際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
KULTUR MIKROALGA
                 Kelompok
    SKELETONEMA 5 dan 6
                                            Kelas B

Siu Semar S. L.   30047   Masfuroh           30060
Favian S.         30049   Puspasari N. T.    30063
Wiatri Larasati   30051   Priesty Dyah A.    40073
Afiyatul Aini     30057   Dyah Ayu M. P      40074
Mikroalga
Mikroalga adalah mikroorganisme
 fotosintetik dengan morfologi sel yang
 bervariasi, baik uni-selular maupun
 multiselular (membentuk koloni kecil).
Mikroalga umumnya bersel satu atau
 berbentuk benang, sebagai tumbuhan dan
 dikenal sebagai fitoplankton.
Karakteristik Mikroalga
 kelompok tumbuhan berukuran renik yang termasuk dalam
  kelas alga
 eukariotik
 diameternya antara 3-30 亮m, baik sel tunggal maupun koloni
 hidup di seluruh wilayah perairan tawar maupun laut
 umumnya bersifat fotosintetik dengan pigmen fotosintetik hijau
  (klorofil), coklat(fikosantin), biru kehijauan (fikobilin), dan
  merah (fikoeritrin).
Divisi Mikroalga
 Bacillariophyta   : Skeletonema
                      Chaetoceros
 Chlorophyta       : Chlorella
                      Chlamydomonas
 Cyanophyta        : Spirulina, Navicula,
                      Meridion
 Chrysophyta       : Mallomonas, Synura,
                      Dinobryon
Skeletonema
 Divisi  : Bacillariophyta
  Class   : Bacillariophycea
  Ordo    : Bacillariales
  Sub Ordo : Coscinodiscine
  Genus : Skeletonema
  Species : Skeletonema sp. (Bougis, 1979 )
Morfologi
o Sel mempunyai kemampuan membentuk
  skeleton eksternal silica (frustule)
o Bahan utama penyusun dinding sel adalah
  silicat dan dindingnya lebih tipis dibandingkan
  dengan jenis diatom lain.
o Berbentuk kotak berantai dengan cytoplasma
  yang memenuhi dinding sel.
o Berukuran 4-15 mikron meter.
Lanjutan

o Volume sel rata-rata 154 mikrom meter kubik.
o Sel terdiri dari dua bagian yaitu tutup epiteka
  yang berukuran lebih besar dan wadah
  hipoteka yang ukurannya lebih kecil.
o Pigmen penyusun sel yang menyebabkan
  warna sel kuning keemasan adalah fuxoanthin
  ( Daulay, 1993; Apriyanto et.al. 1999)
Habitat
Skeletonema sp. hidup di air laut (alam)
dengan;
  Intensitas cahaya 500  12000 lux
  Salinitas optimal 25-29 ppt
  Suhu 20  34 oC ( u/ pertumbuhan)
  suhu optimalnya 25-27 oC
  Derajat keasaman (pH) berkisar 7,5-8
Perkembangbiakan

 Secara vegetatif

  dengan pembelahan terus menerus

 Secara generatif

  membentuk auxospora
Skema Perkembangan dengan
  pembentukan Auxospora
Pola Pertumbuhan Phytoplankton
Menurut Guererro dan Villegas (1982)
Keterangan Gambar :
a. Tahap I : Tahap Induksi, pada tahap ini
   bibit masih beradaptasi dengan lingkungan
   dan tidak terjadi pembelahan sel.
b. Tahap II : Tahap Eksponental, tahap ini
   ditandai dengan pembelahan sel yang
   sangat cepat.
c. Tahap III : Tahap Linier, tahap ini ditandai
   dengan laju pertumbuhan sel yang mulai
   menurun.
d. Tahap IV : Tahap Stasioner, pada tahap
   ini ditandai dengan laju pertumbuhan sel
   yang seimbang dengan laju kematian
e. Tahap V : Tahap Kematian, pada tahap
   ini ditandai dengan laju kematian yang
   lebih tinggi dibandingkan dengan laju
   pembelahan sel, biasanya terlihat
   banyaknya rantai-rantai putih pada media
   kultur.
 Menurut Martosudarmo dan Mulani (1990)
  cara mempertahankan kultur agar tetap
  eksponental antara lain :
   Memindahkan bibit yang masih dalam
     tahap eksponental ke dalam skala yang
     lebih besar (batch culture).
   Memelihara kultur dalam volume yang
     besar dan dipanen secara berkala, diikuti
     dengan penambahan air bersih dan pupuk
     (continous culture)
 Bougis, P. (1979), Marine Plankton Ecology,
  American Elsevier Publishing Company, New
  York
 Martosudarmo dan Wulani (1990), Petunjuk
  Pemeliharaan Kultur Murni dan Massal
  Mikroalga. Proyek Pengembangan Budidaya
  Udang Situbondo. Situbondo.

More Related Content

Kultur mikroalga skeletonema

  • 1. KULTUR MIKROALGA Kelompok SKELETONEMA 5 dan 6 Kelas B Siu Semar S. L. 30047 Masfuroh 30060 Favian S. 30049 Puspasari N. T. 30063 Wiatri Larasati 30051 Priesty Dyah A. 40073 Afiyatul Aini 30057 Dyah Ayu M. P 40074
  • 2. Mikroalga Mikroalga adalah mikroorganisme fotosintetik dengan morfologi sel yang bervariasi, baik uni-selular maupun multiselular (membentuk koloni kecil). Mikroalga umumnya bersel satu atau berbentuk benang, sebagai tumbuhan dan dikenal sebagai fitoplankton.
  • 3. Karakteristik Mikroalga kelompok tumbuhan berukuran renik yang termasuk dalam kelas alga eukariotik diameternya antara 3-30 亮m, baik sel tunggal maupun koloni hidup di seluruh wilayah perairan tawar maupun laut umumnya bersifat fotosintetik dengan pigmen fotosintetik hijau (klorofil), coklat(fikosantin), biru kehijauan (fikobilin), dan merah (fikoeritrin).
  • 4. Divisi Mikroalga Bacillariophyta : Skeletonema Chaetoceros Chlorophyta : Chlorella Chlamydomonas Cyanophyta : Spirulina, Navicula, Meridion Chrysophyta : Mallomonas, Synura, Dinobryon
  • 5. Skeletonema Divisi : Bacillariophyta Class : Bacillariophycea Ordo : Bacillariales Sub Ordo : Coscinodiscine Genus : Skeletonema Species : Skeletonema sp. (Bougis, 1979 )
  • 6. Morfologi o Sel mempunyai kemampuan membentuk skeleton eksternal silica (frustule) o Bahan utama penyusun dinding sel adalah silicat dan dindingnya lebih tipis dibandingkan dengan jenis diatom lain. o Berbentuk kotak berantai dengan cytoplasma yang memenuhi dinding sel. o Berukuran 4-15 mikron meter.
  • 7. Lanjutan o Volume sel rata-rata 154 mikrom meter kubik. o Sel terdiri dari dua bagian yaitu tutup epiteka yang berukuran lebih besar dan wadah hipoteka yang ukurannya lebih kecil. o Pigmen penyusun sel yang menyebabkan warna sel kuning keemasan adalah fuxoanthin ( Daulay, 1993; Apriyanto et.al. 1999)
  • 8. Habitat Skeletonema sp. hidup di air laut (alam) dengan; Intensitas cahaya 500 12000 lux Salinitas optimal 25-29 ppt Suhu 20 34 oC ( u/ pertumbuhan) suhu optimalnya 25-27 oC Derajat keasaman (pH) berkisar 7,5-8
  • 9. Perkembangbiakan Secara vegetatif dengan pembelahan terus menerus Secara generatif membentuk auxospora
  • 10. Skema Perkembangan dengan pembentukan Auxospora
  • 11. Pola Pertumbuhan Phytoplankton Menurut Guererro dan Villegas (1982)
  • 12. Keterangan Gambar : a. Tahap I : Tahap Induksi, pada tahap ini bibit masih beradaptasi dengan lingkungan dan tidak terjadi pembelahan sel. b. Tahap II : Tahap Eksponental, tahap ini ditandai dengan pembelahan sel yang sangat cepat. c. Tahap III : Tahap Linier, tahap ini ditandai dengan laju pertumbuhan sel yang mulai menurun.
  • 13. d. Tahap IV : Tahap Stasioner, pada tahap ini ditandai dengan laju pertumbuhan sel yang seimbang dengan laju kematian e. Tahap V : Tahap Kematian, pada tahap ini ditandai dengan laju kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan laju pembelahan sel, biasanya terlihat banyaknya rantai-rantai putih pada media kultur.
  • 14. Menurut Martosudarmo dan Mulani (1990) cara mempertahankan kultur agar tetap eksponental antara lain : Memindahkan bibit yang masih dalam tahap eksponental ke dalam skala yang lebih besar (batch culture). Memelihara kultur dalam volume yang besar dan dipanen secara berkala, diikuti dengan penambahan air bersih dan pupuk (continous culture)
  • 15. Bougis, P. (1979), Marine Plankton Ecology, American Elsevier Publishing Company, New York Martosudarmo dan Wulani (1990), Petunjuk Pemeliharaan Kultur Murni dan Massal Mikroalga. Proyek Pengembangan Budidaya Udang Situbondo. Situbondo.