Dokumen ini membahas tentang pengolahan limbah pertanian menjadi pakan ternak. Perlakuan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan nilai gizi limbah tersebut adalah perlakuan fisik seperti pengeringan, pemotongan, dan penggilingan; perlakuan kimia menggunakan zat seperti kaustik soda dan asam; serta perlakuan biologi seperti pembuatan silase dan penggunaan enzim. Tujuannya adalah meningkatkan kecernaan
1 of 2
Download to read offline
More Related Content
Leaflet cara pengolahan limbah pertanian menjadi pakan ternak
1. Pengolahan Limbah
Pertanian Menjadi Pakan
Ternak
Disusun Oleh :
Anton Ardiansah, S.Pt
Pengawas Mutu Pakan Muda
PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG
DINAS PETERNAKAN
Jl. Soekarno Hatta No. 168
Telp. (0321) 861784 Fax. (0321) 867163
JOMBANG 61413
Salah satu faktor pembatas pemeliharaan
ternak skala kecil adalah kecukupan pakan.
Pakan hijauan sangat tergantung pada
kondisi alam, pada musim kemarau
peternak umumnya mengalami kekurangan
pakan. Salah satu solusi yang dilakukan oleh
peternak adalah memanfaatkan hasil
samping pertanian menjadi pakan ternak.
Agar dapat memberikan nilai nutrisi yang
optimal maka hasil samping pertanian harus
diberikan perlakuan pengolahan terlebih
dahulu.
Jenis perlakuan yang diterapkan tergantung
pada jenis, asal dan faktor pembatas yang
dikandungnya. Faktor pembatas
pemanfaatan hasil samping pertanian
sebagai pakan ternak meliputi kualitas nutrisi
yang rendah, kandungan serat yang tinggi,
adanya kandungan antinutrisi dan kadar air
bahan yang tinggi.
Perlakuan yang dapat digunakan diantaranya
berupa perlakuan secara fisik, kimia, biologis
serta kombinasi perlakuan fisiko-kimia atau
fisiko-biologis
Perlakuan Fisik
Perlakuan secara fisik pada bahan pakan
berserat tinggi bertujuan untuk merombak
struktur fisik bahan dan memecah matriks
karbohidrat penyusun dinding sel.
Pengeringan
Pengeringan dapat dilakukan pada bahan yang
mengandung kadar air yang tinggi atau
bahan yang mengandung antinutrisi yang
mudah hilang dengan pemanasan, misalnya
kandungan HCN padaumbi kayu.
Pemotongan & Penggilingan
Pemotongan dan penggilingan dapat
memperluas permukaan dan membuka
struktur dinding sel sehingga
memungkinkan bakteri menembus lapisan
pelindung dinding sel serta memperbanyak
2. titik penetrasi enzim sehingga pakan lebih
mudahdicerna.
Pengukusan
Pengukusan bertekanan tinggi mampu
menghancurkan ikatan antara selulosa,
hemiselulosa dan lignin sehingga
meningkatkan kelarutan selulosa dan
hemiselulosa.
Perendaman
Perendaman dengan air atau larutan garam
mampu menghilangkan atau mengurangi
kandungan antinutrisi. Misalnya asam sianida
dalam umbi kayu dan fitat pada kacang-
kacangan.
Perlakuan Kimia
Perlakuan kimia bertujuan untuk meningkatkan
kecernaan dengan cara memecah ikatan
lignin dengan senyawa karbohidrat yang
terdapat pada sel tanaman.
Perlakuan kimiawi dikelompokkan menjadi tiga
yaitu secara alkali, asam dan oksidasi. Bahan
kimia yang sering digunakan adalah kaustik
soda (NaOH), potas (KOH), kalsium hidroksida
(Ca(OH)2), ammonia anhydrase (NH3), larutan
amonia (NH4OH), sulfur dioksida (SO2), asam
sulfat (H2SO4), asam klorida (HCl) dan natrium
klorida (NaCl).
Perlakuan Biologi
Perlakuan biologis bertujuan untuk
mengubah struktur fisik bahan, pengawetan
dan mengurangi kandungan antinutrisi.
Perubahan struktur fisik pada pakan kasar
dilakukan oleh enzim delignifikasi.
Perlakuan secara biologis dilakukan dengan
menggunakan enzim pendegradasi dinding
sel seperti selulase, hemiselulase dan
enzim pemecah lignin, jamur ligninolitik,
bakteri dan jamur rumen.
Salah satu perlakuan biologi yang banyak
dilakukan adalah pembuatan silase. Silase
merupakan suatu produk yang dihasilkan
melalui proses fermentasi terkontrol suatu
bahan berkadar air tinggi. Tujuan utama
pembuatan silase adalah untuk
mengawetkan dan menurunkan antinutrisi
pada suatu bahan pakan.
Proses ensilase meliputi dua fase yaitu fase
aerobik dan fase anaerobik. Pada fase
aerobik terjadi pemanfaatan oksigen oleh
tanaman untuk proses respirasi. Enzim
tanaman dan mikroorganisme memanfaatkan
oksigen dan mengoksidasi karbohidrat mudah
larut menjadi karbondioksida dan panas.
Setelah oksigen yang ada telah habis
digunakan untuk respiras maka bakteri
anaerobik akan berkembang dan memulai
proses fermentasi. Mikroorganisme yang
diharapkan tumbuh dengan cepat adalah
bakteri Lactobacillus penghasil asam laktat
yang berfungsi menurunkan pH. Suasana
asam (ph rendah) akan menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pembusuk.