat untuk masa depannya.
Apalagi ia punya latar belakang keluarga yang kuat di bidang wirausaha. Konfir sudah melihat
keberhasilan kedua orangtuanya. Ayah ibunya adalah entrepreneur yang bisa sukses dengan usaha
mereka sendiri.
Mamanya, Bau Gani, yang besar di Bone, Sulawesi Selatan, dulu adalah seorang hairdresser yang
punya salon khusus untuk perempuan. Walaupun ibu Konfir sudah tiada, sampai sekarang salon itu
masih beroperasi di Makassar. Ayahnya, Daud Kabo, bergerak di industri minyak gosok, dan menurut
Konfir, ayah saya mau bekerja di bidang dan industri apapun. Semua juga ia kerjakan.
Setelah ia lulus dari Monash University dengan double degree Bachelor of Law/Bachelor of
Commerce, Konfir sempat kerja praktik setahun di biro hukum lalu melanjutkan di N.A. Young & Co.
Solicitors di Mount Albert selama 1,5 tahun. Ia lalu pindah sebagai Business Development Manager
di Mezzanine Investment selama 1 tahun.
Setelah bekerja 2,5 tahun sebagai karyawan, pria yang berulangtahun tiap tanggal 1 Oktober ini
memutuskan bahwa ia akan membuka praktik hukum sendiri. Selain melihat peluang yang ada, ia
merasa juga lebih baik untuk berbisnis sendiri karena bisa membuat keputusan untuk menentukan
perjalanan kita sendiri.
Namun, Konfir sangat menyarankan untuk para calon wiraswasta untuk belajar dulu dengan bekerja
menjadi karyawan. Menurutnya, banyak hal positif yang bisa dipelajari dari pengalaman itu.
2. Walaupun pada saat baru mulai bekerja Konfir sangat pusing dengan banyak hal, ia mengaku bahwa
disitulah ia banyak berkembang.
Menurut saya pengalaman kerja lebih penting daripada mengambil Master. Karena dengan bekerja,
kita bisa belajar bertanggungjawab kepada orang lain. Selain itu, juga belajar untuk lebih sociable,
dan menjalin kontak dengan orang lain. Dengan bekerja juga kamu bisa merasakan, sejauh apa hal-
hal yang bisa kamu lakukan. You get a sense of self, of what you can deliver. Terakhir, kamu bisa tahu
bagaimana rasanya jadi karyawan, ini penting kalau kamu jadi bos dan perlu memberi order yang
reasonable, dan perlu mengerti kemampuan karyawan kamu, bagaimana memaksimalkan
kemampuan mereka tanpa menyusahkan. If you become a boss straight away, that can be a
problem.
Ketika memulai bisnisnya tahun 2001, banyak tantangan yang harus ia hadapi. Konfir mengaku Kabo
Lawyers tidak mempunyai satu pun klien. Dalam satu bulan, hanya ada satu klien. Kantornya masih
dari tempat basis N.A. Young & Co. Solicitors di Mount Albert. Begitu juga dengan kelompok
kliennya, masih sangat terbatas dan termasuk niche market, hanya melayani kelompok mahasiswa di
Melbourne. Kabo Lawyers hanya punya 3 orang staff: Konfir, 1 partner bisnis, dan 1 orang lagi. Konfir
mengaku jam kerjanya sekarang minimal 12 jam sehari. Pukul 6.30 pagi biasanya ia sudah di
kantornya. Waktu ia memulai bisnisnya, jam kerjanya jelas jauh lebih panjang. Jika sekarang ia
bertekad dan sudah punya kemampuan untuk tidak membawa pekerjaan ke rumah, dulu ia selalu
kerjakan di rumah juga. Semata-mata karena memang harus ia lakukan.
Tantangan paling besar, Konfir mengaku, selalu datang dari diri kita sendiri. Masalah terbesar adalah
bagaimana diri kita bisa menerima dan menghadapi masalah-masalah yang hadir. Can we handle
client? Can we pay rent? Opening a business was a mix of gambling, risk, and stupidity. Kita harus
percaya bahwa kita bisa mencapai target. Harus punya keyakinan bahwa kalau kita bergerak dengan
memberikan yang terbaik, kita pasti akan mendapatkan yang terbaik. Kalau mau jadi pengusaha di
Melbourne harus tabah, harus strong willed, dan harus yakin dengan kemampuan diri.
Oleh karena itu, ia punya dua mentor bisnis yang selalu menjadi panutannya saat ia bingung dengan
masalah-masalah yang hadir dengan bisnisnya. Satu adalah lawyer, dan satunya lagi adalah seorang
businessman. Mereka adalah mantan bos Konfir di dua tempat kerjanya yang lama. Sampai
sekarang, Konfir masih bisa selalu menelepon mereka, menanyakan apa saja, dan masih sering
bertemu. Mempunyai mentor yang lebih berpengalaman dan bisa lebih bijak dan matang dalam
menghadapi problem bisnis sangat penting. Mereka juga sudah lebih berumur dari saya, jadi lebih
banyak pengalaman yang sudah mereka punya.
Tantangan dan masalah mengenai staff juga merupakan salah satu hal yang paling dipikirkan oleh
Konfir. Di satu pihak, ia ingin mendapatkan hasil yang terbaik dari potensi staff yang ia miliki. Di lain
pihak, ia mengatakan bahwa memang selama ini masalah yang paling tidak disukainya dari berbisnis
adalah jika ada permasalahan dengan staff. Jika ada staff yang sudah dipercayai, tapi hasilnya
mengecewakan kita. At the end of the day, business resolves around people that surround us, so its
very important that we work with people we can trust. Trust is very important.
Mengingat bisnis ini adalah bisnis jasa, sebenarnya tidak banyak modal yang harus dikeluarkan.
Namun, lebih banyak harus merencanakan jauh ke depan bagaimana mengembangkan bisnis dan
pasar yang ditargetkan. Untuk hal ini, Konfir punya panutan tersendiri: ayahnya, Daud Kabo. He is
3. an incredibly strategic person, and a very good planner. Also, you have to be flexible and look at the
situation in the market. Market Indonesia sangat terbatas. You have to know how to look at the
outside market, not just Indonesians. Otherwise, it is very difficult to survive. Buka usaha di
Melbourne itu gampang-gampang susah. Karena banyak transparansi jadi semua orang bisa tahu,
sehingga kurang competitive advantage. Namun saya rasa orang Asia bisa terus sukses karena kerja
keras dan fokus untuk jangka panjang.
Pelan-pelan, Kabo Lawyers terus berkembang. Mulai dari kantor di Mount Albert, pindah ke kantor
di City. Itu juga satu pertimbangan yang membutuhkan banyak analisa, keyakinan diri, dan banyak
konsultasi ke mentor-mentor bisnisnya. Kemudian mulai pindah lagi ke kantor yang lebih besar di
City, sampai akhirnya sekarang di jantung bisnis kota Melbourne di Collins St. Evaluasi setiap 3-6
bulan kerap dilakukan Kabo untuk saling memberikan pendapat tentang performance, business, dan
improvement. Dari 3 orang, sekarang berkembang menjadi 12 orang. Kini Kabo Lawyers mempunyai
4 pengacara yang bisa berbahasa Mandarin, Hokkien, Cantonese, Vietnamese, dan Korea, dan bisa
menangani Jual Beli Rumah, Migrasi, sewa menyewa dan penjualan bisnis, dan litigasi (berhubungan
dengan pengadilan).
Setiap tahun firma hukum ini mempunyai fokus perbaikan bisnis, misalnya tahun lalu integrasi
hardware dan software untuk customer relationship, dan tahun ini karena Kabo Lawyers mengalami
pertumbuhan dan menghadapi perubahan peraturan Departemen Imigrasi, harus fokus ke
konsolidasi. This year will be challenging for us because of the new changes coming. I think it will
affect us in a negative way. However, Im always direct to the client, and I dont see the point of
going around circles. And weve got a very capable staff. Apalagi saya sekarang sudah menjadi
Public Notary, atau Notaris Publik. Untuk menjadi Public Notary perlu pengalaman mengepalai
kantor hukum selama 5 tahun, dan disumpah di depan Chief Justice of Supreme Court. Jika sudah
memperoleh sertifikat ini, saya bisa menandatangi dokumen-dokumen internasional, ujarnya.
Ke depannya, Konfir ingin polish ourselves to become a boutique law firm that can help with all
legal problems. So far, I think Ive got a very good team, and they have been here for a long time. So,
its a testament to their trust in us.