3. Stres adalah suatu ketidakseimbangan
diri/jiwa dan realitas kehidupan setiap
hari yang tidak dapat dihindari atau
perubahan yang memerlukan
penyesuaian.
Stres terjadi jika orang dihadapkan
dengan peristiwa yang mengancam fisik
atau psikologisnya, peristiwa tersebut
disebut stressor.
4. Menurut Hans Selye jenis stres dibagi menjadi dua, yaitu
(+) EUSTRESS
Jenis stress berenergi positif.
Saat individu mengalami stres jenis ini,
individu tersebut akan memandang
kejadian, stimulus, atau stresor tersebut
sebagai situasi yang menantang namun
memiliki sisi menyenangkan bagi dirinya.
(-) DISTRESS
Jenis stres yang bersifat merusak, tidak
menguntungkan, serta merupakan
interpretasi negatif dari suatu peristiwa
yang dialami. Intepretasi tersebut berupa
rasa ketakutan, rasa marah, atau bahkan
keduanya
4
5. "Andi dan Agus merupakan pegawai di sebuah perusahaan. Suatu ketika, mereka dipromosikan yang
otomatis menambah penghasilannya, tetapi juga menambah beban kerjanya. Di minggu pertama Andi
belum terbiasa hingga jatuh sakit. Akan tetapi, Agus justru semakin rajin masuk kantor dan menikmati
tugas barunya itu."
Dalam ilustrasi tersebut Andi dan Agus mendapatkan promosi pekerjaan. Promosi inilah yang disebut dengan
stressor (penyebab stres). Terhadap promosi ini, Andi dan Agus suka tidak suka harus mengondisikan dirinya.
Pengkondisian inilah yang disebut dengan stres. Hanya saja keduanya berbeda dalam menyikapi stres di
minggu pertama. Andi jatuh sakit karena stresnya. Inilah yang disebut dengan distress sedangkan Agus justru
semakin rajin. Inilah yang disebut dengan eustress.
6. 1. Stressor internal. Berasal dari dalam diri seseorang, misalnya, infeksi.
2. Stressor eksternal. Berasal dari luar diri seseorang, misalnya, pindah ke
kota lain, kematian anggota keluarga, atau tekanan pekerjaan.
7. TAHAP 1 TAHAP 2
Merupakan tahapan stres ringan
Disertai perasaan-perasaan semangat
bekerja besar,
Berlebihan (over acting)
Penglihatan terlihat tajam tidak seperti
biasanya, namun tanpa disadari
cadangan energi semakin menipis.
Mulai timbul keluhan-keluhan yang
disebabkan karena cadangan energi tidak
cukup untuk sehari-hari, ini disebabkan
karena kurangnya istirahat (tidur).
Keluhan-keluhannya: merasa letih sewaktu
bangun, mudah lelah, merasa capek
menjelang sore, lambung/perut tidak
nyaman (bowel discomfort), otot-otot
punggung terasa tegang.
8. TAHAP 3 TAHAP 4
Keluhannya: gangguan lambung dan
usus semakin terasa, perasaan
ketidaktenangan dan ketegangan
emosional semakin meningkat,
gangguan insomnia, koordinasi tubuh
terganggu.
Seseorang sudah harus berkonsultasi
pada dokter untuk memperoleh terapi,
atau bisa juga beban stres hendaknya
dikurangi dan memperoleh kesempatan
untuk beristirahat.
Aktivitas pekerjaan yang semula
menyenangkan dan mudah diselesaikan
menjadi membosankan dan terasa sulit, yang
semula tanggap terhadap situasi menjadi
kehilangan untuk merespons secara
memadai (adequate), ketidakmampuan untuk
melaksanakan kegiatan rutin, gangguan pola
tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang
menegangkan, daya konsentrasi dan ingat
menurun, dan timbul perasaan ketakutan dan
kecemasan.
9. TAHAP 5
Bila keadaan stres masih berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres tahap 5, yang
ditandai dengan kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical dan
psychological exhaustion), ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari
yang ringan dan sederhana, gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastrointestinal
disorder), timbul perasaan ketakutan, kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung
dan panik.
10. TAHAP 6
Tahapan ini merupakan tahap klimaks, dimana seseorang akan mengalami serangan panik
(panic attack) dan perasaan takut mati. Orang yang mengalami stres tahap ini berulang dibawa
pulang ke UGD bahkan ke ICCU, meskipun pada akhirnya dipulangkan karena tidak ada
kelainan fisik organ tubuh.
Gambaran stres pada tahap ini adalah, debat jantung teramat keras, susah bernafas, sekujur
badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran, ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang
ringan, pingsan atau kolaps (collapse). Gambar gejala diatas lebih didominasi oleh keluhan-
keluhan fisik yang disebabkan oleh gangguan faal (fungsional) organ tubuh, sebagai akibat
stresor psikososial yang melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasinya.
11. REAKSI FISIOLOGIS
Rambut
Ekspresi Wajah
Kulit
Keadaan yang ditandai
dengan hilangnya gairah
dan semangat. Terkadang
disertai rasa sedih
Sistem Pernapasan
Sistem Perkemihan
REAKSI PSIKOLOGIS
Kecemasan (anxiety)
Depresi
Takut
Mekanisme
Pertahanan Ego
12. Suatu upaya untuk mempertahankan fungsi
optimal yang melibatkan refleks,
mekanisme otomatis untuk perlindungan
mekanisme koping dan idealnya dalam
mengarah pada penyesuaian atau
penguasaan situasi.
13. 13
1. Adaptasi Psikologis
Dalam proses adaptasi secara psikologis terdapat dua cara untuk mempertahankan diri
dari berbagai stresor, yaitu:
Task Oriented Reaction
Reaksi ini dilakukan dengan cara:
Berbicara dengan orang lain tentang masalah yang dihadapi untuk dicari
jalan keluarnya
Mencari tahu lebih banyak tentang keadaan yang dihadapi melalui buku
bacaan ataupun orang ahli
Melakukan latihan-latihan yang dapat mengurangi stress.
14. 14
Ego Oriented Reaction
Mekanisme pertahanan diri yang dapat digunakan untuk melakukan proses adaptasi
psikologi antara lain:
Rasionalisasi
Suatu usaha untuk menghindari dari masalah psikologis dengan selalu memberikan
alasan secara rasional, sehingga masalah cepat teratasi
Displacement
Upaya untuk mengatasi masalah psikologis dengan melakukan pemindahan tingkah
laku kepada objek lain
15. 15
Proyeksi
Mekanisme pertahanan diri dengan menempatkan sifat batin sendiri ke dalam sifat
batin orang lain
Represi
Upaya untuk mengatasi masalah dengan cara menghilangkan pikiran masa lalu yang
buruk dengan melupakannya atau menahan kepada alam tidak sadar dan sengaja
dilupakan.
Supresi
Upaya untuk mengatasi masalah dengan menekan masalah yang tidak diterima
dengan sadar dan individu tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan
Denial
Upaya pertahanan diri dengan cara penolakan terhadap masalah yang dihadapi atau
tidak mau menerima kenyataan yang dihadapinya.
batin orang lain.
16. 16
2. Adaptasi Sosial Budaya
Cara untuk mengadakan perubahan dengan melakukan proses penyesuaian perilaku
yang sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat, berkumpul dengan
masyarakat dalam kegiatan kemasyarakatan.
3. Adaptasi Spiritual
Proses penyesuaian diri dengan melakukan perubahan perilaku yang didasarkan pada
keyakinan atau kepercayaan yang dimiliki sesuai dengan agama yang dianutnya.
Apabila mengalami stress, maka seseorang akan giat melakukan ibadah (rajin ibadah).
17. Untuk menilai terhadap kekebalan stress
dapat menggunakan skala Miller dan Smith.
Alat Ukur terdiri dari 20 aktivitas kehidupan
sehari-hari dengan masing-masing aktivitas
diberi skor 1-5. Beberapa aspek tertentu dari
kebiasaan, gaya hidup dan lingkungan
seseorang dapat menjadikannya lebih kebal
atau lebih rentan terhadap dampak negatif
stress.
Skala Miller dan Smith
Total skor = ____ - 20 = ____ poin
Keterangan
1 = Hampir selalu
2 = Biasanya
3 = Kadang-kadang
4 = Hampir tidak pernah
5 = Tidak pernah
Skor Ketahanan Stress
0-10 poin = Memiliki ketahanan yang luar biasa
terhadap stress
11-30 = Tidak terlalu rentan terhadap stress
31-50 = Cukup rentan terhadap stress
51-74 = Rentan terhadap stress
75-80 = Sangat rentan terhadap stress
18. 18
Pengaturan nutrisi
Istirahat dan tidur
Olahraga atau latihan teratur
Berhenti merokok
Tidak mengkonsumsi minuman keras
Pengaturan berat badan
Teknik relaksasi
Meningkatkan strategi koping (cara penyelesaian masalah)
19. 19
1. Napas dalam
Dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas
dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan cara menghembuskan
napas secara perlahan. Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik pernapasan
dalam mempunyai peran yang sangat penting bagi tubuh, yaitu:
Memperlambat denyut jantung
Mengatur tekanan darah
Menghilangkan ketegangan otot
Mengembalikan keseimbangan mental dan emosional batin
20. Tahap Persiapan
Kaji dan berikan informasi terkait
dengan pelaksanaan tindakan
Sediakan waktu selama 5-10 menit
Atur posisi duduk/berbaring yang
nyaman
Tahap Pelaksanaan
Putar musik dengan suara pelan dan
rileks
Redupkan cahaya
Tutup mata, letakkan satu tangan pada
perut kanan atas
Tarik napas dalam secara perlahan
lewat hidung, rasakan gerakan pelan
perut
Hembuskan napas secara perlahan, lewat mulut
Fokuskan pada pernapasan, serta rasakan
pergerakan keluar masuknya udara pada tubuh.
Ulangi tahap d-e beberapa kali sampai merasakan
rileks
Buka mata pelan-pelan.
Tahap Terminasi
Evaluasi perasaan klien setelah prosedur dilakukan
Evaluasi manfaat yang dirasakan.
21. 21
1. Pengenalan diri (self-awareness)
Yaitu mampu mengenali emosi dan penyebab dari pemicu emosi tersebut dan mampu
mengevaluasi dirinya sendiri dan mendapatkan informasi untuk melakukan suatu
tindakan.
2. Penguasaan diri (self-regulation)
3. Motivasi diri (self-motivation)
4. Empati (empathy)
5. Hubungan yang efektif (effective relationship)
Dengan adanya kemampuan tersebut, seseorang dapat berkomunikasi dengan baik
Kemampuan untuk memecahkan masalah bersama-sama lebih ditekankan
Konfrontasi yang tidak penting dihindari
Mempunyai tujuan yang kosntruktif dalam pikirannya
22. 22
Perawat harus mampu memfasilitas orang sedang mengalami stress
Perawat harus melakukan tindakan keperawatan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
manajemen stress
Perawat dapat menggunakan strategi pemecahan masalah yang bertujuan
mengurangi stress secara efektif untuk jangka panjang serta dapat meningkatkan
keyakinan diri dan kemampuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah yang
akan datang
23. A. Aziz Alimul. 2009.
Pengantar Konsep Dasar
Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika, 55-69
Iqbal Mubarak. 2015.
Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar.
Jakarta: Salemba
Medika, 415-459
Patricia A Potter. 2005.
Fundamental Keperawatan.
Jakarta: EGC, 476-480