More Related Content
What's hot (20)
Similar to Konsep Menjadi Pemimpin Tangguh.pptx (20)
Konsep Menjadi Pemimpin Tangguh.pptx
- 2. Secara sederhana, pemimpin adalah orang yang diberi kuasa untuk memimpin lembaga atau organisasi Kepemimpinan adalah upaya untuk mempengaruhi sekelompok orang menuju satu tujuan yang ingin dicapai secara bersama-sama dalam satu lembaga atau organisasi. Tujuan lembaga atau organisasi itu berbeda-beda antara satu dan lainnya.
- 3. Menurut Crainer ada lebih dari 400 definisi tentang leadership (Mullins, 2005). Kepemimpinan merupakan kemampuan memperoleh kesepakatan pada tujuan bersama. Kepemimpinan adalaah suatu upaya untuk mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.
- 4. Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan kekuatan moral yang kreatif, yang mampu mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap, sehingga mereka searah dengan kemauan dan aspirasi pemimpin. Sudah semestinya pemimpin merupakan sosok yang menjadi teladan panutan bagi yang dipimpinnya.
- 5. Menurut Kadarusman (2012) kepemimpinan (Leadership) dibagi 3, yaitu: Self Leadership; Team Leadership; Organizational Leadership.
- 6. Self Leadership yang dimaksud adalah memimpin diri sendiri agar jangan sampai gagal menjalani hidup. Team Leadership diartikan sebagai memimpin orang lain. Pemimpinnya dikenal dengan istilah team leader (pemimpin kelompok) yang memahami apa yang menjadi tanggung jawab kepemimpinannya, menyelami kondisi bawahannya, kesediaannya untuk meleburkan diri dengan tuntutan dan konsekuensi dari tanggung jawab yang dipikulnya, serta memiliki komitmen untuk membawa setiap bawahannya mengeksplorasi kapasitas dirinya hingga menghasilkan prestasi tertinggi.
- 7. Sedangkan organizational leadership dilihat dalam konteks suatu organisasi yang dipimpin oleh organizational leader (pemimpin organisasi) yang mampu memahami nafas bisnis perusahaan atau organisasi yang dipimpinnya, membangun visi dan misi pengembangan organisasinya, kesediaan untuk melebur dengan tuntutan dan konsekuensi tanggung jawab sosial, serta komitmen yang tinggi untuk menjadikan perusahaan/organisasi yang dipimpinnya sebagai pembawa berkah bagi komunitas baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.
- 9. Keilmuan ini berkaitan dengan pengetahuan dan wawasan yang mendukung para pemimpin dalam menjalankan peran dan tugasnya. Kalau seseorang itu menjadi pemimpin organisasi profesi misalnya, maka ia harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang mendalam tentang profesi yang digelutinya. Kalau seseorang itu menjadi pemimpin lembaga keagamaan, maka ia harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang mendalam tentang keagamaan
- 10. Menguasai teori-teori dan model kepemimpinan, seperti kepemimpinan otoriter, demokratis dan sebagainya; Memahami teori-teori manajemen; perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan evaluasi; Memiliki kemampuan untuk memetakan permasalahan dan menemukan solusinya serta memahami karakter orang- orang yang dibawah kepemimpinannya.
- 11. Kepribadian berkaitan dengan sifat atau karakter yang dimiliki oleh seseorang yang terbentuk melalui interaksi dengan lingkungan atau pengalaman yang dilaluinya pada masa lalu. Di antara bentuk/wujud kepribadian tersebut, antara lain jujur, disiplin, bertanggung jawab, penyanyang, tegas, responsif, tangguh dan sebagainya;
- 12. Franklyn (1951) dalam Onong Effendy (1993: 200) mengemukakan ada tiga gaya pokok kepemimpinan, yaitu: Gaya kepemimpinan otokratis (outoctatic/authoritarian leadership), kepemimpinan demokratis (democratic/participative leadership), dan kepemimpinan yang bebas (free-rein/laissez faire leadership).
- 13. Kepemimpinan otokratis adalah gaya kepemimpinan yang ciri yang selalu menganggap organisasi sebagai milik pribadi, arogan, mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, menganggap bawahan sebagai alat semata, tidak mau menerima kritik dan saran, terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya, dalam tindakan pergerakannya sering mempergunakan pendekatan paksaan dan bersifat menghukum.
- 14. Indikator dari Gaya Kepemimpinan Otokratis: Sentralisasi Wewenang Produktivitas Kerja Manajemen setiap keputusannya dianggap sah, dan pengikut pengikutnya wajib menerima perintah tanpa pertanyaan.
- 15. Kepemimpinan demokratis gaya kepemimpinan yang memiliki ciri: menganggap bawahan sebagai makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dalam kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya; senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahan; selalu berusaha menjadikan bawahannya sukses dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadi sebagai pemimpin.
- 16. Indikator dari gaya kepemimpinan demokratis: Hubungan baik antara pimpinan dengan anggota. Penghargaan terhadap anggota. Manajemen yang mendengarkan aspirasi bawahannya.
- 17. Kepemimpinan Liberal (Laisez Faire) Dalam kepemimpinan tipe ini pemimpin biasanya menunjukkan perilaku yang pasif dan seringkali menghindar diri dari tanggung jawab.
- 18. Pemimpin tangguh adalah pemimpin yang andal, kokoh, kuat dan tabah. Ketangguhan pemimpin ini punya hubungan erat dengan beban (tanggung jawab) dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam proses kepemimpinan; Seorang pemimpin sudah tentu memiliki beban dan tanggungjawab yang harus dipikulnya selama menjalani proses kepemimpinan. Pemimpin yang tangguh adalah pemimpin yang senantiasa kuat dalam memikul beban dan menjalankan tanggung jawab seberat apapun beban dan tanggung jawab itu;
- 19. Seorang pemimpin sudah tentu akan menghadapi sejumlah permasalahan dalam proses menjalankan kepemimpinannya baik yang bersifat internal maupun eksternal. Pemimpin yang tangguh adalah pemimpin yang senantiasa andal dan tabah dalam menyikapi setiap permasahan. Ia tidak mudah menyerah dan gampang berputus asa.
- 20. Tanamkan kesadaran bahwa menjadi pemimpin lembaga atau organisasi itu adalah amanah. Setiap amanah akan diminta pertanggungjawabannya; Tanamkan keyakinan bahwa setiap permasalahan yang dihadapi ada solusi atau jalan keluarnya; Jangan mudah terpengaruh oleh isu-isu yang berpotensi akan melemahkan semangat dalam menjalankan proses kepemimpinan; Selalu berpikir positif dan optimis; Memperioritaskan hal-hal yang lebih penting (besar) bagi kemajuan lembaga atau organisasi ketimbang hal-hal kecil, sepele, remeh temeh dan kurang bermanfaat.