ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
2.2 Konsep Keperawatan
Pengkajian
a. Biodata
Dapat terjadi pada semua orang di semua umur; sering terjadi pada remaja dan
dewasa muda.
Jenis kelamin: dapat terjadi pada pria dan wanita.
P e k e r j a a n: beresiko tinggi pada penjajak seks komersial.
b. Keluhan utama
Gejala yang sering menyebabkan penderita datang ke tempat pelayanan kesehatan
adalah nyeri pada lesi yang timbul.
c. Riwayat penyakit sekarang
 Kembangkan pola PQRST pada setiap keluhan klien.
 Pada beberapa kasus,timbul lesi/vesikel perkelompok pada penderita yang
mengalami demam ataupenyakit yang disertai peningkatan suhu tubuh atau pada
penderita yang mengalami trauma fisik maupun psikis.
 Penderita merasakan nyeri yang hebat, terutama pada area kulit yang mengalami
peradangan berat dan vesikulasi hebat.
d. Riwayat penyakit dahulu
Sering diderita kembali oleh klien yang pernah mengalami penyakit herpes simpleks
atau memiliki riwayat penyakit seperti ini.
e. Riwayat penyakit keluarga
Ada anggota keluarga atau teman dekat yang terinfeksi virus ini.
f. Kebutuhan psikososial
Klien dengan penyakit kulit, terutama yang lesinya berada pada bagian muka atau
yang dapat dilihat oleh orang, biasanya mengalami gangguan konsep diri. Hal itu
meliputi perubahan citra tubuh, ideal diri tubuh, ideal diri, harga diri, penampilan
peran, atau identitas diri.
Reaksi yang mungkin timbul adalah:
ï‚· Menolak untuk menyentuh atau melihat salah satu bagian tubuh.
ï‚· Menarik diri dari kontak sosial.
ï‚· Kemampuan untuk mengurus diri berkurang.
g. Kebiasaan sehari-hari
Dengan adanya nyeri, kebiasaan sehari-hari klien juga dapat mengalami gangguan,
terutama untuk istirahat/tidur dan aktivitas. Terjadi gangguan BABdan BAK pada
herpes simpleks genitalis. Penyakit ini sering diderita oleh klien yang mempunyai
kebiasaan menggunakan alat-alat pribadi secara bersama-sama atau klien yang
mempunyai kebiasaan melakukan hubungan seksual dengan berganti ganti pasangan.
h. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum klien bergantung pada luas, lokasi timbulnya lesi, dan daya tahan
tubuh klien. Pada kondisi awal/saat proses peradangan, dapat terjadi peningkatan
suhu tubuh atau demam dan perubahan tanda-tanda vital yang lain.
Pada pengkajian kulit,ditemukan adanya vesikel-vesikel berkelompok yang nyeri,
edema di sekitar lesi, dan dapat pula timbul ulkus pada infeksisekunder.
Perhatikan mukosa mulut, hidung, dan penglihatan klien. Pada pemeriksaan
genitalia pria, daerah yang perlu diperhatikan adalah bagian glans penis, batang
penis, uretra, dan daerah anus.
Sedangkan pada wanita,daerah yang perlu diperhatikan adalah labia mayora dan
minora, klitoris, introitus vagina, dan serviks. Jika timbul lesi, catat jenis, bentuk,
ukuran / luas,warna, dan keadaan lesi. Palpasi kelenjar limfe regional, periksa adanya
pembesaran; pada beberapa kasus dapat terjadi pembesaran kelenjar limferegional.
Untuk mengetahui adanya nyeri, kita dapat mengkaji respon individu terhadap nyeri
akut secara fisiologis atau melalui respon perilaku.
Secara fisiologis,terjadi diaphoresis, peningkatan denyut jantung, peningkatan
pernapasan, dan peningkatan tekanan darah; pada perilaku, dapat juga dijumpai
menangis, merintih, atau marah. Lakukan pengukuran nyeri dengan menggunakan
skala nyeri 0-10 untuk orang dewasa.
Untuk anak-anak, pilih skala yang sesuai dengan usia perkembangannya kita bisa
menggunakan skala wajah untuk mengkaji nyeri sesuai usia; libatkan anak dalam
pemilihan.
2.2.2 Diagnosa
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan masalah herpes
simplek antara lain :
a. Nyeri akut b.d inflamasi jaringan
b. Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilan, sekunder akibat penyakit
herpes simpleks.
c. Risiko penularan infeksi b.d pemajanan melalui kontak (kontak langsung, tidak
langsung , kontak droplet
2.2.3 Intervensi
a. Nyeri akut b.d inflamasi jaringan
Hasil yang diharapkan:
- Klien mengungkapkan nyeri hilang / berkurang.
- Menunjukkan mekanisme koping spesifik untuk nyeri dan metode
untuk mengontrol nyeri secara benar .
- Klien menyampaikan bahwa orang lain memvalidasi adanya nyeri.
Rencana keperawatan:
ï‚· Kaji kembali faktor yang menurunkan toleransi nyeri.
ï‚· Kurangi atau hilangkan faktor yang meningkatkan pengalaman nyeri.
ï‚· Sampaikan pada klien penerimaan perawat tentang responsnya terhadap nyeri;
akui adanya nyeri, dengarkan dan perhatikan klien saat mengungkapkan nyerinya
bertujuan untuk lebih memahaminya.
ï‚· Kaji adanya kesalahan konsep pada keluarga tentang nyeri atautindakannya.
ï‚· Beri informasi atau penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebabrasa
nyeri.
ï‚· Diskusikan dengan klien tentang penggunaan terapi distraksi,
relaksasi,imajinasi dan ajarkan tehnik / metode yang dipilih.
ï‚· Jaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan sekitar klien
ï‚· Kolaborasikan dengan tim medis untuk pemberian analgesik
ï‚· Pantau TTV
ï‚· Kaji kembali respons klien terhadap tindakan penurunan rasa nyeri.
b. Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilan, sekunder akibat penyakit
herpes simpleks
Hasil yang diharapkan:
- Klien mengatakan dan menunjukkan penerimaan atas penampilannya.
- Menunjukkan keinginan dan kemampuan untuk melakukan perawatan diri.
- Melakukan pola-pola penanggulangan yang baru
Rencana keperawatan:
ï‚· Ciptakan hubungan saling percaya antara klien-perawat.
ï‚· Dorong klien untuk menyatakan perasaannya , terutama tentang cara
iamerasakan , berpikir, atau memandang dirinya.
ï‚· Jernihkan kesalahan konsepsi individu tentang dirinya, penatalaksanaan,
atau perawatan dirinya.
ï‚· Hindari mengkritik.
ï‚· Jaga privasi dan lingkungan individu.
ï‚· Berikan informasi yang dapat dipercaya dan penjelasan informasi yang
telah diberikan.
ï‚· Tingkatkan interaksi sosial.
ï‚· Dorong klien untuk melakukan aktivitas.
ï‚· Hindari sikap terlalu melindungi, tetapi terbatas pada permintaan individu.
ï‚· Dorong klien dan keluarga untuk menerima keadaan.
ï‚· Beri kesempatan klien untuk berbagi pengalaman dengan orang lain.
ï‚· Lakukan diskusi tentang pentingnya mengkomunikasikan penilaian klien
dan pentingnya sistem daya dukungan bagi mereka.
ï‚· Dorong klien untuk berbagi rasa, masalah, kekuatiran, dan persepsinya.
c. Risiko penularan infeksi b.d pemajanan melalui kontak (kontak langsung, tidak
langsung , kontak droplet)
Hasil yang diharapkan:
- Klien menyebutkan perlunya isolasi sampai ia tidak lagi menularkan infeksi.
- Klien dapat menjelaskan cara penularan penyakit.
Rencana keperawatan:
ï‚· Jelaskan tentang penyakit herpes simpleks, penyebab, cara penularan, dan
akibat yang ditimbulkan.
ï‚· Anjurkan klien untuk menghentikan kagiatan hubungan seksual selama
sakit dan jika perlu menggunakan kondom.
ï‚· Beri penjelasan tentang pentingnya melakukan kegiatan seksual dengan
satu orang (satu sama lain setia) dan pasangan yang tidak terinfeksi (hubungan
seks yang sehat).

More Related Content

Konsep keperawatan

  • 1. 2.2 Konsep Keperawatan Pengkajian a. Biodata Dapat terjadi pada semua orang di semua umur; sering terjadi pada remaja dan dewasa muda. Jenis kelamin: dapat terjadi pada pria dan wanita. P e k e r j a a n: beresiko tinggi pada penjajak seks komersial. b. Keluhan utama Gejala yang sering menyebabkan penderita datang ke tempat pelayanan kesehatan adalah nyeri pada lesi yang timbul. c. Riwayat penyakit sekarang  Kembangkan pola PQRST pada setiap keluhan klien.  Pada beberapa kasus,timbul lesi/vesikel perkelompok pada penderita yang mengalami demam ataupenyakit yang disertai peningkatan suhu tubuh atau pada penderita yang mengalami trauma fisik maupun psikis.  Penderita merasakan nyeri yang hebat, terutama pada area kulit yang mengalami peradangan berat dan vesikulasi hebat. d. Riwayat penyakit dahulu Sering diderita kembali oleh klien yang pernah mengalami penyakit herpes simpleks atau memiliki riwayat penyakit seperti ini. e. Riwayat penyakit keluarga Ada anggota keluarga atau teman dekat yang terinfeksi virus ini. f. Kebutuhan psikososial Klien dengan penyakit kulit, terutama yang lesinya berada pada bagian muka atau yang dapat dilihat oleh orang, biasanya mengalami gangguan konsep diri. Hal itu meliputi perubahan citra tubuh, ideal diri tubuh, ideal diri, harga diri, penampilan peran, atau identitas diri. Reaksi yang mungkin timbul adalah: ï‚· Menolak untuk menyentuh atau melihat salah satu bagian tubuh. ï‚· Menarik diri dari kontak sosial. ï‚· Kemampuan untuk mengurus diri berkurang.
  • 2. g. Kebiasaan sehari-hari Dengan adanya nyeri, kebiasaan sehari-hari klien juga dapat mengalami gangguan, terutama untuk istirahat/tidur dan aktivitas. Terjadi gangguan BABdan BAK pada herpes simpleks genitalis. Penyakit ini sering diderita oleh klien yang mempunyai kebiasaan menggunakan alat-alat pribadi secara bersama-sama atau klien yang mempunyai kebiasaan melakukan hubungan seksual dengan berganti ganti pasangan. h. Pemeriksaan fisik Keadaan umum klien bergantung pada luas, lokasi timbulnya lesi, dan daya tahan tubuh klien. Pada kondisi awal/saat proses peradangan, dapat terjadi peningkatan suhu tubuh atau demam dan perubahan tanda-tanda vital yang lain. Pada pengkajian kulit,ditemukan adanya vesikel-vesikel berkelompok yang nyeri, edema di sekitar lesi, dan dapat pula timbul ulkus pada infeksisekunder. Perhatikan mukosa mulut, hidung, dan penglihatan klien. Pada pemeriksaan genitalia pria, daerah yang perlu diperhatikan adalah bagian glans penis, batang penis, uretra, dan daerah anus. Sedangkan pada wanita,daerah yang perlu diperhatikan adalah labia mayora dan minora, klitoris, introitus vagina, dan serviks. Jika timbul lesi, catat jenis, bentuk, ukuran / luas,warna, dan keadaan lesi. Palpasi kelenjar limfe regional, periksa adanya pembesaran; pada beberapa kasus dapat terjadi pembesaran kelenjar limferegional. Untuk mengetahui adanya nyeri, kita dapat mengkaji respon individu terhadap nyeri akut secara fisiologis atau melalui respon perilaku. Secara fisiologis,terjadi diaphoresis, peningkatan denyut jantung, peningkatan pernapasan, dan peningkatan tekanan darah; pada perilaku, dapat juga dijumpai menangis, merintih, atau marah. Lakukan pengukuran nyeri dengan menggunakan skala nyeri 0-10 untuk orang dewasa. Untuk anak-anak, pilih skala yang sesuai dengan usia perkembangannya kita bisa menggunakan skala wajah untuk mengkaji nyeri sesuai usia; libatkan anak dalam pemilihan.
  • 3. 2.2.2 Diagnosa Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan masalah herpes simplek antara lain : a. Nyeri akut b.d inflamasi jaringan b. Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilan, sekunder akibat penyakit herpes simpleks. c. Risiko penularan infeksi b.d pemajanan melalui kontak (kontak langsung, tidak langsung , kontak droplet 2.2.3 Intervensi a. Nyeri akut b.d inflamasi jaringan Hasil yang diharapkan: - Klien mengungkapkan nyeri hilang / berkurang. - Menunjukkan mekanisme koping spesifik untuk nyeri dan metode untuk mengontrol nyeri secara benar . - Klien menyampaikan bahwa orang lain memvalidasi adanya nyeri. Rencana keperawatan: ï‚· Kaji kembali faktor yang menurunkan toleransi nyeri. ï‚· Kurangi atau hilangkan faktor yang meningkatkan pengalaman nyeri. ï‚· Sampaikan pada klien penerimaan perawat tentang responsnya terhadap nyeri; akui adanya nyeri, dengarkan dan perhatikan klien saat mengungkapkan nyerinya bertujuan untuk lebih memahaminya. ï‚· Kaji adanya kesalahan konsep pada keluarga tentang nyeri atautindakannya. ï‚· Beri informasi atau penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebabrasa nyeri. ï‚· Diskusikan dengan klien tentang penggunaan terapi distraksi, relaksasi,imajinasi dan ajarkan tehnik / metode yang dipilih.
  • 4. ï‚· Jaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan sekitar klien ï‚· Kolaborasikan dengan tim medis untuk pemberian analgesik ï‚· Pantau TTV ï‚· Kaji kembali respons klien terhadap tindakan penurunan rasa nyeri. b. Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilan, sekunder akibat penyakit herpes simpleks Hasil yang diharapkan: - Klien mengatakan dan menunjukkan penerimaan atas penampilannya. - Menunjukkan keinginan dan kemampuan untuk melakukan perawatan diri. - Melakukan pola-pola penanggulangan yang baru Rencana keperawatan: ï‚· Ciptakan hubungan saling percaya antara klien-perawat. ï‚· Dorong klien untuk menyatakan perasaannya , terutama tentang cara iamerasakan , berpikir, atau memandang dirinya. ï‚· Jernihkan kesalahan konsepsi individu tentang dirinya, penatalaksanaan, atau perawatan dirinya. ï‚· Hindari mengkritik. ï‚· Jaga privasi dan lingkungan individu. ï‚· Berikan informasi yang dapat dipercaya dan penjelasan informasi yang telah diberikan. ï‚· Tingkatkan interaksi sosial. ï‚· Dorong klien untuk melakukan aktivitas. ï‚· Hindari sikap terlalu melindungi, tetapi terbatas pada permintaan individu. ï‚· Dorong klien dan keluarga untuk menerima keadaan. ï‚· Beri kesempatan klien untuk berbagi pengalaman dengan orang lain. ï‚· Lakukan diskusi tentang pentingnya mengkomunikasikan penilaian klien dan pentingnya sistem daya dukungan bagi mereka. ï‚· Dorong klien untuk berbagi rasa, masalah, kekuatiran, dan persepsinya.
  • 5. c. Risiko penularan infeksi b.d pemajanan melalui kontak (kontak langsung, tidak langsung , kontak droplet) Hasil yang diharapkan: - Klien menyebutkan perlunya isolasi sampai ia tidak lagi menularkan infeksi. - Klien dapat menjelaskan cara penularan penyakit. Rencana keperawatan: ï‚· Jelaskan tentang penyakit herpes simpleks, penyebab, cara penularan, dan akibat yang ditimbulkan. ï‚· Anjurkan klien untuk menghentikan kagiatan hubungan seksual selama sakit dan jika perlu menggunakan kondom. ï‚· Beri penjelasan tentang pentingnya melakukan kegiatan seksual dengan satu orang (satu sama lain setia) dan pasangan yang tidak terinfeksi (hubungan seks yang sehat).