Laporan praktikum ini membahas tentang pemurnian protein menggunakan metode elektroforesis gel poliakrilamid (SDS-PAGE). Tahapan yang dilakukan meliputi isolasi protein, pengendapan protein dengan amonium sulfat, dialisis, dan pemisahan protein menggunakan SDS-PAGE. Tujuan praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat memahami cara pemisahan protein menggunakan metode SDS-PAGE.
1 of 21
Download to read offline
More Related Content
LAPORAN PEMURNIAN PROTEIN-NURFITRA AMALIA-178.pdf
1. NURFITRA AMALIA ANIL ARYANDI
15020210178
LABORATORIUM KIMIA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMURNIAN PROTEIN
NAMA : NURFITRA AMALIA
STAMBUK : 15020210178
KELAS/KELOMPOK : C8/4 (EMPAT)
ASISTEN : ANIL ARYANDI
PROGRAM STUDI SARJANAFARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
2. PEMURNIAN PROTEIN
NURFITRA AMALIA ANIL ARYANDI
15020210178
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Secara umum pemurnian protein selalu diawali dengan tahap
isolasi protein (pemisahan sel) hingga dihasilkan ekstrak kasar yang
mengandung protein. Hal yang membedakan pada protein
intraseluler terdapat tahap perusakan sel terlebih dahulu sebelum
dilakukan isolasi protein. Perusakkan sel dapat dilakukan secara
kimia, fisika, dan enzimatik. Metode pemurnian dapat ditentukan
berdasarkan jenis protein yang akan diisolasi serta tingkat kemurnian
protein yang diinginkan.
Tahap-tahap pemurnian yang akan dilakukan harus
disesuaikan dengan jenis protein, maksudnya apakah protein
tersebut merupakan protein ekstraseluler atau protein intraseluler.
Isolasi protein dapat dilakukan dengan cara sentrifugasi pada
kecepatan yang tinggi (5000-10000 rpm) atau presipitasi
menggunakan garam seperti ammonium sulfat. Kedua metode
tersebut bertujuan menghilangkan molekul atau partikel pengotor dari
sel seperti organel sel, karbohidrat atau lipid yang tidak diinginkan
agar didapat isolat protein yang murni.
Tahap yang selanjutnya adalah memisahkan protein dari
senyawa yang berbobot molekul rendah yang berada dalam ekstrak
sel dengan proses dialisis. Isolasi protein atau pemurnian protein
pada prinsipnya didasarkan atas dua proses utama, yaitu ekstraksi
dan pengendapan. Proses terpenting dalam isolasi protein sorgum
yaitu proses koagulasi atau pengendapan protein dengan
menurunkan pH larutan protein menggunakan asam sampai pH 4,6.
Pemurnian protein adalah suatu proses memisahkan protein yang
diinginkan dari senyawa lain yang mengganggu dan pemurnianberarti
membebaskan suatu bahan dari bahan-bahan lain yang tidak
diinginkan atau sering disebut pengotor. Protein harus dipurifikasi
3. PEMURNIAN PROTEIN
NURFITRA AMALIA ANIL ARYANDI
15020210178
terlebih dahulu agar struktur dan mekanisme kerja suatu protein
dapat dipelajari. Hal tersebut karena setiap protein memilikikelarutan
dan ukuran massa yang berbeda-beda. Semakin besar ukuran suatu
protein, semakin mudah dan efisien pemisahannya.
Purifikasi bertujuan untuk menghilangkan kontaminan,
mendapatkan konsentrasi protein murni dari suatu suspensi dan
dapat memindahkan protein yang diinginkan ke lingkungan stabil
agar protein tersebut siap digunakan. SDS-PAGE merupakan
metode yang dilakukan untuk memisahkan dan menganalisis protein.
Prinsip dari SDS-PAGE adalah protein yang berukuran kecil
akan bermigrasi lebih cepat dibanding protein berukuran besar dalam
gel yang dialiri muatan listrik. Sodium dodecylsulfate yang digunakan
dalam metode SDS-PAGE adalah sejenis detergen bermuatan
negatif yang dapat mengikat protein sehingga protein tersebut dapat
bermigrasi ke ujung muatan listrik positif pada gel. Ada dua jenis gel
yang digunakan dalam SDS-PAGE yaituseparating gel dan stacking
gel. Stacking gel berfungsi membentuk well atau sumur yang menjadi
tempat loading sampel, sedangkan separating gel berfungsi sebagai
tempat migrasi protein.
1.2 Maksud praktikum
Adapun maksud dari percobaan ini agar mahasiswa atau
mahasiswi dapat mengetahui dan memahami cara pemisahan
protein yang diinginkan dalam suatu campuran protein atau
pemurnian protein dengan metode elektroforeses gel poliakrilamid
(metode SDS-PAGE)
1.3 Tujuan praktikum
Adapun tujuan dari percobaan yaitu:
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami cara
pemisahan protein yang diinginkan dalam suatu campuran
protein atau pemurnian protein dengan metode elektroforesis
4. PEMURNIAN PROTEIN
NURFITRA AMALIA ANIL ARYANDI
15020210178
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori umum
Istilah biokimia dikemukakan oleh Karl Neuberg, seorang ahli
kimia jerman tahun 1903 dan biokimia memperoleh bentuk yang
Protein merupakan polimer yang panjang dari gabungan asamasam
amino yang bergabung melalui ikatan peptida. Komposisi rata-rata
unsur kimia yang terdapat dalam protein adalah karbon 55%,
hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%, sulfur 1%, dan kurang dari
1% fosfor. Molekul protein tersusun dari satuan-satuan dasar kimia
yaitu asam amino. Dalam molekul protein, asam-asam amino ini
saling berhubungan dengan suatu ikatan yang disebut ikatan peptida
(CONH). Satu molekul protein dapat terdiri dari 12 sampai 18 macam
asam amino dan dapat mencapai jumlah ratusan asamamino (Aung
Sumbono, 2021 : 1).
Pemurnian protein terjadi dimana protein yang memiliki
residu non polar yang tinggi akan mengendap terlebih dahulu. Protein
hidrofobisitas yang tinggi akan mengendap terlebih dahulu dan
protein yang mengandung sedikit residu non polar akan larut dalam
permurnian dengan garam amonium sulfat (Elvina Maitri Pratantie,
dkk., 2021 : 33).
Umumnya, pemisahan atau pemurnian dengan kromatografi
filtrasi gel merupakan pemurnian akhir setelah pemurnian dengan
beberapa langkah sebelumnya. Metode ini tidak bisa digunakanuntuk
pemurnian protein setelah tahap pemecahan sel karena terdapat
banyak protein dengan ukuran yang sama. Untuk mendapatkan hasil
pemurnian protein yang lebih baik, sebaiknya pemurnian tingkat
pertama menggunakan kromatografi afinitas atau kromatografi
penukar ion sebelum menggunakan kromatografi filtrasi gel. Jika
dilakukan pemisahan terhadap sampel oligomerik, sampel yang
diinjeksikan harus sangat pekat, untuk mencegah overlapping dari 2
5. PEMURNIAN PROTEIN
NURFITRA AMALIA ANIL ARYANDI
15020210178
fraksi yang berbeda atau cara lain adalah denganmenggunakan
kolom yang lebih panjang (Lale Budi Kusuma Dewi dan Agrijanti,
2021 : 58).
Pemurnian protein memiliki dua tujuan utama, yakni tujuan
preparatif dan analitis. Tujuan preparatif adalah untuk menghasilkan
protein yang cukup murni dengan kuantitas yang besar untuk
penggunaan protein, sedangkan tujuan analitis adalah untuk
mendapatkan protein yang sangat murni walaupun dalam kadar
yang sedikit, biasanya untuk tujuan riset dan analitis. Protein
umumnya dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Pemisahakan
tersebut dapat dilakukan dengan beberapa metode yang
memanfaatkan sifat-sifat protein. Beberapa sifat protein yang dapat
digunakan adalah kelarutan, interaksi ikatan, residu hidrofobik
permukaan yang terekspos, residu permukaan bermuatan, titik
isoelektrik, serta ukuran dan bentuk (Muhammad Sahlan, 2022 : 24).
Penggunaan gel poliakrilamida memiliki kelebihan
dibandingkan dengan gel lainnya, karena tidak bereaksi dengan
sampel dan tidak membentuk matriks dengan sampel sehingga tidak
menghambat pergerakan sampel yang memungkinkan pemisahan
protein secara sempurna. Metode SDS-PAGE (Sodium Dodecyl
Sulfate Polyacrilamide Gel Electrophoretic) merupakan teknik
elektroforesis gel poliakrilamida yang memiliki daya pemisahan
fragmen-fragmen molekul cukup tinggi. Penggunaan SDS berfungsi
untuk mendenaturasi protein karena SDS bersifat sebagai deterjen
yang mengakibatkan ikatan dalam protein terputus membentuk
protein yang dapat terelusi (Ibnu Dwi Buwono, dkk., 2018 : 131).
Protein merupakan kelompok biomakromolekul yang
sangat heterogen. Ketika berada di luar makhluk hidup atau sel,
protein sangat tidak stabil. Untuk mempertahankan fungsinya, setiap
jenis protein membutuhkan kondisi tertentu ketika diekstraksi. Protein
6. PEMURNIAN PROTEIN
NURFITRA AMALIA ANIL ARYANDI
15020210178
yang diekstraksi hendaknya dihindarkan dari proteolysis atau
dipertahankan aktivitas enzimatiknya. Teknik analisis protein
membutuhkan prosedur isolasi, yaitu memisahkan protein dari
makromolekul yang lain atau memisahkan protein dengan sifat
tertentu dari makromolekul yang lain atau memisahkan protein
dengan sifat tertentu dari protein lain yang tidak diinginkan dalam
analisis. Isolasi protein harus mempertimbangkan sifat fisik, kimiawi,
dan kelistrikan protein, sehingga konformasi dan aktivitasnya tidak
berubah. Analisis kuantitatif protein biasanya menggunakan
spektrofotometer dengan panjang gelombang tergantung pada jenis
protein dan pereaksi yang dipakai (Endik Deni Nugroho dan Dwi
Anggorowati Rahayu, 2018 : 118).
2.2 Uraian bahan
a. Air Murni / H2O (Ditjen POM, 2020 : 69-70)
Nama Resmi : Purified Water
Nama Lain : Air murni, Aquadest
Rumus Molekul : H2O
Rumus Struktur :
Berat Molekul : 18,02 g/mol
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna,
tidak berbau
Penyimpanan : Jika dikemas, gunakan
kemasan wadah non reaktif
yang dirancang untuk
mencegah masuknya mikroba
b. Amonium Sulfat / (NH4)2SO4 (Ditjen POM, 1979 : 654)
Nama Resmi : Amonium Sulfat
Rumus Molekul : (NH4)2SO4
7. PEMURNIAN PROTEIN
NURFITRA AMALIA ANIL ARYANDI
15020210178
Rumus Struktur :
Berat Molekul : 132,14 g/mol
Pemerian : Habur tidak berwarna atau
butiran putih.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air;
praktis tidak larut dalam etanol
(95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Zat tambahan.
c. Asam Asetat / CH3COOH (Ditjen POM, 2020 : 169)
Nama Resmi : Acetic Acid
Nama Lain : Asam Asetat
Rumus Molekul : CH3COOH
Berat Molekul : 60,05 g/mol
Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna;
bau khas, menusuk; rasa asam
yang tajam.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air,
dengan etanol dan dengan
gliserol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
8. PEMURNIAN PROTEIN
NURFITRA AMALIA ANIL ARYANDI
15020210178
d. Asam Klorida (Ditjen POM, 1979: 53)
Nama Resmi : ACIDIUM HYDROCHLORIDUM
Rumus Molekul : HCl
Rumus Struktur :
Berat Molekul : 34,46 g/mol
Pemerian : Cairan tidak berwarna; berasap;
bau merangsang. Jika
diencerkan dengan 2
bagian air, asap dan bau
hilang.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Zat tambahan.
e. Metanol / CH3OH (Ditjen POM, 1979 : 706)
Nama Resmi : Metanol
Rumus Molekul : CH3OH
Berat Molekul : 34,00 g/mol
Rumus Molekul :
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih,
bau khas.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air,
membentuk cairan jernih tidak
berwarna.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
f. Gliserol / C3H8O3 (Ditjen POM, 2020 : 680-682)
Nama Resmi : Glycerin
9. PEMURNIAN PROTEIN
NURFITRA AMALIA ANIL ARYANDI
15020210178
Nama Lain : Gliserin
Rumus Molekul : C3H8O3
Berat Molekul : 92,09 g/mol
Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak
berwarna, rasa manis; hanya
boleh berbau khaslemah (tajam
atau tidak enak). Higroskopik;
larutan netral terhadap lakmus.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air
dan etanol, tidak dapat larut
dalam kloroform, dalam eter,
dalam minyak lemak, dan
dalam minyak menguap.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
g. Gelatin (Ditjen POM, 1979 : 265)
Nama Resmi : Gelatinum
Pemerian : Lembaran, kepingan, serbuk
atau butiran; tidak berwarna
atau kekuningan pucat; bau
dan rasa lemah.
Kelarutan : Jika direndam dalam air
mengembang dan menjadi
lunak, angsur angsur 5 sampai
10 kali bobotnya; larut dalam air
panas dan jika didinginkan
terbentuk gudir; praktis tidak
larut dalam etanol (95%) P,
10. PEMURNIAN PROTEIN
NURFITRA AMALIA ANIL ARYANDI
15020210178
dalam kloroform P dan dalam
eter P; larut dalam campuran
gliserol P dan air, jika
dipanaskan lebih mudah larut;
larut dalam asam asetat P.
Mudah larut dalam air, lebih
mudah larut dalam air
mendidih.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Zat tambahan.
2.3 Prosedur kerja(Anonim, 2022)
A. Persiapan Gel
1) Dicampurkan semua larutan untuk separating gel.
2) Dituangkan (dengan menggunakan pipet) larutan kedalam
gel sandwich sampai kira-kira 1,5 cm dari bagian atas plate.
3) Ditambahkan air sampai ketinggian kira-kira 1 - 5 mm.
4) Didiamkan sampai terjadi polimerisasi (30 menit).
5) Dicampurkan semua larutan untuk stacking gel dengan
urutan penambahan sesuai dengan tabel diatas.
6) Dibuang air yang terdapat pada bagian atas separating gel.
7) Dituangkan campuran stacking gel di atas separating gel
dan sisipkan comb.
8) Didiamkan sampai terjadi polimerisasi (30 menit).
B. Persiapan Sampel
1) Disiapkan larutan protein standar dan sampel protein.
2) Ditambahkan 5 larutan x sample buffer.
3) Dididihkan selama 5 menit.
4) Didinginkan dalam es selama 5 menit.
C. Elektroforesis Gel
1) Dipasangkan gel sandwich yang telah disiapkan ke
11. PEMURNIAN PROTEIN
NURFITRA AMALIA ANIL ARYANDI
15020210178
alatelektroforesis.
2) Dituangkan running buffer ke dalam tank elektroforesis.
3) Dimasukkan sampel protein (10-20 亮g) ke dalam tiap-tiap
lubang gel dengan pipet mikro (eppendorf).
4) Dipasang penutup alat elektroforesis.
5) Disambungkan ke power supply dan lakukan elektroforesis
pada voltase 200 v.
D. Staining dan Destaining
1) Dipasangkan gel sandwich yang telah disiapkan ke
alatelektroforesis.
2) Dituangkan running buffer ke dalam tank elektroforesis.
3) Dimasukkan sampel protein (10-20 亮g) ke dalam tiap-tiap
lubang gel dengan pipet mikro (eppendorf).
4) Dipasang penutup alat elektroforesis.
5) Disambungkan ke power supply dan lakukan elektroforesis
pada voltase 200 v.
6) Dimatikan alat setelah blue dye tepat keluar dari gel(kira-
kira 60 menit). Staining dan Destaining
7) Dikeluarkan gel dari plate (gunakan sarung tangan).
8) Dimasukkan ke dalam larutan staining (20 mL).
9) Dibiarkan selama 15 menit.
10) Dipindahkan ke dalam larutan destaining (50 mL).
11) Dibiarkan sampai gel menjadi bersih (30 menit-semalam).
12) Pembacaan data pita protein (berdasarkan berat molekul)
menggunakan alat Gel documentation.
12. PEMURNIAN PROTEIN
NURFITRA AMALIA ANIL ARYANDI
15020210178
BAB 3 METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini
antara Bio Rad Mini Radian, power supply, tabung eppendorf dan
gel loading tips
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum,
antara lain yaitu Akrilamid : bis-akrilamid (39 :1), Tris-HCl pH 6,8
lM, Tris-HCl pH 8,7 lM, SDS 20%, N,N,N ,N -
tetrametiletilendiamin (TEMED), Amonium persulfat 10 %, Running
buffer (1 gr SDS 3,03 gr Tris, 14,4 gr glisin, ditambahkan air sampai
dengan 100 mL), Larutan stanning 940 mL metanol, 15mL asam
asetat, 0,1 gr Coomasie blue, ditambahkan air sampai dengan 100
mL), Larutan destaining (10 mL metanol, 7,5 mL asam asetat,
ditambahkan air sampai dengan 100 mL), 5 x Sample buffer (12,5
mL 1 M tris pH 6,8 20 ml, gliserol, 10 mL - merkaptoethanol, 40 mL
10 % SDS, 15 mg Bromophenol Blue.
3.3 Cara Kerja
1. Persiapan Gel
Dicampurkan semua larutan untuk separating gel.
Tuangkan (dengan menggunakan pipet) larutan kedalam gel
sandwich sampai kira-kira 1,5 cm dari bagian atas plate.
Tambahkan air sampai ketinggian kira-kira 1 5 mm. Diamkan
sampai terjadi polimerisasi (30 menit). Campurkan semua
larutan untuk stacking gel dengan urutan penambahan sesuai
dengan tabel diatas. Buang air yang terdapat pada bagian atas
separating gel. Tuangkan campuran stacking gel di atas
separating gel dan sisipkan comb. Diamkan sampai terjadi
polimerisasi (30 menit).
13. PEMURNIAN PROTEIN
NURFITRA AMALIA ANIL ARYANDI
15020210178
2. Persiapan Sampel
Disiapkan larutan protein standar dan sampel protein.
Tambahkan larutan 5 x sample buffer. Didihkan selama 5menit.
Dinginkan dalam es selama 5 menit.
3. Elektroforesis Gel
Dipasangkan gel sandwich yang telah disiapkan kealat
elektroforesis. Tuangkan running buffer kedalam tank
elektrofresis. Masukan sampel protein (10-20 亮g) kedalam tiap-
tiap lubang gel dengan pipet mikro (eppendorf). Pasang
penutup alat elektroforesis. Sambungkan ke power supply dan
lakukan elektroforesis pada voltase tetap 200 v. Matikan alat
setelah blue dye tepat keluar dari gel (kira-kira 60 menit).
4. Uji Barfoed
Dikeluarkan gel dari plate (gunakan sarung tangan).
Masukkan kedalam larutan staining (20 mL) Biarkan selama
15 menit Pindahkan kedalam larutan destaining (50 mL)
Biarkan sampai gel menjadi bersih (30 menit- semalam)
Pembacaan data Pita protein (berdasarkan berat molekul)
menggunakan alat Gel documentation.
14. PEMURNIAN PROTEIN
NURFITRA AMALIA ANIL ARYANDI
15020210178
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
A. Pengumpulan data dan informasi
Alat-alat yang
digunakan
Bahan-bahan yang digunakan
Bio Rad Mini
Protean
Akrilamid
Power supply Running Buffer
Tabung
eppendorf
Larutan stanning
Gel loading tips Larutan destanning
16. PEMURNIAN PROTEIN
NURFITRA AMALIA ANIL ARYANDI
15020210178
B. Pencatatan dan Pelaporan
Pengamatan
data
Berat molekul
Marker protein 200 kDa, 159 kDa, 112 kDa, 89 kDa,
48kDa, 35 kDa, 24 kDa.
Sampel 1-9 200 kDa
Sampel 1-9 159 kDa 112 kDa
Sampel 1-9 24 kDa
4.2. Pembahasan
Pada cara kerja teknik yang digunakan untuk percobaan
kali ini ialah menyiapkan tube atau tabung yang berisi sampel
protein dan siapkan juga loading buffer yang berisi SDS,
bromophenol blue, Bmercaptoethanol dan gliserol. Kemudian
larutan yang berada dalam loading buffer dipipet masuk ke dalam
tabung yang berisi sampel protein. Setelah itu dilakukan
pemanasan dengan suhu 95 . Pada saat pemanasan, terjadi
perubahan struktur protein yang terdapat pada tabung tersebut.
Setelah itu disiapkan gel yaitu separating gel dengan pH 8.8 dan
stacking gel dengan pH 6.8. Untuk kedua gel berisi acrylamide, bis-
acrylamide, ammonium persulphate dan TEMED.
Gel acrylamide dimasukkan ke antara dua plat kaca.
Masukkan separating gel dibagian bawah karena berfungsi
sebagai gel pemisah. Selanjutnya masukkan stacking gel pada
bagian atas separating gel yang berfungsi sebagai gel penahan.
17. PEMURNIAN PROTEIN
NURFITRA AMALIA ANIL ARYANDI
15020210178
Kemudian dibuat sumur-sumur dengan tujuan sebagai tempat
memasukkan sampel. Setelah itu,gel yang telah dicetak
dimasukkan pada separangkat alat elektroforesis dan dimasukkan
kedalam chamber. Sebelum pemisahan (running), terlebih dahulu
dimasukkan larutan running buffer pH 8.3, running buffer tersebut
harus merendam seluruh gel yang telah dibuat. Proses pemisahan
(running) dilakukan dengan cara gel dialiri arus listrik. Kemudian
terjadinya proses migrasi yaitu sampel protein akan bergerak dari
kutub negatif ke kutub positif karena protein itu sendiri memiliki
muatan negatif.
Jika suatu protein memiliki bobot molekul yang kecil maka
akan lebih cepat bergerak ke kutub positif, sedangkan jika suatu
protein memiliki bobot molekul yang besar maka akan lebih lambat
bergerak ke kutub positif. pH stacking dan separating sangat
berpengaruh karena untuk mendapatkan proses migrasi yang
sempurna. Jika telah selesai proses pemisahan atau migrasi, maka
dilakukan proses visualisasi dengan melihat berat molekul atau
pitanya. Pada proses ini ditambahkan pewarna yaitu coomasie
blue. Coomasie blue dimasukkan dalam suatu wadah dan gel
elektroforesisnya direndam. Setelah itu hasilnya akanterlihat. Pada
percobaan ini, marker proteinnya memiliki beratmolekul yaitu 200
kDa, 159 kDa, 112 kDa, 89 kDa, 48kDa, 35 kDa,
24 kDa.
Pada sampel 1-9 (1) didapatkan hasil = 220 kDa dan hal
ini berarti sampel 1 -9 berat molekul yang terbesar ialah 220 m
Pada sampel 1-9 (2) didapatkan data yaitu Sampel 2 = 159-112
kDa pada berat molekul tersebut hasil yang diperoleh sangat terang
dan terletak pada (畆1) dan (畆2) Pada Sampel 1-9 (3) didapatkan
data Sampel 1-9 = 24 kDa pada berat molekul tersebut hasilnya
terlihat pada semua sampel.
18. PEMURNIAN PROTEIN
NURFITRA AMALIA ANIL ARYANDI
15020210178
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Sodium Dodecyl Sulphate Polyacrilamide Gel
Elektroforesis (SDS- PAGE) adalah teknik untuk memisahkan
rantai polipeptida pada protein berdasarkan kemampuannya untuk
bergerak dalam arus listrik, yang merupakan fungsi dari panjang
rantai polipeptida atau berat molekulnya. Proses pemisahan
(running) dilakukan dengan cara gel dialiri arus listrik.
Pada percobaan ini, marker proteinnya memiliki berat
molekul yaitu 200 kDa, 159 kDa, 112 kDa, 89 kDa, 48kDa, 35 kDa,
24 kDa.Pada sampel 1-9 (1) didapatkan hasil = 220 kDa dan hal ini
berarti sampel 1 -9 berat molekul yang terbesar ialah 220 m Pada
sampel 1-9 (2) didapatkan data yaitu Sampel 2 = 159-112 kDa
pada berat molekul tersebut hasil yang diperoleh sangat terang dan
terletak pada (畆1) dan (畆2) Pada Sampel 1-9 (3) didapatkan data
Sampel 1-9 = 24 kDa pada berat molekul tersebut hasilnya terlihat
pada semua sampel.
5.2 Saran
Saran yang dapat diambil dari percobaan pemurnian protein
yaitu praktikan harus memahami lebih banyak materi mengenai
pemurnian protein serta cara kerja dan mekanismereaksi pada
setiap uji dalam melakukan suatu percobaan. Praktikan juga harus
berhati hati dan teliti dalam melihat reaksi perubahan yang terjadi
agar terhindar dari kesalahan yang tidak diinginkan dan
mendapatkan hasil yang lebih akurat.
19. PEMURNIAN PROTEIN
NURFITRA AMALIA ANIL ARYANDI
15020210178
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2022. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar: Fakultas Farmasi
UMI.
Buwono, Ibnu Dwi Buwono., dkk. 2018. Buku Ajar Aplikasi Teknologi DNA
Rekombinan Untuk Perakitan Konstruksi Vektor Ekspresi Ikan Lele
Transgenik. Yogyakarta: Deepublish Publisher.
Dewi, Lale Budi Kusuma dan Agrijanti. 2021. Pemisahan dan Penentuan
Karakter Fraksi Protein ESA Toxoplasma gondii Secara
Immunologik Untuk Pengembangan Diagnosa. Jurnal Analis
Medika Biosains (JAMBS), 8(1), 53-59.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III 1979. Depkes RI, Jakarta.
Ditjen POM. 2020. Farmakope Indonesia edisi VI 2020. Depkes RI, Jakarta.
Nugroho, Endik Deni dan Dwi Anggorowati Rahayu. 2018. Penuntun
Praktikum Bioteknologi. Yogyakarta: Deepublish Publisher.
Pratantie, Elvina Maitri., V. Priyo Bintoro, dan Bambang Dwiloka. 2021.
Isolasi Enzim Amilase Dari Kecambah Kacang Tunggal (Vigna
unguiculata). Jurnal Ilmiah Teknosains, 7(1/Mei), 29-35.
Sahlan, Muhammad. 2022. Rekayasa Protein. Bogor: Guepedia. Sumbono,
Aung. 2021. Protein Seri Biokimia Pangan Dasar. Yogyakarta:
Deepublish Publisher.