3. KEMOLARAN
Kemolaran atau molaritas menyatakan jumlah
mol zat terlarut dalam setiap liter larutan
n gr 1000
M atau M x
V Mr V
Dimana:
M = Molaritas
V = Volume
n = Jumlah mol zat
4. PENGENCERAN
Perhitungan yang digunakan dalam proses
pengenceran, sebagai berikut:
V1M1 V2 M 2
dimana:
V1M1 : volume dan konsentrasi larutan asal
V2M2 : volume dan konsentrasi hasil
pengenceran
5. MOLARITAS CAMPURAN
Jika dua atau lebih larutan dicampurkan dan
tidak terjadi reaksi kimia, penentuan molaritas
campuran yang dihasilkan dilakukan sebagai
berikut:
V1M 1 V2 M 2 ... Vn M n
M campuran
V1 V2 ... Vn
6. KONSEP LAJU REAKSI
Laju reaksi suatu reaksi kimia menunjukkan perubahan
konsentrasi zat per satuan waktu.
[ M ]
V
t
Laju pengurangan konsentrasi pereaksi per satuan
waktu
Laju penambahan konsentrasi hasil reaksi per satuan
waktu
Perbadingan laju perubahan masing-masing
komponen sama dengan perbandingan koefisien
reaksinya
7. KONSEP LAJU REAKSI
Pada reaksi:
pA + qB rC + sD
pereaksi hasil reaksi
(konsentrasi semakin berkurang) (konsentrasi semakin
bertambah) Hasil reaksi (C+D)
konsentrsi
Pereaksi (A+D)
waktu
8. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
LAJU REAKSI
Laju reaksi dipengaruhi oleh faktor-faktor
berikut:
Luas permukaan
Suhu
Konsentrasi
Katalis
9. LUAS PERMUKAAN
Mana yang lebih luas permukaannya?
Sepotong kapur utuh atau sepotong
kapur dipotong 4?
11. LUAS PERMUKAAN
Dapat dilihat bahwa luas permukaan kapur utuh lebih kecil
dari kapur yang dipotong 4
Coba perhatikan!
Mana yang lebih luas permukaannya, gula berukuran butir
kasar atau gula berukuran butiran halus?
Mana yang lebih mudah larut, gula yang berukuran butir
kasar atau yang berukuran butiran halus ?
12. LUAS PERMUKAAN
Luas permukaan mempercepat laju reaksi
karena semakin luas permukaan zat, semakin
banyak bagian zat yang saling bertumbukan dan
semakin besar peluang adanya tumbukan efektif
menghasilkan perubahan
Semakin luas permukaan zat, semakin kecil
ukuran partikel zat. Jadi semakin kecil ukuran
partikel zat, reaksi pun akan semakin cepat.
13. SUHU
Perhatikan!
Mana yang lebih cepat larut, gula yang dilarutkan
dalam air panas atau yang dilarutkan dalam air
dingin?
Peningkatan suhu menyebabkan peningkatan laju
reaksi.
Jika suatu zat dipanaskan, maka partikel-partikel zat
tersebut menyerap energi panas, sehingga energi
kinetiknya bertambah. Peningkatan energi kinetik
menyebabkan pergerakan partikel menjadi lebih cepat,
dan lebih banyak partikel-partikel yang bertumbukan,
sehingga laju reaksi lebih cepat.
14. SUHU
Pengaruh suhu terhadap laju reaksi,
hubungan kuantitatif perubahan suhu
terhadap laju reaksi:
t t 0
Vt (V ) t
.Vo
Dimana :
Vt = laju reaksi pada suhu t
Vo = laju reaksi pada suhu awal (to)
15. KONSENTRASI
Jika konsentrasi zat semakin besar,
maka laju reaksi semakin besar pula.
Konsentrasi yang besar menunjukkan
banyaknya jumlah partikel, sehingga
proses tumbukan antar partikel semakin
sering, dan laju reaksi semakin besar.
16. KONSENTRASI
Persamaan laju reaksi hanya dapat
dinyatakan berdasarkan data hasil
percobaan. Bersadarkan data tersebut, dapat
dihitung orde reaksi dan konstanta laju
raksi.
Ingat!
Persamaan laju reaksi dihitung berdasarkan
konsentrasi awal masing-masing zat
dipangkatkan orde reaksinya. Orde reaksi
bukan koefisien reaksi.
17. Orde Reaksi
Pangkat perubahan konsentrasi terhadap perubahan laju
disebut orde reaksi
Ada reaksi berorde O, dimana tidak terjadi perubahan laju
reaksi berapapun perubahan konsentrasi pereaksi.
Ada reaksi berorde 1, dimana perubahan konsentrasi
pereaksi 2 kali menyebabkan laju reaksi lebih cepat 2 kali.
Ada reaksi berorde 2, dimana laju perubahan konsentrasi
pereaksi 2 kali menyebabkan laju reaksi lebih cepat 4 kali,
dst.
18. Grafik Orde Reaksi
Grafik ode reaksi adalah pangkat dari konsentrasi sehingga bentuk
grafiknya merupakan grafik perpangkatan.
a. Reaksi Orde Nol v
Persamaan laju reaksi : v = k[X]o = k
[X]
b. Reaksi Orde Satu v
Persamaan laju reaksi : v = k[X]1 = k [X]
[X]
v
c. Reaksi Orde Dua
Persamaan laju reaksi : v = k[X]2 [X]
19. KONSENTRASI
Perhatikan reaksi berikut:
pA + qB rC + sD
Persamaan laju reaksi dapat ditulis:
V =k.[A]m.[B]n
Dimana :
k = tetapan laju reaksi
m = orde reaksi untuk A
n = orde reaksi untuk B
m + n = orde total
20. CONTOH SOAL
Rumusan laju reaksi tersebut diperoleh dari percobaan.
Misalkan diperoleh data percobaan untuk reaksi :
NO(g) + Cl2(g) NOCl2(g)
Diperoleh data sebagai berikut :
Perc [NO] M [Cl2] M V M/s
1 0,1 0,1 4
2 0,1 0,2 16
3 0,2 0,1 8
4 0,3 0,3 ?
21. Rumusan laju reaksi untuk reaksi tersebut adalah :
V = k.[NO]m.[Cl2]n
Orde NO = m Orde Cl2 = n
Percobaan 1 dan 3 Percobaan 1 dan 2
[ NO ]m V [Cl 2 ]n V
m
[ NO ]3
n
V
3
[Cl 2 ]2 V
[ NO ]
[Cl ] 2
1 V1 2 1 V1
m
0,2 8 0,2
n
16
0,1 4
0,1 4
2m 2 2n 4
m 1 n2
22. Maka rumusan laju reaksinya adalah :
V=k.[NO]1.[Cl2]2
Harga k diperoleh dengan memasukan salah satu data
percobaan
V
k
[ NO ].[Cl2 ]2
4
k
0,1.0,12
k 4.103 M 2 s 1
23. Maka laju reaksi pada percobaan 4 adalah :
V= k.[NO].[Cl2]2
V= 4.103.0,3. 0,32
V= 108 Ms-1
24. Katalis
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi.
Ada 2 jenis katalis :
1. Katalis aktif yaitu katalis yang ikut terlibat reaksi dan
pada akhir rekasi terbentuk kembali.
2. Katalis pasif yaitu katalis yang tidak ikut bereaksi, hanya
sebagai media reaksi saja.
Bagaimana katalis bekerja akan dibahas pada teori tumbukan
25. TEORI TUMBUKAN
Terdapat 2 teori yang menerangkan mengenai laju reaksi yaitu:
1. Teori tumbukan
2. Teori kompleks teraktifan
Menurut teori tumbukan, reaksi akan berlangsung bila terjadi
tumbukan-tumbukan antar partikel. Makin banyak terjadi
tumbukan, reaksi akan berlangsung semakin cepat. Namun tidak
semua tumbukan dapat menghasilkan reaksi, hanya partikel-
partikel yang mempunyai energi cukup dan posisi yang baik dapat
menghasilkan reaksi.
Energi hasil tumbukan minimal yang harus dipunyai partikel agar
menghasilkan reaksi disebut energi aktivasi (Ea). Makin rendah
energi aktivasi, makin cepat reaksi berlangsung.
26. TEORI TUMBUKAN
Penambahan katalis dapat mempercepat laju
reaksi
Alasannya:
Katalis dapat memperkecil Ea sehingga banyak
partikel yang mempunyai E kinetik di atas Ea.