際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
SIFAT  SIFAT
 CAMPURAN
LARUTAN DAN KOLOID
Background
   Hampir semua gas, cair an dan padat an yang
    ada dimuka bumi t er dir i dar i campur an
    ber bagai senyawa
   Campur an secar a f isik dicir ikan oleh
    komposisinya yang ber var iasi dan masing-
    masing komponen masih memper t ahankan
    sif at individualnya
   Ada 2 j enis campur an yang umum yait u
    lar ut an dan koloid
   Lar ut an adalah campur an homogen dimana
    masing-masing komponennya t idak
    t er bedakan dan ber ada dalam sat u f asa
   Koloid adalah campur an het er ogen dimana
    sat u komponen t er disper si sebagai par t ikel
Jenis  jenis Larutan
   Biasanya larutan didefinisikan dengan adanya solut
    (zat terlarut) dan solven (pelarut). Solven adalah
    komponen yang jauh lebih banyak dibanding solut
   Pada beberapa kasus istilah bercampur (miscible)
    digunakan untuk larutan yang terbentuk pada
    berbagai proporsi (tidak harus solvennya banyak)
   Kelarutan (S) adalah jumlah maksimum solut yang
    terlarut pada solven dan suhu tertentu
   Solut yang berbeda akan memiliki kelarutan
    berbeda, misalnya: S NaCl = 39,12 g/100 mL air
    pada 100oC sedangkan S AgCl = 0,0021 g/100 mL
    air pada 100oC
   Istilah larutan encer dan pekat juga menunjukkan
    jumlah relatif solut namun secara kualitatif
Gaya Antar Molekul dalam Larutan
Kulit Hidrasi pada Larutan Ion
Larutan liquid-liquid dan solid-liquid
   Pengamatan ilmiah menunjukkan bahwa ada
    kecenderungan like dissolves like dalam kelarutan
    solut dalam solven
   Air mampu melarutkan garam karena gaya ion-
    dipole sama kuat dengan gaya ion-ion yang ada
    pada garam sehingga mampu menggantikannya
   Minyak tidak dapat larut dalam air karena gaya
    dipole-dipole terinduksi yang lemah tidak dapat
    menggantikan gaya dipole-dipole (ikatan-H) pada
    air sehingga minyak tidak dapat menggantikan
    molekul air
   Larutan yang memenuhi like dissolves like
    mensyaratkan adanya kesetaraan kekuatan gaya
    untuk dapat mengatasi gaya dalam solven dan
    solut
Kelarutan
Alkohol dalam
   Air dan
   Heksan
Kelarutan Metanol dalam Air
Dual Polaritas Sabun
Larutan Gas-Liquid
   Gas-gas yang bersifat non polar seperti N2
    atau hampir non polar seperti NO memiliki
    titik didih rendah karena gaya antar
    molekulnya yang lemah
   Hal ini menyebabkannya tidak larut dalam air
    dan    titik  didihnya      berkorelasi    dengan
    kelarutan dalam air tersebut
   Gas non polar sebagian besar memiliki nilai
    kelarutan kecil, kecuali jika gas ini berinteraksi
    kimia dengan solven, seperti O2 dalam darah
    atau CO2 dalam air (membentuk HCO3-)
Korelasi antara Titik Didih dan
     Kelarutan dalam Air
 Gas       Kelarutan     Titik didih
               (M)           (K)
 He         4,2 x 10-4        4,2
 Ne         6,6 x 10-4       27,1
 N2        10,4 x 10-4       77,4
 CO        15,6 x 10-4       81,6
 O2        21,8 x 10-4       90,2
 NO        32,7 x 10-4      121,4
Larutan Gas dan Larutan Solid
Perubahan Energi dalam Proses
               Pelarutan
   Agar suatu zat dapat larut ada 3 tahapan:
    1. Partikel solut harus terpisah satu sama lain
    2. Beberapa partikel solven harus terpisah untuk
       memberi ruang bagi partikel solut
    3. Partikel solut dan solven harus bercampur
       menjadi satu
   Energi akan diserap saat terjadi pemisahan
    partikel sebaliknya energi akan dilepas ketika
    partikel bergabung dan tertarik satu sama lain
   Kesimpulannya pelarutan akan disertai
    perubahan entalpi
Perubahan Entalpi Pelarutan
   Partikel solut terpisah satu sama lain
    Solut (agregat) + kalor  solut (terpisah)
    Hsolut > 0
   Partikel solven terpisah satu sama lain
    Solven (agregat) + kalor  solven
    (terpisah) Hsolven > 0
   Partikel solut dan solven bergabung
    Solut (terpisah) + solven (terpisah) 
    larutan + Kalor Hcamp < 0
   Perubahan entalpi total pelarutan (Hlar)
    adalah jumlah seluruh entalpi yang ada
    yaitu:
    Hlar = Hsolut + Hsolven + Hcamp
Kalor Hidrasi
   Proses       terpisahnya        molekul   air dan
    bergabungnya dengan solut adalah proses
    hidrasi dan Hsolven + Hcamp = Hhidrasi
   Sehingga: Hlar = Hsolut + Hhidrasi
   Kalor hidrasi selalu negatif karena energi
    yang dibutuhkan untuk memisah molekul
    air jauh dilampaui oleh energi yang dilepas
    ketika ion bergabung dengan molekul air
    (interaksi ion-dipole)
   Hsolut untuk padatan ionik nilainya sama
    dengan negatif Hkisi sehingga
    Hlarutan = -Hkisi + Hhidrasi
Proses Pelarutan dan Tendensi
       kearah Ketidakteraturan
   Dialam ada kecenderungan sebagian besar
    sistem menjadi lebih tak teratur dalam
    istilah termodinamik entropi sistem
    cenderung meningkat
   Entropi adalah ukuran ketidakteraturan
    sistem
   Dalam konteks larutan, pembentukan
    larutan secara alamiah terjadi, tetapi
    pembentukan solut murni atau solven
    murni tidak terjadi secara alami
   Pelarutan melibatkan perubahan entalpi
    dan juga entropi sistem
Kelarutan sebagai Proses
             Kesetimbangan
   Jika kita membayangkan solut terpisah
    dari agregatnya dan bergabung dengan
    solven, namun pada saat yang sama
    partikel solut lain menubruk solut yang
    bergabung dengan solven dan
    membuatnya terlepas maka terjadi 2
    proses berlawanan yaitu solut bergabung
    dan terpisah lagi dari solven
   Dalam larutan jenuh, kedua proses ini
    terjadi dalam laju yang sama sehingga
    tidak ada perubahan konsentrasi larutan
    Solut (tak larut)  solut (terlarut)
Larutan Lewat Jenuh
Efek Temperatur terhadap
       Kelarutan
Kelarutan Gas dalam Air
   Jika solut berupa solid atau liquid
    maka Hsolut > 0 karena dibutuhkan
    energi untuk membuat partikel
    terpisah, tetapi pada gas energi ini
    tidak diperlukan karena gas sudah
    terpisah satu sama lain sehingga Hsolut
    gas = 0 dan Hlar selalu < 0.
   Dalam kaitan ini kelarutan gas akan
    menurun drastis jika temperatur
    meningkat
Thermal Pollution
Efek Tekanan terhadap Kelarutan
Hukum Henry

   Kelarutan suatu gas (Sgas) berbanding lurus
    dengan tekanan parsial gas (Pgas) diatas
    larutan
                   Sgas = kH x Pgas
   Dimana kH adalah konstanta Henry dan
    memiliki nilai tertentu untuk kombinasi
    gas-solven pada T tertentu
   Unit Sgas adalah mol/L dan Pgas adalah atm
    maka unit kH adalah mol/L . atm
Ekspresi Kuantitatif Konsentrasi
   Kosentrasi adalah proporsi senyawa dalam
    campuran sehingga ia merupakan sifat
    intensif yaitu sifat yang tidak tergantung
    pada jumlah campuran yang ada
   1 L NaCl 0,1 M sama konsentrasinya
    dengan 1 mL NaCl 0,1 M
   Konsentrasi sering dituliskan dalam rasio
    jumlah solut terhadap jumlah larutan,
    namun ada juga rasio solut terhadap
    solven
Beberapa Definisi Konsentrasi
   Molaritas : Jumlah mol solut yang terlarut
    dalam 1 L larutan
   Molalitas : Jumlah mol solut yang terlarut
    dalam 1000 g (1 kg) solven
   Bagian per massa : jumlah massa solut
    per jumlah massa larutan
   Bagian per volume : volume solut per
    volume larutan
   Fraksi mol : rasio jumlah mol solut
    terhadap jumlah total mol (solut + solven)
Sifat Koligatif Larutan
   Ada     4  sifat    larutan    yang    sangat
    dipengaruhi oleh kuantitas solut dalam
    larutan  4 sifat koligatif (kolektif)
   Sifat itu adalah penurunan tekanan uap,
    kenaikan titik didih, penurunan titik beku
    dan tekanan osmotik
   Awal mulanya sifat koligatif digunakan
    untuk melihat pengaruh solut elektrolit dan
    non elektrolit terhadap sifat larutan
Penurunan Tekanan Uap
   Untuk solut dengan karakter non volatil
    dan non elektrolit seperti gula, solut ini
    tidak terdisosiasi dan tidak menguap
   Tekanan uap pelarut murni lebih besar
    dari larutan karena pada yang murni
    kecenderungan uap memicu entropi besar
   Sedangkan pada larutan dengan solut
    entropi besar sudah ada dalam larutan
    sehingga penguapan menjadi berkurang
   Hukum Raoult: Psolven = Xsolven  P0solven
    Xsolven + Xsolut = 1 atau Xsolven = 1 - Xsolut
Larutan dan koloid
Kenaikan Titik Didih
   Karena tekanan uap larutan lebih rendah
    (turun) dibanding pelarut murni, maka
    konsekuensinya      larutan    juga  akan
    mendidih pada suhu yang lebih tinggi
   Titik didih larutan adalah suhu dimana
    tekanan uap sama dengan tekanan
    eksternal (1 atm)
    Tb  m atau Tb = Kb  m
   Dimana m molalitas larutan dan Kb adalah
    konstanta kenaikan titik didih molal
    Tb = Tb(larutan)  Tb(solven)
Diagram Fasa Solven dan Larutan
Konstanta Kenaikan Titik Didih Molal dan
   penurunan Titik Beku beberapa Pelarut
    Solven         Titik      Kb     Titik      Kf
                  Didih    (oC/m) Leleh (oC) (oC/m)
                   (oC)
As. Asetat        117,9    3,07      16,6    3,90
Benzen             80,1    2,53       5,5    4,90
Karbon disulfid    46,2    2,34    -111,5    3,83
CCl4               76,5    5,03      -23      30
Kloroform          61,7    3,63     -63,5    4,70
Dietil Eter        34,5    2,02    -116,2    1,79
Etanol             78,5    1,22    -117,3    1,99
Air               100,0    0,512      0,0    1,86
Penurunan Titik Beku
   Seperti halnya dalam penguapan hanya
    solven yang menguap, dalam pembekuan
    juga hanya senyawa solven yang
    membeku
   Titik beku larutan adalah suhu dimana
    tekanan uap larutan sama dengan tekanan
    pelarut murni
   Pada suhu ini solven beku dan larutan
    yang masih mencair berada dalam
    kesetimbangan
    Tf  m atau        Tf = Kf  m
    Tf = Tf (solven)  Tf (larutan)
Terjadinya Tekanan Osmotik
Tekanan Osmotik
   Tekanan osmotik didefinisikan
    sebagai tekanan yang harus
    diberikan untuk mencegah
    pergerakan air dari solven ke larutan
    seperti pada gambar sebelum ini
   Tekanan ini berbanding lurus dengan
    jumlah solut dalam volume larutan
      nsolut/Vlarutan atau   M
     = (nsolut/Vlarutan) RT = MRT

More Related Content

Larutan dan koloid

  • 1. SIFAT SIFAT CAMPURAN LARUTAN DAN KOLOID
  • 2. Background Hampir semua gas, cair an dan padat an yang ada dimuka bumi t er dir i dar i campur an ber bagai senyawa Campur an secar a f isik dicir ikan oleh komposisinya yang ber var iasi dan masing- masing komponen masih memper t ahankan sif at individualnya Ada 2 j enis campur an yang umum yait u lar ut an dan koloid Lar ut an adalah campur an homogen dimana masing-masing komponennya t idak t er bedakan dan ber ada dalam sat u f asa Koloid adalah campur an het er ogen dimana sat u komponen t er disper si sebagai par t ikel
  • 3. Jenis jenis Larutan Biasanya larutan didefinisikan dengan adanya solut (zat terlarut) dan solven (pelarut). Solven adalah komponen yang jauh lebih banyak dibanding solut Pada beberapa kasus istilah bercampur (miscible) digunakan untuk larutan yang terbentuk pada berbagai proporsi (tidak harus solvennya banyak) Kelarutan (S) adalah jumlah maksimum solut yang terlarut pada solven dan suhu tertentu Solut yang berbeda akan memiliki kelarutan berbeda, misalnya: S NaCl = 39,12 g/100 mL air pada 100oC sedangkan S AgCl = 0,0021 g/100 mL air pada 100oC Istilah larutan encer dan pekat juga menunjukkan jumlah relatif solut namun secara kualitatif
  • 4. Gaya Antar Molekul dalam Larutan
  • 5. Kulit Hidrasi pada Larutan Ion
  • 6. Larutan liquid-liquid dan solid-liquid Pengamatan ilmiah menunjukkan bahwa ada kecenderungan like dissolves like dalam kelarutan solut dalam solven Air mampu melarutkan garam karena gaya ion- dipole sama kuat dengan gaya ion-ion yang ada pada garam sehingga mampu menggantikannya Minyak tidak dapat larut dalam air karena gaya dipole-dipole terinduksi yang lemah tidak dapat menggantikan gaya dipole-dipole (ikatan-H) pada air sehingga minyak tidak dapat menggantikan molekul air Larutan yang memenuhi like dissolves like mensyaratkan adanya kesetaraan kekuatan gaya untuk dapat mengatasi gaya dalam solven dan solut
  • 7. Kelarutan Alkohol dalam Air dan Heksan
  • 10. Larutan Gas-Liquid Gas-gas yang bersifat non polar seperti N2 atau hampir non polar seperti NO memiliki titik didih rendah karena gaya antar molekulnya yang lemah Hal ini menyebabkannya tidak larut dalam air dan titik didihnya berkorelasi dengan kelarutan dalam air tersebut Gas non polar sebagian besar memiliki nilai kelarutan kecil, kecuali jika gas ini berinteraksi kimia dengan solven, seperti O2 dalam darah atau CO2 dalam air (membentuk HCO3-)
  • 11. Korelasi antara Titik Didih dan Kelarutan dalam Air Gas Kelarutan Titik didih (M) (K) He 4,2 x 10-4 4,2 Ne 6,6 x 10-4 27,1 N2 10,4 x 10-4 77,4 CO 15,6 x 10-4 81,6 O2 21,8 x 10-4 90,2 NO 32,7 x 10-4 121,4
  • 12. Larutan Gas dan Larutan Solid
  • 13. Perubahan Energi dalam Proses Pelarutan Agar suatu zat dapat larut ada 3 tahapan: 1. Partikel solut harus terpisah satu sama lain 2. Beberapa partikel solven harus terpisah untuk memberi ruang bagi partikel solut 3. Partikel solut dan solven harus bercampur menjadi satu Energi akan diserap saat terjadi pemisahan partikel sebaliknya energi akan dilepas ketika partikel bergabung dan tertarik satu sama lain Kesimpulannya pelarutan akan disertai perubahan entalpi
  • 14. Perubahan Entalpi Pelarutan Partikel solut terpisah satu sama lain Solut (agregat) + kalor solut (terpisah) Hsolut > 0 Partikel solven terpisah satu sama lain Solven (agregat) + kalor solven (terpisah) Hsolven > 0 Partikel solut dan solven bergabung Solut (terpisah) + solven (terpisah) larutan + Kalor Hcamp < 0 Perubahan entalpi total pelarutan (Hlar) adalah jumlah seluruh entalpi yang ada yaitu: Hlar = Hsolut + Hsolven + Hcamp
  • 15. Kalor Hidrasi Proses terpisahnya molekul air dan bergabungnya dengan solut adalah proses hidrasi dan Hsolven + Hcamp = Hhidrasi Sehingga: Hlar = Hsolut + Hhidrasi Kalor hidrasi selalu negatif karena energi yang dibutuhkan untuk memisah molekul air jauh dilampaui oleh energi yang dilepas ketika ion bergabung dengan molekul air (interaksi ion-dipole) Hsolut untuk padatan ionik nilainya sama dengan negatif Hkisi sehingga Hlarutan = -Hkisi + Hhidrasi
  • 16. Proses Pelarutan dan Tendensi kearah Ketidakteraturan Dialam ada kecenderungan sebagian besar sistem menjadi lebih tak teratur dalam istilah termodinamik entropi sistem cenderung meningkat Entropi adalah ukuran ketidakteraturan sistem Dalam konteks larutan, pembentukan larutan secara alamiah terjadi, tetapi pembentukan solut murni atau solven murni tidak terjadi secara alami Pelarutan melibatkan perubahan entalpi dan juga entropi sistem
  • 17. Kelarutan sebagai Proses Kesetimbangan Jika kita membayangkan solut terpisah dari agregatnya dan bergabung dengan solven, namun pada saat yang sama partikel solut lain menubruk solut yang bergabung dengan solven dan membuatnya terlepas maka terjadi 2 proses berlawanan yaitu solut bergabung dan terpisah lagi dari solven Dalam larutan jenuh, kedua proses ini terjadi dalam laju yang sama sehingga tidak ada perubahan konsentrasi larutan Solut (tak larut) solut (terlarut)
  • 20. Kelarutan Gas dalam Air Jika solut berupa solid atau liquid maka Hsolut > 0 karena dibutuhkan energi untuk membuat partikel terpisah, tetapi pada gas energi ini tidak diperlukan karena gas sudah terpisah satu sama lain sehingga Hsolut gas = 0 dan Hlar selalu < 0. Dalam kaitan ini kelarutan gas akan menurun drastis jika temperatur meningkat
  • 23. Hukum Henry Kelarutan suatu gas (Sgas) berbanding lurus dengan tekanan parsial gas (Pgas) diatas larutan Sgas = kH x Pgas Dimana kH adalah konstanta Henry dan memiliki nilai tertentu untuk kombinasi gas-solven pada T tertentu Unit Sgas adalah mol/L dan Pgas adalah atm maka unit kH adalah mol/L . atm
  • 24. Ekspresi Kuantitatif Konsentrasi Kosentrasi adalah proporsi senyawa dalam campuran sehingga ia merupakan sifat intensif yaitu sifat yang tidak tergantung pada jumlah campuran yang ada 1 L NaCl 0,1 M sama konsentrasinya dengan 1 mL NaCl 0,1 M Konsentrasi sering dituliskan dalam rasio jumlah solut terhadap jumlah larutan, namun ada juga rasio solut terhadap solven
  • 25. Beberapa Definisi Konsentrasi Molaritas : Jumlah mol solut yang terlarut dalam 1 L larutan Molalitas : Jumlah mol solut yang terlarut dalam 1000 g (1 kg) solven Bagian per massa : jumlah massa solut per jumlah massa larutan Bagian per volume : volume solut per volume larutan Fraksi mol : rasio jumlah mol solut terhadap jumlah total mol (solut + solven)
  • 26. Sifat Koligatif Larutan Ada 4 sifat larutan yang sangat dipengaruhi oleh kuantitas solut dalam larutan 4 sifat koligatif (kolektif) Sifat itu adalah penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan osmotik Awal mulanya sifat koligatif digunakan untuk melihat pengaruh solut elektrolit dan non elektrolit terhadap sifat larutan
  • 27. Penurunan Tekanan Uap Untuk solut dengan karakter non volatil dan non elektrolit seperti gula, solut ini tidak terdisosiasi dan tidak menguap Tekanan uap pelarut murni lebih besar dari larutan karena pada yang murni kecenderungan uap memicu entropi besar Sedangkan pada larutan dengan solut entropi besar sudah ada dalam larutan sehingga penguapan menjadi berkurang Hukum Raoult: Psolven = Xsolven P0solven Xsolven + Xsolut = 1 atau Xsolven = 1 - Xsolut
  • 29. Kenaikan Titik Didih Karena tekanan uap larutan lebih rendah (turun) dibanding pelarut murni, maka konsekuensinya larutan juga akan mendidih pada suhu yang lebih tinggi Titik didih larutan adalah suhu dimana tekanan uap sama dengan tekanan eksternal (1 atm) Tb m atau Tb = Kb m Dimana m molalitas larutan dan Kb adalah konstanta kenaikan titik didih molal Tb = Tb(larutan) Tb(solven)
  • 30. Diagram Fasa Solven dan Larutan
  • 31. Konstanta Kenaikan Titik Didih Molal dan penurunan Titik Beku beberapa Pelarut Solven Titik Kb Titik Kf Didih (oC/m) Leleh (oC) (oC/m) (oC) As. Asetat 117,9 3,07 16,6 3,90 Benzen 80,1 2,53 5,5 4,90 Karbon disulfid 46,2 2,34 -111,5 3,83 CCl4 76,5 5,03 -23 30 Kloroform 61,7 3,63 -63,5 4,70 Dietil Eter 34,5 2,02 -116,2 1,79 Etanol 78,5 1,22 -117,3 1,99 Air 100,0 0,512 0,0 1,86
  • 32. Penurunan Titik Beku Seperti halnya dalam penguapan hanya solven yang menguap, dalam pembekuan juga hanya senyawa solven yang membeku Titik beku larutan adalah suhu dimana tekanan uap larutan sama dengan tekanan pelarut murni Pada suhu ini solven beku dan larutan yang masih mencair berada dalam kesetimbangan Tf m atau Tf = Kf m Tf = Tf (solven) Tf (larutan)
  • 34. Tekanan Osmotik Tekanan osmotik didefinisikan sebagai tekanan yang harus diberikan untuk mencegah pergerakan air dari solven ke larutan seperti pada gambar sebelum ini Tekanan ini berbanding lurus dengan jumlah solut dalam volume larutan nsolut/Vlarutan atau M = (nsolut/Vlarutan) RT = MRT