2. Background
Hampir semua gas, cair an dan padat an yang
ada dimuka bumi t er dir i dar i campur an
ber bagai senyawa
Campur an secar a f isik dicir ikan oleh
komposisinya yang ber var iasi dan masing-
masing komponen masih memper t ahankan
sif at individualnya
Ada 2 j enis campur an yang umum yait u
lar ut an dan koloid
Lar ut an adalah campur an homogen dimana
masing-masing komponennya t idak
t er bedakan dan ber ada dalam sat u f asa
Koloid adalah campur an het er ogen dimana
sat u komponen t er disper si sebagai par t ikel
3. Jenis jenis Larutan
Biasanya larutan didefinisikan dengan adanya solut
(zat terlarut) dan solven (pelarut). Solven adalah
komponen yang jauh lebih banyak dibanding solut
Pada beberapa kasus istilah bercampur (miscible)
digunakan untuk larutan yang terbentuk pada
berbagai proporsi (tidak harus solvennya banyak)
Kelarutan (S) adalah jumlah maksimum solut yang
terlarut pada solven dan suhu tertentu
Solut yang berbeda akan memiliki kelarutan
berbeda, misalnya: S NaCl = 39,12 g/100 mL air
pada 100oC sedangkan S AgCl = 0,0021 g/100 mL
air pada 100oC
Istilah larutan encer dan pekat juga menunjukkan
jumlah relatif solut namun secara kualitatif
6. Larutan liquid-liquid dan solid-liquid
Pengamatan ilmiah menunjukkan bahwa ada
kecenderungan like dissolves like dalam kelarutan
solut dalam solven
Air mampu melarutkan garam karena gaya ion-
dipole sama kuat dengan gaya ion-ion yang ada
pada garam sehingga mampu menggantikannya
Minyak tidak dapat larut dalam air karena gaya
dipole-dipole terinduksi yang lemah tidak dapat
menggantikan gaya dipole-dipole (ikatan-H) pada
air sehingga minyak tidak dapat menggantikan
molekul air
Larutan yang memenuhi like dissolves like
mensyaratkan adanya kesetaraan kekuatan gaya
untuk dapat mengatasi gaya dalam solven dan
solut
10. Larutan Gas-Liquid
Gas-gas yang bersifat non polar seperti N2
atau hampir non polar seperti NO memiliki
titik didih rendah karena gaya antar
molekulnya yang lemah
Hal ini menyebabkannya tidak larut dalam air
dan titik didihnya berkorelasi dengan
kelarutan dalam air tersebut
Gas non polar sebagian besar memiliki nilai
kelarutan kecil, kecuali jika gas ini berinteraksi
kimia dengan solven, seperti O2 dalam darah
atau CO2 dalam air (membentuk HCO3-)
11. Korelasi antara Titik Didih dan
Kelarutan dalam Air
Gas Kelarutan Titik didih
(M) (K)
He 4,2 x 10-4 4,2
Ne 6,6 x 10-4 27,1
N2 10,4 x 10-4 77,4
CO 15,6 x 10-4 81,6
O2 21,8 x 10-4 90,2
NO 32,7 x 10-4 121,4
13. Perubahan Energi dalam Proses
Pelarutan
Agar suatu zat dapat larut ada 3 tahapan:
1. Partikel solut harus terpisah satu sama lain
2. Beberapa partikel solven harus terpisah untuk
memberi ruang bagi partikel solut
3. Partikel solut dan solven harus bercampur
menjadi satu
Energi akan diserap saat terjadi pemisahan
partikel sebaliknya energi akan dilepas ketika
partikel bergabung dan tertarik satu sama lain
Kesimpulannya pelarutan akan disertai
perubahan entalpi
14. Perubahan Entalpi Pelarutan
Partikel solut terpisah satu sama lain
Solut (agregat) + kalor solut (terpisah)
Hsolut > 0
Partikel solven terpisah satu sama lain
Solven (agregat) + kalor solven
(terpisah) Hsolven > 0
Partikel solut dan solven bergabung
Solut (terpisah) + solven (terpisah)
larutan + Kalor Hcamp < 0
Perubahan entalpi total pelarutan (Hlar)
adalah jumlah seluruh entalpi yang ada
yaitu:
Hlar = Hsolut + Hsolven + Hcamp
15. Kalor Hidrasi
Proses terpisahnya molekul air dan
bergabungnya dengan solut adalah proses
hidrasi dan Hsolven + Hcamp = Hhidrasi
Sehingga: Hlar = Hsolut + Hhidrasi
Kalor hidrasi selalu negatif karena energi
yang dibutuhkan untuk memisah molekul
air jauh dilampaui oleh energi yang dilepas
ketika ion bergabung dengan molekul air
(interaksi ion-dipole)
Hsolut untuk padatan ionik nilainya sama
dengan negatif Hkisi sehingga
Hlarutan = -Hkisi + Hhidrasi
16. Proses Pelarutan dan Tendensi
kearah Ketidakteraturan
Dialam ada kecenderungan sebagian besar
sistem menjadi lebih tak teratur dalam
istilah termodinamik entropi sistem
cenderung meningkat
Entropi adalah ukuran ketidakteraturan
sistem
Dalam konteks larutan, pembentukan
larutan secara alamiah terjadi, tetapi
pembentukan solut murni atau solven
murni tidak terjadi secara alami
Pelarutan melibatkan perubahan entalpi
dan juga entropi sistem
17. Kelarutan sebagai Proses
Kesetimbangan
Jika kita membayangkan solut terpisah
dari agregatnya dan bergabung dengan
solven, namun pada saat yang sama
partikel solut lain menubruk solut yang
bergabung dengan solven dan
membuatnya terlepas maka terjadi 2
proses berlawanan yaitu solut bergabung
dan terpisah lagi dari solven
Dalam larutan jenuh, kedua proses ini
terjadi dalam laju yang sama sehingga
tidak ada perubahan konsentrasi larutan
Solut (tak larut) solut (terlarut)
20. Kelarutan Gas dalam Air
Jika solut berupa solid atau liquid
maka Hsolut > 0 karena dibutuhkan
energi untuk membuat partikel
terpisah, tetapi pada gas energi ini
tidak diperlukan karena gas sudah
terpisah satu sama lain sehingga Hsolut
gas = 0 dan Hlar selalu < 0.
Dalam kaitan ini kelarutan gas akan
menurun drastis jika temperatur
meningkat
23. Hukum Henry
Kelarutan suatu gas (Sgas) berbanding lurus
dengan tekanan parsial gas (Pgas) diatas
larutan
Sgas = kH x Pgas
Dimana kH adalah konstanta Henry dan
memiliki nilai tertentu untuk kombinasi
gas-solven pada T tertentu
Unit Sgas adalah mol/L dan Pgas adalah atm
maka unit kH adalah mol/L . atm
24. Ekspresi Kuantitatif Konsentrasi
Kosentrasi adalah proporsi senyawa dalam
campuran sehingga ia merupakan sifat
intensif yaitu sifat yang tidak tergantung
pada jumlah campuran yang ada
1 L NaCl 0,1 M sama konsentrasinya
dengan 1 mL NaCl 0,1 M
Konsentrasi sering dituliskan dalam rasio
jumlah solut terhadap jumlah larutan,
namun ada juga rasio solut terhadap
solven
25. Beberapa Definisi Konsentrasi
Molaritas : Jumlah mol solut yang terlarut
dalam 1 L larutan
Molalitas : Jumlah mol solut yang terlarut
dalam 1000 g (1 kg) solven
Bagian per massa : jumlah massa solut
per jumlah massa larutan
Bagian per volume : volume solut per
volume larutan
Fraksi mol : rasio jumlah mol solut
terhadap jumlah total mol (solut + solven)
26. Sifat Koligatif Larutan
Ada 4 sifat larutan yang sangat
dipengaruhi oleh kuantitas solut dalam
larutan 4 sifat koligatif (kolektif)
Sifat itu adalah penurunan tekanan uap,
kenaikan titik didih, penurunan titik beku
dan tekanan osmotik
Awal mulanya sifat koligatif digunakan
untuk melihat pengaruh solut elektrolit dan
non elektrolit terhadap sifat larutan
27. Penurunan Tekanan Uap
Untuk solut dengan karakter non volatil
dan non elektrolit seperti gula, solut ini
tidak terdisosiasi dan tidak menguap
Tekanan uap pelarut murni lebih besar
dari larutan karena pada yang murni
kecenderungan uap memicu entropi besar
Sedangkan pada larutan dengan solut
entropi besar sudah ada dalam larutan
sehingga penguapan menjadi berkurang
Hukum Raoult: Psolven = Xsolven P0solven
Xsolven + Xsolut = 1 atau Xsolven = 1 - Xsolut
29. Kenaikan Titik Didih
Karena tekanan uap larutan lebih rendah
(turun) dibanding pelarut murni, maka
konsekuensinya larutan juga akan
mendidih pada suhu yang lebih tinggi
Titik didih larutan adalah suhu dimana
tekanan uap sama dengan tekanan
eksternal (1 atm)
Tb m atau Tb = Kb m
Dimana m molalitas larutan dan Kb adalah
konstanta kenaikan titik didih molal
Tb = Tb(larutan) Tb(solven)
31. Konstanta Kenaikan Titik Didih Molal dan
penurunan Titik Beku beberapa Pelarut
Solven Titik Kb Titik Kf
Didih (oC/m) Leleh (oC) (oC/m)
(oC)
As. Asetat 117,9 3,07 16,6 3,90
Benzen 80,1 2,53 5,5 4,90
Karbon disulfid 46,2 2,34 -111,5 3,83
CCl4 76,5 5,03 -23 30
Kloroform 61,7 3,63 -63,5 4,70
Dietil Eter 34,5 2,02 -116,2 1,79
Etanol 78,5 1,22 -117,3 1,99
Air 100,0 0,512 0,0 1,86
32. Penurunan Titik Beku
Seperti halnya dalam penguapan hanya
solven yang menguap, dalam pembekuan
juga hanya senyawa solven yang
membeku
Titik beku larutan adalah suhu dimana
tekanan uap larutan sama dengan tekanan
pelarut murni
Pada suhu ini solven beku dan larutan
yang masih mencair berada dalam
kesetimbangan
Tf m atau Tf = Kf m
Tf = Tf (solven) Tf (larutan)
34. Tekanan Osmotik
Tekanan osmotik didefinisikan
sebagai tekanan yang harus
diberikan untuk mencegah
pergerakan air dari solven ke larutan
seperti pada gambar sebelum ini
Tekanan ini berbanding lurus dengan
jumlah solut dalam volume larutan
nsolut/Vlarutan atau M
= (nsolut/Vlarutan) RT = MRT