2. ISU-ISU SEKSUALITAS:
Pembicaraan mengenai seksualitas
seringkali dianggap sebagai hal yang
tabu
tidak pantas dibicarakan dalam
komunitas umum
bersifat pribadi
hanya dikaitkan dg hubungan intim.
3. Fenomena :
Banyak klien dewasa kurang
pengetahuan ttg seksualitas
Kesejahteraan sangat terkait dg
kesehatan seksualitas
Keutuhan rumah tangga juga terletak
pada status kesehatan seksualitas
pasangan
4. Klien tidak terlepas dari aspek seksualitasnya ketika
mereka berada dalam sistem pelayanan kesehatan.
Dalam pelayanan kesehatan dengan pendekatan
holistik,semua aspek saling berinteraksi.
Aspek seksualitas mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh aspek biologi, psikologi, sosiologi, kultural dan
spiritual.
Perawat harus mempunyai dasar
pengetahuan, ketrampilan dalam pengkajian dan
komunikasi serta sikap yang tepat.
Pengaruh penyuluhan keagamaan, peran jender
secara kultural, keyakinan tentang orientasi seksual
pengaruh sosial dam lingkungan masa lalu dan saat ini
mempengaruhi sistem nilai klien maupun perawat.
5. Definisi
sulit didefinisikan
Seksualitas dan seks merupakan hal yang berbeda
Seksualitas --- bagaimana seseorang merasa tentang diri
mereka dan bagaimana mereka mengkomunikasikan
perasaan tersebut kepada orang lain melalui tindakan yang
dilakukannya seperti sentuhan, pelukan, ataupun perilaku
yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, cara
berpakaian, dan perbendaharaan kata, termasuk
pikiran, pengalaman, nilai, fantasi, emosi.
seks --- menjelaskan ciri jenis kelamin secara anatomi dan
fisiologi pada laki-laki dan perempuan --- hubungan fisik
antar individu (aktivitas seksual genital).
7. Dimensi Sosiokultural
Seksualitas dipengaruhi oleh norma
dan aturan kultural yg menentukan
apakah perilaku diterima dalam kultur
Tradisi seksual kultur sirkumsisi
Memilih pasangan yg bisa diterima di
lingkungan sosial dan kultur
Kultur tertentu menentukan
sampai usia kapan bisa akrab dg
pasangan
8. Dimensi Agama & Etik
Keputusan seks erat kaitannya dg
agama : Agama hub seks hanya
boleh dilakukan oleh pasangan
menikah.
Keputusan seksual yg melewati batas
kode etik individu dpt mengakibtkn
konflik internal
9. Kategori respon ttg seksualitas
Tradisional : agama memberikan
pedoman perilaku seksual.
Homoseksual, aborsi dan hub seksual
pra nikah dan di luar nikah tidak
dibenarkan.
10. Kategori respon ttg seksualitas
Relasional : seks hrs mjdi bagian dari
hub saling mencintai tetapi tdk hrs
tjdi dalam ikatan pernikahan
Rekreasional :
Kebutuhan seks tidak ada kaitannya
dengan cinta
11. Dimensi Psikologis
Perilaku orang tua secara berbeda
terhadap anak perempuan dan laki-
lakinya memberi dampak pada
perkembangan psikologis anak
membentuk identitas jender.
13. Identitas jender merupakan perasaan seseorang
tentang jenis kelaminnya (feminim atau maskulin).
Perilaku peran jender adalah bagaimana seseorang
berperan sesuai jendernya --- nilai-nilai yang dianut
individu dan lingkungannya.
Perawat mengkaji kemungkinan terjadinya perubahan
peran jender pada klien ataupun anggota keluarga
sebagai dampak dari hospitalisasi atau perubahan
status kesehatan
Orientasi seksual (identitas seksual) adalah
perasaanerotik yang ditujukan pada seseorang :
lawan jenis atau sejenis ataupun keduanya
14. Variasi dalam ekspresi seksual :
Transeksual : orang yg identitas seksual/
jendernya berlawanan dg identitas
biologisnya.
perasaan terperangkap dalam tubuh yg berbeda
disforia jender
Transvestite : pria heteroseksual yg secara
periodik berpakaian seperti wanita untuk
pemuasan psikologis dan seksual.
15. Kesehatan seksual
Kesehatan seksual didefinisikan sebagai
pengintegrasian aspek
somatik, emosional, intelektual, dan sosial dari
kehidupan seksual, dengan cara yang positif yang
memperkaya dan meningkatkan
kepribadian, komunikasi dan cinta (WHO, 1975).
Definisi ini mencakup dimensi biologi, psikologi
dan sosiokultural.
16. Karakteristik Kesehatan Seksual
Kemampuan mengekspresikan potensi
seksual, dengan meniadakan
kekerasan, eksploitasi dan penyalahgunaan
seksual.
Gambaran tubuh positif, ditunjukkan dengan
kepuasan diri terhadap penampilan pribadi
Kongruen antara seks biologis, identitas
jender, dan perilaku peran jender
Kemampuan membuat keputusan pribadi
(otonomi) mengenai kehidupan seksual yang
dijalani dalam konteks personal dan etik sosial
17. Lanjutan Karakteristik Kesehatan Seksual
Kemampuan mengekspresikan seksualitas melalui
komunikasi, sentuhan, emosional dan cinta
Kemampuan menerina pelayanan kesehatan
seksual untuk mencegah dan mengatasi semua
masalah, dan gangguan seksual
Menerima tanggung jawab yang berkaitan dengan
peran jendernya
Menghargai sistem yang berlaku
Mampu membina hubungan efektif dengan orang
lain
18. Tahap perkembangan seksual
Bayi (0 12 bulan )
Penentuan jender laki-laki atau perempuan
Pembedaan diri sendiri dengan orang lain
secara bertahap
Genital eksternal sensitif terhadap sentuhan
Bayi laki-laki mengalami ereksi penis; bayi
perempuan mangalami lubrikasi vagina
Bayi laki-laki mengalami ereksi nokturnal
spontan
Stimulasi taktil (sentuhan, menyusu, memeluk,
membuai) --- senang & nyaman berinteraksi
dengan manusia
19. Todler (1-3 tahun )
Identitas jender berkembang secara
kontinyu (terus menerus)
Mampu mengidentifikasi jender diri sendiri
Mulai menirukan tindakan orang tua yang
berjenis kelamin sama ,misal berinteraksi
dengan boneka, pakaian yang dipakai
20. Pra sekolah (4-5 tahun )
Kesadaran terhadap diri sendiri meningkat
Mengeksplorasi anggota tubuh sendiri dan
teman bermain
Mempelajari nama anggota tubuh dengan benar
Belajar mengendalikan perasaan dan tingkah
laku
Menyukai orang tua yang berbeda jenis
Mempertanyakan mengenai bagaimana seorang
bayi bisa ada
21. Usia sekolah (6-12 tahun
Mempunyai identifikasi yang kuat dengan orang
)
tua yang berjenis kelamin sama (misalnya anak
perempuan dengan ibu)
Senang berteman dengan sesama jenis
Kesadaran diri meningkat
Mempelajari konsep dan peran jender
Mulai menyukai hal yang bersifat pribadi, modis
Sekitar usia 8-9 tahun mulai memikirkan tentang
perilaku
seksual, menstruasi, reproduksi, seksualitas
22. Remaja (12-18 tahun )
Karakteristik seks mulai berkembang
Mulai terjadi menarke
Mengembangkan hubungan yang
menyenangkan
Dapat terjadi aktivitas seksual, misalnya
masturbasi
Mengidentifikasi orientasi seksual (homoseks /
heteroseks)
Mencari perawatan kesehatan tanpa ditemani
orang tua
23. Dewasa awal (18-40 tahun )
Terjadi aktivitas seksual
Gaya hidup dan nilai-nilai yang dianut
telah kuat
Beberapa pasangan berbagi tugas :
keuangan, pekerjaan rumah tangga
Mengalami ancaman terhadap body image
akibat penuaan
24. Dewasa tengah (40-65 tahun )
Penurunan produksi hormon
Wanita mengalami menopause (umumnya
usia 40-55 tahun)
Laki-laki mengalami klimakterik secara
bertahap
Mulai memperkokoh st叩ndar moral dan etik
25. Dewasa akhir (65 tahun keatas )
Aktivitas seksual lebih berkurang
Sekresi vagina berkurang, payudara
mengalami atrofi
Laki-laki menghasilkan sperma lebih
sedikit dan memerlukan waktu lebih lama
untuk dapat ereksi dan ejakulasi
26. Faktor-faktoryg mempengaruhi
seksualitas :
Faktor fisik : penyakit menurunkan
libido
Faktor hubungan : kemesraan
hubungan memudar menurunkan
minat hub intim
Faktor gaya hidup : alkohol
mningktkn atau menurunkan libido
Faktor harga diri : perasaan mampu
untuk mencapai kesehatan seksual
27. Beberapa masalah yang berhubungan
dengan seksualitas
Penganiayaan seksual
--- mencakup tindak kekerasan pada wanita, pelecehan
seksual, perkosaan, pedofilia, inses, pornografi anak
--- efek traumatik --- masalah fisik dan psikologis --- disfungsi seksual.
Contoh : Ibu yang yang mengalami penganiayaan selama masa
kehamilan cenderung melahirkan anak dengan berat badan lahir
rendah. Anak-anak yang mengalami penganiayaan dapat berisiko
terhadap masalah kesehatan, emosional, kinerja di sekolah dan dapat
terjadi peningkatan keagresifan dan menjadi orang dewasa yang suka
melakukan tindak kekerasan.
--- dukungan perlu diberikan kepada korban dan keluarga. Pelaku
penganiayaan harus dilaporkan kepada yang berwenang
28. Aborsi
--- dilakukan oleh wanita yang telah menikah maupun oleh
wanita yang berhubungan seks sebelum nikah.
--- kontroversi baik yang pro maupun kontra.
--- Klien mungkin dapat mangalami rasa bersalah dan berduka
Penyakit menular seksual (PMS)
--- individu terlibat dalam melakukan hubungan seksual
--- PMS ditularkan dari individu yang terinfeksi kepada
pasangannya selama kontak seksual yang intim.
--- Tempat penularannya biasanya genital, tetapi mungkin juga
tertular melalui oral-genital atau anal-genital.
Penyakit Gonorrea, Klamidia, S鱈filis --- disebabkan oleh bakteri
Penyakit Herpes genital dan HIV/AIDS --- oleh virus
Malu mengungkapkan --- Ketrampilan komunikasi
29. Diagnosa Keperawatan :
Ketakutan ttg kehamilan
Konflik atau stressor pernikahan
Depresi terhadap kematian atau
perpisahan dari pasangan
Perubahan pola
seksualitas b/d :
31. Diagnosa Keperawatan :
Ketidakmampuan untuk mendiskusikan
pengalaman perkosaan masa lalu
Sindrom trauma
perkosaan b/d :
32. Diagnosa Keperawatan :
Efek mastektomi atau kolostomi yg
baru dilakukan
Disfungsi seksual
Perubahan pasca persalinan
Gangguan citra tubuh
b/d :
33. Diagnosa Keperawatan :
Pola penganiayaan ketika masih kecil
Penyakit kronis
Disfungsi seksual
Gangguan harga diri
b/d :
34. Diagnosa Keperawatan :
Aktivitas seksual pranikah
Penggunaan kontrasepsi
Kurang pengetahuan
b/d :
35. Intervensi :
Lebih pada upaya promotif melalui
penyuluhan kesehatan
Kasus akut : disfungsi seksual
identifikasi masalah terkait
diskusikan problem solving