1. Disampakan pada :
ORIENTASI TEKNIS PEMBELAJARAN SATUAN PAUD SEJENIS
TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2011
RIA RIBECCA
2. Anak Pribadi yang unik dipengaruhi oleh:
Anak
ayah ibu
ayah ibu ayah ibu
ayah ibu ayah ibu ayah ibu ayah ibu
Gizi, proses kelahiran,
perawatan, kondisi
lingkungan, rangsangan
psikososial, kesehatan
Nurture/lingkungan
Nature/bawaan
3. Bermain :
suatu kegiatan yang dilakukan dengan kesenangan
yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan
hasil akhirnya.
Bermain dilakukan dengan sukarela tidak ada unsur
paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban.
4. Anak Bermain untuk memperoleh sesuatu dengan
cara bereksplorasi dan bereksperimen tentang dunia
di sekitarnya dalam rangka membangun pengetahuan
diri sendiri , penyesuaian diri pribadi dan sosial
Sebagai alat yang penting untuk bersosialisasi
Mengoptimalkan perkembangan fisik dan mental
Memenuhi kebutuhan emosi anak
Mengembangkan kreatifitas anak dan kemampuan
bahasa anak
5. Anak bermain sesuai dengan tahapan
perkembangan dan pola berpikir
anak dalam mengungkap kan
perasaannya, berdasarkan
pengertiannya sendiri (mis: cara
pengambilan keputusan atau
pemecahan masalah).
6. Perkembangan fisik yaitu untuk
mengembangkan otot dan melatih
seluruh bagian tubuhnya
Dorongan berkomunikasi, agar anak
dapat bermain dengan baik maka anak
harus belajar berkomunikasi
7. Penyaluran bagi energi emosional yang
terpendam yaitu sebagai sarana bagi anak untuk
menyalurkan ketegangan yang disebabkan oleh
pembatasan lingkungan terhadap perilaku mereka
Penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan
Sebagai sumber belajar
Rangsangan bagi kreatifitas
Perkembangan wawasan diri
Belajar bermasyarakat
Standart moral
Perkembangan ciri kepribadian yang diinginkan
8. 1.Tahap Eksplorasi
0-3 bulan, yaitu melihat benda-
benda sekitarnya serta melakukan
usaha untuk menggapai benda yang
diacungkan sehingga memungkinkan
bagi mereka untuk mengambil,
memegang dan mempelajari benda
kecil, setelah mereka dapat
merangkak, berjalan
9. 2.Tahap Permainan
Bermain dengan APE dimulai pada
tahun pertama dan mencapai
puncaknya pada usia 5-6 tahun, pada
mulanya anak mengeksporasi
mainannya, pada usia 2-3 tahun
mulai membayangkan bahwa
mainnya dapat hidup, berbicara dan
merasakan
10. 3.Tahap Bermain
Setelah masuk sekolah jenis
mainannya mulai beragam, semula
meneruskan bermain dengan
mainannya terutama pada saat
sendirian , setelah tertarik dengan
permainan, olah raga, hobi, dan
bentuk permainnanya.
11. Kesehatan yaitu semakin sehat anak semakin
banyak energinya untuk bermain aktif
Perkembangan Motorik yaitu perkembangan
motorik sangat menentukan karena
pengendalian motorik yang baik memungkinkan
anak untuk terlibat dalam permainan aktif
Intelegensi yaitu anak yang pandai lebih aktif
daripada anak yang kurang pandai
Jenis Kelamin yaitu anak laki-laki bermain lebih
kasar daripada anak perempuan dan lebih
menyukai permainan olah raga ketimbang
berbagai jenis permainan lainnya
12. Lingkungan yaitu anak dari ligkungan
yang buruk kurang bermain ketimbang
anak lainnyakarena kesehatan yang
buruk, waktu yang terbatas, APE dan
ruang
Status Sosial Ekonomi yaitu anak dari
kelompok sosial ekonomi yang tinggp
lebih menyukai kegiatan yang mahal
daripada kalangan bawah
Jumlah Waktu Bebas yaitu tergantung
pada status ekonomi keluarga
-
13. 1. Mainan untuk Tahap Sesorik Motorik
(0-2 tahun)
a. Mainan yang bisa menggerakkan seluruh
anggota badan misalnya : mobil-mobilan, bola
dll
b. Maina yang bisa mengembangkan sensorik
dan mengembangkan sensorik, konsentrasi
mata, belajar menggapai dan mengenalkan
warna
-
14. 2, Mainan Tahap Operasional (2-5 tahun)
a. Usia 2-3 tahun lebih suka bermain dalam
kelompok kecil dan bermain pura-pura,
mempraktekkan beberapa ketrampilan barunya
seperti mencocokkan, menebak,membandingkan,
menukai aktifitas fisik,
b. Usia 5 tahun anak mulai memerlukan materi
kreatif sehingga diperluakan APE kreatif
3.Mainan untuk Tahap Oerasional
Pada tahap ini membutuhkan mainan yang
menumbuhkan kreatifitas dan mengembangkan
sosialisasianak misalnya : mainan seni, mengenai
bentuk ukuran, dakon, congkak, kelereng dll
-
16. Usia 0-6 bulan : Belajar dengan melihat
(learning by watching)
Usia 6 bln-1 tahun : Belajar dengan
menyentuh (learning by touching)
Usia 2 6 tahun : Belajar dengan melakukan
kegiatan (learning by doing)
17. Membentuk aspek kemampuan manusia (human ability
aspects)
Kognitif
Bahasa
Sosial
Afektif
Psikomotor
Membentuk aspek kemampuan fisik manusia
(human Physical Aspects)
Sembilan komponen kebugaran fisik:
Kekuatan; ketahanan; daya ledak, kecepatan
Keseimbangan; kelenturan; koordinasi
Kelincahan dan ketepatan
18. Main sensorimotor
anak main dengan benda untuk
membangun persepsi.
Main peran
anak bermain dengan benda untuk
membantu menghadirkan konsep yang
sudah dimilikinya.
Main pembangunan
anak bermain dengan benda untuk
mewujudkan ide/gagasan yang
dibangun dalam pikirannya menjadi
sesuatu bentuk nyata.
28. Anak main
dekat dengan
anak lainnya.
Anak terlibat
dalam
permainan nya
sendiri, tetapi
senang
dengan
kehadiran
anak lainnya.
29. Anak main
dengan anak
lainnya dalam
satu kelompok.
Ia dapat
bertukar bahan
main, tetapi
tidak ada tujuan
yang
direncanakan.
30. Anak main
dengan anak
lain dan
mainnya
memiliki
tujuan yang
direncanakan.
Anak
merencana-kan
dan berperan.
31. Benjamin S. Bloom:
o50% kemampuan belajar
seseorang ditentukan pada 4
tahun pertamanya (0-4 th);
o30% dikembangkan pada 4
tahun berikutnya (4-8 th);
oHal-hal lain yang dipelajari
seseorang sepanjang hidupnya
dibangun di atas dasar
tersebut (0-8 th);
o20% sisanya dikembangkan
pada 10 tahun berikutnya (8-
18 th).
GOLDEN AGE (USIA EMAS)
50%
0-4 Tahun
20%
8-18 Th
30%
4-8 Tahun
32. 32
Belahan otak kiri mengatur
bagian tubuh sebelah kanan
Belahan otak kiri pada umumnya sangat
penting untuk berbicara & menulis,
keterampilan berhitung dan ilmiah, serta
pikiran logis.
Belahan otak kiriBelahan
otak kanan
belahan otak kanan
mengatur bagian tubuh
sebelah kiri.
Belahan otak kanan bertanggung jawab
untuk kesadaran musik dan seni, persepsi
ruang dan pola, wawasan, imajinasi, dll.
33. 33
OTAK
KIRI
OTAK
KANAN
Acak/random/imajinatif
Global ke detail
Membacamenyeluruh/makna
Gambar dan grafik
Cenderung
kinestetis/aktivitas
Melibatkan emosi
Hal-hal yang berurutan
Detail ke global
Membaca berdasar fonetik
Kata-kata, simbol, huruf
Cenderung audio
Tidak melibatkan emosi
34. 34
HUBUNGAN
OTAK KIRI - OTAK KANAN
DENGAN PERKEMBANGAN USIA
DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Menurut TONY BUZAN
Usia 0 8 12 60
50%
100%
50%
50%
80%
20%
= OTAK KANAN = OTAK KIRI
36. Ketika aku sedang menyusun kubus,
Jangan katakan aku Hanya Bermain,
Karena seperti kau lihat, Aku belajar
melalui bermain Tentang
keseimbangan dan bentuk.
37. Ketika aku sedang berpakaian lengkap membuat
rumah-rumahan, Lalu bermain boneka bayi,
Jangan Katakan aku Hanya Bermain, Karena
seperti kau lihat, Aku belajar melalui bermain,
Untuk menjadi Ibu dan Ayah suatu hari nanti.
Ketika aku sedang berpakaian lengkap membuat
rumah-rumahan, Lalu bermain boneka bayi,
Jangan Katakan aku Hanya Bermain, Karena
seperti kau lihat, Aku belajar melalui bermain,
Untuk menjadi Ibu dan Ayah suatu hari nanti.
38. Ketika kau lihat aku duduk disebuah kursi, Membaca keras-
keras didepan penonton khayal, Tolong jangan
tertawa dan mengira aku Hanya Bermain, Karena seperti
kau lihat, Aku belajar melalui bermain, Aku mungkin menjadi
Guru suatu
hari nanti.
Ketika kau lihat aku sibuk dengan teka-teki, atau ketahuan
Memainkan Sesuatu di sekolah, Tolong jangan merasa aku
membuang waktu untuk Hanya Bermain, Karena seperti
kau lihat, Aku belajar melalui bermain, Aku belajar
memecahkan masalah dan berkonsentrasi, Siapa tahu aku
kelak aku jadi Pengusaha
39. Ketika kau bertanya apa
yang kau kerjakan
disekolah hari ini, Dan aku
menjawab Aku Hanya
Bermain. Tolong jangan
salah mengerti, Karena
seperti kau lihat Aku
belajar melalui bermain,
Aku belajar menikmati
hidup melalui meraih
sukses dalam bekerja, Aku
menyiapkan diri untuk
masa depan.
41. Pijakan Lingkungan
Mengelola awal lingkungan main dengan bahan-
bahan yang cukup (tiga tempat main untuk setiap
anak)
Merencanakan untuk intensitas dan densitas
pengalaman
Memiliki berbagai bahan yang mendukung tiga
jenis main; Sensorimotor, pembangunan dan
main peran
Memiliki berbagai bahan yang mendukung
pengalaman keaksaraan
Menata kesempatan main untuk mendukung
hubungan sosial yang positif
42. Pijakan Pengalaman Sebelum Main
Menjelaskan bagaimana menggunakan bahan-
bahan
Mendiskusikan aturan dan harapan untuk
pengalaman main
Menjelaskan rangkaian waktu main
Mengelola anak untuk keberhasilan Membaca buku
yang berkaitan dengan pengalaman atau
mengundang nara sumber
Menggabungkan kosakata baru dan menunjukkan
konsep yang mendukung standar kinerja
Memberikan galian hubungan sosial
Merancang dan menerapkan urutan transisi main
43. Pijakan Pengalaman Main Setiap Anak
Memberikan anak waktu untuk mengelola
dan meneliti pengalaman main mereka
Mencontohkan komunikasi yang tepat
Memperkuat dan memperluas bahasa anak
Meningkatkan kesempatan sosialisasi
melalui dukungan hubungan teman sebaya
Mengamati dan mendokumentasikan
perkembangan dan kemajuan main anak
44. Pijakan Pengalaman Setelah Main
Mendukung anak untuk mengingat kembali
pengalaman mainnya dan saling
menceritakan pengalaman mainnya.
Menggunakan waktu membereskan sebagai
pengalaman belajar positif melalui
pengelompokan, urutan, dan penataan
lingkungan main secara tepat.
45. INTENSITASBERMAIN Sejumlah waktu yang dibutuhkan
anak untuk pengalaman dalam
tiga jenis main sepanjang hari dan
sepanjang tahun.
Contoh: Anak-anak dibolehkan
untuk memilih dari serangkaian
kegiatan main setiap hari yang
menyediakan kesempatan untuk
terlibat dalam main peran,
pembangunan, dan sensorimotor.
46. DENSITAS BERMAIN
Berbagai macam cara setiap jenis main yang
disediakan untuk mendukung pengalaman anak.
Contoh: Anak dapat menggunakan cat di papan
lukis, nampan cat jari, cat dengan kuas kecil di atas
meja, dan sebagainya, untuk melatih keterampilan
pembangunan sifat cair. Anak-anak dapat
menggunakan balok unit (Pratt), palu dengan paku
dan kayu, sisa-sisa bahan bangunan dengan lem
tembak, dan LegoTM untuk berlatih keterampilan
pembangunan terstruktur.
47. Guru/Orangtua sebagai partner, nurture,
dan pemandu
Lingkungan sebagai guru ketiga
Guru/Orangtua sebagai peneliti
Guru/Orangtua sebagai fasilitator yang
memberikan dukungan saat anak
membangun pengetahuan fisik, logika-
matematika, sosial, untuk membangun
pengetahuan diri sendiri.