1. NYERI
DR. dr. Susi Aulina,Sp.S (K)
Bagian Ilmu Penyakit Saraf
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
2. Buku bacaan yg dianjurkan :
1. Dasar-dasar I.P.Saraf (Prof. Ngoerah) hal. 348-349
2. Konsensus Nasional Penanganan Nyeri Neuropatik.
(Pokdi Nyeri - PERDOSSI)
3. Nyeri akut : Mekanisme & prinsip pengelolaannya
(Prof. A.H.Tanra)
4. Penatalaksanaan Nyeri (dr. Samuel Lazuardi)
Majalah NEURONA vol.17 oktober 1999
5. Nyeri neuropatik dan pengobatannya
dr. Troeboes Poerwadi
6. Buku : Penyakit Neuromuskuler & Muskuloskeletal
Badan Penerbit UNDIP - Semarang 1993
3. TIU :
Setelah mengikuti proses pembelajaran
ini, mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan berbagai kategori nyeri
yang lazim dan menguraikan aplikasi
klinisnya.
4. TIK :
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini,
mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menyebut jenis nyeri menurut sifatnya
2. Menerangkan deteksi nyeri diperifer
3. Menerangkan plastisitas susunan saraf
4. Menerangkan proses nosisepsi
5. Menerangkan berbagai istilah sehubungan dgn
nyeri
6. Menerangkan aspek klinis nyeri neuropatik
7. Menerangkan penatalaksanaan nyeri neuropatik
8. Membedakan nyeri klinik
5. PENDAHULUAN
Saat ini nyeri tdk lagi dianggap sbg suatu gejala tetapi
mrp suatu peny. atau sbg suatu proses yg sdg merusak
shg dibutuhkan suatu penanganan dini & agresif
Proses nyeri mrp suatu proses fisiologik yg bersifat
protektif untuk menyelamatkan diri menghadapi s/
stimulus noksious demi kepentingan kelangsungan hidupnya.
Nyeri kead. yg unik derajatnya berbeda pd setiap
individu
u/nyeri kronik & hebat dibutuhkan suatu pendekatan
multidisiplin antara dokter, psikolog, ahli rehabilitasi,
farmasi & pengobatan alternatif.
6. Nyeri paling sering dijumpai dlm praktek
menurut sifat/modalitasnya, dikenal :
Nyeri Tajam = SHARP PAIN : menusuk
mengiris
Nyeri Tumpul = DULL PAIN : diffus
menjemukan
Nyeri ~ Tembakan = SHOOTING PAIN
Nyeri Terbakar = BURNING PAIN
Nyeri Proyeksi = REFERRED PAIN
7. DETEKSI NYERI DI PERIFER
Rangsang noxious dideteksi di perifer
oleh NOCICEPTOR
Nociceptor mencatat kead. yg
berbahaya bagi tubuh; spt : luka bakar,
luka sayat.
Nociceptor = ujung 2 saraf afferen yg
berakhir secara bebas; mbtk suatu jala
periterminal di bawah kulit & alat 2
tubuh yg lebih dlm (+ 1300/inch 2 kulit)
8. DETEKSI NYERI DI PERIFER (lanjutan...)
Sinyalnya dirambatkan m7 med.spinalis
o/ 2 serabut kecil :
A delta : bermielin, 1 - 5 mikromtr
C : tak bermielin, 0,5 - 1 mikromtr
Serabut 2 afferent primer tsb
bersinaps di subst. gelatinosa med.
spinalis
Neuron ke 2 menyilang med.spinalis
berjalan ke atas di Quadrant anterolat
sisi yg berlawanan
9. Serabut A delta
~ membawa nyeri tajam, tusuk,
selintas
NYERI CEPAT
~ terutama menerima rgsg. mekanik
& panas
~ reseptornya dis :
HIGHTRESHOLD
MECHANORECEPTORS -
THERMORECEPTORS
10. Serabut A delta (cont.)
Serabut C
~ membawa nyeri lambat, dgn ciri 2 serasa
terbakar, berkepanjangan, aching pain
~ juga menghantar nyeri viseral
~ ujung terminalnya dis POLYMODAL
RECEPTOR
o.k. : paling bertanggung jawab
u/rgsg.kimia & thermal
sdkt berespons thd rgsg mekanik
sdkt berespons thd rgsg dingin
12. SERAT (SERABUT) SARAF
NCV=KHST Function
Tipe A- 13 22 u 70 120 m/s - motor, - pro
prioseptor otot
Tipe A- 8 12 u 40 70 - raba-raba,
- rasa gerak
Tipe A- 4 8 u 15 40 - rasa raba, tekanan
eksitasi muscle
spindle
Tipe A- 1 4 u 5 15 - rasa nyeri, panas,
dingin, rasa tekan
Tipe B 1 3 u 3 14 - otonom reganglioner
Tipe C 0,2 1,0 u 0,2 2 - nyeri, panas, dingin,
tekan, otonom post
ganglioner
14. Lapisan I, II, III : Substansia Gelatinosa
Lapisan IV :
Lapisan V : Nucleus Proprius
Lapisan VI : Kolumna Clarke
Lapisan VII, VIII :
Lapisan IX : Motoneuron Cornu Ant
Lapisan X : Subst.grisea di sekitar can.
sentralis.
15. PLASTISITAS SUSUNAN SARAF
Dlm keadaan NORMAL
rangsang kuat (NOXIOUS STIMULI)
akan dirasakan sbg. NYERI
rangsang lemah (INNOCUOUS STIMULI)
dirasakan sbg BUKAN NYERI
Rangsang Kuat : dirambatkan oleh :
serabut kecil : ~ A delta bermielin
~ C, tak bermielin
Rangsang Lemah, dirambatkan oleh serabut saraf
besar : A beta bermielin
16. Dalam kead.dimana tdpt. kerusakan JAR
rangsang lemah dirasakan sbg NYERI
rangsang kuat sangat nyeri & berlangsung
lebih lama walaupun rangsang sdh.dihentikan.
Dengan kata lain :
DALAM KEADAAN TERDAPAT KERUSAKAN
JARINGAN,
TERJADI PULA PERUBAHAN SIFAT SARAF.
KEMAMPUAN SARAF UTK BERUBAH SIFAT, YANG
MIRIP DGN PLASTIK DISEBUT PLASTISITAS
SUSUNAN SARAF
17. N Y E R I
DEFINISI
Menurut IASP 1979
(International Association for the Study of Pain) :
Pain is an unpleasant sensory and emotional
experience associated with actual or potential
tissue damage or described in term of such
damage.
Nyeri pengalaman sensoris & emosional yg tdk
nyaman, yg berkaitan dgn kerusakan jaringan yg
aktual atau potensial atau yg digambarkan oleh
pasien semacam kerusakan tersebut.
18. Definisi klinik yg lebih praktis
Nyeri adalah apa yg dikatakan oleh
pasien sakit, apa yg digambarkan &
bukan apa yg dianggap orang lain
seharusnya.
Nyeri selalu subyektif.
19. KLASIFIKASI
I. Berdasarkan SUMBER NYERI
1. Nyeri Nosiseptif
2. Nyeri Neurogenik - Neuropatik
3. Nyeri Psikogenik - Idiopatik
a.d. Nyeri Nosiseptif
Timbul akibat terangsangnya nosiseptor
oleh adanya kerusakan jaringan.
a.d. Nyeri Neurogenik - Neuropatik
Timbul akibat gangguan pd jalur sensorik di
semua tingkat mulai dari saraf tepi
sampai ke sistim Saraf Pusat
Nyeri Sentral
20. a.d. Nyeri Psikogenik ~ Idiopatik Sumber nyeri tidak
terdeteksi
II. Berdasarkan Gejala Klinik
1. Nyeri akut
2. Nyeri kronik
~ bersumber dari peny.kanker Nyeri kanker
~ tidak bersumber dari peny.kanker Nyeri kronik.
* Gejala menetap melampaui proses penyembuhan
normal > 1 - 6 bln.
* patofisiologi tidak jelas
sering ditemukan gangguan pd sistim inhibisi
disertai gangguan emosional : depresi berat sampai
putus asa.
21. Nyeri akut :
mrp.reaksi thd.kerusakan akut
patofisiologi jelas
~ impuls neural melalui, A delta & C
~ menuju ganglia dorsalis
~ ke cornu post med.spinalis
~ bersinaps menuju sistim spinothalamikus
~ ke : thalamus
cortex
formasio retikularis
sistem limbik
~ sering disertai : * kontraksi otot
* aktivasi ss otonom
~ prototipe nyeri akut : nyeri pasca bedah
22. Mekanisme nyeri akut (NA)
Ciri khas NA : kerusakan jaringan
(+) antara antara kerusakan jaringan
dirasakannya persepsi nyeri
terhadap serangkaian peristiwa
elektrofisiologik yang secara
kolektif dis NOSISEPSI.
23. BEBERAPA KATEGORI NYERI YG LAZIM
I. Berdasarkan mekanisme neurofisiologik
a. NOSISEPTIF : somatik, viseral
b. NON NOSISEPTIF :
neuropatik sentral
psikogenik periferal
24. II. Berdasarkan TEMPORAL (kaitannya dg
waktu )
a. Akut
b. Kronik : malignan
non malignan : neuropatik
non neuropatik
25. III. Berdasarkan ETIOLOGI
Nyeri kanker
Post herpetic neuralgia (PHN)
Pain of sickle cell disease
Pain of arthritis
28. Ada 4 proses fisiologis yg jelas dlm proses
nosisepsi :
1. Transduksi rgsg.nyeri diubah menjadi
aktifitas listrik yg akan diterima o/ ujung2
saraf sensoris
2. Transmisi perambatan rangsang nyeri
melalui serabut sensoris
3. Modulasi proses interaksi antara
sist.analgesik endogen dgn input nyeri yg
masuk di kornu posterior med.spinalis.
30. memiliki kemampuan menekan input nyeri di
kornu post
proses desendern yg dikontrol oleh otak
seseorang kornu post diibaratkan sbg pintu
gerbang yg dpt tertutup a/ terbuka dlm
menyalurkan input nyeri
proses modulasi ini dipengaruhi oleh
kepribadian,motivasi, pend. status emosional &
kultur seseorang
proses nyeri : sangat subyektif
4. PERSEPSI
interaksi yg kompleks & unik 1 - 3
34. DEFINISI / ISTILAH-ISTILAH
NYERI
~ pengalaman sensorik & emosional yg tdk
menyenangkan, baik aktual maupun
potensial, atau yg digambarkan dlm btk
kerusakan tsb.
NYERI NEUROPATIK
~ nyeri yg didahului atau disebabkan oleh
lesi atau disfungsi primer pd sistem
saraf.
35. NYERI NEUROGENIK
~ nyeri yg didahului atau disebabkan oleh
lesi disfungsi
~ atau gangguan sementara primer pd
sistem saraf pusat atau tepi.
NEURALGIA
~ nyeri pd daerah distribusi saraf
NEURITIS
~ inflamasi pd saraf
36. NEUROPATI
~ ggn fungsi atau perub. patologis pd saraf
pd 1 saraf : mononeuropati
beberapa saraf : mononeuropati /
multipleks
bila bersifat diffus & bilateral polineuropati
ALODINIA
~ nyeri yg disebabkan oleh stimulus yg secara
normal tdk menimbulkan nyeri.
37. HYPERALGESIA
~ respons yg berlebihan thd stimulus yg secara
normal menimbulkan nyeri.
HYPERESTESIA
~ meningkatkan sensitifitas thd stimulasi
HYPERPATIA
~ sindroma dgn nyeri bercirikan reaksi nyeri
abnormal thd stimulus, khususnya thd
stimulus berulang, spt pd peninggian nilai
ambang.
38. DISESTESIA
~ sensasi abnormal yg tdk menyenangkan
baik bersifat spontan atau dgn pencetus
PARAESTESIA
~ sensasi abnormal, baik bersifat spontan
maupun dgn pencetus
39. TINGKAT TOLERANSI NYERI
Tingkat nyeri terbesar yg mampu
ditoleransi
Titik pd satu area tertentu pd otot dan
atau fascianya yg menimbulkan pola
nyeri menjalar yg khas, dpt berupa
kesemutan atau tebal (baal) sbg reaksi
thd.tekanan yg agak lama.
TITIK PICU (TRIGGER POINT)
40. TITIK NYERI (TENDER POINT)
Nyeri lokal yg timbul pd otot,
ligamentum, tendo atau jaringan
periosteal pd penekanan yg agak
lama.
41. NYERI SENTRAL
Nyeri yg didahului atau disebabkan oleh
lesi atau disfungsi primer pd sistem
saraf pusat.
Nyeri yg didahului atau disebabkan oleh
lesi atau disfungsi primer pd sistem
saraf perifert.
NYERI NEUROPATIK PERIFER
42. NOSISEPTOR
Reseptor yg sensitif thd stimulus noksius
(yg merusak) atau thd stimulus yg
merusak apabila berkepanjangan.
Stimulus yg menimbulkan kerusakan
thd jaringan tubuh normal.
STIMULUS NOKSIUS
43. NILAI AMBANG NYERI
Pengalaman nyeri terkecil yang
dapat dikenal.
Tdk adanya respons nyeri terhadap
stimulasi yg dlm keadaan normal
menimbulkan nyeri.
ANALGESIA
45. KAUSALGIA
Sindroma yg timbul pd lesi saraf
pasca trauma yg ditandai rasa nyeri
seperti terbakar, alodinia,
hiperpatia yg menetap, seringkali
bercampur dgn disfungsi vasomotor
serta sudomotor dan kemudian
diikuti oleh gangguan trofik
46. NYERI NEUROPATIK (NN)
Atau painful dysfunction of the nervous
system adalah :
~ ggn neuronal fungsional dimana saraf
perifer atau sentral terlibat.
~ dan menimbulkan nyeri yg khas yg
bersifat epikritik (tajam + menyetrum)
yg ditimbulkan oleh serabut A delta yg
rusak.
47. ~ atau protopatik spt disestesia, rasa
terbakar, parestesia dg lokalisasi
tak jelas yg disebabkan oleh
serabut C yg abnormal
Sering disertai defisit neurologik
atau ggn otonomik lokal
59. PENATALAKSANAAN NN
Sampai saat ini terapi farmaka u/NN
hanya bdsr. EMPIRIS dan seringkali
belum memuaskan, relatif tidak dapat
disembuhkan.
Pend.harus mampu menyesuaikan diri dg
nyerinya
Pemberian terapi farmaka umumnya bdsr
DERAJAT NYERI.
61. u/ NN. R/ standard : (-)
~ KARBAMASEPIN diizinkan o/ FDA u/
R/ NYERI
~ ANTIDEPRESAN TRISIKLIK
62. DITINJAU DARI SUDUT MODEL NYERI
Pdrt A : D/ Ca
Pdrt B : D/ Fraktur
u/ A : R/ KONSELING >
U/ b : R/ ANALGETIK
NN : NOSISEPSI (-)
oki R/ ANALGESIK TAK MEMPAN !!
64. MENENTUKAN DERAJAT NYERI
(= PAIN ASSESSMENT)
1. NUMERICAL RATING SCALE
Nyeri Nyeri Nyeri 10
Nyeri ringan sdg berat
(-) Nyeri
paling
berat
0 4 6
65. 2. VISUAL ANALOG SCALE (VAS)
0 4 : ringan >> - 10 : berat
> 4 - < 7 : sedang
3. SKALA KATEGORI
~ kata-kata yg dipilih pdrt
~ ringan ~ berat
~ sedang ~ berat sekali
67. PDI ialah : protrusi bagian dari
nukleus pulposus ke dlm can.spinalis
atau nervus/I spinalis/les.
dpt mengenai semua umur terutama
umur pertengahan
umur tua
69. nukleus pulposus
banyak mengandung air
kandungan air akan berkurang
sesuai pertambahan usia, shg
elastisitasnya , dg tekanan tiba-
tiba bila annulus robek mk ia dpt
menonjol.
70. Akibat trauma berulang, annulus
dpt robek secara circuler lalu
secara radier, nucleus pulposus
dpt melewati robekan tsb yg
biasanya kearah post atau
posterolateral menekan medulla
spinalis atau n/nn.spinalis
72. GAMBARAN KLINIK :
nyeri punggung bawah, dpt menjalar ke
paha belakang, betis.
dpt disertai kramp-2 sesuai distribusi
perifer N.spinalis yg diiritasi
dpt mengakibatkan kelemahan-atropi
dari otot-otot yg diinervasi oleh
N.spinalis ybs.
73. PEMERIKSAAN NEUROLOGIK :
Laseque test : (+), Bragard / Sicard (+)
KPR dan atau APR : - (-)
Sensitilitas : hip-anaesthesi di daerah
distribusi N.spinalis yg teriritasi.