Dokumen tersebut memberikan penjelasan mendetail tentang perhitungan tebal lapis ulang jalan dengan menggunakan metode lendutan balik Benkelman Beam. Terdapat beberapa langkah perhitungan yang dilakukan meliputi penentuan lendutan terkoreksi, keseragaman lendutan, lendutan wakil, faktor koreksi tebal lapis ulang, dan perhitungan tebal lapis ulang yang dibutuhkan.
1 of 13
Downloaded 153 times
More Related Content
Lampiran a perhitungan bb
1. 35
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN
A.1 Perhitungan Perencanaan Tebal Lapis Ulang (Overlay) Dengan Cara
Lendutan Balik Benkelman Beam (BB)
Setelah data-data lendutan balik diperoleh maka tahap selanjutnya
menghitung tebal lapis tambah yang dibutuhkan sesuai dengan umur jalan yang
direncanakan. Untuk menghitung tebal lapis tambah dengan cara lendutan balik
Benkelman Beam (BB) sebagai berikut.
1. Penentuan lendutan terkoreksi
Nilai lendutan hasil pengujian harus dikoreksi dengan faktor muka air
tanah (faktor musim) dan temperatur serta faktor koreksi beban uji bila
beban uji tidak tepat sebesar 4,08 ton. Untuk mengkoreksi nilai
lendutan dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan 2.7.
Perhitungan ini dengan menggunakan nilai rata-rata dari hasil
pengujian lapangan.
dB = 2 x (d3 d1) x Ft x Ca x FKB-BB
Dimana :
dB = lendutan balik (mm)
d1 = lendutan pada saat beban tepat pada titik pengukuran
d3 = lendutan pada saat beban berada pada jarak 6 meter dari
titik pengukuran
Ft = faktor penyesuaian lendutan terhadap temperatur standar 350
C,
untuk tebal lapis beraspal (HL) lebih kecil 10 cm atau untuk
tebal lapis beraspal (HL) lebih besar atau sama dengan 10 cm
atau menggunakan tabel 2.5 dan (Grafik A.1 untuk HL < 10 cm
dan Kurva B untuk HL > 10 cm).
Ft = 4,184 x TL
-0,4025
, untuk HL < 10 cm
= 4,184 x 32,047-0,4025
= 1,037
2. 46
36
Gambar A.1 Grafik faktor koreksi lendutan terhadap temperatur standar (Ft)
TL = temperatur lapis beraspal, diperoleh dari hasil pengukuran
langsung dilapangan atau dapat diprediksi dari temperatur
udara,yaitu:
TL = 1/3 (Tp+ Tt + Tb)
Tp = temperatur permukaan lapis beraspal
Tt = temperatur tengah lapis beraspal atau dari Tabel 2.6
Tb = temperatur bawah lapis beraspal atau dari Tabel 2.6
Ca = faktor pengaruh muka air tanah (faktor musim)
Dengan catatan :
= 1,2 ; bila pemeriksaan dilakukan pada musim kemarau atau muka
air tanah rendah
= 0,9 ; bila pemeriksaan dilakukan pada musim hujan atau muka air
tanah tinggi
FKB-BB = faktor koreksi beban uji Benkelman Beam (BB)
= 77,343 x (8,20-2,0715
)
= 0,990
Dari perhitungan diatas diperoleh lendutan terkoreksi sebagai berikut :
dB = 2 x (d3 d1) x Ft x Ca x FKB-BB
= 2 x (0,140-0) x 1,037 x 0,900 x 0,990
= 0,258
3. 46
37
2. Keseragaman lendutan
Perhitungan tebal lapis tambah dapat dilakukan pada setiap titik
pengujian atau berdasarkan panjang segmen (seksi). Apabila
berdasarkan panjang seksi maka cara menentukan panjang seksi
jalan harus dipertimbangkan terhadap keseragaman lendutan.
Keseragaman yang dipandang sangat baik mempunyai rentang faktor
keseragaman antara 0 sampai dengan 10, antara 11 sampai dengan 20
keseragaman baik dan antara 21 sampai dengan 30 keseragaman
cukup baik. Untuk menentukan tingkat keseragaman lendutan dapat
menggunakan persamaan 2.12, yaitu:
ijin
R
FK100%x
d
s
FK <=
= (0.032/0.258) x 100%
= 12,453%
Dari keseragaman diperoleh faktor keseragaman 12,453%
Jadi; 11% < FK < 20 Keseragaman lendutan baik
Grafik A.2 keseragaman lendutan
4. 46
38
3. Lendutan wakil
Untuk menentukan besarnya lendutan yang mewakili suatu sub
ruas/seksi jalan disesuaikan dengan fungsi/kelas jalan, yaitu:
- Dwakil = dR+ 2 s ; untuk jalan arteri / tol (tingkat kepercayaan 98%)
- Dwakil = dR+ 1,64 s ; untuk jalan kolektor (tingkat kepercayaan 95%)
- Dwakil = dR+1,28 s ; untuk jalan lokal (tingkat kepercayaan 90%)
Penelitian pengukuran lendutan dilakukan pada jalan arteri maka
digunakan persamaan berikut :
Dwakil atau Dsbl ov = dR + 2 S
= 0,258 + (2 x 0,0322)
= 0,323 mm
4. Faktor koreksi tebal lapis tambah
Tebal lapis tambah/overlay yang diperoleh adalah berdasarkan
temperatur standar 35o
C, maka untuk masing-masing daerah perlu
dikoreksi karena memiliki temperatur perkerasan rata-rata tahunan
(TPRT) yang berbeda. Data temperatur perkerasan rata-rata tahunan
untuk setiap daerah atau kota ditunjukkan pada Lampiran C,
sedangkan faktor koreksi tebal lapis tambah/overlay (Fo) dapat
diperoleh dengan persamaan berikut:
Fo = 0,5032 x EXP(0,0194 x TPRT)
= 0,5032 x EXP(0,0194 x 34,9)
= 0,990
5. Jenis lapis tambah
Pada perencanaan lapis tambah digunakan laston yaitu modulus
resilien (MR) sebesar 2000 MPa dan Stabilitas Marshall minimum 800
kg. Apabila jenis campuran beraspal untuk lapis tambah menggunakan
Laston Modifikasi dan Lataston atau campuran beraspal yang
mempunyai sifat berbeda (termasuk untuk Laston) dapat menggunakan
5. 46
39
faktor koreksi tebal lapis tambah penyesuaian (FKTBL) sesuai
persamaan atau Gambar grafik A.3 dan Tabel A.1.
FKTBL = 12,51 x MR
-0,33
= 12,51 x 2000-0,33
= 1,018
Grafik A.3 Faktor koreksi tebal lapis tambah penyesuaian (FKTBL)
Tabel A.1 Faktor koreksi tebal lapis tambah penyesuaian (FKTBL)
Modulus Stabilitas
Resilien, MR Marshall
(Mpa) (Kg)
Laston Modifikasi 3000 min. 1000 0,85
Laston 2000 min. 800 1,00
Lataston 1000 min. 800 1,23
Jenis Lapisan FKTBL
6. Lendutan rencana
Menghitung lendutan rencana/Ijin/ (Drencana atau Dstl ov) dapat
menggunakan grafik A.4 atau dengan persamaan sebagai berikut:
Drencana atau Dstl ov = 22,208 x CESA-0,2307
Nilai CESA diperoleh dari banyak lalulintas harian rencana dan
dihitung berdasarkan design Traffic Number (DTN) dengan
6. 46
40
menggunakan tabel persentase kenderaan yang lewat pada jalur
rencana.
Grafik A.4 Hubungan antara lendutan rencana dan lalu-lintas
Tabel A.2 Koefisien distribusi kendaraan
1 arah 2 arah 1 arah 2 arah
1 1,00 1,00 1,00 1,00
2 0,60 0,50 0,70 0,50
3 0,40 0,40 0,50 0,475
4 - 0,30 - 0,45
5 - 0,25 - 0,425
6 - 0,20 - 0,40
Jumlah Lajur
Kendaraan ringan* Kendaraan berat**
Data-data lalulintas hariaan rencana
- Mobil penumpang (1,1RF) = 4896 kenderaan/hari
- Bus (1,2) = 4032 kenderaan/hari
- Truck (1,2L) = 2592 kenderaan/hari
- Truck (1,2H) = 1872 kenderaan/hari
- Truck (1,22) = 1008 kenderaan/hari
Berdasarkan tabel A.2 Koefisien distribusi kendaraan maka koefisien distribusi
kenderaan yang melintasi jalur rencana digunakan
7. 46
41
- Mobil penumpang (1,1RF) = 1 x 4896 = 1000 kenderaan/hari
- Bus (1,2) = 1 x 4032 = 750 kenderaan/hari
- Truck (1,2L) = 1 x 2592 = 500 kenderaan/hari
- Truck (1,2H) = 1 x 1872 = 450 kenderaan/hari
- Truck (1,22) = 1 x 1008 = 430 kenderaan/hari
Dengan menggunakan tabel A.3 Unit Ekivalen 8,160 ton Beban as tunggal (UE
18 KSAL) maka dapat diperoleh nilai DTN besarnya jumlah ekivalen harian rata-
rata dari satuan 8,16 ton beban as tunggal (DTN x Ue 18 KSAL).
Tabel A.3 Unit Ekivalen 8,160 ton Beban as tunggal (UE 18 KSAL)
8. 46
42
- Mobil penumpang (1,1RF) = 4896 x 0,0004 = 1,960
- Bus (1,2) = 4032 x 0,3006 = 1212,019
- Truck (1,2L) = 2592 x 0,2174 = 563,501
- Truck (1,2H) = 1872 x 5,0264 = 9409,421
- Truck (1,22) = 1008 x 2,7416 = 2763,533
Jumlah = 13950,432
Dari perhitungan diatas diperoleh nilai CESA dengan persamaan berikut :
=
MP
Trailer-Traktok
NxCxEx365xmCESA
=
MP
Trailer-Traktok
07,51x1x25548,2x365x13950,432
= 173.074.367,727
Dengan demikian nilai Drencana atau Dstl ov diperoleh
Drencana atau Dstl ov = 22,208 x 173.074.367,727-0,2307
= 0,279 mm
7. Menghitung tebal lapis tambah (Ho)
Dengan menggunakan persamaan atau gambar grafik A.5 dibawah ini
untuk menghitung tebal lapis tambah (Ho) sebagai berikut:
Ho = {Ln(1,0364) + Ln(Dsbl ov ) - Ln(Dstl ov)}/0,0597
= {LN(1,0364)+LN(0,323)-LN(0,279)}/0,0597
= 3,030 cm
Grafik A.5 Tebal lapis tambah/overlay (Ho)
+
9. 46
43
8. Menghitung tebal lapis tambah terkoreksi (Ht)
Dengan menggunakan persamaan dibawah ini untuk menghitung tebal
lapis tambah terkoreksi (Ht) sebagai berikut:
Ht = Ho x Fo
= 3,030 x 0,990
= 3,000 cm (Laston dengan Modulus Resilien 2000 MPa dengan
Stabilitas Marshall minimum sebesar 800 kg)
Bila jenis campuran beraspal yang akan digunakan sebagai bahan lapis
tambah adalah Laston Modifikasi dengan Modulus Resilien 3000 MPa
dan Stabilitas Marshall minimum sebesar 1000 kg maka faktor
penyesuaian tebal lapis tambah (FKTBL) dapat diperoleh dengan
menggunakan persamaan atau Grafik A.3 atau tabel A.1. Berdasarkan
persamaan atau grafik A.3 atau tabel A.1, diperoleh FKTBL sebesar
0,87. Jadi tebal lapis tambah yang diperlukan untuk Laston Modifikasi
dengan Modulus Resilien 3000 MPa dan Stabilitas Marshall minimum
sebesar 1000 kg adalah:
Ht = 3,000 cm x FKTBL
= 3,000 cm x 0,87
= 2,610 cm
Dengan demikian tebal lapis tambah yang diperlukan untuk ruas jalan
B.Aceh-Medan kabupaten Aceh Utara agar dapat melayani lalu-lintas sebanyak
173.074.367,727 CESA selama umur rencana 10 tahun adalah 3,000 cm Laston
dengan Modulus Resilien 2000 MPa dengan Stabilitas Marshall minimum
sebesar 800 kg atau setebal 2,610 cm untuk Laston modifikasi dengan Modulus
Resilien 3000 MPa dan Stabilitas Marshall minimum sebesar 1000 kg.
A.2 Penentuan Umur Sisa Pelayanan Jalan Rencana
Dalam menentukan umur sisa pelayanan jalan mempunyai hubungan dengan
nilai akumulasi beban lalulintas dan lendutan. Perhitungan ini dilakukan untuk
menentukan waktu pelaksanaan tebal lapis tambah. Berdasarkan lendutan balik
yang dilakukan dengan alat Benkelman Beam sebelum diberi overlay. Penentuan
faktor umur rencana dapat dihitung dengan menggunakan persamaan dibawah ini:
10. 46
44
KSALUExDTN 18x365
KSAL18AE
N =
dimana :
N = Faktor umur rencana
AE 18 KSAL = Accumulative Equivalent 18 kip single Axle Load
UE 18 KSAL = Unit Equivalent 18 kip single Axle Load
365 = Jumlah hari dalam satu tahun
DTN = Design Traffic Number ( jumlah lalulintas rencana)
Dari data yang direncanakan diperoleh :
- Mobil penumpang (1,1RF) = 4896 x 0,0004 = 1,960
- Bus (1,2) = 4032 x 0,3006 = 1212,019
- Truck (1,2L) = 2592 x 0,2174 = 563,501
- Truck (1,2H) = 1872 x 5,0264 = 9409,421
- Truck (1,22) = 1008 x 2,7416 = 2763,533
Jumlah = 13950,432
- Umur rencana = 10 tahun
- Perkembangan lalulintas = 8% (N = 15,07)
= KSAL18UExDTN
penumpangMobil
Trailler-DTraktor
Nx365KSAL18AE
= 365 x 15,07 x 13950,432
= 76.735.048,738
= 7,67 x 107
Dengan demikian nilai Faktor umur rencana diperoleh dengan persamaan diatas
yaitu :
KSALUExDTN 18x365
KSAL18AE
N =
432,13950x365
10x7,67 7
=
= 4,539
Penentuan umur sisa pelayanan jalan
+
11. 46
45
Penentuan umur sisa pelayanan jalan dengan persamaan :
)1(Rlog
1)log(2/R-1)2/R(2Nlog
n
+
+=+
=
Dimana :
n = umur sisa jalan (tahun)
N = faktor umur rencana (%)
R = perkembangan lalulintas.
)1(Rlog
1)log(2/R-1)R/2(2Nlog
n
+
+++
=
)1(8log
1)log(2/8-1)8/24,539x(2log
+
+++
=
= 4,539 tahun
= 1656,695 hari