際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
CASE REPORT
BENIGNA PROSTATE
HYPERPLASIA
KHARIMA SARI DELIA
J510155086
KEPANITERAAN KLINIK RSUD KARANGANYAR
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
IDENTITAS
 Nama : Tn. J
 Umur : 55 th
 Jenis Kelamin: Laki-laki
 Pekerjaan : Serabutan
 Alamat : Jantiharjo,
Karanganyar
 Agama : Islam
 No RM : 003452xx
 MRS : 11 agustus 2015
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Sulit BAK
Riwayat Penyakit Sekarang
 Pasien mengeluh BAK sulit sejak 10 hari yang
lalu. pasien mengaku menahan BAK selama 2
jam namun setelahnya BAK tidak bisa keluar.
Dalam 1 tahun terakhir pasien mengeluh harus
mengejan saaat pertama akan buang air kecil,
tapi air kencing yang keluar hanya sedikit dan
menetes, sehingga dirasa kurang lampias.
sudah pernah mengalami gejala yang sama dan
dipasang selang untuk BAK sebanyak 1 kali.
BAK darah disangkal, kencing berpasir
disangkal, demam (-)
 Hipertensi (-)
 Diabetes mellitus (-)
 Alergi/asma (-)
 Penyakit serupa (-)
RPD
 Hipertensi (-)
 Diabetes mellitus (-)
 Alergi/asma (-)
 Penyakit serupa (-)
RPK
 Merokok (-)
 Konsmsi alkohol (-)
 Konsumsi obat terlarang (-)
 Menahan BAK (+)
Riwayat
Kebiasaan
ANAMNESIS SISTEM
 Serebrospinal : Gelisah (-), Lemah (-), Demam (-)
 Kardiovaskular : Akral dingin (-), sianosis (-),
palpitasi (-), nyeri dada (-)
 Respiratorius : Batuk (-), sesak nafas (-)
 Genitourinarius : BAK (+) sulit, nyeri (+)
darah (-) sedikit
 Gastrointestinal : Nyeri perut (-), mual (-),
muntah (-), BAB Cair (-)
 Muskuloskeletal : Badan lemas (-), nyeri
seluruh tubuh (-), atrofi otot (-)
 Integumentum : Pucat (-), Clubbing finger (-)
Kesadaran:
CM
Kesan:
tampak
sakit ringan
KU
TD 130/80
mmHg
Suhu:
36,3尊C
Respirasi
rate: 18
x/menit
Nadi: 56
x/menit
Vital
sign
Pemeriksaan Fisik
 Kepala : normochepal, Konjungtiva anemis
(+/+), sklera ikterik (-/-), nafas
cuping hidung (-), edema palpebra (-).
 Leher : Leher simetris, deviasi trachea (-),
pembesaran kelenjar limfe (-),
massa (-) pembesaran kelenjar
tiroid (-)
Paru
Inspeksi Normothorax, dada simetris.
retraksi (-/-) ketertinggalan gerak
dada (-), retraksi dada (-), sela iga
melebar (-), benjolan (-)
Palpasi Fremitus kiri kanan sama, simetris,
ketinggalan gerak (-/-)
Perkusi Sonor +/+
Auskultasi SDV +/+ Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung Hasil Pemeriksaan
Inspeksi Iktus kordis tidak tampak
Palpasi Iktus kordis tidak teraba, tidak kuat
angkat
Perkusi Batas Kiri
-bawah : SIC V LMCS
-atas: SIC III LSS
Batas Kanan
-bawah : SIC V LSD
-atas : SIC III LPD
Auskultasi Suara jantung S1 S2 reguler murni, HR:
56, bising sistolik (-), gallop (-)
ABDOMEN
Inspeksi ikterik(-), sikatriks (-), dinding
perut lebih rendah dari dinding
dada, ascites (-)
Auskultasi Peristaltik (+) normal
Palpasi Supel, nyeri tekan (-), hepar lien
tidak teraba, defans muskular (-)
Perkusi Timpani, asites (-), NKCV (-)
Ekstremitas
 akral dingin edema
- - - -
- - - -
Status Lokalis
 Regio supra pubis
 I : rambut pubis (+). benjolan (-)
 P : NT (-). nyeri lepas tekan (-), massa (-)
 P : timpani
 A : bising usus + normal
 Regio Genitalia eskterna
 I : edem skrotum (-) tanda radang (-), terpasang
kateter
 P : testis teraba dua buah, kenyal, NT(-)
Rectal Toucher
-Tonus sphincter
ani baik
-Mukosa rektum
licin
-Ampula tidak
kolaps
-teraba massa
arah jam 11-1
-konsistensi
kenyal padat
-batas tegas
-permukaan rata
licin
-sulcus medianus
teraba
-tidak simetris
-Nodul (-)
-Pool atas tidak
teraba
- nyeri tekan (-)
STLD (-)
lendir (-)
feses (-)
Pemeriksaan DR 13-8-2015
Pemeriksaan Angka Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 11,5 gr/dl Lk : 13,0  16,0
Pr : 12,0  14,0
Eritrosit 3,64 106ul Lk : 4.5  5,5
Pr : 4,0  5,0
Hematokrit 31,5 % Lk : 40  48
Pr : 37  43
Leukosit 5,04 103ul 5,0  10,0
Trombosit 302 103ul 150  400
Eosinofil 3,4 % 1  3
Basofil 0,4 % 0  1
Netrofil Batang - % 2  6
Netrofil Segmen - % 50  70
Limfosit 29,7 % 20  40
Pemeriksaan DR tanggal 13-8-
2015 :
Pemeriksaan Angka Satuan Nilai Normal
Creatinin 0,92 gr/dl 0,8-1,1
Ureum 43,9 106ul 10-50
RESUME
 Hasil anamnesis  keluhan berupa tidak bisa BAK
sepuluh hari yll lalu, sebelum BAK tidak keluar pasien
menahan kencing. Dalam 1 tahun terakhir harus
mengejan saaat pertama akan BAK, tapi air kencing
yang keluar hanya sedikit dan menetes, sehingga
dirasa kurang lampias.
 Hasil pemeriksaan fisik keadaan umum tampak sakit
ringan. Kesadaran CM, Vital Sign, TD : 130/80 mmHg,
Nadi : 56 x/menit. Respirasi 18 x/menit. Suhu : 36,3oC,
pemeriksaan thorax, abdomen dbn.
 Rectal Toucher: sphincter ani adekuat, mukosa anus licin,
ampula rekti tidak kolaps, teraba massa arah jam 11-1,
konsistensi kenyal padat, batas tegas, permukaan rata
licin, sulcus medianus teraba, tidak simetris, nodul(-) nyeri
DIAGNOSA BANDING
 Benigna Prostate Hyperplasia
 Prostatitis
 Batu buli
 Striktur uretra
DIAGNOSIS
KERJA
BPH
TERAPI
 Open Prostatektomi
Laporan Kasus BPH
BPH
penyakit prostat jinak
akibat hiperplasia dan
hipertrofi stroma
fibromuskuler dan
elemen kelenjar pada
zona transisi prostat
ANATOMI
 Prostat merupakan kelenjar
berbentuk konus terbalik yang
dilapisi oleh kapsul fibromuskuler,
terletak di inferior vesika urinaria,
mengelilingi bagian proksimal
uretra (uretra pars prostatika)
dan berada di sebelah anterior
rektum
 Kelenjar prostat terbagi menjadi 5
lobus yaitu:4
Lobus medius
Lobus lateralis (2 lobus)
Lobus anterior
Lobus posterior
 Sebagian besar hiperplasia prostat
terdapat pada zona transisional yang
letaknya proksimal dari sfingter eksternus
di kedua sisi dari verumontanum dan di
zona periuretal.
Laporan Kasus BPH
 70 % pria usia 60-69
tahun di Amerika
Serikat dan 80 % pada
pria diatas 70 tahun
Epidemiologi
Etiologi
 Tumor Growth Factor 硫 (TGF 硫)
 proliferasi, diferensiasi, dan
apoptosis sel pada prostat 
disregulasi  ekspresi TGF 硫
  laju kematian sel fisiologis
 Fungsi TGF 硫 inhibitor
proliferasi sel epitel pada
prostat terhambat, terjadi
hiperplasia
Teori remodelling
Teori ketidakseimbangan
hormon
Kadar testosteron  tapi kadar estrogen
relatif tetap
Estrogen  proliferasi sel kelenjar
prostat dan  laju apoptosis sel-sel
prostat.
Teori Dihidrotestosteron
(DHT)
 Adanya epitelial budding dan glandular
morphogenesis pada embrio ><
perkembangan prostat menimbulkan
perkiraan adanya reawakening  kembali
pada masa tingkat embriologik jaringan
periuretral tumbuh lebih cepat  induksi
stroma lokal  perubahan hiperplastik
epitel
Teori embryonic
reawakening
 Teori Stem Sel
 Seperti pada organ lain, prostat yang fungsinya
sebagai kelenjar periuretral berada dalam keadaan
yang seimbang antara pertumbuhan sel dan sel yang
mati (steady state). Keseimbangan ini disebabkan
adanya kadar testosteron tertentu dalam jaringan
prostat yang dapat mempengaruhi sel stem sehingga
dapat berploriferasi. Pada keadaan tertentu jumlah sel
stem ini dapat bertambah sehingga dapat terjadi
proliferasi yang lebih cepat. Terjadinya proliferasi
abnormal sel stem sehinggal menyebabkan proliferasi
sel stroma dan sel epitel kelenjar periuretral prostat
menjadi berlebihan (Purnomo, 2000).
 Pat
 prostat seimbang antara
pertumbuhan sel dan sel yang
mati (steady state).
 Jumlah sel stem ini dapat
bertambah proliferasi lebih
cepat  proliferasi abnormal sel
stem  proliferasi sel stroma dan
sel epitel kelenjar periuretral
prostat menjadi berlebihan
Teori Stem Sel
 Faktor etiologi lumen uretra pars
prostatika menyempit & menghambat
aliran urin  resistensi leher vesika
 tekanan intravesika  buli-buli
harus berkontraksi lebih kuat utk
mengeluarkan urin kontraksi terus
menerus  perubahan anatomi 
Otot detrusor hipertrofi, menonjol ke
dalam vesika (trabekulasi) disebut
fase kompensasi
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi
Gejala Klinis
Hesistancy
Weak
stream
Sensation
of
incomplete
bladder
emptying
Terminal
dribbling
Intermitt
ency
Obstruktif
Gejala
iritatif
Freque
ncy
Urgenc
y
Disuria
Nokturia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan laboratorium
 Analisis urin
 Elektrolit, kadar ureum dan kreatinin darah
Pemeriksaan Prostate Spesific Antigen (PSA)
dilakukan sebagai dasar penentuan perlunya
biopsi atau sebagai deteksi dini keganasan.
 Pemeriksaan radiologis
 Foto polos abdomen  batu, pembesaran
ginjal atau buli-buli. Dapat juga dilihat lesi
metastasis dari keganasan prostat
 IVP fungsi renal, hidronefrosis dan hidroureter,
fish hook appearance (gambaran ureter berbelok-
belok di vesika). divertikel, residu urin, atau filling
defect di vesika.
 USG trans abdominal  mendeteksi pembesaran
prostat, hidronefrosis ataupun kerusakan ginjal
akibat obstruksi BPH yang lama
Laporan Kasus BPH
 Patologi anatomi
 Menunjukkan adanya hiperplasia epitel dan
stroma di prostat.
 Anamnesis: terdapat gejala obstruktif dan
iritatif
 Pemeriksaan fisik: terutama colok dubur
didapatkan prostat teraba membesar,
konsistensi kenyal, permukaan rata,
asimetris, menonjol ke dalam rektum.
 Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan pencitraan: dengan
transuretral ultrasonografi dapat terlihat
prostat membesar
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
Watchful Waiting
 Watchful waiting dilakukan pada penderita
dengan keluhan ringan.Tindakan yang
dilakukan adalah observasi saja tanpa
pengobatan.
MEDIKAMENTOSA
 Alpha adrenergic blocker untuk menghambat
efek sinapsis postganglionik pada otot polos dan
kelenjar exokrin.
 Phenoxybenzamine (Dibenzyline) 10 mg per oral.
 Prazosin (Minipress) 2 mg per oral
 Alfuzosin (UroXatral) 2,5 mg per oral
 Indoramin 20 mg per oral
 5-alpha reduktase inhibitors untuk menghambat
konversi testosteron menjadi DHT, menyebabkan
kadar DHT menjadi turun, yang dapat
mengurangi ukuran prostat.
 Finasteride (Proscar) 5 mg per oral
 Dutasteride (Avodart) 0,5 mg per oral
Terapi Invasif Minimal
 Transurethral resection of the prostate (TUR-
P) Menghilangkan bagian adenomatosa dari
prostat yang menimbulkan obstruksi dengan
menggunakan resektoskop dan
elektrokauter.
 Transurethral incision of the prostate (TUIP)
Dilakukan terhadap penderita dengan gejala
sedang sampai berat dan dengan ukuran
prostat kecil.
 Terapi laser. Tekniknya antara lain
Transurethral laser induced prostatectomy
(TULIP) yang dilakukan dengan bantuan USG,
Visual coagulative necrosis, Visual laser ablation
of the prostate (VILAP), dan interstitial laser
therapy.
Laporan Kasus BPH
Terapi alat
 Microwave hyperthermia
 Memanaskan jaringan adenoma melalui alat yang dimasukkan
melalui uretra atau rektum sampai suhu 42-45oC sehingga
diharapkan terjadi koagulasi.
 Trans urethral needle ablation (TUNA)
 Alat yang dimasukkan melalui uretra yang apabila posisi
sudah diatur, dapat mengeluarkan 2 jarum yang dapat
menusuk adenoma dan mengalirkan panas, sehingga
terjadi koagulasi sepanjang jarum yang menancap di
jaringan prostat.
 High intensity focused ultrasound (HIFU)
 Melalui probe yang ditempatkan di rektum yang
memancarkan energi ultrasound dengan intensitas tinggi
dan terfokus.
Terapi Bedah Konvensional (Open
simple prostatectomy)
 Sering dilakukan ketika kelenjar sangat
besar (>100gr), ketika ada komplikasi, atau
kandung kemih telah rusak. Prostatektomi
terbuka dilakukan melalui pendekatan
suprapubik transvesikal (Freyer) atau
retropubik infravesikal (Mllin). Komplikasi y
ang dapat terjadi adalah inkontinensia urin,
impoten, ejakulasi retrograde, dan kontraktur
leher buli-buli.
Laporan Kasus BPH
PROGNOSIS
 >90% mengalami perbaikan sebagian atau
perbaikan dari gejala yang dialaminya
 Sekitar 10-2-% akan mengalami kekambuhan
penyumbatan dalam 5 tahun
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
Cocktt A. T. K., Koshiba K. 1979.Manual of Urologic Surgery.
New York: Verlags
Eun-Hyun Lee, Ki-Hong Chun, Yunhwan Lee. 2005. Benign
Prostatic Hyperplasia in Community-Dwelling Elderly in Korea.
Journal of Korean Academy of Nursing Vol. 35, No. 8, 1508
1513
Goldman, Lee & Andrew I. Schafer. 2012. Goldmans Cecil
Medicine 24th edition. Philadelphia: lsevier Saunders
Karin Dillner. 2003. Molecular Characterization of Prostate
Hyperplasia in Prolactin Transgenic Mice. Dep of Phys and
Pharm Sahlgrenska Academy. Swedia: Svenska Tryckpoolen
AB
Parsons, J. K. 2010. Benign Prostatic Hyperplasia and Male
Lower Urinary Tract Symptoms: Epidemiology and Risk
Factors. Curr Bladder Dysfunct Rep 5:212218
Purnomo, B. P. 2000. Buku-buku Kuliah Dasar Urologi Jakarta:
CV
Roy, Himans. 2011. Short Textbook of Surgery. New Delhi:
Jaypee Brothers Medical Publisher.

More Related Content

Laporan Kasus BPH

  • 1. CASE REPORT BENIGNA PROSTATE HYPERPLASIA KHARIMA SARI DELIA J510155086 KEPANITERAAN KLINIK RSUD KARANGANYAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
  • 2. IDENTITAS Nama : Tn. J Umur : 55 th Jenis Kelamin: Laki-laki Pekerjaan : Serabutan Alamat : Jantiharjo, Karanganyar Agama : Islam No RM : 003452xx MRS : 11 agustus 2015
  • 4. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengeluh BAK sulit sejak 10 hari yang lalu. pasien mengaku menahan BAK selama 2 jam namun setelahnya BAK tidak bisa keluar. Dalam 1 tahun terakhir pasien mengeluh harus mengejan saaat pertama akan buang air kecil, tapi air kencing yang keluar hanya sedikit dan menetes, sehingga dirasa kurang lampias. sudah pernah mengalami gejala yang sama dan dipasang selang untuk BAK sebanyak 1 kali. BAK darah disangkal, kencing berpasir disangkal, demam (-)
  • 5. Hipertensi (-) Diabetes mellitus (-) Alergi/asma (-) Penyakit serupa (-) RPD Hipertensi (-) Diabetes mellitus (-) Alergi/asma (-) Penyakit serupa (-) RPK Merokok (-) Konsmsi alkohol (-) Konsumsi obat terlarang (-) Menahan BAK (+) Riwayat Kebiasaan
  • 6. ANAMNESIS SISTEM Serebrospinal : Gelisah (-), Lemah (-), Demam (-) Kardiovaskular : Akral dingin (-), sianosis (-), palpitasi (-), nyeri dada (-) Respiratorius : Batuk (-), sesak nafas (-) Genitourinarius : BAK (+) sulit, nyeri (+) darah (-) sedikit Gastrointestinal : Nyeri perut (-), mual (-), muntah (-), BAB Cair (-) Muskuloskeletal : Badan lemas (-), nyeri seluruh tubuh (-), atrofi otot (-) Integumentum : Pucat (-), Clubbing finger (-)
  • 8. Pemeriksaan Fisik Kepala : normochepal, Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), nafas cuping hidung (-), edema palpebra (-). Leher : Leher simetris, deviasi trachea (-), pembesaran kelenjar limfe (-), massa (-) pembesaran kelenjar tiroid (-)
  • 9. Paru Inspeksi Normothorax, dada simetris. retraksi (-/-) ketertinggalan gerak dada (-), retraksi dada (-), sela iga melebar (-), benjolan (-) Palpasi Fremitus kiri kanan sama, simetris, ketinggalan gerak (-/-) Perkusi Sonor +/+ Auskultasi SDV +/+ Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
  • 10. Jantung Hasil Pemeriksaan Inspeksi Iktus kordis tidak tampak Palpasi Iktus kordis tidak teraba, tidak kuat angkat Perkusi Batas Kiri -bawah : SIC V LMCS -atas: SIC III LSS Batas Kanan -bawah : SIC V LSD -atas : SIC III LPD Auskultasi Suara jantung S1 S2 reguler murni, HR: 56, bising sistolik (-), gallop (-)
  • 11. ABDOMEN Inspeksi ikterik(-), sikatriks (-), dinding perut lebih rendah dari dinding dada, ascites (-) Auskultasi Peristaltik (+) normal Palpasi Supel, nyeri tekan (-), hepar lien tidak teraba, defans muskular (-) Perkusi Timpani, asites (-), NKCV (-)
  • 12. Ekstremitas akral dingin edema - - - - - - - -
  • 13. Status Lokalis Regio supra pubis I : rambut pubis (+). benjolan (-) P : NT (-). nyeri lepas tekan (-), massa (-) P : timpani A : bising usus + normal Regio Genitalia eskterna I : edem skrotum (-) tanda radang (-), terpasang kateter P : testis teraba dua buah, kenyal, NT(-)
  • 14. Rectal Toucher -Tonus sphincter ani baik -Mukosa rektum licin -Ampula tidak kolaps -teraba massa arah jam 11-1 -konsistensi kenyal padat -batas tegas -permukaan rata licin -sulcus medianus teraba -tidak simetris -Nodul (-) -Pool atas tidak teraba - nyeri tekan (-) STLD (-) lendir (-) feses (-)
  • 15. Pemeriksaan DR 13-8-2015 Pemeriksaan Angka Satuan Nilai Normal Hemoglobin 11,5 gr/dl Lk : 13,0 16,0 Pr : 12,0 14,0 Eritrosit 3,64 106ul Lk : 4.5 5,5 Pr : 4,0 5,0 Hematokrit 31,5 % Lk : 40 48 Pr : 37 43 Leukosit 5,04 103ul 5,0 10,0 Trombosit 302 103ul 150 400 Eosinofil 3,4 % 1 3 Basofil 0,4 % 0 1 Netrofil Batang - % 2 6 Netrofil Segmen - % 50 70 Limfosit 29,7 % 20 40
  • 16. Pemeriksaan DR tanggal 13-8- 2015 : Pemeriksaan Angka Satuan Nilai Normal Creatinin 0,92 gr/dl 0,8-1,1 Ureum 43,9 106ul 10-50
  • 17. RESUME Hasil anamnesis keluhan berupa tidak bisa BAK sepuluh hari yll lalu, sebelum BAK tidak keluar pasien menahan kencing. Dalam 1 tahun terakhir harus mengejan saaat pertama akan BAK, tapi air kencing yang keluar hanya sedikit dan menetes, sehingga dirasa kurang lampias. Hasil pemeriksaan fisik keadaan umum tampak sakit ringan. Kesadaran CM, Vital Sign, TD : 130/80 mmHg, Nadi : 56 x/menit. Respirasi 18 x/menit. Suhu : 36,3oC, pemeriksaan thorax, abdomen dbn. Rectal Toucher: sphincter ani adekuat, mukosa anus licin, ampula rekti tidak kolaps, teraba massa arah jam 11-1, konsistensi kenyal padat, batas tegas, permukaan rata licin, sulcus medianus teraba, tidak simetris, nodul(-) nyeri
  • 18. DIAGNOSA BANDING Benigna Prostate Hyperplasia Prostatitis Batu buli Striktur uretra
  • 22. BPH penyakit prostat jinak akibat hiperplasia dan hipertrofi stroma fibromuskuler dan elemen kelenjar pada zona transisi prostat
  • 23. ANATOMI Prostat merupakan kelenjar berbentuk konus terbalik yang dilapisi oleh kapsul fibromuskuler, terletak di inferior vesika urinaria, mengelilingi bagian proksimal uretra (uretra pars prostatika) dan berada di sebelah anterior rektum
  • 24. Kelenjar prostat terbagi menjadi 5 lobus yaitu:4 Lobus medius Lobus lateralis (2 lobus) Lobus anterior Lobus posterior Sebagian besar hiperplasia prostat terdapat pada zona transisional yang letaknya proksimal dari sfingter eksternus di kedua sisi dari verumontanum dan di zona periuretal.
  • 26. 70 % pria usia 60-69 tahun di Amerika Serikat dan 80 % pada pria diatas 70 tahun Epidemiologi
  • 28. Tumor Growth Factor 硫 (TGF 硫) proliferasi, diferensiasi, dan apoptosis sel pada prostat disregulasi ekspresi TGF 硫 laju kematian sel fisiologis Fungsi TGF 硫 inhibitor proliferasi sel epitel pada prostat terhambat, terjadi hiperplasia Teori remodelling
  • 29. Teori ketidakseimbangan hormon Kadar testosteron tapi kadar estrogen relatif tetap Estrogen proliferasi sel kelenjar prostat dan laju apoptosis sel-sel prostat.
  • 31. Adanya epitelial budding dan glandular morphogenesis pada embrio >< perkembangan prostat menimbulkan perkiraan adanya reawakening kembali pada masa tingkat embriologik jaringan periuretral tumbuh lebih cepat induksi stroma lokal perubahan hiperplastik epitel Teori embryonic reawakening
  • 32. Teori Stem Sel Seperti pada organ lain, prostat yang fungsinya sebagai kelenjar periuretral berada dalam keadaan yang seimbang antara pertumbuhan sel dan sel yang mati (steady state). Keseimbangan ini disebabkan adanya kadar testosteron tertentu dalam jaringan prostat yang dapat mempengaruhi sel stem sehingga dapat berploriferasi. Pada keadaan tertentu jumlah sel stem ini dapat bertambah sehingga dapat terjadi proliferasi yang lebih cepat. Terjadinya proliferasi abnormal sel stem sehinggal menyebabkan proliferasi sel stroma dan sel epitel kelenjar periuretral prostat menjadi berlebihan (Purnomo, 2000). Pat prostat seimbang antara pertumbuhan sel dan sel yang mati (steady state). Jumlah sel stem ini dapat bertambah proliferasi lebih cepat proliferasi abnormal sel stem proliferasi sel stroma dan sel epitel kelenjar periuretral prostat menjadi berlebihan Teori Stem Sel
  • 33. Faktor etiologi lumen uretra pars prostatika menyempit & menghambat aliran urin resistensi leher vesika tekanan intravesika buli-buli harus berkontraksi lebih kuat utk mengeluarkan urin kontraksi terus menerus perubahan anatomi Otot detrusor hipertrofi, menonjol ke dalam vesika (trabekulasi) disebut fase kompensasi PATOFISIOLOGI
  • 37. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan laboratorium Analisis urin Elektrolit, kadar ureum dan kreatinin darah Pemeriksaan Prostate Spesific Antigen (PSA) dilakukan sebagai dasar penentuan perlunya biopsi atau sebagai deteksi dini keganasan.
  • 38. Pemeriksaan radiologis Foto polos abdomen batu, pembesaran ginjal atau buli-buli. Dapat juga dilihat lesi metastasis dari keganasan prostat IVP fungsi renal, hidronefrosis dan hidroureter, fish hook appearance (gambaran ureter berbelok- belok di vesika). divertikel, residu urin, atau filling defect di vesika. USG trans abdominal mendeteksi pembesaran prostat, hidronefrosis ataupun kerusakan ginjal akibat obstruksi BPH yang lama
  • 40. Patologi anatomi Menunjukkan adanya hiperplasia epitel dan stroma di prostat.
  • 41. Anamnesis: terdapat gejala obstruktif dan iritatif Pemeriksaan fisik: terutama colok dubur didapatkan prostat teraba membesar, konsistensi kenyal, permukaan rata, asimetris, menonjol ke dalam rektum. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan pencitraan: dengan transuretral ultrasonografi dapat terlihat prostat membesar DIAGNOSIS
  • 42. PENATALAKSANAAN Watchful Waiting Watchful waiting dilakukan pada penderita dengan keluhan ringan.Tindakan yang dilakukan adalah observasi saja tanpa pengobatan.
  • 43. MEDIKAMENTOSA Alpha adrenergic blocker untuk menghambat efek sinapsis postganglionik pada otot polos dan kelenjar exokrin. Phenoxybenzamine (Dibenzyline) 10 mg per oral. Prazosin (Minipress) 2 mg per oral Alfuzosin (UroXatral) 2,5 mg per oral Indoramin 20 mg per oral
  • 44. 5-alpha reduktase inhibitors untuk menghambat konversi testosteron menjadi DHT, menyebabkan kadar DHT menjadi turun, yang dapat mengurangi ukuran prostat. Finasteride (Proscar) 5 mg per oral Dutasteride (Avodart) 0,5 mg per oral
  • 45. Terapi Invasif Minimal Transurethral resection of the prostate (TUR- P) Menghilangkan bagian adenomatosa dari prostat yang menimbulkan obstruksi dengan menggunakan resektoskop dan elektrokauter. Transurethral incision of the prostate (TUIP) Dilakukan terhadap penderita dengan gejala sedang sampai berat dan dengan ukuran prostat kecil. Terapi laser. Tekniknya antara lain Transurethral laser induced prostatectomy (TULIP) yang dilakukan dengan bantuan USG, Visual coagulative necrosis, Visual laser ablation of the prostate (VILAP), dan interstitial laser therapy.
  • 47. Terapi alat Microwave hyperthermia Memanaskan jaringan adenoma melalui alat yang dimasukkan melalui uretra atau rektum sampai suhu 42-45oC sehingga diharapkan terjadi koagulasi. Trans urethral needle ablation (TUNA) Alat yang dimasukkan melalui uretra yang apabila posisi sudah diatur, dapat mengeluarkan 2 jarum yang dapat menusuk adenoma dan mengalirkan panas, sehingga terjadi koagulasi sepanjang jarum yang menancap di jaringan prostat. High intensity focused ultrasound (HIFU) Melalui probe yang ditempatkan di rektum yang memancarkan energi ultrasound dengan intensitas tinggi dan terfokus.
  • 48. Terapi Bedah Konvensional (Open simple prostatectomy) Sering dilakukan ketika kelenjar sangat besar (>100gr), ketika ada komplikasi, atau kandung kemih telah rusak. Prostatektomi terbuka dilakukan melalui pendekatan suprapubik transvesikal (Freyer) atau retropubik infravesikal (Mllin). Komplikasi y ang dapat terjadi adalah inkontinensia urin, impoten, ejakulasi retrograde, dan kontraktur leher buli-buli.
  • 50. PROGNOSIS >90% mengalami perbaikan sebagian atau perbaikan dari gejala yang dialaminya Sekitar 10-2-% akan mengalami kekambuhan penyumbatan dalam 5 tahun
  • 58. Cocktt A. T. K., Koshiba K. 1979.Manual of Urologic Surgery. New York: Verlags Eun-Hyun Lee, Ki-Hong Chun, Yunhwan Lee. 2005. Benign Prostatic Hyperplasia in Community-Dwelling Elderly in Korea. Journal of Korean Academy of Nursing Vol. 35, No. 8, 1508 1513 Goldman, Lee & Andrew I. Schafer. 2012. Goldmans Cecil Medicine 24th edition. Philadelphia: lsevier Saunders Karin Dillner. 2003. Molecular Characterization of Prostate Hyperplasia in Prolactin Transgenic Mice. Dep of Phys and Pharm Sahlgrenska Academy. Swedia: Svenska Tryckpoolen AB Parsons, J. K. 2010. Benign Prostatic Hyperplasia and Male Lower Urinary Tract Symptoms: Epidemiology and Risk Factors. Curr Bladder Dysfunct Rep 5:212218 Purnomo, B. P. 2000. Buku-buku Kuliah Dasar Urologi Jakarta: CV Roy, Himans. 2011. Short Textbook of Surgery. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher.