ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
Konsep Kompetensi
Boyatzis dalam Hutapea dan Nurianna Thoha (2008) kompetensi adalah kapasitas yang ada pada
seseorang yang bisa membuat orang tersebut mampu memenuhi apa yang disyaratkan oleh
pekerjaan dalam suatu organisasi sehingga organisasi tersebut mampu mencapai hasil yang
diharapkan.
Definisi kompetensi menurut Amstrong & Murlis dalam Ramelan (2003:47), dia
mendefinisikan kompetensi sebagai karakteristik mendasar individu yang secara kausal
berhubungan dengan efektivitas atau kinerja yang sangat baik.
Menurut Wahjosumidjo (1995:34), kompetensi adalah merupakan kinerja tugas rutin yang
integratif, yang menggabungkan resources (kemampuan pengetahuan, asset dan proses, baik
yang terlihat maupun yang tidak terlihat) yang menghasilkan posisi yang lebih tinggi dan
kompetitif.
Hal ini sejalan dengan pendapat Becker and Ulrich dalam Suparno (2005:24) bahwa
competency refers to an individual’s knowledge, skill, ability or personality characteristics that
directly influence job performance. Artinya, kompetensi mengandung aspek-aspek
pengetahuan, ketrampilan (keahlian) dan kemampuan ataupun karakteristik kepribadian yang
mempengaruhi kinerja.
Menurut Spencer and Spencer, (1993 : 9) Kompetensi adalah sebagai karakteristik yang
mendasari seseorang dan berkaitan dengan efektifitas kinerja individu dalam pekerjaannya (an
underlying characteristic’s of an individual which is causally related to criterion – referenced
effective and or superior performance in a job or situation). Underlying Characteristics
mengandung makna kompetensi adalah bagian dari kepribadian yang mendalam dan melekat
kepada seseorang serta perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas
pekerjaan. Causally Related memiliki arti kompetensi adalah sesuatu yang menyebabkan atau
memprediksi perilaku dan kinerja. Criterion Referenced mengandung makna bahwa
kompetensi sebenarnya memprediksi siapa yang berkinerja baik, diukur dari kriteria atau
standar yang digunakan.
Menurut Poerwadarminta (1993:518), Kompetensi adalah kekuasaan (kewenangan) untuk
menentukan/memutuskan suatu hal.
Menurut Suparno (2001:27), Kompetensi adalah kecakapan yang memadai untuk melakukan
suatu tugas atau sebagai memiliki ketrampilan & kecakapan yang diisyaratkan.
Sedangkan kompetensi menurut Van Looy, Van Dierdonck, and Gemmel (1998:212)
menyatakan kompetensi adalah sebuah karakteristik manusia yang berhubungan dengan
efektifitas performa, karakteristik ini dapat dilihat seperti gaya bertindak, berperilaku, dan
berpikir.
menurut Stephen Robbin (2007:38) bahwa kompetensi adalah “kemampuan (ability)
atau kapasitas seseorang untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan, dimana
kemampuan ini ditentukan oleh 2 (dua) faktor yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan
fisik.
Selanjutnya, Wibowo (2007:86), kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk
melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi oleh keterampilan dan
pengetahuan kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dengan demikian kompetensi
menunjukkan keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu
bidang tertentu sebagai suatu yang terpenting. Kompetensi sebagai karakteristik seseorang
berhubungan dengan kinerja yang efektif dalam suatu pekerjaan atau situasi.
Jenis Kompetensi
Menurut Amstrong & Murlis dalam Ramelan (2003:56), kompetensi itu ada 2 (dua) yaitu
kompetensi inti dan kompetensi generik atau kompetensi khusus.
1. Kompetensi Inti. Kompetensi inti adalah merupakan hal-hal yang harus dilakukan organisasi
dan orang yang ada didalamnya agar bisa berhasil. Kompetensi inti ini merupakan hasil dari
pembelajaran kolektif dalam organisasi. Mereka mengatakan bahwa kompetensi inti adalah
komunikasi, keterlibatan dan komitmen mendalam untuk bekerja dalam organisasi.
Kompetensi inti melibatkan banyak orang dari banyak level dan fungsi dalam organisasi.
Kompetensi inti dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bagian yaitu
a. Kompetensi inti bisnis yaitu menetapkan apa yang harus dilakukan bisnis untuk
mendapatkan keunggulan kompetitif dengan mengonsolidasikan teknologi yang dimiliki dalam
keseluruhan organisasi dan mengubah ketrampilan menjadi kompetensi yang bisa
memberdayakan bisnis untuk beradaptasi secara cepat dengan peluang yang terus berubah.
b. Kompetensi inti perilaku adalah kualitas fundamental yang diterapkan oleh individu dalam
organisasi. Kompetensi inti prilaku bisa berdiri sendiri untuk membuat kerangka kompetensi
yang berlaku untuk setiap orang dalam organisasi, meskipun dengan tingkatan yang berbeda –
beda.
2. Kompetensi Generik Kompetensi generik adalah kompetensi yang berlaku untuk kategori
karyawan tertentu, seperti manajer, pemimpin tim, teknisi desain, manajer cabang, spesialis
kepersonaliaan, akuntan, operator mesin, asisten penjualan atau sekretaris. Sebagai contoh,
kompetensi generik manajer cabang bisa mencakup kepemimpinan, perencanaan dan
pengorganisasian, pengembangan bisnis, hubungan pelanggan, keputusan komersial,
ketrampilan komunikasi dan hubungan antar pribadi. Kompetensi generik bisa ditetapkan
untuk kelompok jabatan yang secara fundamental sifat – sifat tugasnya sama, tetapi level
pekerjaan yang ditangani berbeda – beda.
3. Kompetensi Spesifik Kompetensi spesifik yaitu kompetensi yang berkait dengan tugas
khusus / spesifik untuk individu atau sekelompok kecil pemegang peran yang tidak tercakup
dalam profil kompetensi generik untuk peran tersebut. Profil kompetensi sebagai basis untuk
melakukan kompetensi bisa diturunkan kompetensi inti bisnis, seperti ditunjukkan dalam
Gambar 2.1. dibawah ini.
GAMBAR 2.1 PROFIL KOMPETENSI DARI KOMPETENSI INTI
Hal.6
Meski demikian profil kompetensi bisa terjadi dari kombinasi kompetensi inti perilaku,
kompetensi generik dan kompetensi spesifik, seperti diilustrasikan dalam Gambar 2.2. dibawah
ini.
GAMBAR 2.2 PEMBENTUK PROFIL KOMPETENSI
Hal.7
Perlu dicamkan bahwa tidak ada standar atau komposisi profil kompetensi yang diterima secara
umum. Di dalam beberapa organisasi, profil kompetensi dikembangkan sesuai dengan salah
satu dari model yang dijelaskan di atas. Beberapa organisasi yang lain menyusun profil
kompetensi berdasarkan kombinasi dari dua atau tiga bidang kompetensi inti, generik atau
khusus
Berbeda dengan Fogg (2004:90) yang membagi Kompetensi kompetensi menjadi 2
(dua) kategori yaitu kompetensi dasar dan yang membedakan kompetensi dasar (Threshold)
dan kompetensi pembeda (differentiating) menurut kriteria yang digunakan untuk memprediksi
kinerja suatu pekerjaan. Kompetensi dasar (Threshold competencies) adalah karakteristik
utama, yang biasanya berupa pengetahuan atau keahlian dasar seperti kemampuan untuk
membaca, sedangkan kompetensi differentiating adalah kompetensi yang membuat seseorang
berbeda dari yang lain.
Menurut Spencer and Spencer dalam Surya Dharma (2003:47), kompetensi dapat
dibagi dua kategori yaitu 1). Kompetensi dasar (Threshold Competency, dan 2). Kompetensi
pembeda (differentiating Competency). Threshold competencies adalah karakteristik utama
(biasanya pengetahuan atau keahlian dasar seperti kemampuan untuk membaca) yang harus
dimiliki oleh seseorang agar dapat melaksanakan pekerjaannya. Sedangkan Differentiating
competencies adalah faktor-faktor yang membedakan individu yang berkinerja tinggi dan
rendah.
Charles E. Jhonson dalam Wina Sanjaya (2005:34) membagi kompetensi kedalam 3
bagian yakni : 1). Kompetensi pribadi, yakni kompetensi yang berhubungan dengan
pengembangan kepribadian (personal competency), 2). Kompetensi professional, yakni
kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas tertentu, dan
3). Kompetensi sosial, yakni kompetensi yang berhubungan dengan kepentingan sosial.
Sedangkan pada Kunandar (2007:41), kompetensi dapat dibagi 5 (lima) bagian yakni:
1. Kompetensi intelektual, yaitu berbagai perangkat pengetahuan yang ada pada diri
individu yang diperlukan untuk menunjang kinerja
2. Kompetensi fisik, yakni perangkat kemampuan fisik yang diperlukan untuk pelaksanaan
tugas
3. Kompetensi pribadi, yakni perangkat perilaku yang berkaitan dengan kemampuan
individu dalam mewujudkan diri, transformasi diri, identitas diri dan pemahaman diri.
4. Kompetensi sosial, yakni perangkat perilaku tertentu yang merupakan dasar dari
pemahaman diri sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan sosial.
5. Kompetensi spiritual, yakni pemahaman, penghayatan serta pengamalan kaidah-kaidah
keagamaan.
Talim (2003:7) mengatakan kompetensi dapat meliputi aspek pengetahuan,
keterampilan, sikap dan perilaku karyawan. Dalam arti luas, kompetensi ini akan terkait dengan
strategi organisasi dan pengertian kompetensi ini dapatlah kita padukan dengan ketrampilan
dasar (soft skill), ketrampilan baku (hard skill), ketrampilan sosial (social skill), dan
ketrampilan mental (mental skill). Ketrampilan baku (hard skill mencerminkan pengetahuan
dan keterampilan fisik SDM, ketrampilan dasar (soft skill) menunjukkan intuisi, kepekaan
SDM; ketrampilan sosial (social skill) menunjukkan keterampilan dalam hubungan sosial
SDM, ketrampilan mental (mental skill) menunjukkan ketahanan mental SDM. Di dalam
perkembangan manajemen SDM, saat ini sedang ramai dibicarakan mengenai bagaimana
mengelola SDM berbasis kompetensi.

More Related Content

Konsep kompetensi

  • 1. Konsep Kompetensi Boyatzis dalam Hutapea dan Nurianna Thoha (2008) kompetensi adalah kapasitas yang ada pada seseorang yang bisa membuat orang tersebut mampu memenuhi apa yang disyaratkan oleh pekerjaan dalam suatu organisasi sehingga organisasi tersebut mampu mencapai hasil yang diharapkan. Definisi kompetensi menurut Amstrong & Murlis dalam Ramelan (2003:47), dia mendefinisikan kompetensi sebagai karakteristik mendasar individu yang secara kausal berhubungan dengan efektivitas atau kinerja yang sangat baik. Menurut Wahjosumidjo (1995:34), kompetensi adalah merupakan kinerja tugas rutin yang integratif, yang menggabungkan resources (kemampuan pengetahuan, asset dan proses, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat) yang menghasilkan posisi yang lebih tinggi dan kompetitif. Hal ini sejalan dengan pendapat Becker and Ulrich dalam Suparno (2005:24) bahwa competency refers to an individual’s knowledge, skill, ability or personality characteristics that directly influence job performance. Artinya, kompetensi mengandung aspek-aspek pengetahuan, ketrampilan (keahlian) dan kemampuan ataupun karakteristik kepribadian yang mempengaruhi kinerja. Menurut Spencer and Spencer, (1993 : 9) Kompetensi adalah sebagai karakteristik yang mendasari seseorang dan berkaitan dengan efektifitas kinerja individu dalam pekerjaannya (an underlying characteristic’s of an individual which is causally related to criterion – referenced effective and or superior performance in a job or situation). Underlying Characteristics mengandung makna kompetensi adalah bagian dari kepribadian yang mendalam dan melekat kepada seseorang serta perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan. Causally Related memiliki arti kompetensi adalah sesuatu yang menyebabkan atau memprediksi perilaku dan kinerja. Criterion Referenced mengandung makna bahwa kompetensi sebenarnya memprediksi siapa yang berkinerja baik, diukur dari kriteria atau standar yang digunakan. Menurut Poerwadarminta (1993:518), Kompetensi adalah kekuasaan (kewenangan) untuk menentukan/memutuskan suatu hal. Menurut Suparno (2001:27), Kompetensi adalah kecakapan yang memadai untuk melakukan suatu tugas atau sebagai memiliki ketrampilan & kecakapan yang diisyaratkan. Sedangkan kompetensi menurut Van Looy, Van Dierdonck, and Gemmel (1998:212) menyatakan kompetensi adalah sebuah karakteristik manusia yang berhubungan dengan efektifitas performa, karakteristik ini dapat dilihat seperti gaya bertindak, berperilaku, dan berpikir.
  • 2. menurut Stephen Robbin (2007:38) bahwa kompetensi adalah “kemampuan (ability) atau kapasitas seseorang untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan, dimana kemampuan ini ditentukan oleh 2 (dua) faktor yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Selanjutnya, Wibowo (2007:86), kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi oleh keterampilan dan pengetahuan kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dengan demikian kompetensi menunjukkan keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai suatu yang terpenting. Kompetensi sebagai karakteristik seseorang berhubungan dengan kinerja yang efektif dalam suatu pekerjaan atau situasi. Jenis Kompetensi Menurut Amstrong & Murlis dalam Ramelan (2003:56), kompetensi itu ada 2 (dua) yaitu kompetensi inti dan kompetensi generik atau kompetensi khusus. 1. Kompetensi Inti. Kompetensi inti adalah merupakan hal-hal yang harus dilakukan organisasi dan orang yang ada didalamnya agar bisa berhasil. Kompetensi inti ini merupakan hasil dari pembelajaran kolektif dalam organisasi. Mereka mengatakan bahwa kompetensi inti adalah komunikasi, keterlibatan dan komitmen mendalam untuk bekerja dalam organisasi. Kompetensi inti melibatkan banyak orang dari banyak level dan fungsi dalam organisasi. Kompetensi inti dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bagian yaitu a. Kompetensi inti bisnis yaitu menetapkan apa yang harus dilakukan bisnis untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dengan mengonsolidasikan teknologi yang dimiliki dalam keseluruhan organisasi dan mengubah ketrampilan menjadi kompetensi yang bisa memberdayakan bisnis untuk beradaptasi secara cepat dengan peluang yang terus berubah. b. Kompetensi inti perilaku adalah kualitas fundamental yang diterapkan oleh individu dalam organisasi. Kompetensi inti prilaku bisa berdiri sendiri untuk membuat kerangka kompetensi yang berlaku untuk setiap orang dalam organisasi, meskipun dengan tingkatan yang berbeda – beda. 2. Kompetensi Generik Kompetensi generik adalah kompetensi yang berlaku untuk kategori karyawan tertentu, seperti manajer, pemimpin tim, teknisi desain, manajer cabang, spesialis kepersonaliaan, akuntan, operator mesin, asisten penjualan atau sekretaris. Sebagai contoh, kompetensi generik manajer cabang bisa mencakup kepemimpinan, perencanaan dan
  • 3. pengorganisasian, pengembangan bisnis, hubungan pelanggan, keputusan komersial, ketrampilan komunikasi dan hubungan antar pribadi. Kompetensi generik bisa ditetapkan untuk kelompok jabatan yang secara fundamental sifat – sifat tugasnya sama, tetapi level pekerjaan yang ditangani berbeda – beda. 3. Kompetensi Spesifik Kompetensi spesifik yaitu kompetensi yang berkait dengan tugas khusus / spesifik untuk individu atau sekelompok kecil pemegang peran yang tidak tercakup dalam profil kompetensi generik untuk peran tersebut. Profil kompetensi sebagai basis untuk melakukan kompetensi bisa diturunkan kompetensi inti bisnis, seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.1. dibawah ini. GAMBAR 2.1 PROFIL KOMPETENSI DARI KOMPETENSI INTI Hal.6 Meski demikian profil kompetensi bisa terjadi dari kombinasi kompetensi inti perilaku, kompetensi generik dan kompetensi spesifik, seperti diilustrasikan dalam Gambar 2.2. dibawah ini. GAMBAR 2.2 PEMBENTUK PROFIL KOMPETENSI Hal.7 Perlu dicamkan bahwa tidak ada standar atau komposisi profil kompetensi yang diterima secara umum. Di dalam beberapa organisasi, profil kompetensi dikembangkan sesuai dengan salah satu dari model yang dijelaskan di atas. Beberapa organisasi yang lain menyusun profil kompetensi berdasarkan kombinasi dari dua atau tiga bidang kompetensi inti, generik atau khusus Berbeda dengan Fogg (2004:90) yang membagi Kompetensi kompetensi menjadi 2 (dua) kategori yaitu kompetensi dasar dan yang membedakan kompetensi dasar (Threshold) dan kompetensi pembeda (differentiating) menurut kriteria yang digunakan untuk memprediksi kinerja suatu pekerjaan. Kompetensi dasar (Threshold competencies) adalah karakteristik utama, yang biasanya berupa pengetahuan atau keahlian dasar seperti kemampuan untuk membaca, sedangkan kompetensi differentiating adalah kompetensi yang membuat seseorang berbeda dari yang lain.
  • 4. Menurut Spencer and Spencer dalam Surya Dharma (2003:47), kompetensi dapat dibagi dua kategori yaitu 1). Kompetensi dasar (Threshold Competency, dan 2). Kompetensi pembeda (differentiating Competency). Threshold competencies adalah karakteristik utama (biasanya pengetahuan atau keahlian dasar seperti kemampuan untuk membaca) yang harus dimiliki oleh seseorang agar dapat melaksanakan pekerjaannya. Sedangkan Differentiating competencies adalah faktor-faktor yang membedakan individu yang berkinerja tinggi dan rendah. Charles E. Jhonson dalam Wina Sanjaya (2005:34) membagi kompetensi kedalam 3 bagian yakni : 1). Kompetensi pribadi, yakni kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian (personal competency), 2). Kompetensi professional, yakni kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas tertentu, dan 3). Kompetensi sosial, yakni kompetensi yang berhubungan dengan kepentingan sosial. Sedangkan pada Kunandar (2007:41), kompetensi dapat dibagi 5 (lima) bagian yakni: 1. Kompetensi intelektual, yaitu berbagai perangkat pengetahuan yang ada pada diri individu yang diperlukan untuk menunjang kinerja 2. Kompetensi fisik, yakni perangkat kemampuan fisik yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas 3. Kompetensi pribadi, yakni perangkat perilaku yang berkaitan dengan kemampuan individu dalam mewujudkan diri, transformasi diri, identitas diri dan pemahaman diri. 4. Kompetensi sosial, yakni perangkat perilaku tertentu yang merupakan dasar dari pemahaman diri sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan sosial.
  • 5. 5. Kompetensi spiritual, yakni pemahaman, penghayatan serta pengamalan kaidah-kaidah keagamaan. Talim (2003:7) mengatakan kompetensi dapat meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku karyawan. Dalam arti luas, kompetensi ini akan terkait dengan strategi organisasi dan pengertian kompetensi ini dapatlah kita padukan dengan ketrampilan dasar (soft skill), ketrampilan baku (hard skill), ketrampilan sosial (social skill), dan ketrampilan mental (mental skill). Ketrampilan baku (hard skill mencerminkan pengetahuan dan keterampilan fisik SDM, ketrampilan dasar (soft skill) menunjukkan intuisi, kepekaan SDM; ketrampilan sosial (social skill) menunjukkan keterampilan dalam hubungan sosial SDM, ketrampilan mental (mental skill) menunjukkan ketahanan mental SDM. Di dalam perkembangan manajemen SDM, saat ini sedang ramai dibicarakan mengenai bagaimana mengelola SDM berbasis kompetensi.