ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
MK TEKNOLOGI PUPUK DAN PEMUPUKAN
                LAPORAN AKHIR

PEMBUATAN PUPUK KANDANG BERBAHAN KOTORAN AYAM




                   Oleh:

  AFIF AULIYA                    0910483084

                  Asisten:

                   Mz Aby




  PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
          FAKULTAS PERTANIAN
        UNIVERSITAS BRAWIJAYA
                  MALANG
                   2010
JUDUL


Pembuatan Pupuk Kandang Berbahan Kotoran Ayam
  dengan Campuran Ampas Kulit Kacang Tanah


               NAMA PASAR


               TMC LE – GULE
I. PENDAHULUAN


       Dalam kehidupan sehari hari, baik di jalanan maupun di pasar sekaligus dapat
dilihat kulit kacang tanah dibuang dengan sia sia. Mereka yang membuang ampas kulit
kacang tersebut adalah orang – orang yang tidak tahu bahwa terdapat kandungan unsur –
unsur organic yang ada pada kulit kacang tersebut. Jika ditelaah secara seksama, kandungan
di dalam kulit kacang tersebut memiliki kandungan Nitrogen sebesar 1.6 % – 1.8 %,
Phospor 0.3 % – 0.5 %, dan Kalium sebesar 1.1% – 1.7 % (Prof. Dr. Ir. Syekhfani, MS).
       Dengan kandungan yang lumayan tinggi pada unsur nitrogen dan kalium, ampas
kulit kacang tersebut dapat dimanfaatkan dalam campuran pembuatan pupuk organik.
Dengan bahan campuran dari kulit kacang tersebut, maka kandungan yang terdapat dalam
pupuk organik tersebut akan bertambah sehingga nantinya akan meningkatkan laju
pertumbuhan pada tanaman yang akan diberi pupuk organik tersebut.
       Pupuk organik merupakan pupuk alam dan melepaskan unsur hara secara
perlahan-lahan   sehingga mempunyai efek residu dalam tanah dan bermanfaat             bagi
tanaman berikutnya (Suprapto dan Aribawa, 2002). Salah satu jenis pupuk organik adalah
pupuk kandang. Menurut Syekhfani (2000) bahwa pupuk kandang memiliki sifat yang
alami dan tidak merusak tanah, menyediakan unsur makro (nitrogen, fosfor, kalium,
kalsium, dan belerang) dan mikro (besi, seng, boron, kobalt, dan molibdenium). Selain
itu pupuk kandang berfungsi untuk meningkatkan          daya   menahan     air,    aktivitas
mikrobiologi tanah, nilai kapasitas tukar kation dan memperbaiki struktur tanah.
       Menurut hasil penelitian Sastrosupadi dan Santoso (2005), dibanding dengan bahan
organik yang lain pupuk kandang ayam memiliki kandungan N yang cukup tinggi yakni
2,6%, 2,9% (P), dan 3,4% (K) dengan perbandingan C/N ratio 8,3 (Zakaria dan Vimala,
2002). Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Sutejo (2002) yang mengemukakan
bahwa pupuk kandang ayam mengandung nitrogen tiga kali lebih besar dari pada
pupuk kandang yang lainnya. Lebih lanjut dikemukakan kandungan unsur hara dari
pupuk kandang ayam lebih tinggi karena bagian cair (urine) bercampur dengan bagian
padat. Peranan bahan organik bila diberikan pada tanah maka akan terjadi perubahan
terutama dalam perbaikan fisik tanah. Menurut (Syekhfani, 2000; Wilfredo, 1985;
Soepardi, 1983; Suharjo et al., 1993) usaha untuk mengatasi tingkat kesuburan tanah
pertama-tama dilakukan dengan cara pemberian bahan organik sebagai perbaikan sifat
fisik, kemudian diikuti perbaikan sifat kimia melalui pemberian pupuk anorganik dalam
kondisi yang seimbang.
      Hasil analisis kotoran ayam




                              (Budi Santoso, Firia Haryanti, dan Sri Adi Kadarsih, 2003)


      Hasil analisis ampas kulit kacang tanah


                                               Persen Kandungan
            Bahan Organik           Nitrogen         Phospor       Kalium
                                      (N)            (P2O5)         (K2O)
         Kulit kacang tanah     1.6 – 1.8         0.3 – 0.5       1.1. – 1.7


                                                    (Prof. Dr. Ir. Syekhfani, MS. 2010)
II. TUJUAN


   Tujuan dalam pembuatan pupuk kandang berbahan kotoran ayam dengan campuran
ampas kulit kacang tanah adalah sebagai berikut:
   1. Memanfaatkan ampas kulit kacang tanah sebagai bahan campuran dalam pupuk
       kandang
   2. Memperkaya kandungan pada pupuk kandang, terutama pada kotoran ayam yang
       menjadi bahan utama pembuatan pupuk kandang
III. WAKTU dan TEMPAT


A. Waktu
           Awal proses pembuatan pupuk ini dimulai dengan pemilihan bahan campuran
  untuk dicampur dengan kotoran ayam yang menjadi bahan utama pembuatan pupuk.
  Kegiatan tersebut dilakukan pada tanggal 22 oktober 2010. Bahan yang menjadi
  campuran tersebut diantaranya adalah ampas kulit kacang tanah, air gula, dedak, EM–4.
           Untuk waktu pengumpulan bahan bahan tersebut dilakukan pada tanggal 8
  November 2010 sampai 21 November 2010. Dan untuk pembuatan pupuk kandang
  sendiri dimulai pada tanggal 27 November 2010 sampai 25 Desember 2010.
           Langkah terakhir adalah uji perkecambahan yang telah dilaksanakan pada
  tanggal 27 Desember sampai dengan 09 Januari 2011.
B. Tempat
           Tempat pelaksanaan pembuatan pupuk serta uji perkecambahan dilakukan di
  kost, Jalan Sumbersari Gang IV No. 58B Malang.
IV. ALAT dan BAHAN


A. ALAT
  1. Karung beras sebagai penutup pupuk
  2. Ember sebagai wadah untuk mencampur bahan pupuk
B. BAHAN
  1. Kotoran Ayam sebagai bahan utama pembuatan pupuk kandang (5kg)
  2. Ampas kulit kacang tanah sebagai bahan campuran sekunder pembuatan pupuk
     kandang (1kg)
  3. EM – 4 sebagai aktivayor (10ml)
  4. Air gula sebagai sumber makanan bagi dekomposer (240ml)
  5. Dedak sebagai bahan campuran pembuatan pupuk kandang (1kg)
V. METODE
A. Cara Kerja

                                          Siapkan alat dan bahan



    Larutkan EM-4 dan gula ke dalam air                     Kulit kacang dicacah hingga ukuran
        dan inkubasi selama 12 jam                                terkecil dan dikeringkan




                                     Kotoran ayam, dedak dan kulit
                                   kacang dicampur secara merata ke
                                             dalam ember




                                   Campuran larutan EM-4 dan Gula
                                   yang telah dicampur dimasukkan
                                    ke dalam adonan secara merata




                                   Campuran dari semua bahan yang
                                    menjadi pupuk ditaruh dengan
                                     ketinggian antara 15 – 20 cm
                                   kemudian ditutup dengan karung
                                                 goni


                                                            Didiamkan selama ± 1 bulan


                                              HASIL PUPUK




                                             UJI KECAMBAH
B. Analisa perlakuan
          Proses awal dari Pembuatan pupuk kandang berbahan campuran kotoran ayam
   dan kulit kacang tanah dimulai dari pemilihan serta pengumpulan bahan yang terdiri
   dari kotoran ayam, kulit kacang tanah, dedak, molase dan EM-4.

          Proses selanjutnya adalah pengolahan bahan – bahan yang terlah terkumpul.
   Kulit kacang tanah pertama – tama dikeringkan terlebih dahulu untuk kemudian
   dipotong kecil kecil agar memudahkan proses pengomposan. Untuk bahan selanjutnya,
   EM-4 sebanyak 10ml dicampur dengan molase sebanyak 240ml serta air 1 lliter dan
   campuran tersebut diinkubasi selama 12 jam.

          Setelah proses pengolahan bahan – bahan, selanjutnya adalah proses pembuatan
   pupuk, dimana langkah pertama yaitu mencampur kotoran ayam dengan dedak serta
   kulit kacang tanah. Selanjutnya mencampurkan campuran larutan EM-4, molase serta
   air tadi pada campuran kotoran ayam, dedak serta kulit kacang tanah.

          Langkah selanjutnya adalah menaruh campuran dari bahan – bahan yang tadi
   telah decampur ke dalam ember. Kemudian ember tersebut ditaruh di ketinggian antara
   15 – 20 cm, kemudian didiamkan selama ± 1 bulan.

          Langkah terakhir adalah uji perkecambahan, dimana dalam uji perkecambahan
   ini memakai 3 perlakuan yaitu perlakuan A berbahan tanah, perlakuan B berbahan
   pupuk dan perlakuan C berbahan campuran pupuk dan tanah.
C. HASIL
         Hasil yang dicapai hingga saat ini, yaitu telah masaknya pupuk yang didiamkan
  selama hampir ± 1 bulan dan dilanjutkan dengan pembungkusan serta pelabelan pupuk.
  Sebelumnya telah diadakan uji perkecambahan terhadap hasil pupuk yang diolah.
         Pada uji perkecambahan ini terdapat tiga perlakuan yaitu wadah pertama yang
  berisi dengan tanah, wadah kedua yang berisi dengan pupuk yang dibuat dan wadah
  yang ketiga berisi campuran antara tanah dan pupuk. Semua wadah memiliki perlakuan
  yang sama yaitu setiap pagi dan sore sama – sama disiram sesuai dengan takarannya.
         Hasil yang didapat pada uji perkecambahan ini yaitu pada minggu pertama hasil
  pengamatan didapat pada wadah pertama mengalami pertumbuhan yang paling panjang
  diantara keduanya, untuk wadah kedua yang berisi pupuk hanya tumbuh kecambah saja
  sedangkan pada wadah ketiga, jagung tumbuh bagus tetapi dari segi tinggi masih kalah
  dibandingkan dengan wadah pertama yang berisi tanah. Meskipun wadah ketiga
  mempunyai tinggi yang kurang bagus daripada wadah pertama, jagung yang tumbuh
  pada wadah ketiga memiliki diameter batang yang lebih besar daripada wadah yang
  pertama, hal ini dapat dilihat dari biji jagung pada wadah ketiga lebih kuat daripada biji
  jagung yang tumbuh pada wadah pertama dan pada wadah ketiga terlihat lebih segar
  daripada wadah yang pertama.
         Pada minggu kedua, pada wadah pertama menunjukkan pertumbuhan dengan
  panjang yang bagus, jagung yang tumbuh pada wadah pertama tinggi tetapi masih
  terlihat kurang segar serta lemas. Pada wadah kedua, mengalami pertumbuhan yang
  lebih bagus daripada minggu pertama. Tetapi pertumbuhan dari wadah kedua masih
  kalah tinggi daripada wadah yang pertama, tetapi jagung pada wadah ketiga memiliki
  tanaman yang tegap dan kuat. Sedangkan pada wadah ketiga, memiliki pertumbuhan
  yang paling bagus daripada kedua perlakuan yang lain. Hal ini dapat dilihat dari
  berbagai sisi. Dari sisi tinggi tanaman, tanaman jagung ketiga memiliki tinggi yang
  hampir sama dengan wadah pertama. Serta jika dibandingkan dengan keduanya,
  tanaman jagung pada wadah ketiga ini terlihat paling segar. Tanamannya juga tegap dan
kuat, berbeda dibandingkan dengan wadah pertama yang memiliki pertumbuhan
   terbagus kedua.
           Dari keadaan seperti diatas, dapat disimpulkan bahwa pupuk dari campuran
   kotoran ayam dan kulit kacang tanah dapat dikatakan berhasil. Hal ini dikarenakan
   tingkat pertumbuhan dari semua perlakuan menunjukkan bahwa perlakuan ketiga atau
   perlakuan dengan campuran tanah serta pupuk merupakan yang paling bagus dari
   perlakuan yang lainnya.
D. Aturan Pemakaian
           Aturan pemakaian dari pupuk TMC Le – Gule ini dapat diaplikasikan dengan
   berbagai cara yaitu disebar di permukaan tanah kemudian dicampur pada saat
   pengolahan tanah, dalam larikan dan dalam lubang lubang tanam.
E. Dosis
           Pada lahan sawah jumlah maksimum pupuk kandang ini yang dipergunakan
   untuk padi sawah adalah sekitar <2 t ha-1 dan untuk sayuran di lahan sawah sebanyak
   25 – 75 ha-1. Pada tanaman pangan di lahan kering ini, pemberian pupuk kandang
   diberikan sebanyak 1-2 t ha-1 dan untuk sayuran pada lahan kering diberikan pupuk
   sebanyak 20-30 t ha-1
DAFTAR PUSTAKA


Anonymous. 2010. http://ampasampah.blogspot.com/2008/12/ampas-kulit-kacang-
      tanah.html. Diakses tanggal 27 Oktober 2010
Anonymous. 2010. http://hadahabib.blogspot.com/2010/05/karya-ilmiah-pengaruh-
      kotoran-ayam.html?zx=85463b671b026c57. Diakses tanggal 27 Oktober
      2010
Anonymous.     2010.    http://kelompokabs.multiply.com/journal/item/3.   Diakses
      tanggal 27 Oktober 2010
Anonymous.     2010.     http://tanimaju.webs.com/apps/blog/show/381898-pupuk-
      organik. Diakses tanggal 27 oktober 2010
Firmansyah, Anang.2010. Pupuk Kotoran Ayam, Sukses Bertani di Lahan Pasir
      Kuarsa. Kalimantan
Krisantini dkk. 2001. Studi Pemanfaatan Sekam, Serbuk Gergaji, Kulit Kayu dan
      Kulit Kacang Tanah sebagai Media Tumbuh Tanaman dalam Wadah. Bogor
Nurmayulisun. 2006, Cara Pembuatan Porasi Ayam. Jakarta
Santoso, Budi dkk. 2003. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam terhadap
      Pertumbuhan dan Produksi Serat Tiga Klon Rami di Lahan Aluvial Malang.
      Malang
Syekhfani. 2010. Definisi, Sumber dan Kualitas Bahan Baku, Baku Mutu Pupuk
      Organik. Malang
LAMPIRAN
A. Bahan




           Gula tetes          Kulit kacang              EM4




            Dedak       Campuran EM4, air dan gula   Kotoran ayam
                                  tetes
B. Pembuatan Pupuk




   Pencampuran dedak dengan     Pencampuran kulit kacang   Proses pengadukan bahan
          kotoran ayam           dengan campuran dedak      kulit kacang, dedak dan
                                   dan kotoran ayam             kotoran ayam




   Proses pencampuran larutan      Hasil pupuk setelah              Proses
     EM4 dan gula tetes pada        mengalami proses
          bahan pupuk                 pengadukan
C. Uji perkecambahan




         Awal penanaman                                                 Awal penanaman




    hasil minggu I pada wadah I   Hasil minggu I pada wadah II    Hasil minggu I pada wadah III




   Hasil minggu II pada wadah I   Hasil minggu II pada wadah II   Hasil minggu II pada wadah III

More Related Content

Laporan akhir pembuatan pupuk

  • 1. MK TEKNOLOGI PUPUK DAN PEMUPUKAN LAPORAN AKHIR PEMBUATAN PUPUK KANDANG BERBAHAN KOTORAN AYAM Oleh: AFIF AULIYA 0910483084 Asisten: Mz Aby PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
  • 2. JUDUL Pembuatan Pupuk Kandang Berbahan Kotoran Ayam dengan Campuran Ampas Kulit Kacang Tanah NAMA PASAR TMC LE – GULE
  • 3. I. PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari hari, baik di jalanan maupun di pasar sekaligus dapat dilihat kulit kacang tanah dibuang dengan sia sia. Mereka yang membuang ampas kulit kacang tersebut adalah orang – orang yang tidak tahu bahwa terdapat kandungan unsur – unsur organic yang ada pada kulit kacang tersebut. Jika ditelaah secara seksama, kandungan di dalam kulit kacang tersebut memiliki kandungan Nitrogen sebesar 1.6 % – 1.8 %, Phospor 0.3 % – 0.5 %, dan Kalium sebesar 1.1% – 1.7 % (Prof. Dr. Ir. Syekhfani, MS). Dengan kandungan yang lumayan tinggi pada unsur nitrogen dan kalium, ampas kulit kacang tersebut dapat dimanfaatkan dalam campuran pembuatan pupuk organik. Dengan bahan campuran dari kulit kacang tersebut, maka kandungan yang terdapat dalam pupuk organik tersebut akan bertambah sehingga nantinya akan meningkatkan laju pertumbuhan pada tanaman yang akan diberi pupuk organik tersebut. Pupuk organik merupakan pupuk alam dan melepaskan unsur hara secara perlahan-lahan sehingga mempunyai efek residu dalam tanah dan bermanfaat bagi tanaman berikutnya (Suprapto dan Aribawa, 2002). Salah satu jenis pupuk organik adalah pupuk kandang. Menurut Syekhfani (2000) bahwa pupuk kandang memiliki sifat yang alami dan tidak merusak tanah, menyediakan unsur makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan belerang) dan mikro (besi, seng, boron, kobalt, dan molibdenium). Selain itu pupuk kandang berfungsi untuk meningkatkan daya menahan air, aktivitas mikrobiologi tanah, nilai kapasitas tukar kation dan memperbaiki struktur tanah. Menurut hasil penelitian Sastrosupadi dan Santoso (2005), dibanding dengan bahan organik yang lain pupuk kandang ayam memiliki kandungan N yang cukup tinggi yakni 2,6%, 2,9% (P), dan 3,4% (K) dengan perbandingan C/N ratio 8,3 (Zakaria dan Vimala, 2002). Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Sutejo (2002) yang mengemukakan bahwa pupuk kandang ayam mengandung nitrogen tiga kali lebih besar dari pada pupuk kandang yang lainnya. Lebih lanjut dikemukakan kandungan unsur hara dari pupuk kandang ayam lebih tinggi karena bagian cair (urine) bercampur dengan bagian padat. Peranan bahan organik bila diberikan pada tanah maka akan terjadi perubahan
  • 4. terutama dalam perbaikan fisik tanah. Menurut (Syekhfani, 2000; Wilfredo, 1985; Soepardi, 1983; Suharjo et al., 1993) usaha untuk mengatasi tingkat kesuburan tanah pertama-tama dilakukan dengan cara pemberian bahan organik sebagai perbaikan sifat fisik, kemudian diikuti perbaikan sifat kimia melalui pemberian pupuk anorganik dalam kondisi yang seimbang. Hasil analisis kotoran ayam (Budi Santoso, Firia Haryanti, dan Sri Adi Kadarsih, 2003) Hasil analisis ampas kulit kacang tanah Persen Kandungan Bahan Organik Nitrogen Phospor Kalium (N) (P2O5) (K2O) Kulit kacang tanah 1.6 – 1.8 0.3 – 0.5 1.1. – 1.7 (Prof. Dr. Ir. Syekhfani, MS. 2010)
  • 5. II. TUJUAN Tujuan dalam pembuatan pupuk kandang berbahan kotoran ayam dengan campuran ampas kulit kacang tanah adalah sebagai berikut: 1. Memanfaatkan ampas kulit kacang tanah sebagai bahan campuran dalam pupuk kandang 2. Memperkaya kandungan pada pupuk kandang, terutama pada kotoran ayam yang menjadi bahan utama pembuatan pupuk kandang
  • 6. III. WAKTU dan TEMPAT A. Waktu Awal proses pembuatan pupuk ini dimulai dengan pemilihan bahan campuran untuk dicampur dengan kotoran ayam yang menjadi bahan utama pembuatan pupuk. Kegiatan tersebut dilakukan pada tanggal 22 oktober 2010. Bahan yang menjadi campuran tersebut diantaranya adalah ampas kulit kacang tanah, air gula, dedak, EM–4. Untuk waktu pengumpulan bahan bahan tersebut dilakukan pada tanggal 8 November 2010 sampai 21 November 2010. Dan untuk pembuatan pupuk kandang sendiri dimulai pada tanggal 27 November 2010 sampai 25 Desember 2010. Langkah terakhir adalah uji perkecambahan yang telah dilaksanakan pada tanggal 27 Desember sampai dengan 09 Januari 2011. B. Tempat Tempat pelaksanaan pembuatan pupuk serta uji perkecambahan dilakukan di kost, Jalan Sumbersari Gang IV No. 58B Malang.
  • 7. IV. ALAT dan BAHAN A. ALAT 1. Karung beras sebagai penutup pupuk 2. Ember sebagai wadah untuk mencampur bahan pupuk B. BAHAN 1. Kotoran Ayam sebagai bahan utama pembuatan pupuk kandang (5kg) 2. Ampas kulit kacang tanah sebagai bahan campuran sekunder pembuatan pupuk kandang (1kg) 3. EM – 4 sebagai aktivayor (10ml) 4. Air gula sebagai sumber makanan bagi dekomposer (240ml) 5. Dedak sebagai bahan campuran pembuatan pupuk kandang (1kg)
  • 8. V. METODE A. Cara Kerja Siapkan alat dan bahan Larutkan EM-4 dan gula ke dalam air Kulit kacang dicacah hingga ukuran dan inkubasi selama 12 jam terkecil dan dikeringkan Kotoran ayam, dedak dan kulit kacang dicampur secara merata ke dalam ember Campuran larutan EM-4 dan Gula yang telah dicampur dimasukkan ke dalam adonan secara merata Campuran dari semua bahan yang menjadi pupuk ditaruh dengan ketinggian antara 15 – 20 cm kemudian ditutup dengan karung goni Didiamkan selama ± 1 bulan HASIL PUPUK UJI KECAMBAH
  • 9. B. Analisa perlakuan Proses awal dari Pembuatan pupuk kandang berbahan campuran kotoran ayam dan kulit kacang tanah dimulai dari pemilihan serta pengumpulan bahan yang terdiri dari kotoran ayam, kulit kacang tanah, dedak, molase dan EM-4. Proses selanjutnya adalah pengolahan bahan – bahan yang terlah terkumpul. Kulit kacang tanah pertama – tama dikeringkan terlebih dahulu untuk kemudian dipotong kecil kecil agar memudahkan proses pengomposan. Untuk bahan selanjutnya, EM-4 sebanyak 10ml dicampur dengan molase sebanyak 240ml serta air 1 lliter dan campuran tersebut diinkubasi selama 12 jam. Setelah proses pengolahan bahan – bahan, selanjutnya adalah proses pembuatan pupuk, dimana langkah pertama yaitu mencampur kotoran ayam dengan dedak serta kulit kacang tanah. Selanjutnya mencampurkan campuran larutan EM-4, molase serta air tadi pada campuran kotoran ayam, dedak serta kulit kacang tanah. Langkah selanjutnya adalah menaruh campuran dari bahan – bahan yang tadi telah decampur ke dalam ember. Kemudian ember tersebut ditaruh di ketinggian antara 15 – 20 cm, kemudian didiamkan selama ± 1 bulan. Langkah terakhir adalah uji perkecambahan, dimana dalam uji perkecambahan ini memakai 3 perlakuan yaitu perlakuan A berbahan tanah, perlakuan B berbahan pupuk dan perlakuan C berbahan campuran pupuk dan tanah.
  • 10. C. HASIL Hasil yang dicapai hingga saat ini, yaitu telah masaknya pupuk yang didiamkan selama hampir ± 1 bulan dan dilanjutkan dengan pembungkusan serta pelabelan pupuk. Sebelumnya telah diadakan uji perkecambahan terhadap hasil pupuk yang diolah. Pada uji perkecambahan ini terdapat tiga perlakuan yaitu wadah pertama yang berisi dengan tanah, wadah kedua yang berisi dengan pupuk yang dibuat dan wadah yang ketiga berisi campuran antara tanah dan pupuk. Semua wadah memiliki perlakuan yang sama yaitu setiap pagi dan sore sama – sama disiram sesuai dengan takarannya. Hasil yang didapat pada uji perkecambahan ini yaitu pada minggu pertama hasil pengamatan didapat pada wadah pertama mengalami pertumbuhan yang paling panjang diantara keduanya, untuk wadah kedua yang berisi pupuk hanya tumbuh kecambah saja sedangkan pada wadah ketiga, jagung tumbuh bagus tetapi dari segi tinggi masih kalah dibandingkan dengan wadah pertama yang berisi tanah. Meskipun wadah ketiga mempunyai tinggi yang kurang bagus daripada wadah pertama, jagung yang tumbuh pada wadah ketiga memiliki diameter batang yang lebih besar daripada wadah yang pertama, hal ini dapat dilihat dari biji jagung pada wadah ketiga lebih kuat daripada biji jagung yang tumbuh pada wadah pertama dan pada wadah ketiga terlihat lebih segar daripada wadah yang pertama. Pada minggu kedua, pada wadah pertama menunjukkan pertumbuhan dengan panjang yang bagus, jagung yang tumbuh pada wadah pertama tinggi tetapi masih terlihat kurang segar serta lemas. Pada wadah kedua, mengalami pertumbuhan yang lebih bagus daripada minggu pertama. Tetapi pertumbuhan dari wadah kedua masih kalah tinggi daripada wadah yang pertama, tetapi jagung pada wadah ketiga memiliki tanaman yang tegap dan kuat. Sedangkan pada wadah ketiga, memiliki pertumbuhan yang paling bagus daripada kedua perlakuan yang lain. Hal ini dapat dilihat dari berbagai sisi. Dari sisi tinggi tanaman, tanaman jagung ketiga memiliki tinggi yang hampir sama dengan wadah pertama. Serta jika dibandingkan dengan keduanya, tanaman jagung pada wadah ketiga ini terlihat paling segar. Tanamannya juga tegap dan
  • 11. kuat, berbeda dibandingkan dengan wadah pertama yang memiliki pertumbuhan terbagus kedua. Dari keadaan seperti diatas, dapat disimpulkan bahwa pupuk dari campuran kotoran ayam dan kulit kacang tanah dapat dikatakan berhasil. Hal ini dikarenakan tingkat pertumbuhan dari semua perlakuan menunjukkan bahwa perlakuan ketiga atau perlakuan dengan campuran tanah serta pupuk merupakan yang paling bagus dari perlakuan yang lainnya. D. Aturan Pemakaian Aturan pemakaian dari pupuk TMC Le – Gule ini dapat diaplikasikan dengan berbagai cara yaitu disebar di permukaan tanah kemudian dicampur pada saat pengolahan tanah, dalam larikan dan dalam lubang lubang tanam. E. Dosis Pada lahan sawah jumlah maksimum pupuk kandang ini yang dipergunakan untuk padi sawah adalah sekitar <2 t ha-1 dan untuk sayuran di lahan sawah sebanyak 25 – 75 ha-1. Pada tanaman pangan di lahan kering ini, pemberian pupuk kandang diberikan sebanyak 1-2 t ha-1 dan untuk sayuran pada lahan kering diberikan pupuk sebanyak 20-30 t ha-1
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2010. http://ampasampah.blogspot.com/2008/12/ampas-kulit-kacang- tanah.html. Diakses tanggal 27 Oktober 2010 Anonymous. 2010. http://hadahabib.blogspot.com/2010/05/karya-ilmiah-pengaruh- kotoran-ayam.html?zx=85463b671b026c57. Diakses tanggal 27 Oktober 2010 Anonymous. 2010. http://kelompokabs.multiply.com/journal/item/3. Diakses tanggal 27 Oktober 2010 Anonymous. 2010. http://tanimaju.webs.com/apps/blog/show/381898-pupuk- organik. Diakses tanggal 27 oktober 2010 Firmansyah, Anang.2010. Pupuk Kotoran Ayam, Sukses Bertani di Lahan Pasir Kuarsa. Kalimantan Krisantini dkk. 2001. Studi Pemanfaatan Sekam, Serbuk Gergaji, Kulit Kayu dan Kulit Kacang Tanah sebagai Media Tumbuh Tanaman dalam Wadah. Bogor Nurmayulisun. 2006, Cara Pembuatan Porasi Ayam. Jakarta Santoso, Budi dkk. 2003. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Serat Tiga Klon Rami di Lahan Aluvial Malang. Malang Syekhfani. 2010. Definisi, Sumber dan Kualitas Bahan Baku, Baku Mutu Pupuk Organik. Malang
  • 13. LAMPIRAN A. Bahan Gula tetes Kulit kacang EM4 Dedak Campuran EM4, air dan gula Kotoran ayam tetes
  • 14. B. Pembuatan Pupuk Pencampuran dedak dengan Pencampuran kulit kacang Proses pengadukan bahan kotoran ayam dengan campuran dedak kulit kacang, dedak dan dan kotoran ayam kotoran ayam Proses pencampuran larutan Hasil pupuk setelah Proses EM4 dan gula tetes pada mengalami proses bahan pupuk pengadukan
  • 15. C. Uji perkecambahan Awal penanaman Awal penanaman hasil minggu I pada wadah I Hasil minggu I pada wadah II Hasil minggu I pada wadah III Hasil minggu II pada wadah I Hasil minggu II pada wadah II Hasil minggu II pada wadah III