1. Part 1 bisa diliat dilink ini: http://sinkius17.blogspot.com/2014/06/fanfict-jkt48.html
Setelah aku dinyatakan meninggal oleh Rona dengan kepalaku berada di pahanya Sinka, aku
dibawa ke rumah sakit pada tengah malam. Sebenarnya aku masih hidup, tetapi aku tidak bisa
melakukan apa-apa. Sesampainya aku dibawa ke rumah sakit untuk dicek, apakah aku benar-benar
meninggal/belum.
Aku dibawa ke Ruang ICU secara cepat oleh petugas rumah sakit. Akupun yang telah
menjadi arwah karena aku mati suri saat sampai di rumah sakit dan akan tetapi Sinka dan
Rona pun tidak mengetahuinya, melihat ada sesosok perempuan cantik yang sedang
memeriksa kondisi aku.
Setelah aku melihat name tagnya, nama dari perempuan tersebut adalah Michelle. Michelle
merupakan dokter di rumah sakit. Setelah Michelle memeriksa tubuhku, diapun pergi ke
ruang tunggu dimana ada Sinka dan Rona. Akupun mendengarkan pembicaraan mereka.
"Sinka dan Rona?" kata Michelle.
"Iya dok" kata Sinka dan Rona.
"Saya tidak memastikan saudara Timotius benar-meninggal" kata Michelle.
Dan Rona pun berbicara "lah, emang kenapa dok?".
Michelle pun menjawabnya "saya tadi mengecek denyut nadinya masih ada. kita tunggu saja
besok".
Itu aku sudah kembali kedalam tubuh ku yang babak belur karena dihajar oleh segerombolan
wota saat aku melindungi Sinka dan Rona.
2. "Ok dok. Sekalian kita mau pamit pulang nih udah tengah malem" Kata Sinka.
Keesokannya paginya, Sinka dan Rona datang kembali ke rumah sakit dan menemui
Michelle si dokter otopsi.
"Gimana kondisinya dok?"kata Sinka.
"Sebaiknya kamu berdua tunggu di ruang tunggu terlebih dahulu. karena saya mau mengecek
saudara Timotius di ruang ICU" kata Michelle.
Setelah menunggu agak lama, Michelle pun menemui Sinka dan Rona.
"Gimana kondisi Timotius?" kata Rona yang mulai cemas.
"Timotius.............." kata Michelle.
"Gimana dok Timotius......... gimana?" kata Sinka dengan perasaan sedih menangis.
"Timotius mengalami koma, dan itu terjadi karena dia mengalami pendarahan di otak, bagian
organ-organ paru-paru, dan jantung" kata Michelle dengan nada bicara yang sedikit tegang.
"Kak Rona, gimana ini kondisi Timotius...........?" kata Sinka sambil menangis.
"Aku ngak tau Sinka. Aku juga bingung gimana nanti bayar biaya rumah sakitnya nanti." kata
Rona dengan perasaan sedih karena mendegar kata-kata Michelle.
3. "Tenang........ Untuk biaya, rumah sakit menggratiskannya. Sekarang kalian pulang saja, saya
akan memberikan kabar tentang kondisi Timotius" kata Michelle.
Setelah mendengar kata-kata Michelle, Sinka dan Rona pun berkurang perasaan sedihnya.
Dari 1minggu hingga 4bulan, akhirnya aku sadar dari koma. Aku melihat Sinka dan Rona
pada saat itu berada disamping tempat tidur ku. Alangkah kagetnya Sinka dan Rona karena
melihat mataku yang mulai membuka.
"Sinkaaaaaaa, cepat panggil dokter Michelle dan perawatnya" kata Rona.
"Iya kak aku panggilin" kata Sinka dengan perasaan bahagia.
Setelah Rona menunggu, akhirny Michelle pun datang untuk memeriksa aku.
"Gimana kondisi Timotius?" kata Sinka.
"Kondisi Timotius sudah stabil saat ini, tetapi kita tidak tau kapan Timotius bisa kembali
berbicara, berjalan" kata Michelle.
"Akhirnya ya kak, Timotius sadar dari koma selama 5bulan" kata Sinka.
Dan Rona pun membalasnya "iya nih, kita bersyukur banget Timotius sudah sadar".
Michelle pun berbicara demikian "Sekarang saya mau mengecek kondisi Timotius di ruangan
khusus. Kalian lebih baik pulang saja".
"Ok dokter. makasih banget udah bantuin kami sama Timotius" kata Sinka dengan perasaan
yang sangat gembira.
4. "Sama-sama" kata Michelle.
Merekapun akhirnya pulang ke rumah masing-masing karena hari sudah mulai gelap. Setelah
aku diperiksa, aku kembali dibawa ke ruang ICU. Ketika aku tidur, aku bermimpi bertemu
dengan seseorang dengan seluruh badannya yang sangat terang, sehingga aku tidak dapat
melihatnya dengan jelas.
"Timotiusssss" kata seseorang itu.
"Kamu siapa?" kata aku.
"Aku adalah Tuhan" kata Dia.
"Maafkan hamba-Mu ini, aku tidak mengetahui bahwa itu adalah Engkau" kataku.
"Aku akan memberikan kehidupan kedua untuk kamu. Tetapi hanya sementara saja" kata
Tuhan.
Akupun merasa bingung, kenapa aku diberikan kehidupan kedua tetapi hanya sebentar.
akupun berbicara kembali kepada Tuhan.
"Tuhan, kenapa Kamu memberikan kehhidupan lagi tetapi hanya sebentar?" kataku.
Tetapi Tuhan menghilang dari pandanganku dan berbicara dengan nada yang pelan "nantu
kamu akan tau anakku".
Akupun terbangun kembali dan melihat Sinka dan Rona di siang hari. Saat itu juga, seperti
kenyataan yang terjadi dalam mimpi saat tidur malam hari kemarin, aku bisa berbicara.
5. "Ssssiiinnnkkaaaaa......... Rrrrrrooooonnnnnnaaaa........." kataku dengan nada yang agak serak.
"Cepat kak Rona, panggil dokter" kata Sinka.
"Aku bersyukur banget kamu akhirnya bisa bericara kembali" kata Sinka dengan rasa
gembira dan sambil mengelus-ngelus kepalaku.
Akhirnya Michelle pun datang untuk mengecek kondisi aku.
"Timotius Timotius?" kata Michelle.
"Iyyyyaaaaa Michelleeeee" kataku dengan nada yang lebih baik.
"Kondisi Timotius sekarang lebih baik dari hari sebelumnya" kata Michelle yang
memberitahukan ke Sinka dan Rona.
Secara tiba-tiba, Rona melihat aku yang melepas alat bantu pernapasan, dll. Aku melepas
semua alat bantu karena aku seperti diberi tenaga lebih oleh Tuhan.
"Dok dok, liat Timotius" kata Rona dengan kagetnya.
"Timotius, kenapa alat bantunya dilepas?" kata Sinka dan Michelle yang tidak sengaja
berbicara bersama.
"Aku sudah lebih baik kok" kataku.
Saat aku ingin mengambil air minum, tiba-tiba seorang perampok datang dan ingin
menyerang Sinka, Rona, dan Michelle tanpa terus terang. Akupun langsung menghajar
6. perampok yang ingin menyerang Sinka, Rona, dan Michelle. Saat aku melawan perampok
itu, aku mengambil pulpen yang berada di meja tempat aku mengambil air minum. Tetapi,
aku ditusuk oleh perampok itu dengan pisau samurai yang berukuran sedang. Tetapi juga, aku
berhasil menusuk pulpen ke jantung perampok itu dan mati seketika. Seketika itu juga, aku
terjatuh dan Sinka, Rona, dan Michelle menghampiriku.
"Timotius, mengapaaaaaa......... mengapaaaaaaaa?" kata Sinka yang seketika itu juga
menangis dan Rona pun juga menangis.
"Mungkin ini adalah takdir ku untuk hidup sementara, karena aku diberi tugas untuk
melindungi kalian" kataku dengan suara yang semakin pelan dan pandangan yang semakin
kabur.
"Timotius........ Timotius........ sadarlah............ sadarlah.........." kata Michelle yang saat itu
mulai menitihkan air mata yang jatuh ke pipiku.
Akupun hanya berbicara ke Michelle, Sinka, dan Rona "Maafin aku semuaaaaa........" dengan
suara yang sudah pelan dan mataku mulai terpejam.
Seketika itu juga Rona pun mengecek urat nadi ku, dan seketika itu juga dia menangis
kencang.
"Keeekenapa kak?" kata Sinka dengan perasaan sedih sekali.
"Timotius sudah benar meninggal" kata Rona yang menangis semakin kencang.
Seketika itu juga, Michelle memberi nafas buatan ke aku. Tetapi aku tidak terbangun.
Mungkin maksud Tuhan dalam pembicaraan Dia dengan aku adalah kejadian ini. Sekarang
aku benar-benar meninggal, tetapi aku meninggal dengan perasaan tenang, karena aku dapat
melindungi Sinka, Rona, yang kedua kali, dan Michelle dokter cantik yang telah
membantuku.
7. Aku dibawa ke ruang otopsi dan langsung dibawa ke rumah duka. Dirumah duka, banyak
yang menghadiri upacara kematian ku. Sinka, Rona, Michelle, dan teman-teman ku, serta
keluarga besarku. setelah diadakan upacara kematianku, Sinka mencium kening ku dan
berbicara "Terimakasih Timotius, kamu udah nyelamatin aku sama kak Rona lagi" dengan
menitiskan air mata yang jatuh dihidungku. Rona pun juga mencium kening ku dan
membersihkan air mata yang menetes tadi. Michelle pun melihat badan ku yang telah kaku
dipeti mati dan berbicara "Makasih Timotius. karena kamu, aku selamat" dengan perasaan
sedih dan menangis.
Aku dibawa ke tempat pemakaman umum dan dihadiri oleh orang-orang yang datang di
rumah duka dan beberapa teman aku yang berasal dari grup fanbase JKT48.
Aku telah pergi dengan tenang sekarang karena aku dapatt melindungi orang-orang yang aku
sayangi dan aku cintai, walaupun Michelle baru bertemu hanya sementara.
Selamat tinggal Sinka Rona Michelle... I'll be protect you booth...
-TAMAT-By:
@aprino_timotius