ݺߣ

ݺߣShare a Scribd company logo
Kutu Busuk, Kutu Kepala,
Kutu Kelamin dan Pengendaliannya
Oleh :
Donna Pratiwi G1B010075
Siska Fiany G1B011006
Indah Cahyani G1B011021
Vasha Ramadhani G1B011080
Perdana Ady W. G1B011083
Latar Belakang
 Pada tahun 2007 dilaporkan bahwa telah terjadi outbreak (kejadian luar
biasa) kutu busuk di 50 negara bagian di Amerika Serikat. Kebanyakan
penelitian telah dilakukan di Asia, di negara Turki Prevalensi kutu kepala
bervariasi dari 0,7% menjadi 59 % dan lebih tinggi pada anak perempuan
(Falagas et al., 2008).
 Prevalensi dan insiden akibat kutu kepala cukup tinggi di dunia bahkan di
Indonesia. Hal ini disebabkan karena telah terjadi resistensi dalam
pengobatan serta menimbulkan efek samping bagi penderitanya (Sinaga,
dkk, 2013). Permasalahan kutu ini mulanya banyak ditemukan pada
penderita sering melakukan aktifitas tidur dan duduk, seperti didalam
rumah, gedung pertunjukan, dan hotel. Saat ini permasalahan kutu mulai
ditemukan di hotel berbintang, losmen asrama, dan sedikit di rumah
tinggal (Ahmad, 2014).
Tujuan
 Mengetahui karakteristik kutu meliputi morfologi, siklus hidup, bionomik dan
pengendalian kutu busuk.
 Mengetahui karakteristik kutu meliputi morfologi, siklus hidup, bionomik dan
pengendalian kutu kepala.
 Mengetahui karakteristik kutu meliputi morfologi, siklus hidup, bionomik dan
pengendalian kutu kelamin.
A. Cimex hemipterus
 Cimex hemipterus atau kutu busuk (bedbug) tergolong ke dalam serangga
penghisap darah yang dalam bahasa lokal dikenal dengan nama tinggi (bahasa
Jawa), kepinding, tumbila (bahasa Sunda), atau bangsat.
 Taksonomi
Kingdom : Animalia 
Filum : Arthropoda 
Classis : Insecta
Ordo : Hemiptera
Sub Ordo : Heteroptera
Family : Cimicidae 
Genus : Cimex
Spesies : Cimex hemipterus
(http://www.pestwest.com)
Morfologi
Cimex hemipterus Dewasa
Telur Cimex hemipterus
Nimfa ke-1 sampai ke-5
Kutu busuk dewasa
jantan (kiri) dan betina
(kanan)
Distribusi
 Kutu busuk merupakan parasit yang tersebar di seluruh
dunia. Biasanya dapat ditemukan disekitar celah-celah
rumah. Kutu busuk ini berkembang dalam kondisi suhu dan
kelembaban yang nyaman bagi manusia, dan menyediakan
makanan darah yang cukup baik untuk hidupnya dengan
cara menghisap darah manusia (Harlan, 2006).
Siklus hidup
Bionomic
 Perilaku
 Pemencaran kutu busuk dari satu tempat ke tempat lainnya ialah melalui baju yang
dipakai orang, tas, atau peralatan kandang yang mengandung kutu busuk.
 Tempat perindukan
 Galar bambu yang dijadikan alas tidur bisa untuk bersarang dan berkembangbiak Cimex sp.
Retakan bambu yang saling berhimpit inilah yang nampaknya disukai oleh serangga
tersebut.
 Kebiasaan makan
 Kutu busuk ini aktif mengisap darah manusia dan hewan di malam hari.
Pengendalian
 Isolasi
 menyiram air panas
 Menjemur di bawah terik matahari
 Penggunaan insektisida
 Menjaga kebersihan lingkungan
B. Pediculus humanus capitis
 Pediculus humanus capitis disebut juga kutu kepala yang merupakan
ektoparasit yang menginfeksi manusia
 Taxonomi
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Phthiraptera
Sub Ordo : Anoplura
Famili : Pediculidae
Genus : Pediculus
Spesies : Pediculus humanus capitis
(Soedarto, 1990, dalam Wijayanti, 2007).
Morfologi
a. Kutu Rambut Dewasa
Keterangan Gambar
A. Antena
B. Kuku tarsus
C. Mata
D. Forns
E. Tibia
F. Torax
G. Spirakle
H. Segmen Abdomen
I. Lempeng pleural
dengan spirakle abdomen
Kutu kepala jantan dan betina
-Bentuk pipih dan memanjang
- abdomen terdiri dari 9 ruas
- panjang 2 mm jantan)
- panjang 3 mm (betina)
b. Morfologi Nimfa
Nimfa berbentuk seperti kutu rambut dewasa, hanya bentuknya lebih kecil.
c. Morfologi Telur
Nimfa
-Memiliki operculum
- ukuran 0,6-0,8mm
- bentuk lonjong
Penyebaran atau distribusi
 Kutu rambut merupakan parasit manusia saja dan tersebar di seluruh
dunia. Biasanya menyerang anak usia pra sekolah dan anak usia
sekolah. Infestasi kutu manusia, yang disebut pediculosis, dapat
menyebar cepat dan dapat mencapai proporsi epidemi jika dibiarkan.
Pada sekelompok orang, faktor-faktor seperti usia, ras (Misalnya:
Afrika-Amerika yang rarelyinfested dengan kutu kepala), jenis
kelamin, berkerumun di rumah, ukuran keluarga mempengaruhi
distribusi penyakit.
Siklus Hidup
Bionomik
 Perilaku
Kutu tidak bisa melompat atau terbang, tetapi dapat merangkak. Kutu rambut
kepala dapat bergerak dengan cepat dan mudah berpindah dari satu hospes
ke hospes lain. Penelitian mengungkapkan bahwa kutu dapat berpindah antar
sarung bantal pada malam hari
Kutu rambut ini dapat bertahan 10 hari pada suhu 5o
C tanpa makan, dapat
menghisap darah untuk waktu yang lama, mati pada suhu 40O
C. Panas yang
lembab pada suhu 60o
C memusnahkan telur dalam waktu 15-30 menit.
Tempat perindukan
Tempat-tempat yang disukainya adalah rambut pada bagian belakang kepala.
Telur dari kutu ini lebih mudah ditemukan terutama pada tengkuk dan bagian
belakang kepala. Pada infeksi berat, helaian rambut akan melekat satu dengan
yang lainnya dan mengeras, dapat ditemukan banyak kutu rambut dewasa, telur
(nits) dan eksudat nanah yang berasal dari gigitan yang meradang.
Kebiasaan makan
 Kutu dewasa dan nympha mendapatkan makanannya dengan menghisap darah
manusia. Kutu makan dengan cara menggigit melalui kulit dan menyuntikkan
air liur untuk mencegah darah dari pembekuan, kemudian mengisap darah ke
saluran pencernaan.
Pengendalian
Beberapa pengendalian yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
1.Hindari head-to -head (hair -to - hair) kontak selama bermain dan kegiatan lain di rumah,
sekolah, dan di tempat lain (olahraga, taman bermain, pesta tidur, berkemah).
2.Tidak berbagi pakaian seperti topi, syal, mantel, seragam olahraga, pita rambut, atau jepit
rambut.
3.Tidak berbagi sisir, sikat, atau handuk. Sisir dan sikat disinfeksi digunakan oleh orang yang penuh
dengan merendam dalam air panas (setidaknya 60°C) selama 5-10 menit.
4.Jangan berbaring di tempat tidur, sofa, bantal, karpet, atau boneka binatang telah kontak
dengan orang yang tejangkit kutu (http://www.cdc.gov/, 2013).
5.Meningkatkan hygiene personal seperti sering mengganti dan membersihkan pakaian, topi, dan
sarung bantal.
6.Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya perawatan badan dan rambut perlu ditanamkan baik
kepada orang tua maupun para anak-anak (siswa) sendiri.
7.Ketika salah sartu anggota keluarga diketahui terkena kutu kepala maka dianjurkan untuk
memeriksa keberadaan kutu pada anggota keluarga yang lain.
8.Pengobatan juga harus dilakukan jika seseorang sudah terjangkit yang ditandai dengan rasa
gatal-gatal di kepala. Wheems dan Fasulo (2013)
Pengendalian
Macam-macam obat untuk Pediculus humanus capitis (Kutu rambut):
1.Shampo Lindane 1%.
2.Salep Lindane (BHC 10%).
3.Cair / Peditox / Hexachlorocyclohexane 0,5%.
C. Phthirus pubis
 Phthirus pubis adalah kutu kemaluan yang menginfeksi daerah rambut kemaluan
dan bertelur. Kutu ini juga dapat ditemukan di ketiak rambut dan alis.
 Taksonomi
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Phthiraptera
Sub Ordo : Anoplura
Famili : Pthiridae
Genus : Phthirus
Species : Phthirus pubis
(Robinson, 2005)
Morfologi Phthirus pubis
a. Telur Phthirus pubis
-Panjang 1 mm
-Warna putih kekuningan
b. Nimfa Phthirus pubis
-First stage larva 1,1 mm
-Second stage larva 1,2 mm
-Third stage larva :
1,3-1,4 mm (jantan)
1,0-1,5 mm (betina)
-Panjang 1,35 mm jantan (kiri)
-Panjang 1,75 mm betina (kanan)
-Bentuk pipih dorsoventral, bilateral asimetris
- memiliki 9 segmen pada abdomen
c. Dewasa
Distribusi atau Penyebaran
 Di seluruh dunia, termasuk semua negara-negara maju. Meskipun
Phthirus pubis terjadi di Eropa, Asia, Afrika, Amerika Utara dan
Australia, dan ditemukan pada negro serta kulit putih.
Siklus Hidup
Bionomik
 Perilaku
 Phthirus pubis biasanya berada pada daerah kemaluan dan perianal, sering
menyebar ke atas perut dan payudara, dan dapat menduduki aksila, atau
mungkin menyebar ke bawah di sepanjang paha.
 Tempat perindukan
Mereka hidup dan berkembang biak dimana ada rambut kasar, seperti bagian tubuh
berikut:
 Alat kelamin
 Ketiak
 Dada
 Jenggot
 Bulu mata
 Alis
Kebiasaan makan
Phthirus pubis memakan darah. Infestasi biasanya rambut pada daerah
kemaluan dan perineum, tetapi mungkin pindah ke ketiak, janggut,
kumis atau alis.
Pengendalian
 Perawatan
 Cuci semua pakaian dan selimut dalam air panas.
 Barang yang tidak dapat dicuci dapat disemprot dengan semprotan obat
yang dapat dibeli di toko. Dapat juga menyegel barang dalam kantong
plastik untuk 10-14 hari untuk meredakan kutu.
 Mengetahui orang yang menjadi pasangan kontak seksual atau berbagi
tempat tidur dan diobati pada saat yang sama.
 Orang dengan kutu kemaluan harus diperiksa untuk infeksi menular
seksual lain ketika kutu ditemukan.
 Pengobatan
 Pengobatan kutu kemaluan yang terbaik diobati dengan menggunakan
bahan yang mengandung permethrin.
KESIMPULAN
 Cimex hemipterus adalah serangga penghisap darah. Umumnya berada di tempat
tidur, kursi atau sofa. Pencegahan dan pengendalian Cimex hemipterus dapat
dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan, penggunaan isektisida, dan
penyiraman menggunakan air panas atau menjemur benda-benda yang dianggap
terdapat Cimex hemipterus.
 Pediculus humanus capitis merupakan ektoparasit yang menginfeksi manusia.
Pemberantasan kutu rambut kepala dapat dilakukan dengan menggunakan
tangan, sisir serit atau dengan pemakaian insektisida golongan klorin (Benzen
heksa klorida).
 Phthirus pubis adalah ektoparasit yang hostnya adalah manusia. Tempat
perindukan di kemaluan. Pengendalian dapat dilakukan dengan perawatan seperti
mencuci semua pakaian dan selimut dengan air panas, memperhatikan kontak
seksual, segera periksa ke pelayanan kesehatan jika kutu ditemukan atau
pengobatan menggunakan bahan yang mengandung permethrin.
TERIMA KASIH
VIDEO 1
VIDEO 2

More Related Content

Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya

  • 1. Kutu Busuk, Kutu Kepala, Kutu Kelamin dan Pengendaliannya Oleh : Donna Pratiwi G1B010075 Siska Fiany G1B011006 Indah Cahyani G1B011021 Vasha Ramadhani G1B011080 Perdana Ady W. G1B011083
  • 2. Latar Belakang  Pada tahun 2007 dilaporkan bahwa telah terjadi outbreak (kejadian luar biasa) kutu busuk di 50 negara bagian di Amerika Serikat. Kebanyakan penelitian telah dilakukan di Asia, di negara Turki Prevalensi kutu kepala bervariasi dari 0,7% menjadi 59 % dan lebih tinggi pada anak perempuan (Falagas et al., 2008).  Prevalensi dan insiden akibat kutu kepala cukup tinggi di dunia bahkan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena telah terjadi resistensi dalam pengobatan serta menimbulkan efek samping bagi penderitanya (Sinaga, dkk, 2013). Permasalahan kutu ini mulanya banyak ditemukan pada penderita sering melakukan aktifitas tidur dan duduk, seperti didalam rumah, gedung pertunjukan, dan hotel. Saat ini permasalahan kutu mulai ditemukan di hotel berbintang, losmen asrama, dan sedikit di rumah tinggal (Ahmad, 2014).
  • 3. Tujuan  Mengetahui karakteristik kutu meliputi morfologi, siklus hidup, bionomik dan pengendalian kutu busuk.  Mengetahui karakteristik kutu meliputi morfologi, siklus hidup, bionomik dan pengendalian kutu kepala.  Mengetahui karakteristik kutu meliputi morfologi, siklus hidup, bionomik dan pengendalian kutu kelamin.
  • 4. A. Cimex hemipterus  Cimex hemipterus atau kutu busuk (bedbug) tergolong ke dalam serangga penghisap darah yang dalam bahasa lokal dikenal dengan nama tinggi (bahasa Jawa), kepinding, tumbila (bahasa Sunda), atau bangsat.  Taksonomi Kingdom : Animalia  Filum : Arthropoda  Classis : Insecta Ordo : Hemiptera Sub Ordo : Heteroptera Family : Cimicidae  Genus : Cimex Spesies : Cimex hemipterus (http://www.pestwest.com)
  • 5. Morfologi Cimex hemipterus Dewasa Telur Cimex hemipterus Nimfa ke-1 sampai ke-5 Kutu busuk dewasa jantan (kiri) dan betina (kanan)
  • 6. Distribusi  Kutu busuk merupakan parasit yang tersebar di seluruh dunia. Biasanya dapat ditemukan disekitar celah-celah rumah. Kutu busuk ini berkembang dalam kondisi suhu dan kelembaban yang nyaman bagi manusia, dan menyediakan makanan darah yang cukup baik untuk hidupnya dengan cara menghisap darah manusia (Harlan, 2006).
  • 8. Bionomic  Perilaku  Pemencaran kutu busuk dari satu tempat ke tempat lainnya ialah melalui baju yang dipakai orang, tas, atau peralatan kandang yang mengandung kutu busuk.  Tempat perindukan  Galar bambu yang dijadikan alas tidur bisa untuk bersarang dan berkembangbiak Cimex sp. Retakan bambu yang saling berhimpit inilah yang nampaknya disukai oleh serangga tersebut.  Kebiasaan makan  Kutu busuk ini aktif mengisap darah manusia dan hewan di malam hari.
  • 9. Pengendalian  Isolasi  menyiram air panas  Menjemur di bawah terik matahari  Penggunaan insektisida  Menjaga kebersihan lingkungan
  • 10. B. Pediculus humanus capitis  Pediculus humanus capitis disebut juga kutu kepala yang merupakan ektoparasit yang menginfeksi manusia  Taxonomi Phylum : Arthropoda Kelas : Insekta Ordo : Phthiraptera Sub Ordo : Anoplura Famili : Pediculidae Genus : Pediculus Spesies : Pediculus humanus capitis (Soedarto, 1990, dalam Wijayanti, 2007).
  • 11. Morfologi a. Kutu Rambut Dewasa Keterangan Gambar A. Antena B. Kuku tarsus C. Mata D. Forns E. Tibia F. Torax G. Spirakle H. Segmen Abdomen I. Lempeng pleural dengan spirakle abdomen Kutu kepala jantan dan betina -Bentuk pipih dan memanjang - abdomen terdiri dari 9 ruas - panjang 2 mm jantan) - panjang 3 mm (betina)
  • 12. b. Morfologi Nimfa Nimfa berbentuk seperti kutu rambut dewasa, hanya bentuknya lebih kecil. c. Morfologi Telur Nimfa -Memiliki operculum - ukuran 0,6-0,8mm - bentuk lonjong
  • 13. Penyebaran atau distribusi  Kutu rambut merupakan parasit manusia saja dan tersebar di seluruh dunia. Biasanya menyerang anak usia pra sekolah dan anak usia sekolah. Infestasi kutu manusia, yang disebut pediculosis, dapat menyebar cepat dan dapat mencapai proporsi epidemi jika dibiarkan. Pada sekelompok orang, faktor-faktor seperti usia, ras (Misalnya: Afrika-Amerika yang rarelyinfested dengan kutu kepala), jenis kelamin, berkerumun di rumah, ukuran keluarga mempengaruhi distribusi penyakit.
  • 15. Bionomik  Perilaku Kutu tidak bisa melompat atau terbang, tetapi dapat merangkak. Kutu rambut kepala dapat bergerak dengan cepat dan mudah berpindah dari satu hospes ke hospes lain. Penelitian mengungkapkan bahwa kutu dapat berpindah antar sarung bantal pada malam hari Kutu rambut ini dapat bertahan 10 hari pada suhu 5o C tanpa makan, dapat menghisap darah untuk waktu yang lama, mati pada suhu 40O C. Panas yang lembab pada suhu 60o C memusnahkan telur dalam waktu 15-30 menit.
  • 16. Tempat perindukan Tempat-tempat yang disukainya adalah rambut pada bagian belakang kepala. Telur dari kutu ini lebih mudah ditemukan terutama pada tengkuk dan bagian belakang kepala. Pada infeksi berat, helaian rambut akan melekat satu dengan yang lainnya dan mengeras, dapat ditemukan banyak kutu rambut dewasa, telur (nits) dan eksudat nanah yang berasal dari gigitan yang meradang.
  • 17. Kebiasaan makan  Kutu dewasa dan nympha mendapatkan makanannya dengan menghisap darah manusia. Kutu makan dengan cara menggigit melalui kulit dan menyuntikkan air liur untuk mencegah darah dari pembekuan, kemudian mengisap darah ke saluran pencernaan.
  • 18. Pengendalian Beberapa pengendalian yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut: 1.Hindari head-to -head (hair -to - hair) kontak selama bermain dan kegiatan lain di rumah, sekolah, dan di tempat lain (olahraga, taman bermain, pesta tidur, berkemah). 2.Tidak berbagi pakaian seperti topi, syal, mantel, seragam olahraga, pita rambut, atau jepit rambut. 3.Tidak berbagi sisir, sikat, atau handuk. Sisir dan sikat disinfeksi digunakan oleh orang yang penuh dengan merendam dalam air panas (setidaknya 60°C) selama 5-10 menit. 4.Jangan berbaring di tempat tidur, sofa, bantal, karpet, atau boneka binatang telah kontak dengan orang yang tejangkit kutu (http://www.cdc.gov/, 2013). 5.Meningkatkan hygiene personal seperti sering mengganti dan membersihkan pakaian, topi, dan sarung bantal. 6.Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya perawatan badan dan rambut perlu ditanamkan baik kepada orang tua maupun para anak-anak (siswa) sendiri. 7.Ketika salah sartu anggota keluarga diketahui terkena kutu kepala maka dianjurkan untuk memeriksa keberadaan kutu pada anggota keluarga yang lain. 8.Pengobatan juga harus dilakukan jika seseorang sudah terjangkit yang ditandai dengan rasa gatal-gatal di kepala. Wheems dan Fasulo (2013)
  • 19. Pengendalian Macam-macam obat untuk Pediculus humanus capitis (Kutu rambut): 1.Shampo Lindane 1%. 2.Salep Lindane (BHC 10%). 3.Cair / Peditox / Hexachlorocyclohexane 0,5%.
  • 20. C. Phthirus pubis  Phthirus pubis adalah kutu kemaluan yang menginfeksi daerah rambut kemaluan dan bertelur. Kutu ini juga dapat ditemukan di ketiak rambut dan alis.  Taksonomi Phylum : Arthropoda Kelas : Insekta Ordo : Phthiraptera Sub Ordo : Anoplura Famili : Pthiridae Genus : Phthirus Species : Phthirus pubis (Robinson, 2005)
  • 21. Morfologi Phthirus pubis a. Telur Phthirus pubis -Panjang 1 mm -Warna putih kekuningan b. Nimfa Phthirus pubis -First stage larva 1,1 mm -Second stage larva 1,2 mm -Third stage larva : 1,3-1,4 mm (jantan) 1,0-1,5 mm (betina)
  • 22. -Panjang 1,35 mm jantan (kiri) -Panjang 1,75 mm betina (kanan) -Bentuk pipih dorsoventral, bilateral asimetris - memiliki 9 segmen pada abdomen c. Dewasa
  • 23. Distribusi atau Penyebaran  Di seluruh dunia, termasuk semua negara-negara maju. Meskipun Phthirus pubis terjadi di Eropa, Asia, Afrika, Amerika Utara dan Australia, dan ditemukan pada negro serta kulit putih.
  • 25. Bionomik  Perilaku  Phthirus pubis biasanya berada pada daerah kemaluan dan perianal, sering menyebar ke atas perut dan payudara, dan dapat menduduki aksila, atau mungkin menyebar ke bawah di sepanjang paha.  Tempat perindukan Mereka hidup dan berkembang biak dimana ada rambut kasar, seperti bagian tubuh berikut:  Alat kelamin  Ketiak  Dada  Jenggot  Bulu mata  Alis
  • 26. Kebiasaan makan Phthirus pubis memakan darah. Infestasi biasanya rambut pada daerah kemaluan dan perineum, tetapi mungkin pindah ke ketiak, janggut, kumis atau alis.
  • 27. Pengendalian  Perawatan  Cuci semua pakaian dan selimut dalam air panas.  Barang yang tidak dapat dicuci dapat disemprot dengan semprotan obat yang dapat dibeli di toko. Dapat juga menyegel barang dalam kantong plastik untuk 10-14 hari untuk meredakan kutu.  Mengetahui orang yang menjadi pasangan kontak seksual atau berbagi tempat tidur dan diobati pada saat yang sama.  Orang dengan kutu kemaluan harus diperiksa untuk infeksi menular seksual lain ketika kutu ditemukan.  Pengobatan  Pengobatan kutu kemaluan yang terbaik diobati dengan menggunakan bahan yang mengandung permethrin.
  • 28. KESIMPULAN  Cimex hemipterus adalah serangga penghisap darah. Umumnya berada di tempat tidur, kursi atau sofa. Pencegahan dan pengendalian Cimex hemipterus dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan, penggunaan isektisida, dan penyiraman menggunakan air panas atau menjemur benda-benda yang dianggap terdapat Cimex hemipterus.  Pediculus humanus capitis merupakan ektoparasit yang menginfeksi manusia. Pemberantasan kutu rambut kepala dapat dilakukan dengan menggunakan tangan, sisir serit atau dengan pemakaian insektisida golongan klorin (Benzen heksa klorida).  Phthirus pubis adalah ektoparasit yang hostnya adalah manusia. Tempat perindukan di kemaluan. Pengendalian dapat dilakukan dengan perawatan seperti mencuci semua pakaian dan selimut dengan air panas, memperhatikan kontak seksual, segera periksa ke pelayanan kesehatan jika kutu ditemukan atau pengobatan menggunakan bahan yang mengandung permethrin.