ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
1 2
Lubang Resapan Biopori
(LRB)
Lubang Resapan Biopori (LRB) adalah lubang silindris
yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan
diameter 10-30 cm, kedalaman sekitar 100 cm atau
tidak melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang
kemudian diisi dengan sampah organik yang
berfungsi untuk menhidupkan mikroorganisme
tanah, seperti cacing. Cacing tanah ini akan
membentuk pori-pori atau terowongan dalam tanah
(biopori) yang dapat mempercepat resapan air ke
dalam tanah secara horizontal.
Lokasi Pembuatan
Lubang Resapan Biopori (LRB) dapat dibuat di dasar
saluran (gbr.1), di dasar alur yang dibuat disekeliling
batang pohon (gbr.2), batas taman (grb.3), paving
block (gbr.4)
Jumlah LRB yang
Disarankan
Setiap lahan 100 m2 jumlah ideal LRB yang dibuat
sebanyak 30 titik dengan jarak antar lubang 0,5 -
1m. Bila lubang yang dibuat berdiameter 10 cm
kedalaman 100 cm, setiap lubang dapat
menampung 7,8 liter sampah organik dari dapur,
berarti tiap lubang dapat diisi sampah organik
dapur 2-3 hari dan akan menjadi kompos dalam
waktu 15-30 hari. Untuk sampah organik dari
kebun (daun dan ranting) dapat menjadi kompos
dalam waktu 2-3 bulan. Hal ini dapat dipercepat
dengan penambahan bioaktiator.
Alat yang diperlukan
Pembuatan LRB akan dipermudah dengan
menggunakan bor tanah yang telah disesuaikan
untuk keperluan peresapan air dengan
pendekatan bioaktivator.
Manfaat dan
Lubang Resapan Biopori (LRB)
adalah teknologi tepat guna
yang bermanfaat untuk
mengurangi genangan air dan
sampah organik. Beberapa
keunggulan LRB: (1) Sistem
pori dan terowongan dalam
tanah yang dibentuk oleh
cacing mampu meresapkan air
lebih cepat. (2) Pemilahan
sampah dari sumber (rumah
tangga) dimana sampah
organik yang dimasukkan ke
dalam LRB dapat menjadi
kompos, sedangkan
Keunggulan
sampah anorganik didaur ulang. (3) Memanfaatkan
peran aktivitas cacing tanah dan akar tanaman. (4)
Mengurangi dampak bencana akibat genangan air
dan tumpukan sampah seperti mewabahnya penyakit
demam berdarah dan malaria. (5) Tersedianya
cadangan air tanah di musim kemarau. (6) Membantu
mengurangi dampak pemanasan global.
BIOPORI
PROSES
PENGOMPOSAN
80-100 cm
AIR
SAMPAH
ORGANIK
10-30 cm
B
A
P TL RH AD KP AR JO IV KINSI D
3.Buat lubang resapan biopori (LRB) di alur air yang
disediakan dengan diameter 10 s.d. 30 cm dan
kedalaman 100 cm (untuk mempermudah
p e m b u a t a n
L R B d a p a t
d i b a n t u
d e n g a n
menambahka
n air ke dalam
lubang yang
sudah dimulai
4.B u a t l u b a n g
berikutnya di alur
air yang sama
dengan jarak
antar lubang 1 s.d.
1,5 m.
1 s.d. 1,5 m
II. PELAKSANAAN
7. Untuk pengamanan sampah organik di dalam
lubang biopori, buat tutup lubang dari kawat
atau dop pipa
yang dibuat
b e r l u b a n g -
lubang agar air
d a n u d a r a
tetap bebas
mengalir.
9. Setelah sampah organik
menjadi pupuk (lebih kurang 45
hari), pupuk dapat
diangkat dengan
m e n g g u n a k a n
a l a t b o r ,
kemudian pupuk
tersebut dipakai
u n t u k
menyuburkan tanaman di sekitar rumah.
10. Jarak terdekat sumur pantek
dengan lubang biopori
adalah 5 meter. )*
8. Upayakan tutup lubang
biopori mudah diangkat dan
d i t u t u p a g a r m u d a h
memasukan sampah organik
ke dalam lubang.
6.Setelah bibir lubang diperkuat, isi lubang biopori
d e n g a n s a m p a h
organik setiap hari,
sampai lubang tersebut
penuh baru pindah ke
lubang yang lain.
5. Setelah kedalaman lubang
biopori mencapai 1 meter,
perkeras bibir lubang dengan
adukan semen atau potongan
pipa paralon dengan ketinggian
maksimum 10 cm.
1. Menjaga lubang tetap terisi sampah
organik dengan cara mengisi sampah
organik.
2. Apabila menggunakan sampah organik
dapur maka setelah + 2 minggu sudah
dapat dimanfaatkan sebagai kompos.
3. Apabila menggunakan sampah kebun
(daun/ranting) setelah + 2 bulan sudah
menjadi kompos.
4. Pengambilan kompos dengan cara
menggunakan alat bor.
1. Siapkan alat bor, tutup
lubang dan pengeras
bibir lubang (pipa
paralon 10 cm atau
adukan semen.
2. Buat alur air menurut kontur teknis (agar air
mengalir secara gravitasi)
I. PERSIAPAN
III. PEMELIHARAAN

More Related Content

Leaflet leaflet biopori

  • 1. 1 2 Lubang Resapan Biopori (LRB) Lubang Resapan Biopori (LRB) adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10-30 cm, kedalaman sekitar 100 cm atau tidak melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang kemudian diisi dengan sampah organik yang berfungsi untuk menhidupkan mikroorganisme tanah, seperti cacing. Cacing tanah ini akan membentuk pori-pori atau terowongan dalam tanah (biopori) yang dapat mempercepat resapan air ke dalam tanah secara horizontal. Lokasi Pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB) dapat dibuat di dasar saluran (gbr.1), di dasar alur yang dibuat disekeliling batang pohon (gbr.2), batas taman (grb.3), paving block (gbr.4) Jumlah LRB yang Disarankan Setiap lahan 100 m2 jumlah ideal LRB yang dibuat sebanyak 30 titik dengan jarak antar lubang 0,5 - 1m. Bila lubang yang dibuat berdiameter 10 cm kedalaman 100 cm, setiap lubang dapat menampung 7,8 liter sampah organik dari dapur, berarti tiap lubang dapat diisi sampah organik dapur 2-3 hari dan akan menjadi kompos dalam waktu 15-30 hari. Untuk sampah organik dari kebun (daun dan ranting) dapat menjadi kompos dalam waktu 2-3 bulan. Hal ini dapat dipercepat dengan penambahan bioaktiator. Alat yang diperlukan Pembuatan LRB akan dipermudah dengan menggunakan bor tanah yang telah disesuaikan untuk keperluan peresapan air dengan pendekatan bioaktivator. Manfaat dan Lubang Resapan Biopori (LRB) adalah teknologi tepat guna yang bermanfaat untuk mengurangi genangan air dan sampah organik. Beberapa keunggulan LRB: (1) Sistem pori dan terowongan dalam tanah yang dibentuk oleh cacing mampu meresapkan air lebih cepat. (2) Pemilahan sampah dari sumber (rumah tangga) dimana sampah organik yang dimasukkan ke dalam LRB dapat menjadi kompos, sedangkan Keunggulan sampah anorganik didaur ulang. (3) Memanfaatkan peran aktivitas cacing tanah dan akar tanaman. (4) Mengurangi dampak bencana akibat genangan air dan tumpukan sampah seperti mewabahnya penyakit demam berdarah dan malaria. (5) Tersedianya cadangan air tanah di musim kemarau. (6) Membantu mengurangi dampak pemanasan global. BIOPORI PROSES PENGOMPOSAN 80-100 cm AIR SAMPAH ORGANIK 10-30 cm B A P TL RH AD KP AR JO IV KINSI D
  • 2. 3.Buat lubang resapan biopori (LRB) di alur air yang disediakan dengan diameter 10 s.d. 30 cm dan kedalaman 100 cm (untuk mempermudah p e m b u a t a n L R B d a p a t d i b a n t u d e n g a n menambahka n air ke dalam lubang yang sudah dimulai 4.B u a t l u b a n g berikutnya di alur air yang sama dengan jarak antar lubang 1 s.d. 1,5 m. 1 s.d. 1,5 m II. PELAKSANAAN 7. Untuk pengamanan sampah organik di dalam lubang biopori, buat tutup lubang dari kawat atau dop pipa yang dibuat b e r l u b a n g - lubang agar air d a n u d a r a tetap bebas mengalir. 9. Setelah sampah organik menjadi pupuk (lebih kurang 45 hari), pupuk dapat diangkat dengan m e n g g u n a k a n a l a t b o r , kemudian pupuk tersebut dipakai u n t u k menyuburkan tanaman di sekitar rumah. 10. Jarak terdekat sumur pantek dengan lubang biopori adalah 5 meter. )* 8. Upayakan tutup lubang biopori mudah diangkat dan d i t u t u p a g a r m u d a h memasukan sampah organik ke dalam lubang. 6.Setelah bibir lubang diperkuat, isi lubang biopori d e n g a n s a m p a h organik setiap hari, sampai lubang tersebut penuh baru pindah ke lubang yang lain. 5. Setelah kedalaman lubang biopori mencapai 1 meter, perkeras bibir lubang dengan adukan semen atau potongan pipa paralon dengan ketinggian maksimum 10 cm. 1. Menjaga lubang tetap terisi sampah organik dengan cara mengisi sampah organik. 2. Apabila menggunakan sampah organik dapur maka setelah + 2 minggu sudah dapat dimanfaatkan sebagai kompos. 3. Apabila menggunakan sampah kebun (daun/ranting) setelah + 2 bulan sudah menjadi kompos. 4. Pengambilan kompos dengan cara menggunakan alat bor. 1. Siapkan alat bor, tutup lubang dan pengeras bibir lubang (pipa paralon 10 cm atau adukan semen. 2. Buat alur air menurut kontur teknis (agar air mengalir secara gravitasi) I. PERSIAPAN III. PEMELIHARAAN