際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
KONSUMERISME
Pengertian Konsumerisme
Konsumerisme adalah suatu paham atau aliran atau
ideology dimana seseorang atau kelompok melakukan
atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian
barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau
tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan.
Asal mulanya terjadi konsumerisme terjadi karna
adanya persaingan pemasaran diantara para produsen
barang suatu industry yang ingin memasarkan
produknya dengan membentuk image konsumen
terhadap barang hasil produksinya.
Teori Konsumsi Barat
Rasionalisme ekonomi => menafsirkan prilaku
manusia sebagai suatu yang dilandasi dengan
perhitungan cermat, yang diarahkan dengan
pandangan kedepan dan persiapan terhadap
keberhasilan ekonomi.
Teori Konsumsi Perspektif Islam
Dalam islam ada pelarangan terhadap konsumsi yang
berlebihan apalagi menghamburkan harta pada hal
yang tidak jelas sasarannya.
Monzer Kahf (1981) membuat asumsi sbb: islam
dilaksanakan oleh masyarakat, zakat hukumnya
wajib, tidak ada riba dalam perekonomian,
mudharabah wujud dalam perekonomian, pelaku
ekonomi mempunyai prilaku memaksimalkan.
Lanjutan
Persamaan pendapatan:
Y=(C+Infak)+S  Y=FS+S
Dimana FS=C+ infak dan FS adalh final spending
St=C+1 dalam konsep islam St=FSt+1
Tiga karakteristik prilaku ekonomi dgn
menggunakan tingkat keimanan Asumsi
Ketika keimanan pada tingkat cukup baik, maka
motif berkonsumsi atau berproduksi akan didominasi
oleh tiga motif utama; mashlahah, kebutuhan dan
kewajiban
Ketika keimanan pada tingkat kurang baik, motifnya
dipengaruhi secara signifikan oleh ego, rasionalisme
(materialisme) dan keinginan bersifat individulistis.
Ketika keimanan ada pada tingkat yang buruk, motif
berekonomi didominasi oleh nilai-nilai individualistis
(selfishness), ego, keinginan dan rasionalisme.
Batasan Konsumsi
Batasan konsumsi dalam islam memperhatikan aspek
halal-haram, baik, cocok, bersih, sehat, tidak
menjijikkan. Larangan israf dan larangan bermegah-
megahan
Batasan konsumsi dalam syariah tidak hanya berlaku
pada makanan dan minuman, tetapi juga mencakup
jenis-jenis komiditi lainnya.pelarangan atau
pengharaman konsumsi untuk suatu komoditi bukan
tanpa sebab. Pengharaman untuk komoditi karena
zatnya memiliki kaitan langsung dalam
membahayakan moral dan spritual.
Konsumsi Sosial
Konsumsi sosial yang terbentuk dalam zakat dan
sedekah.
Dalam islam, asumsi dan aksioma yang sama
(komplementer, substitusi, tidak ada keterikatan),
akan tetapi titik tekannya terletak pada halal, haram,
serta berkah tidaknya barang yang akan dikonsumsi
sehingga jika individu dihadapkan pada dua pilihan,
seorang muslim akn memilih barang dengan tingkat
kehalalan dan keberkahan yang lebih tinggi.
Prilaku konsumsi islam berdasarkan Al-Quran dan
Hadits.
Prilaku konsumen dalam teori
Ekonomi Konvensional
Dasar yang melatarbelakangi analisis prilaku konsumen
ekonomi konvensional:
Kelangkaan dan terbatasnya pendapatan
Konsumen mampu membandingkan biaya dengan manfaat
Tidak selamanya konsumen memperkirakan manfaat
dengan tepat
Setiap barang dapat disubtitusi dengan barang lain
Konsumen tunduk dengan hukum berkurangnya Tambahan
Kepuasan (The Law of Diminishing Marginal Utility)
Lanjutan
Kepuasan dan prilaku konsumen konvensional
dipengaruhi hal-hal berikut:
Nilai guna (utility) barang dan jasa yang dikonsumsi
Kemampuan konsumen untuk mendapatkan barng dan
jasa
Kecendrungan konsumen menentukan pilihan
konsumsi menyangkut pengalaman masa
lalu,budaya,selera serta nilai agama dan adat istiadat.
Batasan Islam tentang
Pembelanjaan Harta
Dalam pembelanjaan harta batasannya terkaitcerita
sesuatu yang dibelanjakan yakni batasan terkait
dengan sesuatu yang dibelanjakan, cara dan sifatnya
dan batasan yang terkait dengan kuantitas dengan
ukurannya

More Related Content

Konsumerisme

  • 2. Pengertian Konsumerisme Konsumerisme adalah suatu paham atau aliran atau ideology dimana seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Asal mulanya terjadi konsumerisme terjadi karna adanya persaingan pemasaran diantara para produsen barang suatu industry yang ingin memasarkan produknya dengan membentuk image konsumen terhadap barang hasil produksinya.
  • 3. Teori Konsumsi Barat Rasionalisme ekonomi => menafsirkan prilaku manusia sebagai suatu yang dilandasi dengan perhitungan cermat, yang diarahkan dengan pandangan kedepan dan persiapan terhadap keberhasilan ekonomi.
  • 4. Teori Konsumsi Perspektif Islam Dalam islam ada pelarangan terhadap konsumsi yang berlebihan apalagi menghamburkan harta pada hal yang tidak jelas sasarannya. Monzer Kahf (1981) membuat asumsi sbb: islam dilaksanakan oleh masyarakat, zakat hukumnya wajib, tidak ada riba dalam perekonomian, mudharabah wujud dalam perekonomian, pelaku ekonomi mempunyai prilaku memaksimalkan.
  • 5. Lanjutan Persamaan pendapatan: Y=(C+Infak)+S Y=FS+S Dimana FS=C+ infak dan FS adalh final spending St=C+1 dalam konsep islam St=FSt+1
  • 6. Tiga karakteristik prilaku ekonomi dgn menggunakan tingkat keimanan Asumsi Ketika keimanan pada tingkat cukup baik, maka motif berkonsumsi atau berproduksi akan didominasi oleh tiga motif utama; mashlahah, kebutuhan dan kewajiban Ketika keimanan pada tingkat kurang baik, motifnya dipengaruhi secara signifikan oleh ego, rasionalisme (materialisme) dan keinginan bersifat individulistis. Ketika keimanan ada pada tingkat yang buruk, motif berekonomi didominasi oleh nilai-nilai individualistis (selfishness), ego, keinginan dan rasionalisme.
  • 7. Batasan Konsumsi Batasan konsumsi dalam islam memperhatikan aspek halal-haram, baik, cocok, bersih, sehat, tidak menjijikkan. Larangan israf dan larangan bermegah- megahan Batasan konsumsi dalam syariah tidak hanya berlaku pada makanan dan minuman, tetapi juga mencakup jenis-jenis komiditi lainnya.pelarangan atau pengharaman konsumsi untuk suatu komoditi bukan tanpa sebab. Pengharaman untuk komoditi karena zatnya memiliki kaitan langsung dalam membahayakan moral dan spritual.
  • 8. Konsumsi Sosial Konsumsi sosial yang terbentuk dalam zakat dan sedekah. Dalam islam, asumsi dan aksioma yang sama (komplementer, substitusi, tidak ada keterikatan), akan tetapi titik tekannya terletak pada halal, haram, serta berkah tidaknya barang yang akan dikonsumsi sehingga jika individu dihadapkan pada dua pilihan, seorang muslim akn memilih barang dengan tingkat kehalalan dan keberkahan yang lebih tinggi. Prilaku konsumsi islam berdasarkan Al-Quran dan Hadits.
  • 9. Prilaku konsumen dalam teori Ekonomi Konvensional Dasar yang melatarbelakangi analisis prilaku konsumen ekonomi konvensional: Kelangkaan dan terbatasnya pendapatan Konsumen mampu membandingkan biaya dengan manfaat Tidak selamanya konsumen memperkirakan manfaat dengan tepat Setiap barang dapat disubtitusi dengan barang lain Konsumen tunduk dengan hukum berkurangnya Tambahan Kepuasan (The Law of Diminishing Marginal Utility)
  • 10. Lanjutan Kepuasan dan prilaku konsumen konvensional dipengaruhi hal-hal berikut: Nilai guna (utility) barang dan jasa yang dikonsumsi Kemampuan konsumen untuk mendapatkan barng dan jasa Kecendrungan konsumen menentukan pilihan konsumsi menyangkut pengalaman masa lalu,budaya,selera serta nilai agama dan adat istiadat.
  • 11. Batasan Islam tentang Pembelanjaan Harta Dalam pembelanjaan harta batasannya terkaitcerita sesuatu yang dibelanjakan yakni batasan terkait dengan sesuatu yang dibelanjakan, cara dan sifatnya dan batasan yang terkait dengan kuantitas dengan ukurannya