Dokumen ini merupakan laporan praktikum tentang titrasi asam-basa yang bertujuan untuk menentukan kemolaran larutan HCl dengan menggunakan larutan standar NaOH 0,1 M. Mahasiswa melakukan titrasi 20 mL larutan HCl dengan larutan NaOH 0,1 M sambil mengamati perubahan warna indikator fenolftalein. Dari hasil tiga percobaan, didapatkan volume rata-rata larutan NaOH yang digunakan sebesar 34
Dokumen tersebut membahas tentang sifat larutan penyangga dan cara kerjanya dalam mempertahankan pH ketika ditambahkan asam, basa, atau pengencer. Larutan penyangga terdiri atas campuran asam/basa lemah dan garamnya. Ketika ditambahkan asam atau basa, akan terjadi reaksi netralisasi sehingga pH tetap. Larutan penyangga ujiannya adalah campuran asam asetat dan garamnya serta campuran amonia dan gar
1. Percobaan membuat dan mengukur pH tiga jenis larutan buffer: sitrat, fosfat, dan borat-NaOH.
2. Hasilnya menunjukkan pH larutan buffer sitrat berkisar antara 2-5, fosfat antara 6-8, dan borat-NaOH antara 9-10.
3. pH terukur mendekati pH teoritis pada literatur, menunjukkan buffer berfungsi menstabilkan pH.
Laporan praktikum kimia dasar ini mendeskripsikan 20 percobaan reaksi kimia yang melibatkan berbagai zat seperti asam, basa, dan garam logam. Hasilnya meliputi perubahan warna, pembentukan endapan, dan pelepasan gas. Reaksi-reaksi tersebut digunakan untuk mempelajari sifat kimia zat dan rumus senyawa yang dihasilkan.
Identifikasi kation dalam dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang cara mengidentifikasi lima golongan kation logam, yaitu golongan I (Ag+), golongan II (Cu2+, Hg2+), golongan III (Fe2+), golongan IV, dan golongan V. Dokumen ini juga menjelaskan reaksi kimia dan hasil observasi dari beberapa kation logam seperti pembentukan endapan, perubahan warna larutan, dan kelarutan endapan dalam berbag
Titrasi permanganometri digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan sampel dengan mengoksidasi zat tersebut menggunakan larutan kalium permanganat. Prinsipnya adalah reaksi redoks antara ion permanganat dengan bahan baku tertentu dalam suasana asam. Titrasi dilakukan dengan menambahkan larutan KMnO4 secara bertahap hingga terjadi perubahan warna, menunjukkan titik akhir reaksi.
Laporan praktikum ini membahas tentang pengujian kesadahan air dengan metode titrasi kompleksometri. Metode ini melibatkan pembentukan kompleks antara ion logam Ca2+ dan Mg2+ dengan EDTA sebagai titran. Titik akhir ditandai perubahan warna dari merah anggur menjadi biru. Hasil pengukuran kesadahan air dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesadahan air, yaitu air lunak, sedang, keras, atau sangat
Doc ini dibuat oleh Riksa Rizki Zetta Adeli dan tim.
Di dalamnya, terdapat hal-hal berikut.
- Tujuan Praktikum Penurunan Titik Beku
- Dasar Teori
- Alat Bahan
- Cara Kerja
- Hasil Pengamatan
- Ilustrasi Percobaan
- Pembahasan
- Kesimpulan dan Saran
diolah dari berbagai sumber. Semoga dapat bermanfaat.
http://facebook.com/rrza28
http://twiter.com/risarizi
http://noonecanfly.blogspot.com
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kalor penguapan karbon triklorida dengan mengukur waktu penguapannya pada berbagai suhu. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu, semakin cepat waktu penguapan karbon triklorida."
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum titrasi asam-basa yang bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan HCl dengan mereaksikannya dengan larutan NaOH 0,1 M menggunakan metode titrasi. Langkah-langkah praktikum meliputi pengukuran volume HCl dan NaOH, penambahan indikator fenopthalen, serta penentuan titik akhir titrasi berdasarkan
Laporan mingguan praktikum kimia dasar tentang percobaan pemurnian menggunakan empat metode, yaitu filtrasi, sentrifugasi, ekstraksi, dan rekristalisasi. Percobaan ini bertujuan untuk memisahkan zat-zat murni dari campuran dengan metode tersebut. Hasilnya adalah sentrifugasi lebih baik dari filtrasi, ekstraksi memisahkan air dan kloroform, serta rekristalisasi menghasilkan kristal NaCl dan CuSO4.
Tujuan percobaan ini adalah untuk memahami sistem buffer dan bagaimana buffer dapat mempertahankan pH larutan meskipun ditambahkan asam atau basa. Percobaan ini melibatkan pengukuran pH larutan non-buffer dan buffer setelah penambahan asam dan basa. Hasilnya menunjukkan bahwa pH larutan buffer tetap konstan sedangkan pH larutan non-buffer mengalami perubahan yang signifikan.
Praktikum destilasi sederhana bertujuan untuk memisahkan metanol dari campuran metanol dan air melalui proses destilasi berdasarkan perbedaan titik didih kedua zat tersebut. Metode yang digunakan adalah destilasi sederhana dengan peralatan dasar seperti labu alas bulat dan kondensor. Hasilnya menunjukkan rendemen metanol sebesar 12%.
Laporan praktikum kimia dasar tentang percobaan larutan buffer menjelaskan cara pembuatan larutan buffer dari asam asetat dan basa asetat serta amonia dan garam amonium, pengukuran pH larutan buffer secara teoritis dan praktis, pengaruh pengenceran dan penambahan asam basa terhadap pH larutan buffer.
Stoikiometri merupakan bidang dalam ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia. Dokumen ini membahas percobaan stoikiometri antara asam klorida dan natrium hidroksida serta tembaga(II) sulfat dan natrium hidroksida untuk mengetahui suhu maksimum campuran dan reaksi yang terjadi.
Laporan mingguan praktikum kimia dasar tentang reaksi-reaksi kimia yang dilakukan di laboratorium. Berisi hasil pengamatan 20 reaksi kimia yang meliputi perubahan warna, timbulnya endapan, dan gas. Reaksi-reaksi tersebut digunakan untuk mempelajari sifat zat dan mencari rumus senyawa.
1. Percobaan membuat dan mengukur pH tiga jenis larutan buffer: sitrat, fosfat, dan borat-NaOH.
2. Hasilnya menunjukkan pH larutan buffer sitrat berkisar antara 2-5, fosfat antara 6-8, dan borat-NaOH antara 9-10.
3. pH terukur mendekati pH teoritis pada literatur, menunjukkan buffer berfungsi menstabilkan pH.
Laporan praktikum kimia dasar ini mendeskripsikan 20 percobaan reaksi kimia yang melibatkan berbagai zat seperti asam, basa, dan garam logam. Hasilnya meliputi perubahan warna, pembentukan endapan, dan pelepasan gas. Reaksi-reaksi tersebut digunakan untuk mempelajari sifat kimia zat dan rumus senyawa yang dihasilkan.
Identifikasi kation dalam dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang cara mengidentifikasi lima golongan kation logam, yaitu golongan I (Ag+), golongan II (Cu2+, Hg2+), golongan III (Fe2+), golongan IV, dan golongan V. Dokumen ini juga menjelaskan reaksi kimia dan hasil observasi dari beberapa kation logam seperti pembentukan endapan, perubahan warna larutan, dan kelarutan endapan dalam berbag
Titrasi permanganometri digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan sampel dengan mengoksidasi zat tersebut menggunakan larutan kalium permanganat. Prinsipnya adalah reaksi redoks antara ion permanganat dengan bahan baku tertentu dalam suasana asam. Titrasi dilakukan dengan menambahkan larutan KMnO4 secara bertahap hingga terjadi perubahan warna, menunjukkan titik akhir reaksi.
Laporan praktikum ini membahas tentang pengujian kesadahan air dengan metode titrasi kompleksometri. Metode ini melibatkan pembentukan kompleks antara ion logam Ca2+ dan Mg2+ dengan EDTA sebagai titran. Titik akhir ditandai perubahan warna dari merah anggur menjadi biru. Hasil pengukuran kesadahan air dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesadahan air, yaitu air lunak, sedang, keras, atau sangat
Doc ini dibuat oleh Riksa Rizki Zetta Adeli dan tim.
Di dalamnya, terdapat hal-hal berikut.
- Tujuan Praktikum Penurunan Titik Beku
- Dasar Teori
- Alat Bahan
- Cara Kerja
- Hasil Pengamatan
- Ilustrasi Percobaan
- Pembahasan
- Kesimpulan dan Saran
diolah dari berbagai sumber. Semoga dapat bermanfaat.
http://facebook.com/rrza28
http://twiter.com/risarizi
http://noonecanfly.blogspot.com
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kalor penguapan karbon triklorida dengan mengukur waktu penguapannya pada berbagai suhu. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu, semakin cepat waktu penguapan karbon triklorida."
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum titrasi asam-basa yang bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan HCl dengan mereaksikannya dengan larutan NaOH 0,1 M menggunakan metode titrasi. Langkah-langkah praktikum meliputi pengukuran volume HCl dan NaOH, penambahan indikator fenopthalen, serta penentuan titik akhir titrasi berdasarkan
Laporan mingguan praktikum kimia dasar tentang percobaan pemurnian menggunakan empat metode, yaitu filtrasi, sentrifugasi, ekstraksi, dan rekristalisasi. Percobaan ini bertujuan untuk memisahkan zat-zat murni dari campuran dengan metode tersebut. Hasilnya adalah sentrifugasi lebih baik dari filtrasi, ekstraksi memisahkan air dan kloroform, serta rekristalisasi menghasilkan kristal NaCl dan CuSO4.
Tujuan percobaan ini adalah untuk memahami sistem buffer dan bagaimana buffer dapat mempertahankan pH larutan meskipun ditambahkan asam atau basa. Percobaan ini melibatkan pengukuran pH larutan non-buffer dan buffer setelah penambahan asam dan basa. Hasilnya menunjukkan bahwa pH larutan buffer tetap konstan sedangkan pH larutan non-buffer mengalami perubahan yang signifikan.
Praktikum destilasi sederhana bertujuan untuk memisahkan metanol dari campuran metanol dan air melalui proses destilasi berdasarkan perbedaan titik didih kedua zat tersebut. Metode yang digunakan adalah destilasi sederhana dengan peralatan dasar seperti labu alas bulat dan kondensor. Hasilnya menunjukkan rendemen metanol sebesar 12%.
Laporan praktikum kimia dasar tentang percobaan larutan buffer menjelaskan cara pembuatan larutan buffer dari asam asetat dan basa asetat serta amonia dan garam amonium, pengukuran pH larutan buffer secara teoritis dan praktis, pengaruh pengenceran dan penambahan asam basa terhadap pH larutan buffer.
Stoikiometri merupakan bidang dalam ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia. Dokumen ini membahas percobaan stoikiometri antara asam klorida dan natrium hidroksida serta tembaga(II) sulfat dan natrium hidroksida untuk mengetahui suhu maksimum campuran dan reaksi yang terjadi.
Laporan mingguan praktikum kimia dasar tentang reaksi-reaksi kimia yang dilakukan di laboratorium. Berisi hasil pengamatan 20 reaksi kimia yang meliputi perubahan warna, timbulnya endapan, dan gas. Reaksi-reaksi tersebut digunakan untuk mempelajari sifat zat dan mencari rumus senyawa.
Laporan ini mendeskripsikan eksperimen titrasi asam-basa untuk menentukan konsentrasi larutan HCl dengan menggunakan larutan NaOH 0,1 M sebagai titran. Melalui tiga percobaan titrasi didapatkan volume rata-rata NaOH yang digunakan sebesar 3,5 ml. Perhitungan menunjukkan konsentrasi HCl adalah 0,07 M.
Reaksi titrasi asam-basa digunakan untuk menentukan kadar analit yang bersifat asam atau basa. Titrasi dilakukan dengan menambahkan titran secara bertahap hingga mencapai titik ekivalen, yang ditandai perubahan warna indikator. Kurva titrasi memberikan informasi tentang kesesuaian reaksi untuk analisis kuantitatif.
Bab V membahas asidi-alkalimetri, termasuk tujuan percobaan untuk menghitung konsentrasi larutan asam dan basa serta kadar sampel, teori dasar tentang titrasi asam-basa dan indikator, prosedur kerja meliputi standarisasi larutan dan penetapan kadar sampel, serta pembahasan hasil percobaan untuk menghitung konsentrasi larutan HCl dan NaOH yang distandarisasi.
Semoga salah satu contoh laporan titrasi berikut ini dapat membantu anda dalam melakukan percobaan titrasi. Dalam hal ini, kami melakukan titrasi pada cuka makan untuk menentukan kadar cuka makan yang sedang kami uji.
semoga dokumen ini berguna bagi anda. :)
please leave your thumb ^^
Semoga salah satu contoh laporan titrasi berikut ini dapat membantu anda dalam melakukan percobaan titrasi. Dalam hal ini, kami melakukan titrasi pada cuka makan untuk menentukan kadar cuka makan yang sedang kami uji.
semoga dokumen ini berguna bagi anda. :)
please leave your thumb ^^
Titrasi asam basa untuk menentukan konsentrasi larutan NaOH dan HCl. Larutan NaOH dititrasi dengan asam oksalat dan HCl menggunakan indikator fenolftalein dan ekstrak kunyit, mencatat volume NaOH yang diperlukan. Data diolah menggunakan rumus stoikiometri untuk menghitung konsentrasi larutan, didapat rata-rata konsentrasi NaOH 0,016 M dan HCl 0,00178 M.
Laporan praktikum kimia ini membahas tentang titrasi asam dan basa untuk menentukan konsentrasi asam asetat (CH3COOH) pada cuka makanan. Dilakukan titrasi larutan cuka yang diencerkan dengan larutan NaOH 0,1 M sambil menggunakan indikator fenolftalein hingga terjadi perubahan warna. Volume NaOH yang dibutuhkan untuk titrasi dicatat dalam 3 kali percobaan.
1. http://www.scientia-quantist.blogspot.com/
TITRASI ASAM-BASA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
Disusun untuk melengkapi
Praktikum Kimia Semester II
Disusun oleh:
Antonius Geralldy XI IPA I/04
Ehowu Hia XI IPA I/09
Feren Jessica R. XI IPA I/12
Jessica XI IPA I/18
Jessica Nathania XI IPA I/19
SMA STRADA ST. THOMAS AQUINO
TANGERANG
2012
2. http://www.scientia-quantist.blogspot.com/
A. Judul : Titrasi Asam-Basa
B. Tujuan : Menentukan Kemolaran HCl dengan larutan standar NaOH 0,1 M
C. Dasar Teori :
Titrasi adalah pengukuran suatu larutan dari suatu reaktan yang dibutuhkan
untuk bereaksi sempurna dengan sejumlah reaktan tertentu lainnya. Titrasi asam basa
adalah reaksi penetralan. Jika larutan bakunya asam, disebut asidimetri. Sedangkan jika
larutan bakunya adalah basa, disebut alkalimetri. Titrasi bertujuan untuk menentukan
banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis
bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis atau ingin diketahui kadar atau
konsentrasinya. Larutan ini disebut sebagai titran, biasanya diletakkan di dalam labu
Erlenmeyer. Sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya (disebut titrat/titer). Baik
titrat atau titran biasanya berupa larutan.
Jenis-jenis titrasi asam basa:
Asam kuat dengan Basa kuat
pH campuran = 7 (netral)
Contoh: HCl + NaOH
Asam kuat dengan basa lemah
pH campuran <7
Contoh: HCl + NH4OH
3. http://www.scientia-quantist.blogspot.com/
Asam lemah dengan basa kuat
pH campuran >7 (8 sampai 9)
Contoh: CH3COOH + NaOH
Asam kuat dengan garam dari asam lemah
Contoh: HCl + NH4BO2
Basa kuat dengan garam dari basa lemah.
Contoh: NaOH + CH3COONH4
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant.
Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Titrant
ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara
stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai dengan
berubahnya warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai titik ekuivalen, yaitu titik
dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah basa
yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan : [H+] = [OH-].
Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna
indikator disebut sebagai titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi ini mendekati titik
ekuivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewati titik ekuivalen. Oleh karena itu, titik
akhir titrasi sering disebut juga sebagai titik ekuivalen.
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa:
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan,
kemudian membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi.
Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah titik ekuivalen.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan dua hingga tiga tetes
(sedikit mungkin) pada titran sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah
warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi dihentikan. Indikator yang
dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi
oleh pH.
Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalen asam akan sama dengan mol-
ekuivalen basa, maka hal ini dapat ditulis sebagai berikut:
Mol ekuivalen asam = mol ekuivalen basa
4. http://www.scientia-quantist.blogspot.com/
Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara normalitas (N) dengan
volume, maka rumus diatas dapat ditulis sebagai berikut:
N asam x V asam = N asam x V basa
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion
H+ pada asam atau jumlah ion OH- pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:
(n x M asam) x V asam = (n x M basa) x V basa
Keterangan :
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = Jumlah ion H +
(pada asam) atau OH-
(pada basa)
D. Alat dan Bahan :
No. Alat dan Bahan Ukuran dan Satuan Jumlah
1 Buret 50 mL 1 buah
2 Statif - -
3 Klem - -
4 Corong - 1 buah
5 Gelas Ukur 50 mL 1 buah
6 Pipet - -
7 Gelas Beker 200 mL 1 buah
8 Labu Erlen Meyer - 3 buah
9 Larutan NaOH 0,1 M -
10 Larutan HCl xM - -
11 Indikator Fenolftalein - -
E. Langkah Kerja :
Memasukkan 20 mL larutan HCl ke dalam gelas ukur
Menuangkan larutan HCl dari gelas ukur ke dalam labu erlen meyer
Meneteskan indikator Fenolftalein sebanyak 6 tetes ke dalam labu erlen meyer
yang sudah terisi larutan HCl
Mengulang langkah sebelumnya pada labu erlen meyer ke 2 dan ke 3
Mengisi buret dengan larutan NaOH 0,1 M hingga garis 0 mL
5. http://www.scientia-quantist.blogspot.com/
F. Hasil Pengamatan :
No. Volum Larutan HCl yang digunakan Volum larutan NaOH yang digunakan
1 20 mL 35,5 mL
2 20 mL 34,5 mL
3 20 mL 32,2 mL
Pertanyaan
1. Tentukan volum rata-rata larutan NaOH yang digunakan
2. Tentukan jumlah mol NaOH yang digunakan.
3. Tentukan jumlah mol HCl berdasarkan perbandingan koefisien reaksi.
NaOH (aq) + HCl (aq) NaCl (aq) + H2O(l)
Karena koefisien HCl sama dengan NaOH, maka mol HCl yang bereaksi sama dengan
mol NaOH yang bereaksi, yaitu 0,0034 mol.
4. Tentukan kemolaran larutan HCl tersebut.
G. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kami akan membahas tentang titrasi asam-basa. Dalam
percobaan kami, 20 mL larutan HCl yang belum di ketahui kemolarannya akan dititrasi
dengan larutan NaOH 0,1 M, agar dapat diketahui kemolaran HCl. Disini, larutan HCl berlaku
sebagai titran, dan NaOH sebagai titrat. Jenis titrasi ini adalah titrasi asam kuat (HCl) dengan
basa kuat (NaOH). Percobaan ini menggunakan larutan standar basa (NaOH) sehingga dapat
dikatakan alkalimetri. Dalam menentukan titik ekuivalen, digunakan indikator asam basa
Fenolftalein (PP) sebanyak 6 tetes pada tiap larutan HCl yang ingin dititrasi.
Menetesi larutan HCl dalam labu erlen meyer dengan larutan standar NaOH. Penetesan
dilakukan secara hati-hati dan Erlenmeyer terus menerus diguncangkan.
Menghentikan penetesan saat terjadi perubahan warna yang tetap, yaitu menjadi merah muda.
Mengulang langkah mengisi buret dengan larutan NaOH sampai menghentikan penetesan
hingga diperoleh tiga data yang hampir sama
6. http://www.scientia-quantist.blogspot.com/
Larutan HCl sebelum dititrasi (warna bening)
Percobaan 1
Pada percobaan pertama ini, kami masih belum mengetahui sama sekali
kapan larutan HCl akan berubah warna setelah dicampur 6 tetes
fenolftalein serta ditetesi larutan NaOH 0,1 M. Setelah lama menetesi
larutan NaOH, mendekati angka 30 mL pada buret, warna kemerahan
mulai terlihat, namun masih sedikit tampak dan tiba-tiba menghilang.
Mendekati angka 34 mL warna merah muda sudah muncul, maka
tepatnya pada angka 35,5 mL pada buret, kami menghentikan tetesan
pada buret.
Percobaan 2
Pada percobaan kedua, kami sudah memiliki pemikiran bahwa sekitar 35
mL, warna akan berubah. Setelah mengamati tetesan, ternyata mendekati
33 mL pada buret, warna mulai berubah menjadi kemerahan. Maka kami
menghentikan tetesan tepatnya pada 34,5 mL ketika warna kemerahan
sudah merata.
Percobaan 3
Kami melanjutkan pada percobaan yang ketiga dengan panutan angka
yang lebih jelas dari hasil sebelumnya, yaitu bahwa warna akan berubah
ketika mendekati 34,5 mL pada buret. Setelah mengamati tetesan, warna
HCl pun berubah. Kali ini kami menghentikan tetesan pada 32,2 mL
setelah perubahan warna pada HCl sudah merata dan warna merah tidak
begitu mencolok.
Dari ketiga percobaan tersebut, kami mengamati ketiga hasil perubahan HCl. Ternyata hasilnya, ketiga
larutan memiliki warna yang berbeda. Padahal menurut panduan, tetesan NaOH 0,1 M dihentikan
ketika ada perubahan warna sedikit pada buret dan tidak boleh menunggu supaya HCl mengalami
perubahan warna yang jelas. Itu letak kesalahan kami. Selain itu, larutan HCl yang ditetesi NaOH 0,1
M bertambah gelap warnanya setelah dibiarkan beberapa lama dan apabila dikocok terus menerus.
7. http://www.scientia-quantist.blogspot.com/
Deret kiri ke kanan: Percobaan 1,2,3
Kami menghitung kemolaran rata-rata HCl dari hasil titrasi tersebut yaitu dengan langkah sebagai
berikut :
H. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, yaitu titrasi 20 mL larutan HCl dengan 34
mL larutan NaOH 0,1 M, didapatkan kemolaran HCl adalah 0,17 M.
8. http://www.scientia-quantist.blogspot.com/
I. Daftar Pustaka
Anisa, Dewi. 2009. Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam-Basa.
http://iniakudewi.blogspot.com/2009/11/laporan-praktikum-kimia-titrasi-asam.html.
diunduh 21 Maret 2012.
Pangganti, Esdi. 2011. Titrasi Asam-Basa.
www.esdikimia.wordpreaa.com/2011/06/17/titrasi-asam-basa/. diunduh 21 Maret 2012.
Purba, Michael. 2007. Kimia untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta: Erlangga.
Ratisah, Sri. 2009. Titrasi Asam-Basa.
www.kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Sri%20Ratisah%20054828/mate
ri.HTM. diunduh 21 Maret 2012.