1. LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
PERCOBAAN 5 PEMBUATAN METHIL BENZOAT
Kelas : B S1 FARMASI TRANSFER
Golongan 3: Kelompok 5
Dosen Pembimbing :
1. Sikni Retno K., S.Farm.,M.Sc., Apt.
2. Richa Yuswantina, S.Farm., Apt., M.Si
3. Nova Hasani F., S.Farm.,M.Sc., Apt.
Nama Kelompok:
1. Fajriannur (052191111)
2. Hafni Zuhroh (052191197)
3. Armiatin Damayanti (052191198)
4. Indah Mahendra Wardani (052191199)
Tanggal Praktikum : 4 Oktober 2019
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2019
2. 2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................1
DAFTAR ISI ........................................................................................................2
A. JUDUL PRAKTIKUM ...........................................................................3
B. TANGGAL PELAKSANAAN ................................................................3
C. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................4
D. ALAT DAN BAHAN ...............................................................................5
E. CARA KERJA..........................................................................................5
F. DATA DAN ANALISIS...........................................................................7
G. PEMBAHASAN .......................................................................................8
H. KESIMPULAN ......................................................................................13
I. DAFTAR PUSTAKA.............................................................................14
LAMPIRAN........................................................................................................15
3. 3
A. JUDUL PRAKTIKUM
PEMBUATAN ASETALDEHIDA
B. TANGGAL PELAKSANAAN
JUMAT, 4 OKTOBER 2019
C. TINJAUAN PUSTAKA
Aldehida dan keton adalah dua dari sekian banyak kelompok senyawa organik
yang mengandung gugus karbonil. Suatu keton mempunyai dua gugus alkil (aril) yang
terikat pada karbon karbonil, sedangkan aldehida mempunyai sekurangnya satu atom
hidrogen yang terikat pada karbon karbonilnya. Gugus lain dalam suatu aldehida (R
dalam rumus ini) dapat berupa alkil, aril, atau H. Aldehida dapat dibuat dari oksidasi
alkohol primer. Aldehid dapat dioksidasi lebih lanjut menjadi asam karboksilat. Keton
dapat dibuat melalui oksidasi alkohol sekunder dan tidak mudah dioksidasi lebih
lanjut. Aldehida dan keton mengalami reaksi umum bagi senyawa karbonil (Ralp
J.Fessenden, Joans S.Fessenden, 1982).
(1). Struktur Keton (2). Struktur Aldehida
(Ralp J.Fessenden, Joans S.Fessenden, 1982).
Asetaldehida merupakan senyawa aldehida yang banyak digunakan dalam
berbagai proses industri kimia. Pemurnian asetaldehida dilakukan dengan cara
destilasi, proses ini dikenal dengan nama German process. Modifikasi proses ini
dikembangkan oleh Chisso Process. Dalam proses ini suhu proses lebih rendah dan
tanpa menggunakan recycle asetilena. Proses ini menggunakan asam sulfat yang
merupakan komponen aktif dan korosif, sehingga ketahanan alat terhadap korosi
harus diperhatikan. Reaksi pembentukan asetaldehida dilakukan dengan proses
dehidrogenasi etanol fase uap. Dehidrogenasi merupakan proses pelepasan atom H
dari ikatan etanol (C2H5OH) dalam bentuk gas H2, sehingga didapat produk yang
lebih reaktif berupa asetaldehida dengan rumus molekul CH3CHO. (Husin, dan
Hasfita, 2006).
4. 4
Kalium dikromat adalah suatu senyawa yang mempunyai kegunaan luas bagi
kehidupan manusia. Contoh dari penggunaaan kalium dikromat yang umum dijumpai
yaitu pada industri penyamakan kulit, bahan celup untuk lukisan, hiasan pada
porselin, percetakan, photolithography, warna print, bahan untuk petasan, bahan
pembuatan korek api, penjernihan minyak kelapa, jalan, spon, dan untuk baterai serta
depolarisator pada sel kering.Kalium dikromat ini merupakan garam kalium tidak
stabil dalam bentuk bebas dan juga merupakan oksidator kuat, khususnya dalam
larutan asam (Ir.Hj.Siti Miskah, dkk, 2015).
Sifat-sifat kalium dikromat (Ir.Hj.Siti Miskah, dkk, 2015) :
Rumus : K2Cr2O7
Massa molar : 294.19
gr/mol Warna : oranye-
merah
Titik didih : ~500O
C
Titik leleh : 3970C
Kelarutan : 123 gr/lt pada 20O
C
Kegunaan kalium dikromat yaitu antara lain :
1. Larutan kalium dikromat yang diasamkan dengan asam sulfat encer
digunakan untuk :
a. Mengoksidasi alkohol sekunder menjadi keton
b. Mengoksidasi alkohol primer menjadi aldehid
c. Mengoksidasi alkohol primer menjadi asam karboksilat
2. Sebagai pengoksidasi dalam titrasi. Kalium dikromat sering kali digunakan untuk
menentukan konsentrasi ion besi (II) dalam larutan. Hal ini dilakukan sebagai
alternatif pergunaan larutan kalium permanganat.
(Ir.Hj.Siti Miskah, dkk, 2015).
5. 5
D. ALAT DAN BAHAN
NO ALAT BAHAN
1. Etanol Labu Destilasi 100 mL
2. Kalium Bikromat Lampu Spiritus
3. Asam Sulfat Pekat Pendingin Leibig 80 cm
4. NaOH Pipa Along
5. Perak Nitrat Labu Alas Bulat
6. Fenilhidrazin Erlenmeyer
7. Ammonium Sulfida Pipet Tetes
8. Amonia Tabung Reaksi
9. Cu Sulfat Beaker glass
10. Seignette Gelas Ukur
11. Formaldehida
12. Khloralhidrat
13. Aseton
14. Sublimat
E. CARA KERJA
Pembuatan Asetaldehida dari Etil Alkohol
Hubungkan
pendingindengan
labudestilasi
Masukkan7,5 gram
KaliumBikromat
Tambahkan
campuran 30 mL air
dan 5,5 mL Asam
SulfatPekat
Tambahkan10 mL
larutanetil alkohol
96 %
Reaksi akan
berjalandengan
sendirinya
Jikaperlulakukan
pemanasannyala
api kecil
Tampungdestilat
Lakukanpercobaan
reaksi berikutnya
6. 6
1. Reaksi reaksi terhadap Asetaldehid
a. Reduksi Larutan Perak Amoniakal
b. Reduksi ReagenFehling
Identifiaksi Fehling A+B
c. Pendamaran Oleh Alkali
d. Pembentukan Fenilhidrazin
Tambahkan larutan
NaOH agak berlebih
ke larutan perak
nitrat
Teteskan amoniak,
hingga endapan yang
terbentuk hilang
Ambil sebagian
destilat
Masukkan dalam
tabung reaksi yang
bersih
Tambahkan beberapa tetes
larutan Perak Amoniakal,kocok,
panaskan sampai suhu 700 C,
Amati !
Reagen Fehling A
Larutkan 69,3 gram Cu sulfat
dalam1 L air
Reagen FehlingB
Larutkan 346 gram
Seignette dan 100
gram NaOH
Tambahkan air
hingga 1 L
Larutandestilat di dalam
tabungreaksi
Tambahkanreagen
FehlingA+B sama banyak
Panaskan, amati !
Sebagianlarutan
destilat
dimasukkantabung
reaksi
Tambahkanlarutan
NaOH 10 %
Panaskan, amati !
(catat)
Pemanasan
diteruskan, amati !
(catat)
Masukkansebagian
larutandestilat ke
tabungreaksi
Tambahkansedikit
reagenfenilhidrazin
Amati !
7. 7
2. Reaksi-reaksi Terhadap Formaldehida
3. Reaksi-reaksi Terhadap Khloralhidrat
F. DATA DAN ANALISIS
Perhitungan
BJ Etanol : 0,789 gram/mL
BM Etanol : 46,07 gram/mol
Volume Etanol : 10 mL
BJ Asetaldehida : 0,788 gram/mL
BM Asetaldehida : 44,05 gram/mol
Volume Asetaldehid : 7,6 mL (didapatkan dari hasil destilasi)
1. Mol Etanol
Berat Etanol = BJ x Volume Etanol
= 0,789 gram/mL x 10 mL
= 7,89 gram
Mol Etanol = Berat
BM
=
7,89
46,07 gram/mol
= 0,171 mol
Mol etanol = Mol asetaldehid (0,171 mol)
2. Berat Asetaldehida
Berat Asetaldehida = Mol x BM Asetaldehida
= 0,171 mol x 44,05 gram/mol
= 7,532 gram
3. Volume Teoritis
Volume = Berat
BJ Asetaldehida
= 7,532 gram
0,788 gram/mL
= 9,558 mL
Kerjakan reaksi-reaksi 1 a,b,c,d
diatas terhadap Formaldehida
Gunakan larutan formaldehida
5%, amati !
Kerjakan reaksi-reaksi 1 a,b,c,d
diatas terhadap Khloralhidrat
Gunakan larutan Khloralhidrat
10%, amati !
8. 8
4. Rendemen
Rendemen = Volume Destilasi x 100 %
Volume Teoritis
=
7,6
9,548
100%
= 79,60 % v/v
G. PEMBAHASAN
Senyawa asetaldehida merupakan golongan aldehida yang memiliki sekurangnya satu
atom hidrogen yang terikat pada karbon karbonilnya. Prinsip percobaan ini adalah pembuatan
senyawa asetaldehid dari oksidasi parsial alkohol primer yaitu etanol dengan oksidator
K2Cr2O7 dan bantuan katalis asam yaitu H2SO4. Oleh karena itu, pada pembuatan asetaldehida
dilakukan destilasi dengan memasukkan 7,5 gram K2Cr2O7 yang berfungsi sebagai oksidator
ke dalam labu destilasi yang kemudian ditambahkan 30 mL air dan 5,5 mL larutan H2SO4
pekat setelah itu ditambahkan 10 mL larutan etil alkohol 96%, dan dilakukan proses destilasi
hingga diperoleh destilat yang diinginkan. Fungsi dari bahan K2Cr2O7 yakni sebagai oksidator
dan fungsi dari larutan H2SO4 pekat yaitu sebagai katalis asam. Penambahan etil etanol 96%
dilakukan guna terjadi oksidasi alkohol primer, untuk pencampuran etil etanol 96% dan
larutan H2SO4 (p) ini dilakukan melalui dinding labu destilasi agar tidak merusak campuran
karena reaksi dengan H2SO4 (p) bersifat eksoterm. Ketika larutan etil etanol 96% dimasukkan
ke dalam campuran yang telah berisi K2Cr2O7, air, dan larutan H2SO4 pekat, terjadi reaksi
yang menyebabkan dinding destilasi menjadi panas, hal ini yang dinamakan H2SO4 (p)
bersifat eksoterm. Setelah didapatkan destilat dengan menunggu proses destilasi selama
kurang lebih 60 menit, destilat di tampung di erlenmeyer yang kemudian di ukur untuk
dihitung rendemen yang diperoleh. Pada percobaan kali ini didapatkan rendemen destilasi
yang diperoleh yakni sebesar 79,60 % dengan volume destilat sebesar 7,6 mL. Hal ini tidak
sesuai dengan volume teoritis yakni sebesar 9,558 mL. Organoleptis dari destilat yang
dipeorleh yakni, berbentuk cairan, berwarna kuning, berbau aromatis seperti alkohol.
Destilat yang diperoleh selanjutnya diuji identifikasi dengan menggunakan beberapa
reagen seperti Perak amoniakal, fehling A+B, NaOH 10% dan Larutan fenilhidrazin. Selain
hasil destilat yang diuji juga dilakukan uji identifikasi oleh Formaldehida 5% dan Kloralhidrat
10% sebagai bagian dari golongan aldehida yakni senyawa yang memiliki gugus C-H-O.
Hasil destilat yang diperoleh dibagi ke dalam 5 tabung reaksi masing-masing di teteskan
sebanyak 10 tetes ke dalam tabung reaksi bersih yang telah di beri label nama identifikasi
9. 9
masing-masing per tabungnya. Pada tabung 1 diteteskan 10 tetes hasil destilat ke dalam
tabung tanpa dilakukan reaksi dengan larutan apapun. Hal ini bertujuan sebagai pembanding
atau disebut dengan larutan kontrol dan untuk membandingkan ketika tabung reaksi lain
direaksikan dengan larutan-larutan pereaksi. Pada tabung 1a, hasil destilat di teteskan dengan
larutan perak amoniakan membentuk larutan bening yang kemudian dipanaskan dan tidak
terjadi perubahan apapun. Uji ini disebut juga dengan uji tollens. Prinsip dari uji Tollens ini
adalah digunakan untuk membedakan senyawa aldehid dan keton dalam suatu sampel dengan
menambahkan reagen Tollens yaitu perak amoniakal dimana akan terjadi reaksi reduksi
oksidasi. Aldehid dioksidasi menjadi anion karboksilat, ion Ag+
dalam reagensia Tollens
direduksi menjadi logam Ag. Uji positf ditandai dengan terbentuknya cermin perak pada
dinding dalam tabung reaksi. Uji ini bertujuan untuk membedakan aldehid dan keton
berdasarkan sifat kemudahan oksidasi. Pada pembanding formaldehida atau formalin dan
Kloraldehida setelah ditambah pereaksi Tollens yang tak berwarna dan dipanaskan didapatkan
endapan cermin perak pada dinding tabung reaksi pada senyawa Kloralhidrat, sedangkan pada
senyawa Formaldehid terbentuk endapan hitam yang kemduian menjadi bening ketika
dipanaskan. Hal ini menunjukkan hasil yang positif pada uji Tollens. terhadap Kloralhidrat,
sedangkan negatif terhadap hasil destilat dan formaldehida. Bila suatu senyawa positif
terhadap reagen ini ditandai dengan terbentuknya endapan cermin perak pada dinding tabung
reaksi.
Berikut mekanisme reaksinya :
Aldehid dengan pereaksi tollens (oksidator lemah) dioksidasi menjadi asam
karboksilat,yang ditandai dengan terbentuknya endapan cermin perak.
R-CHO+2 Ag(NH3)2OH 2 Ag+R-COONH4+ +3NH3+H2O
Pada tabung 1b, hasil destilat di tetesi dengan pereaksi fehling A+B sebanyak 10 tetes
sama banyak ke dalam tabung reaksi dan didapatkan hasil biru bening dan dipanaskan
menjadi biru tua. Sedangkan pada formaldehida didapatkan hasil biru bening yang ketika
dipanaskan menjadi biru tua kehijauan. Pada kloralhidrat didapatkan hasil biru muda dan
ketika dipanaskan menjadi biru kehiauan tua. Pemanasan yang dilakukan hanya dengan
tabung reaksi dipanaskan diatas lampu spiritus secara langsung bukan pada penangas air
ataupun didalam beakerglass berisi air dan dipanaskan diatas lampu spiritus dengan kontrol
suhu 60-70o
C. Sehingga pembentukan hasil nya tidak sempurna, hal ini terjadi akibat
keterbatasan waktu yang ada. Prinsip dari uji fehling ini adalah membedakan gugus aldehid
10. 10
dan keton dalam suatu sampel dengan menambahkan reagen Fehling. Dalam reaksi ini terjadi
reaksi reduksi dan oksidasi. Aldehid dioksidasi membentuk asam karboksilat, sementara ion
Cu2+ akan tereduksi menjadi Cu+. Pereaksi Fehling merupakan kompleks ion Cu(II) tartrat
dalam larutan asam. Ion Cu(II) direduksi menjadi ion Cu2O (endapan berwarna merah bata).
Persamaan reaksinya seperti berikut :
CH3-CHO + 2CuO CH3-COOH + Cu2O
Biru merah bata
Hasil uji positif apabila dalam suatu sampel ditujukan jika terbentuk endapan merah
bata. Sedangkan hasil yang diperoleh tidak membentuk endapan merah bata dengan alasan
faktor pemanasan yang kurang sempurna. Hasil percobaan yang diperoleh tidak sesuai
dengan literatur karena seharusnya Kloralhidrat dan formaldehid merupakan gugus aldehid,
yakni memiliki gugus OH bebas sehingga ketika diuji dengan fehling seharusnya
membentuk endapan merah bata.
Pada tabung 1c, 2c, dan 3c hasil destilat, formaldehida 5% dan Kloralhidrat 10%
ditambahkan larutan NaOH 10% sebanyak 10 tetes pada masing-masing tabung dan
menghasilkan larutan bening pada tabung 1c yakni hasil destilat yang kemudian dipanaskan
tidak terjadi perubahan. Pada tabung 2c yakni formaldehida dihasilkan larutan bening
kemudian dipanaskan dan tidak terjadi perubahan apapun. Pada tabung 3c yakni
Kloralhidrat diahsilkan endapan putih yang dipanaskan menjadi larutan bening. Pada uji
terakhir yakni penambahan fenilhidrazin untuk tabung 1d, yakni hasil destilat menghasilkan
endapan kuning. Sedangkan pada 2d, yakni formaldehida menghasilkan endapan kuning
kecoklatan. Pada tabung 3d, yakni Kloraldehida menghasilkan cairan kuning tanpa endapan
yang terbentuk. Pada uji kali ini tidak dilakukan pemanasan. Semua senyawa aldehida dan keton
menghasilkan endapan dengan pereaksi fenilhidrazin. Reaksi ini umum digunakan untuk
mengetahui adanya gugusaldehid dan keton. Warna endapan yang terbentuk bervariasi mulai dari
kuning hingga merah.
11. 11
H. KESIMPULAN
Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan :
1. Pembuatan senyawa asetaldehid diperoleh dari oksidasi parsial alkohol primer yaitu
etanol dengan oksidator K2Cr2O7 dan bantuan katalis asam yaitu H2SO4, sehingga
menghasilkan hasil destilat sebanyak 7,6 mL dan rendemen sebesar 79,60%.
2. Dilakukan uji identifikasi senyawa aldehida yakni uji tollens atau perak amoniakal,
fehling A+B, Larutan NaOH 10%, dan Larutan Fenilhidrazin, dan didapatkan hasil
yang kurang memenuhi sesuai literatur.
12. 12
I. DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R J and Fessenden, JS. 1982. Kimia organik, diterjemahkan oleh
Pudjaatmakan, A.H, Edisi Ketiga, Jilid 1, 237-239, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Fessenden, R J and Fessenden, JS. 1982. Kimia organik, diterjemahkan oleh
Pudjaatmakan, A.H, Edisi Ketiga, Jilid 2, hal. 5-15, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Husin, Husin, dan Fikri. 2006. Studi Oksidasi Etanol Menjadi Asetaldehida
Menggunakan Katalis Molibdenum Oksida Berpenyangga Al3O3, TiO2, dan SiO2.
Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan, Vol. 5, No. 1, hal. 8-16, 2006. Universitas
Syiah Kuala Darussalam. Banda Aceh.
Miskah, Siti, dkk. 2015. PENAMBAHAN K2Cr2O7TERHADAP WAKTU AWAL
PENYALAAN PADA BIOBRIKET DARI CAMPURAN BATUBARA DAN
TONGKOL JAGUNG. Naskah Publikasi Jurnal Teknik Kimia Vol.3 No.21. Fakultas
Teknik Universitas Sriwijaya. Sumatera Selatan.
Purnama, Hery, dan Aryanto, 2016. PRARANCANGAN PABRIK
ASETALDEHIDA DENGAN PROSES DEHIDROGENASI ETANOL
KAPASITAS 30.000 TON/TAHUN. Naskah publikasi Univeritas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Sudjadi. 1986. Metode Pemisahan. Kanisius : Yogyakarta.