際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
LAPORAN PROJECK
                      ELEKTRONIKA 1
        MODULO 10 DENGAN PENGAPLIKASIAN
             LAMPU LED & SEVEN SEGMENT




                      Disusun Oleh Kelompok 08 :


     Nama / Nim : Ahmad Syariffudin Syifa    11/320460/DPA/04153
     Nama / Nim : Eko Prastia                11/320389/DPA/04117
     Nama / Nim : Hastuti Sulistya Ningrum   11/320436/DPA/04075



LABORATORIUM D3 ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI
                SEKOLAH VOKASI
           UNIVERSITAS GADJAH MADA
                 YOGYAKARTA
                     2012
1. ALAT DAN BAHAN



  -   Cutter                             -       PCB              secukupnya

  -   Setrika                            -       Jack DC             1 pcs

  -   Baskom                             -       Lampu Led           4 pcs

  -   Bor                                -       Kabel (jumper)   secukupnya

  -   Solder                             -       Swicth              1 pcs

  -   Tang                               -       Resistor            5 pcs

  -   Atraktor                           -       7 Segment           1 pcs

  -   Adaptor                            -       IC 7437             2 pcs

  -   Tenol/Timah                        -       IC 7447             1 pcs

  -   FeCl                               -       IC 7400             1 pcs

  -   Skematik siap cetak (pada kertas glossi)



2. CARA KERJA


         Pencacah atau penghitung (counter) merupakan piranti yang penting fungsinya
  dalam suatu sistem rangkaian digital. Suatu pencacah akan menghitung jumlah daur
  yang dilewati oleh pulsa clock pemicunya. Rangkaian ini tersusun dari beberapa buah
  JKFF yang terpicu pada pinggiran positif atau negatif, dengan fungsi-fungsi set dan
  clear-nya.




                                      Gambar 2.1 JKFF
Pencacah 4 bit disusun dari 4 buah JKFF dengan keluaran dari setiap FF akan
memicu FF yang ada di belakangnya. Suatu sinyal clock memicu FF A pada saat
pulsa itu tiba. Selanjutnya keluaran FF A akan memicu FF B, dengan keluaran FF B
memicu FF C, yang pada akhirnya keluaran FF C akan memicu FF D.


Cara kerja dari rangkaian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Misalkan pada keadaan awal semua FF telah direset, sehingga setiap FF
   mempunyai keluaran nol. Jadi sebelum datang pulsa clock pertama diperoleh
   DCBA = 0000.

2. Ketika pulsa clock pertama tiba (clock=1), maka FF A akan dipicu sehingga
   diperoleh A=1, sedangkan FF lainnya belum bekerja dan tetap pada keadaan
   awalnya. Untuk daur yang pertama diperoleh keluaran DCBA = 0001.

3. Ketika pulsa clock kedua tiba, maka FF A kembali dipicu sehingga keluarannya
   berubah dari menjadi rendah (A=0). Perubahan keadaan pada A merupakan
   picuan pada FF B, sehingga menghasilkan B=1. sedangkan FF C dan D tetap pada
   keadaan awalnya. Untuk daur ini diperoleh DCBA = 0010.

4. Ketika pulsa clock ketiga tiba, maka FF A akan dipicu kembali sehingga keluaran
   A menjadi tinggi. Sedangkan FF lainnya tetap berada pada keadaan terakhirnya.
   Dengan demikian pada daur ini diperoleh DCBA = 0011.

5. Untuk pulsa clock keempat, FF A terpicu sehingga keluaran untuk FF ini menjadi
    rendah. Perubahan keluaran FF A ini merupakan picuan untuk FF B sehingga
    keluaran FF B berayun menjadi rendah (B=0). Perubahan keluaran FF B ini akan
    memicu FF C sehingga keluaran dari FF C yang semula rendah menjadi tinggi
    (C=1). Karena FF D belum terpicu, maka keluaran pada daur ini DCBA = 0100.
    Demikian untuk seterusnya didapatkan bahwa FF A akan selalu terpicu oleh pulsa
    clock, sedangkan FF B terpicu oleh keluaran FF A. FF C terpicu keluaran FF B,
    dan FF D akan terpicu oleh keluaran FF C. Secara singkat dikatakan bahwa setiap
    keluaran dari masing-masing FF akan memicu FF lain yang ada dibelakangnya.
Gambar 2.2 Gelombang FF
       Outputan dari flip flop pencacah tak sinkron modulo 10 ini ditampilkan pada 4
buah lampu LED sebagai output DCBA dari FF dan7 segment display dengan counter
up atau mulai menghitung maju dari 0 sampai 9 kemudian dia akan kembali ke
keadaan 0.
       Seven segment ialah input biner pada switch dikonversikan masuk ke dalam
decoder, baru kemudian decoder mengkonversi bilangan biner tersebut menjadi
desimal, yang nantinya akan ditampilkan pada 7segment. 7 segment display tersusun
atas 7 bagian yang setiap bagiannya merupakan LED (Light Emitting Diode) yang
dapat menyala. Salah satu cara untuk menghasilkan sinyal-sinyal pengendali dari
suatu 7 segment display yaitu dengan menggunakan sebuah decoder yang sesuai
fungsinya yaitu IC 7447 (untuk seven segment common-annode). 7 segment decoder
membutuhkan 4 input sebagai angka berbasis heksadesimal yang dinyatakan dalam
bahasa mesin (bilangan berbasis biner) kemudian sinyal-sinyal masukan tersebut akan
diterjemahkan decoder ke dalam sinyal -sinyal pengendali 7 segment display. 4
inputan ini berasal dari mod10 yaitu input ABCD. Sinyal-sinyal pengendali berisi 7
sinyal yang setiap sinyalnya mengatur aktif-tidaknya setiap LED. Maka outputan dari
FF seperti di atas masuk ke 4 inputan decoder seperti di bawah, dan selanjutnya
hingga display menyala.




                           Gambar 2.3 Decoder dan 7 segment
3. RANGKAIAN ELEKTRONIK




                  Gambar 3.1 Rangkaian Digital




4. DESAIN PCB




                Gamabar 4.1 Desain Board Pada PCB
5. HASIL




                                     Gambar 5.1 Alat

          Setelah dilakukannya pembuktian maka, pada 7 segment keluar angka 0-9
  namun outputan ini keluar secara acak atau mengalami bounching. Seharusnya dari
  alat ini memiliki data hasil dan outputan yang sebagai berikut :


  Clock    qD    qC     qB     qA      a     b     c      d     e    F   g   output

            0     0      0      0      0     0     0      0     0    0   1

            0     0      0      1      1     0     0      1     1    1   1

            0     0      1      0      0     0     1      0     0    1   0

            0     0      1      1      0     0     0      0     1    1   0

            0     1      0      0      1     0     0      1     1    0   0

            0     1      0      1      0     1     0      0     1    0   0

            0     1      1      0      0     1     0      0     0    0   0

            0     1      1      1      0     0     0      1     1    1   1

            1     0      0      0      0     0     0      0     0    0   0
            1     0      0      1      0     0     0      0     1    0   0

            0     0      0      0      0     0     0      0     0    0   1
Hal ini dikarenakan clock yang digunakan, yang menyebabkan bounching.
 Dimana dalam satu kali clock ia masih meninggalkan gelombang pulsa untuk
 dilanjutkan pada clock berikutnya. Sehingga angka yang keluar pada 7 segment
 menjadi acak atau melompat-lompat.




                            Gambar 5.2 Ilustrasi Bouncing

6. PEMBAHASAN

         Pencacah atau counter merupakan rangkaian logika sekuensial yang berfungsi
  mencacah atau menghitung jumlah pulsa clock yang masuk. Pencacah dibangun dari
  beberapa flip-flop. Sebuah flip-flop mempunyai keadaan 0 (rest) dan keadaan 1 (set),
  sehingga sederetan n buah flip-flop mempunyai 2n keadaan yang berbeda. Di dalam
  penggunaannya sebagai pencacah pulsa, setiap satu keadaan dari 2n keadaan,
  digunakan untuk menyatakan jumlah pulsa yang masuk pencacah. Dengan demikian
  hubungan antara flip-flop yang satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga
  keadaannya akan berubah secara berurutan setiap kali ada pulsa masuk.
         Pencacah terdiri dari asynchronous counter (pencacah tak sinkron) dan
  synchronous counter (pencacah sinkron). Disini kami menggunakan pencacah tak
  sinkron, ini dikarenakan Operasi pada pencacah tak sinkron dapat dimodifikasi
  sedemikian rupa sehingga flip-flop dapat didetaki secara serempak oleh pulsa-pulsa
  masukan. Operasi ini dikenal sebagai mode sinkron yang mengurangi waktu tunda
  propogasi pada pencacah sehingga meningkatkan frekuensi operasinya. Frekuensi
  maksimum dari pulsa masukan dibatasi tunda propogasi pada pencacah di setiap flip-
  flop seperti di setiap pengendali sistem.
Untuk pencacah modulo 10, maka pencacah ini dapat disusun dengan
memodifikasi pencacah modulo 16. Caranya dengan mereset semua FF pada urutan
cacahan yang kesepuluh. Artinya pada urutan cacahan yang kesepuluh, semua FF
akan direset sehingga diperoleh DCBA = 0000. Maka angka yang akan muncul
menghitung dari 0 sampai 9. Pada hitungan 10 (1010), counter kembali reset menjadi
0 (0000). Agar Qd dan Qb bersama-sama mencapai nilai 0,maka harus di-NANkan,
dan hasilnya diberikan kepada input Clear dari seluruh Flip-Flop.




                                Gambar 2.2 Gelombang FF


Qa = 遜 frekuensi sinyal clock
Qb = 遜 frekuensi Qa = 村 frekuensi sinyal clock
Qc = 遜 frekuensi Qb = 1/8 frekuensi sinyal clock
Qd = 遜 frekuensi Qc = 1/16 frekuensi sinyal clock

       Dalam elektronika digital seringkali diperlukan penyimpanan data sementara
sebelum data diolah lebih lanjut. Elemen penyimpanan dasar ialah flip-flop. Setiap
flip-flop menyimpan sebuah bit data, sehingga untuk menyimpan n-bit data
diperlukan n-buah flip-flop yang disusun sedemikian rupa dalam bentuk register.
Pencacah asinkron mempunyai sifat kerja saling menunggu,maka akan terjadi
penundaan antara respon dari tiap-tiap Flip-flop. Pada Flip-flop modern penundaan ini
sangat kecil (10-40 ns), tapi dalam beberapa hal penundaan ini dapat menyulitkan
karena cara bekerjanya. Jenis pencacah ini juga umum dikenal sebagai ripple counter.
Nah inilah yang mengakibatkan keluaran dari inputan itu menjadi acak atau
melompat-lompat dari angka yang seharusnya muncul.
       Outputan dari flip flop pencacah tak sinkron modulo 10 ini ditampilkan pada 4
buah lampu LED sebagai output DCBA dari FF dan7 segment display dengan counter
up atau mulai menghitung maju dari 0 sampai 9 kemudian dia akan kembali ke
keadaan 0. Seven segment ialah input biner pada switch dikonversikan masuk ke
dalam decoder, baru kemudian decoder mengkonversi bilangan biner tersebut menjadi
desimal, yang nantinya akan ditampilkan pada 7segment. 7 segment display tersusun
atas 7 bagian yang setiap bagiannya merupakan LED (Light Emitting Diode) yang
dapat menyala. Jika 7 bagian diode ini dinyalakan dengan aturan yang sedemikian
rupa, maka ketujuh bagian tersebut dapat menampilkan sebuah angka heksadesimal. 7
segment display membutuhkan 7 sinyal input untuk mengendalikan setiap diode di
dalamnya.
       Setiap   diode     dapat   membutuhkan     input   HIGH   atau   LOW    untuk
mengaktifkannya, tergantung dari jenis seven-segmen display tersebut. Pada alat ini 7
segment yang digunakan yaitu yang bertipe common-annode, yang membutuhkan
input LOW untuk mengaktifkan setiap diodenya, semua common-annode dalam 7
segment diparallel dan semua itu dihubungkan ke VCC dan kemudian led
dihubungkan melalui tahanan pembatas arus keluar dari penggerak led, menggunakan
resistor supaya tegangan yang masuk ke seven segment common-annode terlebih
dahulu ditahan oleh resistor sehingga common-annode tersebut tidak cepat rusak.
Karena dihubungkan ke VCC , maka common-annode ini berada pada kondisi aktif
low, (led akan menyala/aktif bila diberi logika 0).
       Salah satu cara untuk menghasilkan sinyal-sinyal pengendali dari suatu 7
segment display yaitu dengan menggunakan sebuah decoder yang sesuai fungsinya
yaitu IC 7447 (untuk seven segment common-annode). 7 segment decoder
membutuhkan 4 input sebagai angka berbasis heksadesimal yang dinyatakan dalam
bahasa mesin (bilangan berbasis biner) kemudian sinyal-sinyal masukan tersebut akan
diterjemahkan decoder ke dalam sinyal -sinyal pengendali 7 segment display. 4
inputan ini berasal dari mod10 yaitu input ABCD. Sinyal-sinyal pengendali berisi 7
sinyal yang setiap sinyalnya mengatur aktif-tidaknya setiap LED. Maka outputan dari
FF seperti di atas masuk ke 4 inputan decoder seperti di bawah, dan selanjutnya
hingga display menyala.
7. KESIMPULAN

  1. Counter up adalah rangkaian yang tersusun dari beberapa FF dan berfungsi untuk
       pengkonfersidar biner ke desimal (dari output lampu ke7-segment ), outputnya
       dari 0-9. Untuk pencacah tak sinkron modulo 10, digunakan 4 buah JK Flip Flop.


  2. Input clock pada masing - masing flip - flop pada rangkaian pencacah tak sinkron
       tidak sama dengan pencacah sinkron. Flip - flop pertama terhubung dengan clock
       dari luar, lalu flip - flop yang lain terhubung dengan output dari flip - flop yang
       terintegrasi satu dengan lainnya.


  3. Perubahan bit terjadi pada saat clock pada posisi efektif, yaitu pada saat clock sisi
       turun (1 ke 0).


  4.   Bounching dimana dalam satu kali clock ia masih meninggalkan gelombang pulsa
       untuk dilanjutkan pada clock berikutnya. Sehingga angka yang keluar pada 7
       segment menjadi acak atau melompat-lompat.


  5. Modulo 10 ini dapat diaplikasikan menjadi traffic light sederhana, yang
       disambungkan dengan ic 555 sebagai timer. Jadi timer ini digunakan untuk
       pemberian pulsa clock secara otomatis.


  6.   Seven segment ialah input biner pada switch dikonversikan masuk ke dalam
       decoder, baru kemudian decoder mengkonversi bilangan biner tersebut menjadi
       desimal, yang nantinya akan ditampilkan pada 7segment.
Lampiran Pembagian Tugas :


1. Nama / Nim     : Ahmad Syariffudin Syifa    11/320460/DPA/04153
   -   Merencanakan alat
   -   Membuat skematik
   -   Merakit alat


2. Nama / Nim     : Eko Prastia                11/320389/DPA/04117
   -   Merakit alat
   -   Membuat Lapotan dalam format PPT


3. Nama / Nim     : Hastuti Sulistya Ningrum   11/320436/DPA/04075
   -   Membuat Desain PCB
   -   Merakit alat
   -   Membuat laporan dalam format dokumen

More Related Content

Laporan projeck ELEKTRONIKA 1

  • 1. LAPORAN PROJECK ELEKTRONIKA 1 MODULO 10 DENGAN PENGAPLIKASIAN LAMPU LED & SEVEN SEGMENT Disusun Oleh Kelompok 08 : Nama / Nim : Ahmad Syariffudin Syifa 11/320460/DPA/04153 Nama / Nim : Eko Prastia 11/320389/DPA/04117 Nama / Nim : Hastuti Sulistya Ningrum 11/320436/DPA/04075 LABORATORIUM D3 ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012
  • 2. 1. ALAT DAN BAHAN - Cutter - PCB secukupnya - Setrika - Jack DC 1 pcs - Baskom - Lampu Led 4 pcs - Bor - Kabel (jumper) secukupnya - Solder - Swicth 1 pcs - Tang - Resistor 5 pcs - Atraktor - 7 Segment 1 pcs - Adaptor - IC 7437 2 pcs - Tenol/Timah - IC 7447 1 pcs - FeCl - IC 7400 1 pcs - Skematik siap cetak (pada kertas glossi) 2. CARA KERJA Pencacah atau penghitung (counter) merupakan piranti yang penting fungsinya dalam suatu sistem rangkaian digital. Suatu pencacah akan menghitung jumlah daur yang dilewati oleh pulsa clock pemicunya. Rangkaian ini tersusun dari beberapa buah JKFF yang terpicu pada pinggiran positif atau negatif, dengan fungsi-fungsi set dan clear-nya. Gambar 2.1 JKFF
  • 3. Pencacah 4 bit disusun dari 4 buah JKFF dengan keluaran dari setiap FF akan memicu FF yang ada di belakangnya. Suatu sinyal clock memicu FF A pada saat pulsa itu tiba. Selanjutnya keluaran FF A akan memicu FF B, dengan keluaran FF B memicu FF C, yang pada akhirnya keluaran FF C akan memicu FF D. Cara kerja dari rangkaian ini dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Misalkan pada keadaan awal semua FF telah direset, sehingga setiap FF mempunyai keluaran nol. Jadi sebelum datang pulsa clock pertama diperoleh DCBA = 0000. 2. Ketika pulsa clock pertama tiba (clock=1), maka FF A akan dipicu sehingga diperoleh A=1, sedangkan FF lainnya belum bekerja dan tetap pada keadaan awalnya. Untuk daur yang pertama diperoleh keluaran DCBA = 0001. 3. Ketika pulsa clock kedua tiba, maka FF A kembali dipicu sehingga keluarannya berubah dari menjadi rendah (A=0). Perubahan keadaan pada A merupakan picuan pada FF B, sehingga menghasilkan B=1. sedangkan FF C dan D tetap pada keadaan awalnya. Untuk daur ini diperoleh DCBA = 0010. 4. Ketika pulsa clock ketiga tiba, maka FF A akan dipicu kembali sehingga keluaran A menjadi tinggi. Sedangkan FF lainnya tetap berada pada keadaan terakhirnya. Dengan demikian pada daur ini diperoleh DCBA = 0011. 5. Untuk pulsa clock keempat, FF A terpicu sehingga keluaran untuk FF ini menjadi rendah. Perubahan keluaran FF A ini merupakan picuan untuk FF B sehingga keluaran FF B berayun menjadi rendah (B=0). Perubahan keluaran FF B ini akan memicu FF C sehingga keluaran dari FF C yang semula rendah menjadi tinggi (C=1). Karena FF D belum terpicu, maka keluaran pada daur ini DCBA = 0100. Demikian untuk seterusnya didapatkan bahwa FF A akan selalu terpicu oleh pulsa clock, sedangkan FF B terpicu oleh keluaran FF A. FF C terpicu keluaran FF B, dan FF D akan terpicu oleh keluaran FF C. Secara singkat dikatakan bahwa setiap keluaran dari masing-masing FF akan memicu FF lain yang ada dibelakangnya.
  • 4. Gambar 2.2 Gelombang FF Outputan dari flip flop pencacah tak sinkron modulo 10 ini ditampilkan pada 4 buah lampu LED sebagai output DCBA dari FF dan7 segment display dengan counter up atau mulai menghitung maju dari 0 sampai 9 kemudian dia akan kembali ke keadaan 0. Seven segment ialah input biner pada switch dikonversikan masuk ke dalam decoder, baru kemudian decoder mengkonversi bilangan biner tersebut menjadi desimal, yang nantinya akan ditampilkan pada 7segment. 7 segment display tersusun atas 7 bagian yang setiap bagiannya merupakan LED (Light Emitting Diode) yang dapat menyala. Salah satu cara untuk menghasilkan sinyal-sinyal pengendali dari suatu 7 segment display yaitu dengan menggunakan sebuah decoder yang sesuai fungsinya yaitu IC 7447 (untuk seven segment common-annode). 7 segment decoder membutuhkan 4 input sebagai angka berbasis heksadesimal yang dinyatakan dalam bahasa mesin (bilangan berbasis biner) kemudian sinyal-sinyal masukan tersebut akan diterjemahkan decoder ke dalam sinyal -sinyal pengendali 7 segment display. 4 inputan ini berasal dari mod10 yaitu input ABCD. Sinyal-sinyal pengendali berisi 7 sinyal yang setiap sinyalnya mengatur aktif-tidaknya setiap LED. Maka outputan dari FF seperti di atas masuk ke 4 inputan decoder seperti di bawah, dan selanjutnya hingga display menyala. Gambar 2.3 Decoder dan 7 segment
  • 5. 3. RANGKAIAN ELEKTRONIK Gambar 3.1 Rangkaian Digital 4. DESAIN PCB Gamabar 4.1 Desain Board Pada PCB
  • 6. 5. HASIL Gambar 5.1 Alat Setelah dilakukannya pembuktian maka, pada 7 segment keluar angka 0-9 namun outputan ini keluar secara acak atau mengalami bounching. Seharusnya dari alat ini memiliki data hasil dan outputan yang sebagai berikut : Clock qD qC qB qA a b c d e F g output 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
  • 7. Hal ini dikarenakan clock yang digunakan, yang menyebabkan bounching. Dimana dalam satu kali clock ia masih meninggalkan gelombang pulsa untuk dilanjutkan pada clock berikutnya. Sehingga angka yang keluar pada 7 segment menjadi acak atau melompat-lompat. Gambar 5.2 Ilustrasi Bouncing 6. PEMBAHASAN Pencacah atau counter merupakan rangkaian logika sekuensial yang berfungsi mencacah atau menghitung jumlah pulsa clock yang masuk. Pencacah dibangun dari beberapa flip-flop. Sebuah flip-flop mempunyai keadaan 0 (rest) dan keadaan 1 (set), sehingga sederetan n buah flip-flop mempunyai 2n keadaan yang berbeda. Di dalam penggunaannya sebagai pencacah pulsa, setiap satu keadaan dari 2n keadaan, digunakan untuk menyatakan jumlah pulsa yang masuk pencacah. Dengan demikian hubungan antara flip-flop yang satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga keadaannya akan berubah secara berurutan setiap kali ada pulsa masuk. Pencacah terdiri dari asynchronous counter (pencacah tak sinkron) dan synchronous counter (pencacah sinkron). Disini kami menggunakan pencacah tak sinkron, ini dikarenakan Operasi pada pencacah tak sinkron dapat dimodifikasi sedemikian rupa sehingga flip-flop dapat didetaki secara serempak oleh pulsa-pulsa masukan. Operasi ini dikenal sebagai mode sinkron yang mengurangi waktu tunda propogasi pada pencacah sehingga meningkatkan frekuensi operasinya. Frekuensi maksimum dari pulsa masukan dibatasi tunda propogasi pada pencacah di setiap flip- flop seperti di setiap pengendali sistem.
  • 8. Untuk pencacah modulo 10, maka pencacah ini dapat disusun dengan memodifikasi pencacah modulo 16. Caranya dengan mereset semua FF pada urutan cacahan yang kesepuluh. Artinya pada urutan cacahan yang kesepuluh, semua FF akan direset sehingga diperoleh DCBA = 0000. Maka angka yang akan muncul menghitung dari 0 sampai 9. Pada hitungan 10 (1010), counter kembali reset menjadi 0 (0000). Agar Qd dan Qb bersama-sama mencapai nilai 0,maka harus di-NANkan, dan hasilnya diberikan kepada input Clear dari seluruh Flip-Flop. Gambar 2.2 Gelombang FF Qa = 遜 frekuensi sinyal clock Qb = 遜 frekuensi Qa = 村 frekuensi sinyal clock Qc = 遜 frekuensi Qb = 1/8 frekuensi sinyal clock Qd = 遜 frekuensi Qc = 1/16 frekuensi sinyal clock Dalam elektronika digital seringkali diperlukan penyimpanan data sementara sebelum data diolah lebih lanjut. Elemen penyimpanan dasar ialah flip-flop. Setiap flip-flop menyimpan sebuah bit data, sehingga untuk menyimpan n-bit data diperlukan n-buah flip-flop yang disusun sedemikian rupa dalam bentuk register. Pencacah asinkron mempunyai sifat kerja saling menunggu,maka akan terjadi penundaan antara respon dari tiap-tiap Flip-flop. Pada Flip-flop modern penundaan ini sangat kecil (10-40 ns), tapi dalam beberapa hal penundaan ini dapat menyulitkan karena cara bekerjanya. Jenis pencacah ini juga umum dikenal sebagai ripple counter. Nah inilah yang mengakibatkan keluaran dari inputan itu menjadi acak atau melompat-lompat dari angka yang seharusnya muncul. Outputan dari flip flop pencacah tak sinkron modulo 10 ini ditampilkan pada 4 buah lampu LED sebagai output DCBA dari FF dan7 segment display dengan counter
  • 9. up atau mulai menghitung maju dari 0 sampai 9 kemudian dia akan kembali ke keadaan 0. Seven segment ialah input biner pada switch dikonversikan masuk ke dalam decoder, baru kemudian decoder mengkonversi bilangan biner tersebut menjadi desimal, yang nantinya akan ditampilkan pada 7segment. 7 segment display tersusun atas 7 bagian yang setiap bagiannya merupakan LED (Light Emitting Diode) yang dapat menyala. Jika 7 bagian diode ini dinyalakan dengan aturan yang sedemikian rupa, maka ketujuh bagian tersebut dapat menampilkan sebuah angka heksadesimal. 7 segment display membutuhkan 7 sinyal input untuk mengendalikan setiap diode di dalamnya. Setiap diode dapat membutuhkan input HIGH atau LOW untuk mengaktifkannya, tergantung dari jenis seven-segmen display tersebut. Pada alat ini 7 segment yang digunakan yaitu yang bertipe common-annode, yang membutuhkan input LOW untuk mengaktifkan setiap diodenya, semua common-annode dalam 7 segment diparallel dan semua itu dihubungkan ke VCC dan kemudian led dihubungkan melalui tahanan pembatas arus keluar dari penggerak led, menggunakan resistor supaya tegangan yang masuk ke seven segment common-annode terlebih dahulu ditahan oleh resistor sehingga common-annode tersebut tidak cepat rusak. Karena dihubungkan ke VCC , maka common-annode ini berada pada kondisi aktif low, (led akan menyala/aktif bila diberi logika 0). Salah satu cara untuk menghasilkan sinyal-sinyal pengendali dari suatu 7 segment display yaitu dengan menggunakan sebuah decoder yang sesuai fungsinya yaitu IC 7447 (untuk seven segment common-annode). 7 segment decoder membutuhkan 4 input sebagai angka berbasis heksadesimal yang dinyatakan dalam bahasa mesin (bilangan berbasis biner) kemudian sinyal-sinyal masukan tersebut akan diterjemahkan decoder ke dalam sinyal -sinyal pengendali 7 segment display. 4 inputan ini berasal dari mod10 yaitu input ABCD. Sinyal-sinyal pengendali berisi 7 sinyal yang setiap sinyalnya mengatur aktif-tidaknya setiap LED. Maka outputan dari FF seperti di atas masuk ke 4 inputan decoder seperti di bawah, dan selanjutnya hingga display menyala.
  • 10. 7. KESIMPULAN 1. Counter up adalah rangkaian yang tersusun dari beberapa FF dan berfungsi untuk pengkonfersidar biner ke desimal (dari output lampu ke7-segment ), outputnya dari 0-9. Untuk pencacah tak sinkron modulo 10, digunakan 4 buah JK Flip Flop. 2. Input clock pada masing - masing flip - flop pada rangkaian pencacah tak sinkron tidak sama dengan pencacah sinkron. Flip - flop pertama terhubung dengan clock dari luar, lalu flip - flop yang lain terhubung dengan output dari flip - flop yang terintegrasi satu dengan lainnya. 3. Perubahan bit terjadi pada saat clock pada posisi efektif, yaitu pada saat clock sisi turun (1 ke 0). 4. Bounching dimana dalam satu kali clock ia masih meninggalkan gelombang pulsa untuk dilanjutkan pada clock berikutnya. Sehingga angka yang keluar pada 7 segment menjadi acak atau melompat-lompat. 5. Modulo 10 ini dapat diaplikasikan menjadi traffic light sederhana, yang disambungkan dengan ic 555 sebagai timer. Jadi timer ini digunakan untuk pemberian pulsa clock secara otomatis. 6. Seven segment ialah input biner pada switch dikonversikan masuk ke dalam decoder, baru kemudian decoder mengkonversi bilangan biner tersebut menjadi desimal, yang nantinya akan ditampilkan pada 7segment.
  • 11. Lampiran Pembagian Tugas : 1. Nama / Nim : Ahmad Syariffudin Syifa 11/320460/DPA/04153 - Merencanakan alat - Membuat skematik - Merakit alat 2. Nama / Nim : Eko Prastia 11/320389/DPA/04117 - Merakit alat - Membuat Lapotan dalam format PPT 3. Nama / Nim : Hastuti Sulistya Ningrum 11/320436/DPA/04075 - Membuat Desain PCB - Merakit alat - Membuat laporan dalam format dokumen